Saturday, June 16, 2012

The Hurt Locker (2008)

Alur Cerita

Film dibuka dengan kutipan dari "War Is a Force That Gives Us Meaning", sebuah buku terlaris tahun 2002 karya seorang jurnalis perang bernama Chris Hedges: "The rush of battle is often a potent and lethal addiction, for war is a drug.".

Pada tahun 2004, beberapa tentara AS dari unit Penjinak Bom (EOD) yang dipimpin oleh Staf Sersan Matthew Thompson (Guy Pearce), sedang melakukan sebuah misi rotasi dari Bravo Company di Baghdad. Tim menggunakan sebuah robot militer yang dikendalikan dengan remote control untuk mencari Bom Pinggir Jalan (IED). Salah satu anggota tim, Sersan JT Sanborn (Anthony Mackie), kemudian menemukan IED yang telah disembunyikan di kantong sampah. Ketika Sanborn dan seorang Spesialist bernama Owen Eldridge (Brian Geraghty) mencoba untuk menjinakkan bom dengan menggunakan detonator, salah satu roda gerobak kecil yang digunakan untuk membawa alat pemicu ledakan tersebut lepas. Thompson pun memutuskan untuk menjinakkan bom tersebut sendirian. Setelah menempatkan detonator pada bom, dia mulai berjalan pergi, namun seorang pria yang tak di kenal telah meledakan bom dengan menggunakan sebuah ponsel, yang menewaskan Thompson sebelum dapat mencapai jarak yang aman.

Beberapa waktu kemudian, Sersan Kelas Pertama bernama William James (Jeremy Renner), seorang veteran perang yang telah teruji, tiba sebagai pimpinan baru unit EOD selama tahap awal pasca invasi Irak tahun 2004 untuk menggantikan Thompson. Namun cara yang tidak konvesional dari sikap kepemimpinan James dianggap Sanborn dan Eldridge terlalu sembrono, di mana dia tidak mau menggunakan robot militer sebelum menjinakkan bom, yang membuat ketegangan bagi tim. Seperti ketika mereka ditugaskan untuk menghancurkan beberapa bahan peledak di daerah gurun terpencil, James nekad kembali ke situs detonasi untuk mengambil sarung tangannya. Sanborn yang kesal, secara terbuka merenungkan untuk membunuhnya dengan sengaja memicu ledakan, namun ia tidak melakukan hal itu.

Mereka bertiga kemudian kembali ke marksasnya di Camp Victory yang berada di sekitar Baghdad International Airport (BIAP), di mana tim menemukan sebuah mobil mogok akibat ban bocor beserta lima orang bersenjata dengan memakai pakaian Arab. Setelah bertemu mereka dengan penuh ketegangan, kelima orang tersebut -- Chris (Barrie Rice), Jimmy (Sam Redford), Charlie (Sam Spruell), Feisal (Feisal Sadoun), beserta pemimpinnya (Ralph Fiennes) -- mengungkapkan bahwa diri mereka sebagai tentara bayaran dari Kontraktor Militer Swasta, di mana mereka telah menangkap dua orang tahanan yang diduga sebagai anggota dari 'kartu' permainan pemimpin Irak yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) oleh Departemen Pertahanan AS. Mereka semua tiba-tiba di kepung oleh kelompok dengan senjata api. Ketika para tahanan berusaha untuk kabur, pemimpin tentara bayaran tiba-tiba ingat hadiah untuk menangkap mereka "hidup atau mati", sehingga dia menembak mereka berdua. Namun para tentara bayaran kemudian terbunuh oleh penembak jitu musuh. Sanborn dan James kemudian meminjam Barrett untuk dikirim kepada tiga penyerang, sementara Eldridge membunuh penyerang keempat.

Selama serangan di gudang, James menemukan mayat seorang anak laki-laki yang telah di operasi dan ditanami dengan bom yang tidak meledak. Dia menduga anak tersebut bernama Beckham (Christopher Sayegh), seorang anak muda Irak penjual DVD palsu yang sebelumnya sempat berteman dengannya. Selama evakuasi, Letnan Kolonel John Cambridge (Christian Camargo), dari kamp psikiater dan juga teman Eldridge, tewas dalam ledakan. Eldridge menyalahkan dirinya atas kematian sang Kolonel. Ketika James meninggalkan kompleks militer untuk mencari orang yang bertanggung jawab atas kematian Beckham, dia menyusup ke rumah seorang profesor Irak bernama Navid (Nabil Koni), namun pencariannya tidak menemukan apa-apa dan akhirnya ia pergi ketika di usir oleh istri profesor (Nibras Qassem).

Dipanggil untuk menyelidiki sebuah ledakan tangki minyak yang telah memakan banyak korban, James memutuskan sendiri untuk mencari gerilyawan yang bertanggung jawab atas ledakan tersebut, yang sebenarnya bukan tugas dari tim-nya. Dia menebak bahwa mereka masih berada di luar radius ledakan. Sanborn protes, namun ketika James memimpin keluar untuk melakukan menyergapan, ia dan Eldridge memutuskan untuk mengikuti, yang sebenarnya enggan untuk bergabung. Setelah mereka berpencar, Eldridge ditangkap oleh dua orang gerilya. James dan Sanborn dapat menyelamatkannya, namun juga tak sengaja menembak kaki Eldridge.

Tim James kembali dipanggil untuk misi lain di dua hari terakhir mereka bertugas, di mana seorang warga sipil Irak yang tidak bersalah telah memiliki rompi bom yang terikat di dadanya. James mencoba memotong gembok dengan alat pemotong besi untuk melepas rompi, namun gembok terlalu banyak, dan dia terpaksa meninggalkan pria tersebut terbunuh ketika bom meledak. Sanborn menjadi frustasi dan mengaku kepada James bahwa ia tidak bisa lagi meneruskan misi ini, dan ingin kembali ke rumah dan memiliki seorang putra.

Setelah rotasi Bravo Company berakhir, James kembali ke rumah untuk istrinya, Connie (Evangeline Lilly), beserta anak bayi mereka. Namun, kebosanan terhadap kehidupan sipil yang rutin dan monoton membuatnya menjadi depresi. Suatu malam, James mengaku di depan anaknya bahwa hanya ada satu hal istimewa yang dia sukai dalam hidupnya. Tak lama kemudian, dia mulai melakukan perjalanan tugasnya kembali untuk melayani unit EOD lain.

Taken (2008)

Alur Cerita

Seorang agen CIA yang sangat terampil, Bryan Mills (Liam Neeson), memutuskan pensiun dari tugasnya demi untuk menghabiskan waktu lebih banyak dengan putri semata wayangnya, Kimmy (Maggie Grace). Dia sering tidak ada di rumah karena bepergian, yang membuatnya menjadi ayah yang jauh dan juga menyebabkan perceraiannya dengan Lenore (Famke Janssen), yang sekarang menjadi mantan istrinya. Mengetahui Kim ingin menjadi penyanyi, Bryan membelikannya sebuah alat karaoke yang mahal untuk ulang tahunnya yang ke-17, hanya untuk dikalahkan dengan hadiah seekor kuda yang diberikan oleh ayah tirinya yang kaya, Stuart (Xander Berkeley).

Mantan rekan Bryan, Sam (Leland Orser), kemudian mempekerjakannya untuk membantu menjaga keamanan konser dari diva pop favorit Kim bernama Sheerah (Holly Valance). Dan ketika di Backstage, Bryan menceritakan kepada Sheerah tentang ambisi putrinya, namun sang diva hanya menepisnya dengan mengatakan: "Bilang pada putrimu untuk memilih karier lain." Setelah konser selesai, segerombolan penggemar meledak melalui gerbang yang terbuka, Bryan menyelamatkan Sheerah dari salah seorang yang mencoba menyerangnya dengan pisau dan segera membawanya pergi ke rumahnya. Dia kemudian menawarkan untuk membantu Kim sebagai ucapan terima kasih kepada Bryan karena telah menyelamatkan hidupnya.

Di hari berikutnya ketika makan malam, Lenore meyakinkan Bryan untuk mengijinkan Kim melakukan liburan ke Paris bersama temannya, Amanda (Katie Cassidy). Bryan enggan menyetujuinya, karena dia tahu bagaimana berbahayanya berada di negara asing ketika sendirian. Namun akhirnya Lenore dapat membujuknya, di mana Bryan memberikan persyaratan kepada putrinya untuk memberinya alamat dan telepon tempat tinggalnya di Paris. Di bandara, Bryan menemukan bahwa Kim tak hanya berniat pergi ke Paris, tapi juga untuk mengikuti tur U2 di Eropa. Lenore segera mengatakan kepada Bryan bahwa dia sudah mengetahui hal itu, dan dia harus membiarkan anaknya pergi.

Setelah tiba di Paris, Kim dan Amanda bertemu dengan seorang pria muda tampan bernama Peter (Nicolas Giraud), yang menawarkan untuk mengambil gambar mereka dan berbagi taksi dengannya. Peter kemudian berhasil membujuk mereka untuk mengajaknya pergi ke pesta dan belajar di mana mereka tinggal. Setelah itu, dia diam-diam menelepon beberapa orang dan memberitahu tentang keberadaan dua gadis tersebut.

Di malam hari ketika Bryan menelepon putrinya, Kim melihat beberapa pria memasuki apartemen yang ditempatinya dan telah menculik Amanda. Bryan segera merekam panggilan tersebut dan menyuruh putrinya untuk bersembunyi di bawah tempat tidur. Kim segera diraih oleh salah satu penculik, namun dia berhasil mengatakan kepada ayahnya tentang ciri-ciri penculik sebelum dia sendiri dibawa mereka pergi. Bryan segera mengirim rekaman kepada Sam untuk dianalisis, di mana Sam mengatakan bahwa Kim dan Amanda telah diculik oleh anggota Mafia Albania, yang mengkhususkan penculikan para remaja untuk diperdagangkan sebagai pelacur. Bryan dan Lenore juga diberitahu bahwa jika Kim tidak diselamatkan dalam waktu 96 jam, dia mungkin tidak akan pernah ditemukan lagi.

Bryan segera terbang ke Paris dengan menggunakan koneksi dari Stuart, dan setelah sampai di sana, dia menerobos masuk ke dalam apartemen yang ditempati putrinya. Dia kemudian menemukan sebuah refleksi dari gambar Peter yang terekam di foto yang ada di kartu memori ponsel Kim, dan segera kembali ke bandara di mana di sana dia menemukan Peter yang sedang menarik korban lain. Brian pun menyerang dan memukulinya secara brutal hingga dia sendiri diserang oleh rekan Peter. Brian dapat mengalahkan orang tersebut, namun Peter berhasil lolos. Dia segera mengejarnya dan Peter melompat dari jembatan hanya untuk terbunuh oleh sebuah truk yang sedang lewat.

Bryan kemudian mencari bantuan dari teman lamanya, Jean-Claude (Olivier Rabourdin), seorang mantan agen lapangan yang sekarang menjadi Deputi Direktur Keamanan Internal di Perancis. Jean-Claude dapat memberitahu Bryan di mana dia harus memulai mencari putrinya, namun juga memperingatkannya untuk tidak membuat kekacauan. Bryan lalu bertemu seorang penerjemah bernama Gregor (Goran Kostic) dan berbicara dengan seorang wanita pelacur di jalanan, yang hanya untuk diintimidasi oleh bosnya bernama Anton (Radivoje Bukvic). Dengan bantuan Gregor, Bryan segera menuju sebuah rumah bordil yang ada di lokasi konstruksi, dan di sana dia menemukan jaket milik putrinya pada salah satu gadis yang menjadi korban praktik prostitusi. Bryan membawa gadis bersamanya setelah berhasil menewaskan beberapa penjaga di tempat tersebut termasuk Anton.

Gadis tersebut kemudian memberitahu Bryan alamat di mana ia bertemu dengan Kim. Di alamat itulah, Bryan beraksi dengan berpura-pura menjadi seorang polisi korup yang ingin mencari suap. Setelah transaksi singkat, Bryan dapat mengidentifikasi pria yang sebelumnya pernah berbicara dengannya di telepon adalah Marko (Arben Bajraktaraj). Di tempat Marko, Bryan menemukan beberapa gadis yang di tawan termasuk Amanda, yang telah meninggal karena overdosis. Marah dengan apa yang ia lihat, Bryan segera menyiksa Marko menggunakan kursi listrik di ruang bawah tanah. Meskipun awalnya meludahi wajah Bryan, Marko akhirnya mengatakan kepadanya bahwa Kim telah dijual kepada seorang pria bernama St-Clair (Gérard Watkins). Puas dengan informasi yang didapat, Bryan segera membunuhnya dan keluar meninggalkan tempat tersebut.

Bryan lalu tiba-tiba muncul untuk makan malam bersama Jean-Claude dan istrinya, Isabelle (Camille Japy), di mana ia menemukan bahwa Jean-Claude tahu hal-hal yang tidak dia katakan kepadanya. Jean-Claude mencoba untuk menembaknya, namun Bryan sebelumnya telah mengosongkan pistolnya. Bryan kemudian menembak Isabelle di bahunya, dan mengancam akan membunuhnya jika Jean-Claude tidak memberitahu keberadaan St-Clair. Setelah diberitahu, Bryan segera menuju tempat St-Clair dengan menggunakan kartu identitas Jean-Claude. Di sana dia melumpuhkan beberapa penjaga untuk menuju lantai bawah yang digunakan sebagai tempat pelelangan para gadis, dan Kim adalah gadis terakhir yang dijual. Bryan memaksa seorang penawar Arab dengan todongan senjata untuk membeli, namun dia segera tertangkap. Ketika St-Clair belajar siapa Bryan, dia segera memerintahkan anak buahnya untuk membunuhnya, namun Bryan dapat mengatasi semua itu dan berbalik menyiksa St-Clair.

Setelah dapat menyelamatkan putrinya, Bryan segera membawanya kembali di Los Angeles. Dia kemudian memberi kejutan kepada Kim, dengan membawanya mengunjungi Sheerah, untuk belajar menyanyi secara pribadi.

Centurion (2010)

Alur Cerita

Pada tahun 117 M, kekaisaran Romawi berdiri dari padang pasir Afrika hingga lautan Kaspia, namun barisan depan yang terjauh dan belum di taklukan adalah Inggris Utara. Di tanah tanpa ampun inilah, pasukan Romawi alami perlawanan kuat dari orang-orang yang di kenal sebagai Picts, penduduk asli dari dataran tinggi Skotlandia. Suku Picts yang di bawah kepemimpinan raja mereka, Gorlacon (Ulrich Thomsen), menggunakan taktik Guerrilla dan telah menaklukkan pos-pos pasukan Romawi satu persatu. Prajurit Romawi bernama Quintus Dias (Michael Fassbender) adalah satu-satunya yang selamat dari serangan tersebut. Meski sempat ditawan oleh Vortix (Dave Legeno) dari suku Picts, namun Dias bisa melarikan diri. Sementara itu, Agricola (Paul Freeman), seorang gubernur yang terlibat dalam penaklukan Romawi di Britania tersebut, ingin memperoleh bantuan dengan pemerintah pusat dan berharap mencari jalan untuk kembali ke Romawi dengan aman. Dia pun mengirimkan pasukan dari Legiun Ke-9 ke garis depan di bawah komando seorang jendral bernama Titus Flavius Virilus (Dominic West), dengan perintah untuk membasmi ancaman para Pict. Dalam pasukan itu, terdapat seorang pencari jejak bernama Etain (Olga Kurylenko), yang akan membawa pasukan menuju lokasi persembunyian suku Picts.

Saat pasukan tiba di Utara, mereka menemukan Dias yang dikejar oleh tiga orang anak buah Gorlacon. Setelah membunuh ketiga orang tersebut dan menyelamatkan Dias, Virilus belajar bahwa ayah Dias adalah seorang gladiator yang terkenal, yang memenangkan pertarungan agar dapat memperoleh kebebasannya. Dias segera bertemu dan berteman dengan dua perwira Romawi di Legiun Ke-9; seorang veteran bernama Bothos (David Morrissey) dan seorang prajurit muda bernama Thax (JJ Feild).

Namun pasukan tidak tahu bahwa mereka sebenarnya dijebak oleh Etain, yang tak lain adalah anggota suku Picts. Etain ternyata sangat membenci kekaisaran Romawi, karena mereka yang telah menjadikannya tidak dapat bicara, juga yang telah memusnahkan desanya dan membunuh kedua orangtuanya. Dalam penyergapan tersebut, suku Picts akhirnya dapat menghabisi Legiun Ke-9 dan telah menangkap Virilus. Belajar bahwa jendralnya telah ditawan, Dias, Bothos dan Thax, beserta empat korban lainnya -- seorang veteran bernama Brick (Liam Cunningham), dua prajurit Yunani-Romawi bernama Macros (Noel Clarke) dan Leonidas (Dimitri Leonidas), serta seorang juru masak dari pegunungan Hindu Kush bernama Tarak (Riz Ahmed) -- segera berangkat untuk membebaskannya. Setelah melakukan perjalanan beberapa hari, mereka akhirnya dapat menemukan pemukiman suku Picts namun gagal untuk membebaskan Virilus, di mana sang jendral menyuruh mereka untuk meninggalkannya dan segera kembali ke Romawi. Keesokan paginya, Virilus akhirnya terbunuh setelah dia dipaksa untuk bertarung dengan Etain.

Mereka semua pun berupaya kembali ke Romawi. Sementara Etain, Vortix, beserta delapan orang dari suku Picts dikirim untuk membunuh mereka. Tarak kemudian terbunuh sebelum ia bisa melompat ke sungai dari atas tebing, sedangkan Macros, bersama dengan Thax terpisah dari yang lainnya hingga dia sendiri tewas ketika berusaha lari dari kejaran seekor serigala yang menyerangnya. Ketika Dias dan kelompoknya mendirikan sebuah kamp untuk bermalam, hanya untuk menyadari bahwa kelompok Etain juga telah mendirikan kamp di dekatnya. Dias dan Brick pun memutuskan untuk menyerang mereka dan berhasil membunuh tiga orang dari suku Picts. Ketika keduanya kembali, mereka menemukan bahwa Etain telah membunuh Leonidas dan melukai Bothos.

Mereka kemudian melanjutkan perjalanan dan menemukan sebuah gubuk yang ditinggali oleh Arianne (Imogen Poots), seorang wanita dari suku Picts yang telah di usir karena dituduh sebagai dukun, yang kemudian berteman dengannya. Ketika Etain tiba di hari berikutnya, Arianne menghadapinya sementara ketiga prajurit Romawi bersembunyi di bawah papan lantai. Keesokan paginya, mereka bertiga meninggalkan Arianne, yang sebelumnya telah mengembangkan sebuah hubungan dengan Dias, memberikan mereka makanan tambahan untuk melakukan perjalanan menuju pos pasukan Romawi lainnya yang ada di dekatnya.

Setibanya di sana, mereka merasa ditinggalkan oleh pasukan, dan belajar bahwa pasukan Romawi telah mundur untuk membentuk garis pertahanan baru di Selatan atas perintah dari Kaisar Hadrian. Ketika mereka melihat Etain dan kelompoknya juga tiba di sana, mereka segera mendirikan posisi defensif di dalam pos. Setelah berjuang sekuat tenaga, ketiga prajurit Romawi ini akhirnya berhasil memusnahkan mereka semua, namun Brick terbunuh dengan tombak yang sebelumnya dilemparkan oleh Etain sebelum mati.

Ketika mereka mendirikan kamp untuk bermalam, Dias dan Bothos akhirnya bertemu kembali dengan Thax, dan ketiganya segera meneruskan perjalanan. Setelah mencapai garis pertahanan baru yang dibuat oleh pasukan Romawi, Thax mengancam Dias, yang mengatakan bahwa dia akan melaporkan kejahatannya. Keduanya pun bertarung dan Dias berhasil mengalahkannya. Sementara Bothos yang mencoba untuk memasuki gerbang, dia terbunuh oleh prajurit Romawi yang keliru menganggapnya sebagai orang dari suku Picts. Di sana Dias kemudian melaporkan pemusnahan dari Legiun Ke-9 kepada gubernur. Tak ingin kembali ke Romawi dengan membawa berita kegagalan pasukannya, Agricola bersama dengan tiga jenderal dari Romawi -- Antoninus (Michael Carter), Tesio (Tom Mannion) dan Cassius (Peter Guinness) -- akhirnya memutuskan untuk merahasiakan tentang nasib dari Legiun Ke-9 tersebut untuk umum, dan berencana untuk membunuh Dias.

Putri gubernur bernama Druzilla (Rachael Stirling), kemudian dipercaya untuk membunuh Dias, namun Dias mengetahui hal itu dan dia berhasil menggagalkannya. Dias menghadapkan Druzilla dan segera belajar bahwa mereka ingin mengubur kebenaran tentang kematian Jenderal Virilus dan nasib dari Legiun Ke-9 bersama dengan dirinya. Mengetahui hal itu, Dias segera melarikan diri menuju gubuk Arianne di hutan.

Ironclad (2011)

Alur Cerita

Di Inggris pada tahun 1215, selama 16 tahun dalam pemerintahan Raja Yohanes (Paul Giamatti), seorang raja yang telah memungut pajak yang tinggi dan juga telah meniduri istri para Baron (Bangsawan). Para Baron akhirnya memberontak dan raja pun terjebak dalam perang sipil berdarah yang berlangsung lebih dari tiga tahun, hingga kedua pasukan pun berjatuhan. Saat itulah, Ksatria Templar dilibatkan dan dengan bantuan mereka sang raja beserta pasukannya akhirnya dapat dikalahkan. Namun raja Inggris ini masih dapat berkuasa dengan satu syarat, ia harus menandatangani Magna Carta, sebuah piagam di mana hak asasi rakyat dikembalikan sehingga dapat membatasi kekuatan kerajaan.

Tak lama kemudian, Raja Yohanes telah mengingkari janjinya dan mulai mengeksekusi siapapun yang telah mendukung Magna Carta, termasuk akan membalas dendam terhadap para baron yang mempermalukan dirinya. Dia kemudian merekrut pasukan tentara bayaran dari Denmark dengan berjanji kepada pimpinan mereka, Tiberius (Vladimir Kulich), bahwa Paus akan menetapkan para misionaris keluar dari Denmark.

Seorang kepala biara bernama Markus (Marcus Hoyland), membawa tiga prajurit Templar yang telah mengambil sumpah diam untuk mencari tempat berlindung dari badai di kastil milik Baron Darnay (David Melville) pada perjalanan menuju gereja Canterbury. Markus kemudian berbicara dengan Thomas Marshall (James Purefoy), salah satu Ksatria Templar dan berjanji akan membebaskan Marshall dari Dewan Templar setelah mereka tiba di Canterbury. Keesokan paginya, Raja Yohanes tiba dengan para prajurit Denmark dan menyerbu Kastil Darnay, di mana dia telah memerintah orang Denmark untuk menggantung Darnay, dan juga memotong lidah Markus ketika ia mencoba untuk campur tangan. Marshall dan dua ksatria lainnya akhirnya melawan para tentara Denmark, di mana Marshall berhasil melarikan diri dari kastil dengan membawa Markus, sementara dua ksatria lainnya gugur. Setelah itu, si kepala biara meninggal karena luka-lukanya dan Marshall pun melanggar sumpahnya untuk berdiam diri sambil berjanji bahwa pengorbanannya tidak akan sia-sia.

Ketika tiba di gereja Canterbury, Marshall bertemu dengan Uskup Agung Stephen Langton (Charles Dance) dan seorang mantan prajurit yang sekarang sudah menjadi pedagang katun, Baron William de Albany (Brian Cox). Langton kemudian mengungkapkan bahwa Paus telah memihak kepada Raja Yohanes dan bahwa ia sendiri dikucilkan karena telah menulis Magna Carta. Ketiganya pun setuju untuk menghentikan raja, dan untuk melakukannya adalah dengan mengambil alih Kastil Rochester, tempat strategis yang mendominasi rute selatan Inggris.

Albany kemudian membujuk empat mantan anak buahnya -- Marks (Mackenzie Crook), Wulfstan (Rhys Parry Jones), Becket (Jason Flemyng) dan Coteral (Jamie Foreman) -- untuk bergabung dengannya, termasuk seorang pengawal muda bernama Guy (Aneurin Barnard). Ketujuh orang ini akhirnya berangkat ke Kastil Rochester di mana mereka menemukan enam tentara dari pasukan Denmark sudah berada di sana. Kubu Albany pun bertempur dan membunuh para pengintai Denmark, dan kemudian mengambil alih kastil dari Baron Cornhill (Derek Jacobi) atas nama pemberontak. Ketika pasukan Raja Yohanes tiba untuk mengepung kastil, para pemberontak berhasil memukul mundur serangan mereka.

Dalam serangan selanjutnya, kubu Denmark telah membangun sebuah menara penyerangan, namun para pemberontak dapat menghancurkannya hingga Becket tewas dalam penyerangan tersebut. Setelah kejadian itu, Raja tidak muncul kembali hingga musim telah berganti, di mana penghuni kastil telah dilanda kelaparan. Marshall kemudian meninggalkan kastil di malam hari dan mencuri makanan dari kamp Raja, yang membuatnya dikejar oleh para tentara Denmark dan akhirnya berhasil kembali ke kastil. Setelah beberapa bulan berada disana, Marshall akhirnya melanggar sumpahnya sebagai Ksatria Templar akibat kedekatannya dengan istri Cornhill, Putri Isabel (Kate Mara).

Tiberius yang mendapatkan tekanan dari Raja Yohanes untuk menaklukkan benteng Rochester, dia dan pasukannya kembali membuat penyerangan dan sebagian dari mereka berhasil menyelinap masuk sebelum fajar untuk membuka gerbang benteng dari dalam. Mereka pun menyebabkan kekacauan di dasar benteng sementara yang lainnya melakukan pembantaian terhadap garnisun. Selama penyerangan inilah, Albany terluka dan Marshall yang kembali mengenakan perlengkapan perangnya melawan para tentara Denmark, menghemat waktu bagi para korban untuk kembali ke benteng.

Albany diseret sebelum Raja memaksanya untuk menyaksikan tangan dua orang tahanan dipotong, dan setelah menentangnya untuk menyerah, ia mengalami nasib yang sama dan kemudian dibunuh. Belajar dari kejadian itu, Cornhill mencoba untuk menyerah namun setelah dihentikan oleh Guy, dia menuju lantai kamar tidurnya untuk melakukan bunuh diri sebagai gantinya. Serangan terakhir pun kembali dilakukan, di mana Raja menyuruh para prajurit Denmark untuk menggali tambang bawah kastil dengan menggunakan beberapa ekor babi yang dibakar untuk memberikan panas.

Dalam serangan terakhir tersebut, para pemberontak terbunuh kecuali Guy, Isabel, dan Marshall yang pingsan oleh puing-puing reruntuhan. Guy keluar untuk bertempur di mana dia bertemu Tiberius dan hampir tewas sebelum Marshall yang telah sadar turut campur. Marshall menantang Tiberius untuk berduel, dan dia akhirnya dapat membunuh kapten pasukan Denmark tersebut setelah pertarungan yang melelahkan. Suara terompet tanduk kemudian terdengar dari kejauhan saat para tentara Perancis tiba untuk bergabung dengan para pemberontak, di mana Yohanes dan para pasukan Denmark yang tersisa melarikan diri dengan panik. Marshall akhirnya bertemu dengan Pangeran Louis dan Uskup Agung Langton di pintu gerbang istana, yang mengatakan bahwa ia sekarang bebas dari Dewan Templar. Mengakui Pangeran Louis sebagai raja baru Inggris, Marshall pergi mengendarai kuda dengan Isabel.

Film berakhir saat epilog yang menjelaskan bahwa dalam pelariannya, Raja Yohanes meninggal karena disentri. Dan seiring waktu berlalu, benteng Rochester masih berdiri sampai sekarang, begitu juga mimpi mulia Magna Carta.

Monday, June 4, 2012

The Thing (2011)

Kelihatannya tren film lawas dibuat kisah baru setelah rentang waktu yang sangat lama masih berlanjut pada 2011. Apabila sebelumnya kisah-kisah yang ada merupakan sekuel dari kisah sebelumnya, dalam The Thing, kisah yang ada merupakan prekuel dari film berjudul sama yang rilis 29 tahun sebelumnya. Berhubung rentang waktu yang sangat lama dan bersetingkan sebelum kejadian versi tahun 1982, tidak ada satupun pemain film pertamanya yang dipanggil kembali untuk memerankan salah satu karakter penting, termasuk aktor utamanya, Kurt Russell.

Film arahan sutradara asal Belanda Matthijs van Heijningen Jr. ini sendiri bukanlah film daur ulang pertama yang mengangkat kisah tentang alien yang diadaptasi dari novel fiksi ilmiah yang diterbitkan pada 1938 berjudul Who Goes There? buah pena John W. Campbell, Jr. ini. The Thing versi 1982 yang merupakan arahan sutradara John Carpenter merupakan daur ulang dari film berjudul The Thing from Another World (1951) arahan sutradara Christian Nyby. Dalam film versi tahun 2011 yang naskahnya dikerjakan oleh Eric Heisserer ini menjadi debut layar lebar bagi van Heijningen Jr., di mana sebelumnya sineas yang akrab disapa De Zoon Van ini baru menggawangi sebuah film pendek dan sebuah film direct to video.

Film yang diperkirakan menghabiskan dana sebesar $38 juta untuk biaya produksinya ini melakukan sebagian besar proses pengambilan gambar di Pinewood Toronto Studios, Kanada pada 22 Maret 2010 hingga 28 Juni 2010. Film ini memang tetap mengusung nuansa yang sama dengan versi tahun 1982. Alur kisah yang ditawarkan sebenarnya sangat sederhana dan lebih bertumpu pada ketakutan dan ketidakpastian di antara para karakter yang dimainkan oleh Mary Elizabeth Winstead, Joel Edgerton, Ulrich Thomsen, Adewale Akinnuoye-Agbaje, serta Eric Christian Olsen ini.

Tak ada yang istimewa dari sisi akting mereka, begitu juga dengan naskah yang mendasarinya. Yang cukup menarik mungkin adalah keputusan untuk mempertahankan nuansa versi John Carpenter. Agar visualisasi alien yang ada pada film yang diproduseri oleh Marc Abraham bersama Eric Newman ini tidak terlalu berbeda dengan versi orisinalnya, penerapan teknologi tradisional untuk menciptakan spesial efek makhluk yang diinginkan digunakan dalam semua adegan yang memungkinkan. Dirilis pada tanggal 12 Oktober 2011, film yang didistribusikan oleh Universal Pictures ini 'hanya' berhasil meraup pendapatan sebesar $27,428,670 dari peredarannya di seluruh dunia.

Alur Cerita

Pada tahun 1982, sebuah pesawat luar angkasa ditemukan di bawah es Antartika oleh sekelompok ilmuwan asal Norwegia: Edvard Wolner (Trond Espen Seim), Jonas (Kristofer Hivju), Olav (Jan Gunnar Røise), Karl (Carsten Bjørnlund), Juliette (Kim Bubbs), Lars (Jørgen Langhelle), Henrik (Jo Adrian Haavind), Colin (Jonathan Lloyd Walker) dan Peder (Stig Henrik Hoff). Setelah itu, seorang pakar paleontologi bernama Kate Lloyd (Mary Elizabeth Winstead) kemudian direkrut oleh Dr. Sander Halvorson (Ulrich Thomsen) untuk menyelidiki penemuan tersebut. Bersama asistennya; Adam Finch (Eric Christian Olsen), Sander kemudian membawa Kate dalam perjalanan ke pangkalan dengan menggunakan helikopter yang diawaki oleh tiga veteran dari Perang Vietnam; Carter (Joel Edgerton), Derek (Adewale Akinnuoye-Agbaje) dan Griggs (Paul Braunstein). Selain pesawat ruang angkasa, tim juga telah menemukan alien yang sepertinya terkubur hidup-hidup dalam es.

Sebuah eksperimen yang mereka lakukan ternyata malah membangkitkan makhluk dari luar angkasa tersebut, yang telah keluar dari es dan kabur dari kamp mereka. Tim kemudian disiagakan untuk mencarinya dan menemukan bahwa alien telah membunuh anjing milik Lars. Olav dan Henrik pun dapat menemukan makhluk tersebut yang kemudian menyerang dan membunuh Henrik. Sisa dari kelompok pun datang dan membakar makhluk yang sama sekali tak bersahabat itu hingga mereka belajar bahwa jaringan sel-selnya masih hidup dan dapat meniru jaringan sel-sel Henrik ketika di otopsi.

Derek, Carter, Griggs dan Olav bersiap meninggalkan kamp dengan helikopter untuk mencari bantuan, sementara Kate menemukan logam berdarah, yang adalah gigi tambalan dekat kamar mandi yang berlumuran darah. Dia pun segera berjalan keluar untuk menurunkan bendera helikopter agar membatalkan kepergiannya. Ketika helikopter mencoba untuk mendarat, Griggs berubah menjadi makhluk menyeramkan dan segera menyerang Olav, hingga menyebabkan helikopter jatuh di pegunungan, dan nampaknya membunuh mereka semua. Ketika Kate kembali ke kamar mandi, dia menemukan darah telah dibersihkan. Tim kemudian setuju untuk pergi ke pangkalan dasar mencoba untuk menemukan bantuan, namun Kate menghadapi mereka dengan teorinya bahwa makhluk tersebut dapat meniru mereka, dan kemungkinan besar sudah melakukannya, namun tim tak mempercayainya. Beberapa saat kemudian, Juliette mengatakan kepada Kate kalau dia baru saja melihat Colin datang dari kamar mandi, keduanya pun segera mengamankan kunci kendaraan untuk mencegah yang lainnya meninggalkan kamp. Sementara Kate mencari kunci, Juliette berubah wujud menjadi alien dan segera menyerangnya. Namun Kate dapat melarikan diri, di mana dia melewati Karl, pada siapa makhluk tersebut memangsa sebagai gantinya. Lars tiba dengan membawa penyembur api dan segera membakar alien tersebut.

Carter dan Derek kembali ke kamp, namun tim tak percaya bahwa mereka bisa selamat dalam kecelakaan. Kate kemudian memiliki ide untuk mengisolasi mereka berdua sampai uji sampel dapat disiapkan untuk memeriksa mereka apakah masih sebagai manusia. Adam dan Sander pun mengerjakan pengujian, namun laboratorium menjadi hancur oleh sabotase ketika keduanya pergi keluar. Kate mengusulkan pengujian lain; percaya bahwa alien tidak bisa meniru material anorganik, dia memeriksa tim dan single keluar bagi mereka yang tidak memiliki gigi tambalan dari logam: Sander, Edvard, Adam, dan Colin. Lars dan Jonas pergi keluar untuk membawa Carter dan Derek untuk diperiksa, namun mereka menemukan keduanya telah lolos. Saat Lars bersandar di dalam gedung untuk mencarinya, ia diraih dan tertarik ke dalam gedung. Kelompok kemudian mendengar Carter dan Derek membobol gedung dan bergegas untuk mencegat mereka. Edvard menekankan Peder untuk membakar keduanya, namun Derek yang sekarang telah memiliki pistol, menembaknya beberapa kali dan menewaskan Peder serta memecahkan tangki gas penyembur api yang dibawanya. Bahan bakar tersebut akhirnya menyebabkan ledakan yang membuat Edvard tak sadarkan diri. Sementara sedang diobati, Edvard berubah menjadi alien, menginfeksi Jonas dan membunuh Derek sebelum mengasimilasi Adam. Kate membakar Jonas dan Derek yang sudah terinfeksi sebelum dia sendiri bersama Carter mengejar alien. Selama pencarian mereka, Sander ditemukan dan telah terinfeksi. Setelah mereka berpisah, makhluk luar angkasa tersebut dapat menyudutkan Carter di dapur, namun Kate segera tiba dan membakarnya sebelum dapat menyerangnya. Dia dan Carter melihat Sander berupaya pergi dari kamp dan mereka mengejarnya dengan menggunakan sisa kendaraan snowcat mereka, dengan tujuan agar dia tidak menularkan terhadap orang lain.

Mereka tiba di pesawat ruang angkasa yang sekarang menjadi aktif. Kate jatuh ke pesawat dan terpisah dari Carter. Dihadapkan dengan alien, Kate menghancurkan dengan sebuah granat, yang ledakannya dapat menonaktifkan pesawat. Saat Kate dan Carter kembali ke kendaraan mereka, Kate menyadari bahwa Carter adalah si makhluk luar angkasa saat ia tak lagi mengenakan anting-antingnya yang sebelumnya ia pakai, Kate pun segera membakarnya dan pergi meninggalkan tempat itu.

Apakah semua yang telah terinfeksi sudah musnah?

Thursday, May 17, 2012

Ghajini (2008)

Setelah sukses mengarahkan Ghajini versi Tamil di tahun 2005, sutradara A. R. Murugadoss di tahun 2008 meremake kembali film yang saat itu dibintangi oleh Surya Sivakumar tersebut dalam versi India. Film ini juga ditulis oleh Murugadoss, dan soundtrack serta skornya digarap oleh A. R. Rahman. Untuk peran utamanya, tokoh Sanjay akan dimainkan oleh aktor peraih Penghargaan Aktor terbaik Filmfare dalam Raja Hindustani (1996) dan Lagaan (2001); Aamir Khan. Sementara Asin Thottumkal dan Pradeep Rawat yang bermain di film Tamilnya, juga kembali bergabung di film yang diproduseri oleh Tagore Madhu bersama Madhu Mantena ini. Selain ketiga nama diatas, film ini juga akan dibintangi oleh Jiah Khan dan Riyaz Khan. Versi Tamil dari Ghajini terinspirasi dari film Hollywood yang disutradarai dan diproduksi oleh Christopher Nolan; Memento (2000).

Syuting film ini mulai dilakukan pada Mei 2007 dengan mengambil lokasi di Chennai, yang kemudian dilanjutkan di lokasi lainnya termasuk Bangalore, Cape Town, Deadpan Desert dan Mumbai. Film ini sendiri menjadi ajang totalitas bagi Aamir Khan untuk 'menciptakan' karakter yang ia perankan tersebut, di mana dia telah menghabiskan satu tahun di pelatihan gym untuk perannya. Film ini juga merupakan debut film Bollywood untuk Asin. Saat berita ini ditulis, Ghajini versi baru ini berhasil menempati urutan ketujuh sebagai film Bollywood terlaris di seluruh dunia. Dan ketika dirilis di tahun 2008, film ini menjadi film India terlaris sepanjang masa sebelum akhirnya dikalahkan oleh film Aamir Khan lainnya; 3 Idiots (2009).

Alur Cerita

Sunita (Jiah Khan), seorang mahasiswa Fakultas Kedokteran bersama dengan teman-temannya sedang mengerjakan sebuah proyek anatomi pada otak manusia. Dia ingin menyelidiki kasus aneh dari Sanjay Singhania (Aamir Khan), seorang mantan pengusaha terkemuka di kota Mumbai yang dilaporkan memiliki gejala anti retrogade amnesia, yaitu kehilangan ingatan dalam jangka pendek. Dosen dari Sunita, Dr. Debkumar Mitra (Anjum Rajabali), sebenarnya melarang untuk mengakses catatan Sanjay karena saat ini dia sedang dalam penyelidikan kriminal, namun Sunita tetap memutuskan untuk menyelidikinya.

Sanjay kemudian diperkenalkan saat dia dengan brutal membunuh seorang pria, di mana dia mengambil foto orang itu dengan kamera polaroid, dan menulis "dilakukan" di atas fotonya. Hal ini menunjukkan bahwa Sanjay mengalami anterograde amnesia, yang kehilangan memorinya setiap 15 menit, dan dia menggunakan foto-foto, catatan, dan tato di tubuhnya untuk memulihkan ingatannya setelah siklus yang dialami. Hal ini juga menunjukkan bahwa Sanjay melakukan semua itu untuk membalas dendam atas kematian kekasihnya, Kalpana Shetty (Asin Thottumkal), dan secara sistematis ia membunuh orang yang bertanggung jawab atas kematiannya. Target utamanya adalah Ghajini Dharmatma (Pradeep Rawat), salah satu orang yang berpengaruh di kota.

Arjun Yadav (Riyaz Khan), seorang inspektur polisi kasus pembunuhan kemudian menuju apartemen Sanjay, hingga dia dapat melumpuhkannya dan kemudian menemukan dua buku harian di mana Sanjay telah mencatat rentetan peristiwa tahun 2005 dan 2006. Film pun beralih ke tahun 2005 saat Yadav membaca buku tersebut: Sanjay ditampilkan sebagai pemilik perusahaan telepon seluler Air Voice. Dan dalam perjalanan bisnisnya, Sanjay mengirim asistennya untuk memenuhi seorang model yang masih dalam tahap perjuangan bernama Kalpana untuk meminta ijin memasang papan reklame di atas apartemennya. Pemilik perusahaan periklanan Kalpana, Satveer Kohli (Tinnu Anand), yang salah menginterpretasikan ini sebagai hubungan asmara, dan juga mengingat kampanye iklan Air Voice mungkin dapat menguntungkan bagi perusahaannya, dia mendorong Kalpana untuk menerimanya. Kalpana yang menganggap ini sebagai lelucon tak bersalah, dan mungkin ini dapat membuat karirnya menjadi lebih baik seperti rekan modelnya, Sonal (Sonal Sehgal), dia akhirnya memutuskan untuk memproklamirkan dirinya sebagai kekasih Sanjay. Begitu Sanjay tahu masalah ini, ia segera memutuskan untuk menghadapi Kalpana. Namun ketika melihat Kalpana sedang membantu gadis cacat untuk melintasi teralis selokan, dia menjadi jatuh cinta padanya. Dengan demikian, ia terpaksa memperkenalkan dirinya sebagai Sachin, hingga keduanya sering bersama dan secara bertahap telah mengembangkan keinginan terhadap satu sama lain. Buku harian berakhir dengan Sanjay yang menyatakan cinta kepada Kalpana, dan berjanji akan mengungkapkan dirinya sebagai Sanjay Singhania.

Ketika Yadav akan membaca buku harian tahun 2006, Sanjay yang kembali sadar segera menyerang dan mengikatnya. Dia kemudian datang ke acara festival budaya perguruan tinggi di mana Ghajini sebagai tamu kehormatan. Sanjay pun mengambil foto Ghajini dan memutuskan untuk membunuhnya. Ia kemudian bertemu Sunita pada acara festival tersebut dan setelah beberapa obrolan, dia memutuskan untuk berteman dengannya. Di malam itu juga, Sanjay keliru menyerang dan membunuh salah satu antek Ghajini di tempat parkir. Ghajini yang bingung dan tidak dapat mengingat kejadian yang telah ia lakukan dua tahun sebelumnya, memutuskan untuk menemukan dan membunuh semua musuhnya satu per satu, namun Sanjay tidak ada di antara mereka.

Sementara itu, Sunita yang mengunjungi apartemen Sanjay menemukan Yadav terikat dan segera membebaskannya. Dia kemudian menemukan dua buku harian Sanjay, dan setelah Yadav mengatakan kepadanya bahwa Sanjay adalah seorang pembunuh, dia belajar bahwa Ghajini adalah target utamanya. Sanjay pun tiba, namun dia tidak ingat siapa mereka dan segera mengejar keduanya. Dalam pengejaran itulah, Yadav tertabrak bus sementara Sunita berhasil lolos setelah masuk ke dalam sebuah butik. Percaya Ghajini dalam bahaya, Sunita segera memberitahu kepadanya bahwa Sanjay telah berencana untuk membunuhnya. Sementara itu, di asramanya, Sunita membaca buku harian Sanjay. Cerita film pun kembali ke tahun 2005 dengan cepat, dan kemudian berlanjut ke tahun 2006. Hal ini menunjukkan bahwa Kalpana telah menerima lamaran Sanjay. Namun karena belum tepat untuk mengaku kepada kekasihnya siapa dirinya sebenarnya, Sanjay terpaksa meneruskan perannya sebagai Sachin, dan buku harian tiba-tiba berakhir.

Mengetahui Sanjay telah ditangkap oleh pihak berwenang dan berada dalam perawatan rumah sakit, Ghajini bersama orang-orangnya pun tiba di sana. Namun dia tidak membunuhnya, hanya menghancurkan semua foto, catatan dan goresan dari tato Sanjay. Puas bahwa ia telah menetralkan Sanjay dengan menghapus jejak yang menghubungkan kepadanya, Ghajini kemudian pergi meninggalkannya.

Sementara untuk menyelidiki cerita Sanjay lebih lanjut, Sunita menemukan bahwa Kalpana sedang melakukan perjalanan ke Goa untuk syuting iklan dengan kereta api ketika ia melihat 25 gadis muda yang tidak bersalah diperdagangkan ke Goa. Dia berhasil menyelamatkan para gadis tersebut dan menemukan bahwa Ghajini ada di balik semua ini. Ghajini kemudian membunuh dua dari 25 gadis yang telah mengenali dirinya dan berencana untuk membunuh Kalpana. Ketika Ghajini bersama antek-anteknya masuk ke apartemen Kalpana dan menunggunya untuk kembali, Sanjay juga tiba di sana. Kata terakhir Kalpana kepada Sanjay adalah "Ghajini". Para antek segera menyerang Kalpana, di mana Sanjay sempat campur tangan sebelum Ghajini memukul kepalanya dengan tongkat besi. Sanjay yang sudak tidak berdaya kemudian menyaksikan Ghajini dengan brutal membunuh kekasihnya dengan batang besi.

Setelah menyadari kebenarannya, Sunita menemui Sanjay di rumah sakit dan memberikan buku hariannya untuk memberitahu kebenarannya. Setelah membacanya, Sanjay menjadi murka dan Sunita bersedia membawanya ke hadapan Ghajini. Sesampainya di sarang Ghajini di pusat kota Mumbai, Sanjay menghadapi semua antek Ghajini dan dengan kekuatannya dia berhasil melumpuhkan mereka semua. Menyadari bahwa ia tidak mampu menghadapi kekuatan Sanjay, Ghajini akhirnya melarikan diri. Keduanya pun terlibat dalam pengejaran sampai Sanjay kembali kehilangan ingatannya. Melihat hal ini, Ghajini berbalik dan menusuknya, di mana dia akan menunjukkan bagaimana dia telah membunuh Kalpana terhadap Sunita. Saat itulah, Sanjay menggunakan kekuatan terakhirnya dan akhirnya dapat mengalahkan Ghajini. Sanjay kemudian membunuhnya dengan cara yang sama seperti Ghajini membunuh kekasihnya.

Film berakhir dengan Sanjay yang masih mengalami amnesia di sebuah yayasan panti asuhan milik Kalpana. Sunita kemudian datang dengan memberikannya hadiah, sebuah lempengan semen jejak kaki Kalpana dan Sanjay ketika pertamakalinya pasangan tersebut menginjakkan kaki mereka ke apartemen baru Kalpana.

Monday, May 14, 2012

3 Idiots (2009)

Bagi yang skeptis dengan film India, film drama komedi arahan sutradara yang pernah menggarap Munna Bhai M.B.B.S. (2003) dan Lage Raho Munna Bhai (2006); Rajkumar Hirani ini akan mematahkan rasa skeptis Anda, bahkan bisa membuat Anda jatuh cinta dengan film India ini, dan rasanya film ini wajib tonton bagi Anda yang senang berpikir. Film yang naskah dan ceritanya digarap oleh Abhijat Joshi ini diadaptasi dari sebuah novel terbitan tahun 2004 berjudul Five Point Someone - What not to do at IIT! buah karya Chetan Bhagat. Film ini temanya sederhana tapi dibungkus dengan plot dan dialog yang cerdas, 160 menit tak terasa panjang, bahkan terasa seperti perjalanan yang menyenangkan sekaligus mencerahkan. Film yang diproduseri oleh Vidhu Vinod Chopra ini menyindir dengan sangat pas mereka yang memaksakan anaknya masuk sekolah teknik hanya untuk gengsi saja dan mahasiswa yang belajar tapi hanya gila nilai saja juga keadaan sosial di India (mungkin juga di Indonesia) yang mendikte bahwa laki-laki harus jadi insinyur dan perempuan harus menjadi dokter. Bahkan dari lahir saja orangtua sudah memplot masa depan anaknya tanpa memikirkan apakah sang anak sendiri mau dengan jalan hidup pilihan orangtuanya atau tidak.

Karakter dalam film ini memang menarik dan realistis, begitu pula dengan dialognya yang cerdas dan cerita yang mampu membuat Anda tertawa dan terharu tanpa melodrama yang berlebihan. Aamir Khan sendiri tampil sangat prima dalam film ini, bahkan di usia yang sebenarnya bukan usia mahasiswa, penampilannya terlihat muda dan segar. Film ini juga dibintangi oleh jajaran artis India lainnya, diantaranya Kareena Kapoor, R. Madhavan, Sharman Joshi, Boman Irani, Omi Vaidya, Mona Singh dan Parikshit Sahni, dirilis pada 25 Desember 2009 dan didistribusikan oleh Vinod Chopra Productions.

Alur Cerita

Film ini mengisahkan persahabatan antara Farhan Qureshi (R. Madhavan), Raju Rastogi (Sharman Joshi) dan 'Rancho' Shamaldas Chanchad (Aamir Khan), tiga mahasiswa teknik yang tinggal di satu kamar dalam asrama Imperial College of Engineering (ICE), sebuah uneversitas terbaik di India yang benar-benar ketat dalam segi ujian dan kualitas mahasiswanya. Masing-masing memiliki latar berbeda untuk dapat masuk ke fakultas teknik tersebut. Farhan belajar teknik hanya untuk memenuhi keinginan ayahnya (Parikshat Sahni) untuk menjadi insinyur, di mana dia harus melawan keinginannya sendiri menjadi fotografer alam liar. Sedangkan Raju yang ayahnya (Mukund Bhatt) mengalami stroke dan ibunya (Amardeep Jha) sakit-sakitan berharap ia akan lulus kuliah dan mengangkat keluarganya dari kemiskinan, yang membuatnya merasa takut akan masa depan. Di sisi lain, Rancho adalah seorang mahasiswa yang cerdas, kritis, dan penuh ide-ide inspiratif. Rancho percaya bahwa kesuksesan dalam belajar tidak dapat dicapai dengan hanya menghafal buku teks atau definisi yang diberikan oleh dosen, n`mun dengan memahami dan menerapkan konsep-konsepnya. Ia percaya bahwa seseorang harus mengikuti keberhasilan, bukan kesuksesan, karena dengan keberhasilan, kesuksesan akan mengikutinya.

Namun, sifat kritis Rancho terhadap sistem pendidikan yang mendewakan nilai dan kompetisi seringkali membawanya beserta kedua temannya dalam masalah, termasuk dengan rektor ICE yang sangat kompetitif, Dr. Viru Sahastrabudhhe (Boman Irani), yang akrab dipanggil Virus oleh mahasiswa lainnya, di mana ia adalah perwujudan pemikiran kolot yang anti perubahan. Sebaliknya, mahasiswa favorit rektor bernama Chatur Ramalingam (Omi Vaidya), orang yang sombong dan senang merendahkan orang lain, yang percaya bahwa mengutip dari buku tanpa mengetahui lebih jauh tentang maknanya dapat mencapai tujuannya mendapatkan pekerjaan di kemudian hari. Rancho kemudian jatuh cinta dengan Mahasiswa Kedokteran yang adalah putri dari Virus, Pia (Kareena Kapoor), ketika dia bersama Raju dan Farhan sengaja menyusup ke perjamuan pernikahan kakak Pia, Mona (Mona Singh), untuk mendapatkan makanan gratis. Hal itu membuat Virus menjadi marah dan membencinya, yang kemudian menjuluki Rancho beserta kedua temannya sebagai "idiot" dan terus mencoba untuk memecah persahabatan Rancho dengan mereka.

Hal lainnya yang membuat Virus semakin membenci mereka adalah ketika ketiga sahabat ini sedang mabuk dan masuk ke rumahnya di malam hari untuk memungkinkan Rancho mengakui cintanya kepada Pia, di mana Raju membuang air kecil di pintu depan sebelum melarikan diri. Dan keesokan harinya, si rektor mengancam untuk mengeluarkan Raju dari fakultas kecuali dia mau membantunya menjadi saksi bahwa Rancho yang merencanakan semua itu. Tak mau mengkhianati sahabatnya atau mengecewakan keluarganya, Raju mencoba bunuh diri dan berakhir koma di rumah sakit. Namun, dengan dua bulan perawatan yang keras dari ibunya, Rancho, Farhan dan Pia, dia akhirnya dapat sembuh total, dan setelah kesembuhannya, Raju membuang rasa takutnya akan masa depan. Didorong oleh Rancho, baik Raju dan Farhan memiliki keberanian untuk melakukan apa yang mereka takuti sebelumnya. Raju mengambil pendekatan yang jujur dalam sebuah wawancara dengan perusahaan untuk pekerjaannya, sedangkan Farhan meyakinkan orangtuanya untuk memungkinkan dia untuk mengejar keinginannya menjadi fotografer alam liar, yang keduanya sukses atas upaya mereka tersebut.

Ketika Virus mengetahui bahwa Raju berhasil memperoleh tawaran pekerjaan, dia berupaya mencegahnya dengan membuat sendiri soal ujian akhir yang begitu sulit untuk menggagalkan ujian Raju. Ketika Pia mengetahui kecurangan ayahnya, dia membantunya dengan memberikan kunci duplikat kantor ayahnya kepada Rancho dan Farhan. Mereka pun dapat membuat salinan lembar soal ujian untuk Raju, namun Raju dengan sikap barunya melempar salinan jawaban tersebut. Setelah mengetahui hal itu, Virus menangkap mereka dan mengusir mereka di tempat. Pia yang marah, menghadapi ayahnya dan mengungkapkan bahwa anaknya; kakak Pia, melakukan bunuh diri ketika ia dipaksa ayahnya mengikuti ujian masuk ICE, padahal kakaknya tidak tertarik di bidang teknik dan menginginkan menjadi penulis. Setelah mengungkapkan hal ini, Pia kabur dari rumahnya dan melarikan diri ke rumah sakit tempat ia belajar. Kemudian di malam yang sama, Mona yang sedang hamil akhirnya mengalami kontraksi. Karena saat itu hujan badai telah membanjiri seluruh kota, sehingga mustahil untuk ambulans bisa mengantarnya ke rumah sakit, apalagi Pia tak ada di rumah. Rancho, Farhan dan Raju pun datang untuk menyelamatkannya dengan dibantu oleh pengurus asrama bernama Millimetre (Rahul Kumar) beserta mahasiswa lainnya dari ICE. Melalui telepon dan webcam, Pia menginstruksikan Rancho untuk membantu persalinan melalui VoIP. Ketika persalinan terhambat oleh Mona yang menjadi kelelahan dan tak ada tanda-tanda crowning, dengan terpaksa Rancho membuat Vacuum Cup dari Vacuum Cleaner (penyedot debu) untuk membantu mengeluarkan bayi. Setelah itu, mereka menemukan bayi lahir tanpa menangis, Rancho bersama yang lainnya pun dapat membangkitkan bayi dengan mengatakan "Semuanya akan beres". Virus akhirnya dapat berdamai dengan Rancho dan teman-temannya, dan memungkinkan mereka untuk tinggal agar dapat menyelesaikan ujian akhir mereka.

Kisah mereka kemudian diceritakan melalui kilas balik dari masa sekarang, sepuluh tahun setelah taruhan Chatur bahwa ia akan menjadi lebih sukses dari Rancho. Setelah kehilangan kontak dengan Rancho, yang menghilang selama pesta pelulusan dan pergi tanpa pamit setelah lima tahun, Raju dan Farhan memulai perjalanan untuk menemukannya. Mereka tak sengaja bergabung kembali dengan Chatur, yang kini telah menjadi orang sukses di Amerika Serikat dan sedang mencari seorang ilmuwan terkenal dan rekan bisnisnya bernama Phunsukh Wangdu untuk meminta tandatangan kesepakatan kerjasama. Ketika mereka menemukan rumah Rancho di Shimla, mereka menemukan seorang pria yang sama sekali berbeda: Ranchoddas Chanchad yang asli (Jaaved Jaffrey).

Untuk memaksa orang ini memberitahu identitasnya, mereka akhirnya mengetahui bahwa sahabat mereka adalah anak dari tukang kebunnya bernama "Chhote" yang sangat suka belajar, sementara Rancho yang asli tidak suka belajar. Setelah melihat kecerdasan Chhote, keluarganya setuju untuk membiarkannya bersekolah di ICE dengan memakai nama Rancho. Sebagai gantinya, Rancho yang asli akan mendapatkan ijazah dari ICE. Orang ini kemudian mengungkapkan bahwa Chhote sekarang menjadi seorang guru di Ladakh. Pada saat yang sama, mereka menemukan bahwa Pia telah memutuskan untuk menikah dengan bankir yang terobsesi sama merek dan harga bernama Suhas (Sanjay Lafont). Mereka pun pergi untuk membatalkan pernikahannya dan membawa Pia untuk bertemu Rancho (Chhote).

Raju, Farhan, dan Pia kemudian tiba di sekolah Chhote, di mana mereka menemukan bahwa Phunsukh Wangdu adalah nama lain dari Chhote/Rancho, yang ternyata adalah teman mereka sendiri.

Monday, April 23, 2012

The Island (2005)

The Island merupakan sebuah film fiksi ilmiah/thriller ditahun 2005 yang disutradarai dan diproduseri oleh Michael Bay. Film yang naskahnya ditulis oleh Caspian Tredwell-Owen bersama Alex Kurtzman dan Roberto Orci ini merupakan film pertama Bay yang tidak diproduseri oleh Jerry Bruckheimer. Film yang telah dinominasikan untuk tiga penghargaan termasuk pada Teen Choice Award ini dibintangi oleh Ewan McGregor, Scarlett Johansson, Sean Bean, Brian Stepanek, Djimon Hounsou, Steve Buscemi dan Michael Clarke Duncan. Dirilis pada tanggal 22 Juli 2005 oleh DreamWorks bersama Warner Bros, film yang menghabiskan biaya produksi sebesar $126 juta ini berhasil memperoleh pemasukan sebesar $162,949,164 dari pemutarannya di seluruh dunia.

Alur Cerita

Pada tahun 2019, Lincoln (Ewan McGregor) adalah seorang penduduk sebuah komunitas kecil utopia (Biotech) di bawah tanah, yang memiliki fasilitas sangat canggih serta lingkungan yang teratur dan terkontrol. Sama seperti penghuni lain komunitas tersebut, Lincoln berharap dirinya dapat memenangkan lotere yang akan membuatnya terpilih untuk pergi ke sebuah daerah yang dianggap sebagai surga dunia di Bumi yang bebas dari patogen, tempat yang belum tercemar dinamakan "The Island", dimana komunitas sesamanya yaitu Starkweather (Michael Clarke Duncan) dan Lima (Siobhan Flynn) telah mendapatkannya.

Lincoln selama beberapa hari terakhir mendapati dirinya selalu bermimpi aneh. Selain memimpikan seorang gadis yang juga salah satu dari penghuni Biotech bernama Jordan (Scarlett Johansson), ia juga memimpikan berada di perahu dengan tulisan 'Renovatio' yang ia tidak mengerti artinya menuju ke Pulau dan juga bermimpi dirinya tenggelam. Lincoln menceritakan mimpinya itu kepada pemilik dari Biotech tersebut; Dr. Merrick (Sean Bean). Prihatin tentang mimpi aneh Lincoln, Merrick melakukan tes pemeriksaan otak sinapsis dengan memasukkan sensor mikro ke dalam tubuh Lincoln untuk memantau kegiatan syaraf optiknya, yang dapat menyampaikan statusnya selama 24 jam ke depan.

Sementara itu, Lincoln diam-diam ke tempat konstruksi diluar gedung Biotech dan menemui temannya yang bertugas sebagai teknisi, McCord (Steve Buscemi). Ditempat itu, Lincoln menemukan seekor serangga yang masih hidup yang masuk dari saluran ventilasi gedung Biotech. Hal ini mengherankan karena menurut cerita, tak ada lagi kehidupan di luar komunitas tersebut. Lincoln lalu menyimpulkan bahwa dunia luar tidak terkontaminasi.

Lincoln yang sejak semula memang sangat ingin tahu berusaha mencari jalan keluar dengan mengikuti serangga tersebut, di mana dia menyaksikan Starkweather dan Lima, dua orang penghuni Biotech yang telah memenangkan lotere ke The Island dibunuh di ruangan Sektor Medis. Lima dibunuh dengan suntikan setelah melahirkan dan bayinya diberikan kepada pasangan yang membutuhkan anak. Dan Starkweather dibunuh dengan mengambil organ hatinya untuk jaringan pencangkokan. Lincoln pun menyadari bahwa tidak ada yang namanya The Island, dan orang-orang yang pergi ke pulau tersebut tidak pernah kembali karena mereka mati. Ia pun langsung kembali ke Biotech untuk menyelamatkan Jordan yang baru saja memenangkan lotere. Merrick menemukan bahwa Lincoln telah mengetahui kegiatan di ruangan tersebut, dan segera saja ia menjadi buron. Lincoln dan Jordan segera mencari jalan keluar dari Biotech.

Lincoln dan Jordan belajar bahwa kontaminasi yang ada di dunia luar dan The Island adalah cuma mitos. Merrick kemudian menyewa petugas keamanan bayaran dari Perancis; Albert Laurent (Djimon Hounsou), untuk membunuh atau menangkap mereka berdua. Lincoln dan Jordan melarikan diri melintasi padang tandus seraya menyadari bahwa ternyata ada kehidupan di luar komunitas tempatnya selama ini. Mereka kemudian bertemu McCord ditempat itu.

McCord kemudian memberitahu kalau mereka berdua merupakan hasil kloning, tiruan dari manusia. Semua kloning adalah investasi dari orang-orang kaya supaya orang-orang ini dapat hidup lebih lama dengan tubuh yang lebih baik. Itu sebabnya pola hidup komunitas Biotech diatur sedemikian rupa sehingga kondisi tubuh mereka benar-benar terjaga. Perusahaan Biotech ini juga sangat rahasia, dengan menggunakan tempat terpencil untuk menutup diri dari dunia, sehingga tak seorang pun tahu khususnya para sponsor yang menginvestasikan uang mereka untuk para klon tersebut, kecuali para karyawannya. Masa lalu para komunitas Biotech adalah modifikasi dari program komputer yang ditanami ingatan sehingga setiap komunitas hanya memiliki ingatan sebagian saja yang mereka kira sebelum adanya kontaminasi.

McCord membantu Lincoln dan Jordan menuju stasiun kereta api, dan memberi mereka nama-nama sponsor mereka di Los Angeles. Setelah Laurent menemukan dan membunuh McCord, Lincoln dan Jordan naik kereta menuju LA dengan harapan menemukan sponsornya masing-masing. Sponsor Jordan adalah model terkenal Sarah Jordan, yang tidak bisa membantu karena dalam keadaan koma setelah mengalami kecelakaan mobil. Dan sponsor Lincoln adalah Tom Lincoln, seorang pemilik perusahaan speedboat yang pernah di impikan Lincoln, dimana Tom setuju untuk membantu mengungkap kebenaran tentang pengambilan organ yang dilakukan oleh perusahaan Biotech, tapi diam-diam Tom berbalik melawan klon-nya ketika Merrick memberitahu tentang Lincoln. Merrick kemudian mengirim Laurent ke lokasi, tapi Lincoln melakukan triknya kepada Laurent yang salah menembak mati Tom.

Lincoln yang dipercaya adalah Tom, dihubungi anak buah Merrick untuk mengatakan bahwa perusahaan memerlukannya lagi untuk menetaskan kloning baru-nya karena telah terjadi kesalahan dalam proses pembuatan kloning sebelumnya. Lincoln mengetahui bahwa seluruh kloning akan dimusnahkan, dia bertekad untuk menyelamatkan mereka, dan Lincoln menyanggupi untuk kembali datang ke komunitasnya. Lincoln dan Jordan kemudian merencanakan untuk membebaskan sesama klon-nya.

Menyamar sebagai Tom, Lincoln kembali ke komunitas Biotech dalam rangka untuk menghancurkan proyektor hologram yang menghalangi dunia luar dari para komunitas. Dengan bantuan dari Laurent yang telah sadar karena mengetahui rencana Merrick dengan memperlakukan klon seolah-olah mereka bukan manusia, Merrick akhirnya terbunuh oleh Lincoln dan para komunitas klon dibebaskan.

Australia (2008)

Australia merupakan sebuah film sejarah percintaan di tahun 2008 yang ditulis dan disutradarai oleh Baz Luhrmann. film ini memang terasa sangat berbeda dan cukup menyegarkan suasana di antara kemonotonan yang ada. Dengan film ini, Luhrmann seolah berusaha mengulang kesuksesan film Moulin Rouge! yang dibuatnya di tahun 2001 lalu. Dan agaknya usaha itu juga cukup berhasil, terbukti sejak dilepas pada 26 November lalu film ini berhasil meraup pendapatan sebesar $211,342,221 dari peredarannya di seluruh dunia. Kabarnya, 20th Century Fox, distributor yang mengedarkan film ini merasa cukup puas dengan kesuksesan film ini karena angka yang diraih sejauh ini sudah melebihi angka prediksi mereka. Namun tentu saja kesuksesan film ini juga tak lepas dari kemampuan akting Nicole Kidman dan Hugh Jackman yang tampil dengan baik dalam film ini. Satu yang mungkin agak mengejutkan justru adalah penampilan bintang cilik Brandon Walters yang memerankan tokoh Nullah. Akting bocah kelahiran 1996 ini cukup mengagumkan sebagai seorang bocah keturunan Aborigin yang kehilangan kedua orang tuanya dan akhirnya menjadi anak angkat Sarah yang diperankan oleh Kidman. Penonton juga akan dijamu dengan serangkaian gambar-gambar pemandangan indah di daerah pedalaman Australia dengan polesan CGI yang membuatnya jadi makin menarik. Sebagai tambahan, Anda harus menyiapkan energi ekstra karena film ini berdurasi cukup panjang (165 menit). Untungnya alur cerita cukup menarik sehingga tak membosankan. --source: kapanlagi.com--.  

Ringkasan Cerita

Pada tahun 1939, Lady Sarah (Nicole Kidman) melakukan perjalanan dari Inggris ke pedalaman Australia untuk memaksa suaminya, Maitland (Anton Monsted) menjual peternakan sapi mereka, Faraway Downs. Maitland juga telah mengirim Drover (Hugh Jackman), seorang penggembala untuk membawa sapi-sapi mereka ke Faraway Downs.

Maitland terbunuh tak lama sebelum istrinya tiba, dan pihak berwenang mengatakan bahwa pembunuhnya adalah seorang tetua Aborigin bernama King George (David Gulpilil). Sementara itu, pengelola peternakan, Fletcher (David Wenham), berusaha untuk menguasai Faraway Downs, yang akan memberi peluang pada seorang bangsawan bernama King Carney (Bryan Brown), untuk memonopoli peternakan dan memberinya negosiasi bisnis dengan seorang perwira bagian pembelian ternak di Australia, Kapten Dutton (Ben Mendelsohn).

Lady Sarah kemudian terpikat oleh seorang anak laki-laki bernama Nullah (Brandon Walters), yang memiliki ibu seorang Aborigin dan ayah seorang kulit putih. Nullah mengatakan kepadanya bahwa ia telah melihat sapi-sapi nya dipaksa menyeberangi sungai menuju tanah milik Carney - dengan kata lain, dicuri darinya. Mengetahui hal itu, Fletcher segera menyiksa Nullah dan mengancam dia beserta ibunya, Daisy (Ursula Yovich). Apa yang dilakukan Fletcher tersebut membuat Lady Sarah marah dan segera memecatnya, dan memutuskan untuk mengelola peternakannya sendiri. Ketika Nullah dan ibunya bersembunyi di sebuah tangki menara air dari seorang polisi, Sersan Callahan (Tony Barry), Daisy yang tidak dapat berenang membuatnya mati tenggelam. Lady Sarah berusaha menghibur Nullah dengan menyanyikan lagu "Over the Rainbow" dari film The Wizard of Oz. Nullah mengatakan kepadanya bahwa kakeknya (King George) adalah seorang penyihir, dan dia juga menganggap dirinya sebagai penyihir.

Lady Sarah kemudian membujuk Drover untuk membawa sapi-sapi nya ke Darwin untuk dijual. Drover sangat ramah dengan suku Aborigin, dan karena itu ia harus menghindar dari orang-orang kulit putih lainnya di wilayah tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa dia pernah menikah dengan seorang wanita Aborigin, yang meninggal setelah terserang TBC di mana pihak rumah sakit tidak mau merawat karena ras-nya. Lady Sarah juga mengungkapkan bahwa dirinya mandul.

Untuk menggiring 1.500 ekor sapi menuju Darwin, Drover memimpin sebuah tim bersama Lady Sarah, Nullah, dua sahabatnya dari suku Aborigin Magarri (David Ngoombujarra) dan Goolaj (Angus Pilakui), seorang akuntan peternakan Flynn (Jack Thompson), si tukang masak Sing Song (Wah Yuen) dan Bandy (Lillian Crombie). Mereka menghadapi berbagai hambatan di sepanjang jalan, termasuk api yang yang dibuat oleh tiga pria Carney untuk menakuti ternak, yang mengakibatkan kematian Flynn ketika kelompok mencoba untuk menghentikan sapi-sapi yang lari. Lady Sarah dan Drover akhirnya jatuh cinta. Tim kemudian menggiring ternak melalui gurun di pedalaman Australia, yang akhirnya dapat membawa ternak ketempat tujuan. Di Darwin, kelompok harus berlomba untuk menaikkan ternak ke kapal sebelum ternak milik Carney yang dimuat.

Setelah itu, Lady Sarah, Nullah, dan Drover hidup bahagia bersama di Faraway Downs selama dua tahun. Sementara itu, Fletcher telah membunuh Carney dan menikahi putrinya bernama Cath (Essie Davis). Fletcher juga mengambil alih peternakan Carney dan terus mengancam Lady Sarah, hal ini membuktikan bahwa dia yang membunuh suaminya, dan juga ayah kandung dari Nullah.

Nullah kemudian memutuskan untuk menjalani kehidupannya bersama kakeknya King George, namun dia dibawa oleh pemerintah dan dikirim untuk tinggal di Pulau Mission bersama anak-anak keturunan campuran Aborigin lainnya (dijuluki "Generasi yang Terampas"). Lady Sar`h yang menganggap Nullah sebagai anak angkatnya, berjanji untuk menolongnya. Sementara itu, Lady Sarah telah bekerja sebagai operator radio di Darwin selama eskalasi Perang Dunia II. Ketika Jepang menyerang Pulau Mission dan Darwin pada tahun 1942, yang membuat Lady Sarah mengira Nullah telah tewas.

Drover yang sebelumnya telah bertengkar dengan Lady Sarah dan pergi bekerja sebagai penggiring ternak untuk militer, dia kembali ke Darwin dan mendengar (keliru) bahwa Lady Sarah telah tewas dalam pemboman. Drover yang mengetahui pengiriman Nullah ke Pulau Mission, dia bersama Magarri dan seorang pastor muda berusaha untuk menyelamatkan Nullah dan anak-anak lain, namun disana Magarri terbunuh. Sementara itu, Lady Sarah yang ada disekitar tempat tersebut dalam pengungsian, dan ketika Drover bersama anak-anak berlayar kembali ke pelabuhan di Darwin, Nullah memainkan "Over the Rainbow" dengan harmonikanya. Lady Sarah mendengarnya, dan segera ketiganya bertemu kembali.

Fletcher yang bingung pada kehancuran rencananya, mencoba untuk menembak Nullah, namun dia segera di bunuh oleh King George dengan tombaknya dan menemui kematiannya. Lady Sarah, Drover, dan Nullah kembali ke Faraway Downs. Di sana, King George memanggil Nullah, di mana dia memutuskan untuk hidup bersama kakeknya.

Horton Hears a Who! (2008)

Horton Hears a Who!, atau dikenal dengan judul Dr. Seuss' Horton Hears a Who! merupakan sebuah film animasi di tahun 2008 yang disutradarai oleh Jimmy Hayward bersama Steve Martino dan Chris Wedge. Aktor komedi Jim Carrey mengisi suara tokoh utama dalam film ini, yakni si gajah Horton. Film yang diadaptasi dari novel berjudul sama karya Dr. Seuss ini mengisahkan petualangan gajah baik hati bernama Horton. Suatu hari Horton mendengar teriakan minta tolong dari sebutir debu. Debu tersebut dihuni keluarga Who, mahluk miskroskopik yang tinggal di Kota Whoville. Horton yang berniat membantu keluarga Who dan rumahnya mendapat tantangan dari para tetangga yang bukan hanya tidak menyukai sahabat barunya, namun juga berniat menghancurkannya. Di sinilah harga sebuah persahabatan dipertaruhkan. Film animasi ini mengajarkan tentang pentingnya menjalin hubungan persahabatan dan penghargaan pada seseorang tanpa memperhitungkan kedudukan atau latar belakang. Selain Carrey, film ini juga akan menampilkan bintang-bintang lainnya sebagai pengisi suara karakter lain yang ada di film ini, diantaranya Steve Carell, Carol Burnett, Seth Rogen, Jesse McCartney, Will Arnett, Dan Fogler, Isla Fisher, Amy Poehler, Selena Gomez, serta Jaime Pressly. Dirilis oleh 20th Century Fox di Amerika Serikat pada 14 Maret 2008, film yang menghabiskan biaya produksi sebesar $85 juta ini dapat meraup total pendapatan sebesar $297,138,014 dari peredarannya di seluruh dunia.  

Alur Cerita

Di sebuah hutan bernama Nool, si gajah yang imajinatif bernama Horton (Jim Carrey), menemukan setitik debu kecil terbang didepannya. Mendengar jeritan kecil meminta tolong yang datang dari debu itu, dia mencoba untuk menangkapnya dan menempatkannya di atas bunga semanggi, dan dia percaya bahwa ada makhluk berukuran mikroskopis yang hidup di titik debu tersebut. Horton mencoba menyapa dengan berteriak, di mana teriakannya telah merambat ke debu melalui awan sampai kesebuah kota kecil yang dihuni oleh para Who. Kota itu bernama Who-ville, yang dipimpin oleh Walikota bernama Ned McDodd (Steve Carell). Walikota Ned memiliki seorang istri bernama Sally (Amy Poehler), 96 putri dan seorang putra bernama Jojo (Jesse McCartney). Meskipun menjadi anak sulung dan akan menggantikan posisi ayahnya sebagai walikota, namun JoJo tidak tertarik dengan hal itu, dan karena tidak ingin mengecewakan ayahnya, dia menjadi jarang berbicara.

Setelah dapat berinteraksi dengan Horton melalui tanduk yang dihubungkan ke pipa, mereka akhirnya menjadi sahabat. Teman-teman Horton tentu saja menganggap cerita Horton itu tidak masuk akal, mereka beranggapan bahwa tidak mungkin ada kehidupan di dalam titik debu sekecil itu, di mana hal yang sama juga dialami oleh Walikota. Walikota menanyakannya pada temannya, Dr. LaRue (Isla Fisher), dan belajar bahwa kota Who-ville akan hancur jika Horton tidak menemukan "tempat yang lebih aman dan lebih stabil" untuk penduduk Who. Horton kemudian memutuskan untuk menempatkan titik debu itu di puncak gunung Nool, tempat yang menurutnya paling aman. Sementara itu, Jane (Carol Burnett), si kanguru sinis yang tidak percaya dengan keyakinan Horton, mencoba agar si gajah menyerahkan titik debu tersebut, namun Horton menolaknya. Jane kemudian membawa Wickersham Bersaudara, sekelompok monyet yang suka mengintimidasi dan membuat kesengsaraan terhadap Horton, dan dia juga meminta kepada seekor burung bangkai bernama Vlad Vladikoff (Will Arnett), untuk menghancurkan titik debu yang dibawa Horton dengan kekerasan.

Setelah beberapa usahanya itu, Jane menemukan bahwa Horton masih memiliki titik debu, dan memutuskan untuk menggalang kekuatan dari semua penghuni hutan untuk menghadapnya, dengan mengatakan kebohongan kepada mereka bahwa tujuan Horton adalah untuk meracuni anak-anak yang mengarah pada anarki. Jane kemudian menawarkan Horton untuk menyerahkan titik debu, namun dia tetap menolaknya. Jane akhirnya memerintahkan hewan-hewan untuk mengikat dan mengurungnya, dan akan membuat kehancuran kota Who-ville saat titik debu tersebut akan dibakar kedalam minyak mendidih, sebagai hukuman karena Horton telah "mengarang cerita tentang makhluk hidup di setitik debu". Mengetahui hal itu, Walikota segera menyuruh seluruh rakyatnya untuk membuat kebisingan dengan berteriak "Kami di sini", serta memainkan berbagai instrumen supaya para hewan dapat mendengarnya, namun semua itu sia-sia, karena hewan-hewan tak dapat mendengarnya. Jane kemudian membawa semanggi dan menjatuhkannya ke minyak mendidih. Namun pada menit terakhir, JoJo meraih tanduk untuk digunakan sebagai proyek suara ke dunia Horton, dia berlari menaiki menara tertinggi dan berteriak, "YOPP!" Menembus hambatan suara sebelum titik debu menyentuh minyak. Anak Jane bernama Rudy (Josh Flitter), meraih semanggi itu dan mengembalikannya kepada Horton, dan menolak perintah ibunya untuk kembali ke kantongnya.

Hewan-hewan akhirnya menyadari bahwa Horton benar, dan berpikir bahwa Jane mencoba untuk menghancurkan semangatnya untuk membangun reputasinya sendiri di hutan Nool. Sementara dipuji oleh komunitas hutan karena integritasnya, Horton mengampuni Jane dan akhirnya percaya bahwa ada makhluk hidup di titik debu. Setelah itu, penduduk Who-ville dan para hewan secara bersama menyanyikan lagu "Can't Fight This Feeling" (single dari REO Speedwagon, yang ada di album 'Wheels Are Turnin'). --source: berbagai sumber--

Dorian Gray (2009)

Alur Cerita

Dorian Gray (Ben Barnes) adalah seorang pemuda yang masih lugu dan baru saja diwarisi kekayaan yang cukup melimpah dari kakeknya, Lord Kelso (Jeff Lipman). Dorian kemudian tiba di London dan bertemu dengan senrang pelukis bernama Basil Hallward (Ben Chaplin), yang terpesona pada ketampanan Dorian dan kemudian menuangkan keindahan itu diatas kanvas. Basil kemudian memperkenalkan Dorian kepada temannya, Lord Henry Wotton (Colin Firth), seorang pria karismatik yang segera mengenalkan Dorian terhadap budaya hedonisme di kalangan masyarakat kota. Saat melihat hasil lukisan Basil, Dorian terpesona pada ketampanannya sendiri dan membuat janji sembrono; dengan mengatakan bahwa ia akan memberikan apa pun, bahkan jiwanya, untuk bisa tetap muda dan tampan seperti dalam lukisannya.

Dorian lalu bertemu dan jatuh cinta dengan seorang aktris teater bernama Sybil Vane (Rachel Hurd-Wood), hingga beberapa minggu kemudian dia memutuskan untuk menikahinya. Namun setelah Henry mengatakan bahwa memiliki anak adalah akhir dari segalanya, Dorian menjadi terpengaruh dan memutuskan untuk menjadikan wanita itu sebagai pelacurnya, yang menghancurkan hati Sybil. Setelah mereka berdua bertengkar dan Dorian pun meninggalkannya, Sybil melakukan bunuh diri dengan menenggelamkan dirinya. Di hari berikutnya, Dorian belajar dari kakak Sybil bernama Jim Vane (Johnny Harris), yang mengatakan bahwa sebelum mati Sybil mengandung anak Dorian. Jim kemudian mencoba untuk membunuh Dorian sebelum dia dapat ditahan dan dibawa oleh pihak berwenang. Awalnya Dorian menyesali apa yang telah ia lakukan, namun bujukan Henry ternyata lebih kuat dan dia pun segera melupakan Sybil.

Ketika Dorian melihat lukisannya yang dibuat oleh Basil, dia menyadari bahwa janji yang sebelumnya ia katakan telah menjadi kenyataan; lukisan itu berubah bentuk dan bertambah tua, dan kini setiap dia berbuat dosa, lukisan itu akan berubah bentuk menjadi cacat, sementara Dorian sendiri tetap awet muda selamanya seperti yang ia inginkan. Ketika Basil memaksanya untuk memamerkan lukisan tersebut, Dorian yang harus menjaga rahasianya terpaksa membunuhnya secara brutal. Setelah meninggalkan London untuk melakukan perjalanan selama bertahun-tahun, Dorian kembali lagi di mana selama pesta kedatangannya, para tamu terkejut ketika melihat bahwa dia masih tetap muda. Dorian kemudian menjadi dekat dengan putri Henry bernama Emily (Rebecca Hall), meskipun sebenarnya Henry tidak suka karena gaya hidup Dorian dan penampilannya yang tidak alami.

Meskipun Dorian sebenarnya mencintai Emily dan ingin mengubah cara hidupnya, hal-hal rumit pun akhirnya terjadi ketika ia kembali bertemu Jim. Jim yang masih berusaha untuk membalas dendam atas kematian adiknya, hanya untuk terbunuh oleh kereta api selama pengejaran di bawah tanah kota London. Dorian akhirnya berencana untuk meninggalkan London bersama Emily, sementara Henry di ruang kerjanya menemukan foto-foto lama yang mengingatkannya ketika ia menggoda Dorian; yang berurusan dengan setan untuk bisa tetap muda dan tampan secara abadi dengan menjual jiwanya. Hal ini juga yang mendorong dirinya untuk pergi dan melihat lukisan tersebut di rumah Dorian yang menurutnya memegang misteri bagi Dorian yang tetap awet muda.

Selama terlibat konfrontasi dengan Dorian, Henry dapat membuatnya pingsan ketika ia mencoba untuk membunuhnya. Henry kemudian melempar sebuah obor di lukisan, yang secara otomatis menyebabkan Dorian terbakar. Henry kemudian menguncinya untuk memastikan Dorian dan lukisannya hancur, sebelum Emily tiba dan meminta Dorian untuk menyerahkan kuncinya untuk membebaskannya. Setelah Dorian melihat dan menyadari bahwa dia benar-benar mencintainya, Henry menyeret putrinya keluar dari rumah. Melihat semua itu, Dorian akhirnya memutuskan untuk mengakhiri semuanya; menusuk lukisannya sebelum tubuhnya membusuk dan ledakan api yang melahapnya.

Beberapa bulan kemudian, dengan mengalami luka ledakan dan setelah mencoba untuk berdamai dengan Emily, Henry menuju loteng di mana dia menyimpan lukisan Dorian yang sekarang kembali menjadi muda.

Machete (2010)

Bukan hal baru apabila mendengar Robert Rodriguez memproduksi film yang dianggap memiliki kualitas kelas B. Dan salah satunya yang dianggap masuk dalam kategori ini adalah Machate, sebuah film aksi eksploitasi di tahun 2010 yang disutradarainya bersama Ethan Maniquis. Film yang naskahnya ditulis oleh sang sutradara bersama Álvaro Rodriguez ini merupakan pengembangan dari trailer film (palsu) yang dijadikan sisipan pada film besutan Rodriguez dan Quentin Tarantino; Grindhouse (2007). Ini adalah film pertama yang mengusung aktor Danny Trejo sebagai bintang utama di mana dia akan berperan sebagai "Machete", sebuah karakter yang berasal dari film franchise yang ditulis dan diarahkan oleh Rodriguez di tahun 2001; Spy Kids. Selain Danny Trejo, film ini juga akan dibintangi oleh sederet nama beken yang dipasang Rodriguez. Diantaranya Robert De Niro, Jessica Alba, Don Johnson, Michelle Rodriguez, Steven Seagal, Lindsay Lohan, Cheech Marin dan Jeff Fahey. Pemasangan nama-nama besar ini sepertinya juga tak ada sangkut pautnya dengan usaha mendongkrak popularitas film ini karena terlepas dari nama-nama itu, Machete tetaplah film yang penuh adegan aksi dan tembak yang berlangsung dari awal hingga akhir. Walaupun dicap sebagai film kelas B, namun kualitas film ini tidak seburuk yang diduga dan tetap layak untuk dinikmati. Dirilis oleh 20th Century Fox pada tanggal 3 September 2010, film yang 'hanya' menghabiskan biaya produksi sebesar $10,5 juta ini berhasil mendapat respon positif dari para kritikus, dan akhirnya dapat memperoleh total pendapatan sebesar $44 juta lebih dari peredarannya di seluruh dunia.  

Alur Cerita

Film ini berkisah tentang Machete Cortez (Danny Trejo), seorang mantan Polisi Federalis di Meksiko. Film dibuka saat dia melakukan misinya untuk menyelamatkan seorang gadis bernama Chica (Mayra Leal), yang telah diculik. Selama operasi, Machete dikhianati oleh atasannya yang korup, Rogelio Torrez (Steven Seagal), seorang raja narkoba Meksiko yang telah membunuh istrinya (Nina Leon), sebelum dirinya sendiri ditinggalkan untuk mati. Tiga tahun kemudian, Machete berkeliaran di jalanan Texas untuk melanjutkan hidupnya dengan menjadi pekerja jalanan. Dia kemudian mendapat misi untuk membunuh seorang senator korup bernama John McLaughlin (Robert De Niro), yang telah mengirim ratusan imigran ilegal ke luar negeri. Dia mendapat misi tersebut dari seorang pebisnis lokal, Michael Booth (Jeff Fahey), di mana Booth menawarkan uang sebesar 150 ribu dolar agar Machete mau menerima pekerjaan ini. Ketika dia menyiapkan senjatanya untuk membunuh McLaughlin, tiba-tiba salah satu antek Booth (Shea Whigham) menembak bahu Machete dan juga menembak kaki McLaughlin. Hal ini menunjukkan bahwa misi tersebut hanyalah skenario yang disiapkan Booth untuk menarik simpati masyarakat kepada sosok McLaughlin, dan seolah-olah ada percobaan pembunuhan yang dilakukan oleh imigran gelap. Karena McLaughlin sangat menentang terhadap imigrasi ilegal, dia akan diharapkan masyarakat untuk mengawasi wilayah perbatasan, yang secara otomatis dapat menguasai wilayah tersebut. Machete sebagai seorang imigran ilegal pun dianggap sebagai dalang dari penembakan tersebut sehingga ia dikejar-kejar oleh polisi. Setelah lolos dari penangkapan Booth, dia menuju rumah sakit untuk perawatan lukanya, namun sekali lagi dia harus melarikan diri dari antek Booth yang juga telah tiba di rumah sakit. Sartana Rivera (Jessica Alba), seorang agen dari ICE (Badan Imigrasi dan Bea Cukai AS) dikirim oleh atasannya untuk mencari dan menangkap Machete. Dengan bantuan dari Luz (Michelle Rodriguez), pemimpin gerakan untuk membantu imigran ilegal yang dikenal sebagai Jaringan, Machete merekrut seorang Pastor bernama Padre (Cheech Marin), yang adalah saudaranya. Dia kemudian menculik putri dan istri Booth, April (Lindsay Lohan) dan June (Alicia Marek), setelah membuat adegan "film dewasa amatir" dengan mereka. Dia juga mengumpulkan bukti dari rumah Booth, yang mengungkapkan hubungan McLaughlin dengan Rogelio Torrez, seorang yang telah mendanai kampanyenya di mana Torrez ingin McLaughlin terpilih agar bisa membangun jembatan di perbatasan yang dapat dia kendalikan untuk perdagangan narkoba. Setelah bertemu dengan Machete, Sartana mulai memiliki ketertarikan khusus terhadapnya. Booth dan pembunuh bayarannya, Osiris Amanpour (Tom Savini), membunuh Padre setelah menemukan tempat persembunyian Machete, namun tidak menemukan istri dan anak perempuannya, dan tanpa sepengetahuan Booth gereja telah menyembunyikan kamera. Melalui rekaman CCTV, berita korupsi McLaughlin dan pembunuhan palsu ini akhirnya ditayangkan di televisi nasional. Marah, McLaughlin membunuh Booth dan kembali untuk bergabung dengan Torrez untuk membunuh Machete. Untuk menghilangkan orang-orang yang mengkhianatinya, Machete mengumpulkan Jaringan Meksiko dan membawa mereka ke dasar warga perbatasan, yang dipimpin oleh Von Jackson (Don Johnson). Selama konfrontasi ini, para imigran Meksiko menang atas warga perbatasan. Jackson mencoba untuk melarikan diri, namun Luz menembaknya di bagian belakang kepalanya. April kemudian muncul dengan mengenakan pakaian biarawati setelah melarikan diri dari gereja dan menembak McLaughlin yang telah membunuh ayahnya. Machete yang melawan Torrez akhirnya mencapai puncaknya, di mana Torrez merobek perutnya agar dapat memulihkan namanya atas kegagalannya membunuh Machete dengan salah satu golok Machete yang baru menikamnya. McLaughlin yang terluka berhasil melarikan diri, namun ia kemudian dibunuh oleh sisa-sisa terakhir dari kelompok warga perbatasan, yang mengira dia adalah orang Meksiko. Film kemudian berakhir dengan pertemuan Machete dengan Sartana.