Monday, November 8, 2010

Megamind (2010)

Sudah bukan rahasia lagi kalau sejak kita kecil, kita selalu dicekoki sajian dengan tema kebaikan vs kejahatan, di mana sedahsyat atau sehebat apapun tokoh maupun plot kejahatan yang harus dihadapi para tokoh baik, namun pada akhirnya siapapun yang berdiri di kubu kebenaran pasti akan menang. Rasanya sudah ribuan bahkan jutaan film yang menyelipkan pesan moral bahwa kebaikan pada akhirnya akan dapat mengalahkan kejahatan, tidak terkecuali film itu mengetengahkan latar kisah kepahlawanan manusia super, dongeng tempo dulu, kisah petualangan antariksa, intrik politik, bahkan hingga ke roman percintaan. Pendek kata, hampir di semua film kita akan dapat melihat si baik mengalahkan si jahat. Paling-paling yang membedakan dan membuat banyak variasi, serta unsur daya tariknya yakni bagaimana proses perjuangan serta lika-liku yang harus dijalani sang hero.

Akan tetapi, apa yang akan terjadi, bila ternyata keadaannya berbalik, di mana sang tokoh antagonis justru yang berjaya? Kemungkinan apa yang bisa terjadi? Syukurnya kita tidak perlu repot-repot untuk membayangkannya, karena situasi itulah tepatnya yang disajikan oleh film animasi tahun 2010 keluaran DreamWorks Animation berjudul Megamind ini.

Sekilas film ini mengingatkan kita pada The Incredibles (2004) yang pernah dibuat oleh Pixar Studio ditahun 2004. Tapi ini bukan trend baru persaingan film antara dua studio animasi terbesar dunia, karena A Bug's Life (1998), Monsters, Inc. (2001), dan Finding Nemo (2003) juga mempunyai kemiripan dengan Antz (1998), Monsters vs Aliens (2009), dan Shark Tale (2004). Demikian pula dengan Chicken Run (2000) dan Madagascar (2005) milik DreamWorks Animation juga mirip dengan Chicken Little (2005) dan The Wild (2006) dari Disney, studio yang selama ini mengedarkan film-film Pixar ke seluruh dunia. Animasi Megamind mengambil konsep yang fun tapi kurang family oriented. Begitu pula ceritanya tidak terlalu rumit dan mudah ditebak endingnya. Jadi ketika selesai menontonnya, orang akan mengingat 'film ini lucu dan menghibur' bukan 'terharu dengan pesan yang ada'. Tidak salah karena selera penonton memang berbeda-beda.

Masih mengusung formula yang bisa ditemui di film-film animasi keluaran Dreamworks lainnya, film berbujet $130 juta ini memanfaatkan nama-nama bintang besar sebagai pengisi suaranya, diantaranya Will Ferrell, Tina Fey, Jonah Hill, David Cross, dan juga Brad Pitt. Karena keberadaan nama-nama bintang yang sudah dikenal luas oleh publik, film yang disajikan dalam format 3D garapan sineas Tom McGrath yang pernah mengarahkan Madagascar beserta sekuelnya Madagascar: Escape 2 Africa (2008) ini sukses di box office. Film yang dirilis pada tanggal 5 November 2010 oleh Paramount Pictures ini berhasil meraup total pemasukan sebesar $321,885,765 dalam peredarannya di seluruh dunia.

Alur Cerita

Metro Man (Brad Pitt) dan Megamind (Will Ferrell) adalah berasal dari planet lain tiba ke bumi. Sejak awal, sudah diperlihatkan bahwa keduanya memiliki nasib yang berbeda, pesawat penyelamat yang dinaiki bayi Megamind terpental terkena batu meteor sedangkan pesawat milik Metro Man meluncur dengan mulus hingga sampai di depan pintu rumah sepasang suami istri yang kaya. Megamind juga sampai ke bumi hanya saja mendarat di penjara. Bersekolah di satu sekolah yang sama tetapi tidak ada perubahan pada Megamind karena ia selalu dihindari. Hal inilah yang menumbuhkan kecemburuan kepada Metro Man dan mengubahnya menjadi penjahat.

Megamind memiliki kekuatan super dan juga jenius, yang berusaha mendedikasikan eksistensinya untuk menguasai Metro City. Namun upayanya itu selalu mendapat rintangan dari Metro Man, sang pembela kebenaran yang selalu berhasil menggagalkan segala rencana jahatnya sejak kecil. Pada saat Metro City mendedikasikan sebuah museum untuk pelindung mereka, Megamind bersama sidekicknya bernama Minion (David Cross) menculik Roxanne Ritchi (Tina Fey), seorang reporter yang digunakan untuk memancing Metro Man agar datang ke observatorium nya, dan akhirnya dia berhasil membinasakan sosok pengganggu terbesarnya itu dengan sinar mematikan. Sudah barang tentu kematian Metro Man melapangkan jalan Megamind guna merealisasikan tujuan utama yang diidam-idamkannya, yakni menguasai Metro City. Akan tetapi, di luar perhitungannya, pasca kematian musuhnya itu, Megamind justru mengalami kehampaan yang tak terhingga, di mana antusiasme yang dulu menyelimutinya guna menyusun rencana untuk menyingkirkan rivalnya itu menguap. Ia pun menyadari bahwa menjadi seorang penjahat super tidak ada artinya tanpa keberadaan orang baik yang mencoba menghentikannya.

Sesaat sebelum menghancurkan Museum Metro Man, Megamind menyamar menjadi Bernard (Ben Stiller), seorang kurator musium. Saat penyamarannya itulah, dia terinspirasi oleh ucapan Roxanne untuk menciptakan seorang pahlawan super dengan menggunakan DNA dari Metro Man, yang akan memberikan subyek kemampuan super layaknya Metro Man. Megamind kemudian memilih sasarannya dan Roxanne menyelinap ke dalam observatorium; yang menghasilkan kekacauan di mana sang penjahat tak sengaja menembakkan serum ke Hal Stewart (Jonah Hill), seorang juru kamera rekan Roxanne. Mengambil keuntungan dari Hal yang mudah tertipu, Megamind menyamar menjadi "ayah angkasa" nya, mendandaninya menjadi pahlawan super dengan nama Titan, dan mempersiapkan dia untuk melawan dirinya sendiri. Sementara itu, Megamind yang menjadi tertarik pada sang reporter, terus mengencaninya dengan menyamar sebagai Bernard. Titan yang juga tergila-gila dengan Roxanne, menjadi cemburu, sementara Minion yang melihat Megamind mulai berubah pikiran tentang menjadi penjahat, dengan marah meninggalkannya. Di saat kencan, penyamaran Megamind terungkap, membuat Roxanne marah dan mencampakkannya. Megamind yang patah hati, kembali ke observatorium nya dan bersumpah untuk melawan Titan pada hari berikutnya seperti yang direncanakan.

Tidak sabar menunggu Titan, Megamind keluar untuk mencarinya, dan menemukan bahwa Titan yang memiliki alter ego sebagai Tighten, bermaksud menggunakan kekuatannya untuk tujuan jahat. Marah, Megamind melawannya dengan mengungkapkan penyamarannya sebagai Bernard dan "ayah angkasa" Tighten. Di tengah pertarungan, Megamind menyadari Tighten bermaksud untuk membunuhnya, dan dia mencoba untuk mengaktifkan senjata yang sebelumnya digunakan untuk mengalahkan Metro Man, namun ia terkejut ketika menemukan senjata itu tidak bekerja. Dia pun melarikan diri meninggalkan kota, sampai Tighten mengungkapkan bahwa ia akan mengambil alih kota dan terus merusaknya sebagai penjahat baru. Megamind kembali ke Roxanne untuk meminta maaf dan meyakinkan dia untuk membawanya ke markas rahasia Metro Man agar dapat menemukan cara lain untuk menghentikan Tighten. Mereka terkejut ketika menemukan Metro Man masih hidup. Metro Man kemudian mengungkapkan bahwa ia lelah menjadi seorang pahlawan. Dia juga mengungkapkan bahwa pada hari ketika Megamind menjebaknya di dalam observatorium nya, dia memalsukan kematiannya sendiri dan bersembunyi untuk mengejar impiannya sebagai musisi. Roxanne kemudian mencoba meyakinkan Megamind untuk melawan Tighten sebagai pahlawan kota, namun dia merasa ia ditakdirkan untuk menjadi seorang penjahat.

Tighten kemudian menangkap Roxanne dan mengikatnya di puncak Metro Tower, yang mengancam akan membunuhnya jika Megamind tidak melawannya. Melihat Roxanne dalam bahaya, Megamind bertemu Minion lagi, dan keduanya lepas landas untuk menyelamatkan kota. Minion kemudian menyamar sebagai Megamind untuk memancing Tighten keluar agar dia dapat menyelamatkan Roxanne. Sementara Megamind yang menyamar sebagai Metro Man, menghina Tighten atas perbuatannya. Untuk sementara Tighten kalah, dan diberitahu oleh Megamind untuk meninggalkan Metro City, namun kejahatannya makin brutal, sekali lagi Megamind dipaksa untuk menghadapinya, dan pertarungan pun kembali terjadi. Di saat itulah, Megamind mengambil serum mengekstrak kekuatan super dari mobilnya untuk digunakan terhadap Tighten, dan dia berhasil mengembalikannya sebagai Hal Stewart lagi. Hal kemudian dibawah ke penjara, dan Megamind menjadi penyelamat kota. Setelah kejadian itu, bekas Museum Metro Man di dedikasikan untuk Megamind.

*** Di tahun 2011, kemudian dirilis film kelanjutan dari Megamind, berjudul Megamind: The Button of Doom. Film pendek yang disutradarai oleh Simon J. Smith ini dirilis dalam format DVD/Blu-ray yang disertakan dalam film prosedornya pada tanggal 25 Februari 2011, di mana film ini juga disuarakan oleh Will Ferrell dan David Cross.

Film ini menceritakan di hari pertama Megamind dan sidekicknya Minion melakukan pekerjaannya sebagai pelindung di Metro City setelah mengalahkan si penjahat Tighten. Mereka telah menjual gadget yang telah mereka gunakan untuk melakukan kejahatan kepada warga untuk tujuan baik. Semua gadget mereka jual, kecuali Death Ray (Sinar Mematikan). Adapun Pistol Dehidrasi, yang dijual kepada seorang anak bernama Damien (Jordan Alexander Hauser), yang tak sengaja menggunakannya terhadap ibunya (Michelle Belforte Hauser), yang berubah wujud menjadi sebuah kubus. Megamind memberitahu Damien untuk merendam kubus itu dalam air untuk mendapatkan kembali ibunya, namun tidak diketahuinya, Damien telah memutuskan untuk tidak melakukannya, karena dia melihat ini sebagai kesempatan untuk bebas bersenang-senang tanpa larangan dari sang ibu. Damien kemudian memutuskan untuk membantu teman- temannya mendehidrasi orangtua mereka, sehingga mereka dapat melakukan apapun yang mereka inginkan. Setelah pelelangan selesai, Megamind memberitahu setelan gadget ciptaannya yang memiliki semua kekuatan dari Metro Man, yang akan ia pakai untuk melindungi Metro City.

Minion kemudian menemukan sebuah tombol yang tampaknya tidak berbahaya dan juga tak dijual. Tidak ingat tombol itu untuk apa, Megamind menekannya, dan mengungkapkan bahwa itu adalah sebuah robot yang disebut Mega Megamind, di mana dia telah menempatkan semua sisi jahatnya ke memori robot raksasa tersebut, yang menganggap Megamind adalah Metro Man, dan mulai menyerangnya. Megamind akhirnya melawan robot itu dengan kekuatan barunya, namun dia kalah, dan bersama Minion dia kemudian bersembunyi dalam Invisible Car, sebuah mobil tak kelihatan. Ternyata Megamind telah memprogram robot tersebut untuk tidak pernah berhenti sampai dapat melenyapkan sang pahlawan (juga asistennya). Minion kemudian memberitahu bahwa ia masih menyimpan Spiderbot, sebuah robot yang sebelumnya ingin dibuang Megamind, dan ia mengatakan kepadanya bahwa dia harus mencoba untuk menjadi dirinya sendiri sebagai pahlawan, daripada mencoba melakukannya sebagai Metro Man. Megamind segera memancing robot raksasa itu ke tempat dimana dia bisa menembakkan Death Ray. Minion kemudian menyadari bahwa ia tidak dapat mengaktifkan Death Ray karena tombol pengendalinya rusak, dan mencoba untuk menemukan remotenya. Namun Megamind tidak ingat bentuk remote itu, jadi sidekicknya mencoba dengan semua remote yang ada. Megamind, mencoba bersembunyi, namun akhirnya ditemukan oleh Mega Megamind. Setelah berhasil menemukan remote, Minion segera mengaktifkan Death Ray sementara Megamind dengan Spiderbotnya menyingkir menggunakan robot penembak tepat sebelum si robot raksasa hancur.

Keduanya kemudian mengambil Pistol Dehidrasi dari Damien setelah menangkapnya melakukan beberapa hal gila bersama teman-temannya saat mereka mendehidrasi orang tua mereka, dan Megamind memulihkan kembali wujud orang tua mereka dengan segelas air. (Source: Cinemags, Wikipedia)