Monday, March 21, 2011

Paul (2011)

Selain sering dipresentasikan sebagai penginvasi Bumi, gambaran lain makhluk angkasa luar dalam kancah genre fiksi ilmiah perfilman dunia yang kerap ditemui adalah karakter alien bersahabat. Untuk kasus ini, berbeda dengan wujud alien jahat yang umumnya sengaja dibuat sebagai sosok yang menyeramkan, gambaran para alien "sahabat manusia" ini justru mengundang simpati, bahkan beberapa diantaranya mempunyai wujud yang lucu dan menggemaskan, meski ternyata di balik sosok mereka yang sama sekali tidak mengancam itu tersimpan kemampuan yang luar bisa. Adapun contoh yang paling fenomenal dan ikonik mengenai hal ini sudah pasti makhluk ET di film E.T. the Extra-Terrestrial, karya sineas Steven Spielberg yang kemudian seakan-akan menjadi standarisasi karakteristik film-film tentang sosok alien yang bersahabat berikutnya.

Kini di tahun 2011, daftar alien yang bersahabat bakal bertambah lagi dengan kemunculan film ini, film paduan live action dan animasi CGI yang untuk kesekian kalinya menjadi ajang kolaborasi dua aktor komedian Inggris Simon Pegg dan Nick Frost. Film yang latar belakang pembuatannya dideskripsikan Pegg dan Frost dengan istilah surat cinta kepada Steven Spielberg terutama atas karya legendarisnya, E.T. the Extra-Terrestrial ini merupakan karya penyutradaraan Greg Mottola yang namanya semakin diperhitungkan sebagai sineas handal di genre komedi berkat dua film besutannya ditahu 2007, Superbad dan kemudian film ditahun 2009, Adventureland. --disadur dari majalah cinemags--

Sinopsis

Pada tahun 2009, Graeme Willy (Simon Pegg) dan Clive Gollings (Nick Frost) adalah dua sahabat yang merupakan penggila komik sci-fi asal Inggris yang bepergian ke Amerika untuk menghadiri konvensi Comic-Con tahunan. Setelah itu, keduanya melanjutkan perjalanan dengan menggunan kendaraan rekreasi (RV) untuk mengunjungi semua situs penting, yaitu tempat-tempat yang pernah dikunjungi oleh alien dikomik yang mereka baca. Dalam perjalanan ke situs kedua mereka, mereka berhenti turun di sebuah kafe lokal di mana mereka bertemu dengan dua pemburu dan menuduh mereka adalah pasangan gay. Ketika mereka buru-buru pergi, Clive sengaja memundurkan RV nya ke mobil pemburu tersebut yang mengakibatkan mobil pemburu tersebut penyok.

Di lokasi situs berikutnya, mereka melihat sebuah ledakan mobil, lalu mereka memperhentikan mobil mereka untuk menghampirinya dan menyelidiki kejadian tersebut. Mereka melihat kendaraan tersebut kosong dan mereka mulai menelepon layanan darurat. Lalu mereka mendengar sebuah suara yang kemudian mereka menemukan makluk asing (Alien) yang bernama Paul (di suarakan oleh Seth Rogen) yang sangat membutuhkan pertolongan mereka. Alien tersebut berusaha melarikan diri dari Area 51 untuk mendapatkan tempat yang aman.

Terkejut dengan munculnya Alien tersebut, Graeme berencana memberikan tumpangan kepada Paul, tetapi Clive tidak suka dengan ide tersebut. Kemudian, Lorenzo Zoil (Jason Bateman), seorang agen khusus pemerintah, tiba di lokasi kecelakaan mobil tersebut dan dia mengejar Paul yang berusaha melarikan diri. Akhirnya, Clive mau membantu Paul melarikan diri dari kejaran Zoil. Zoil kemudian merekrut dua agen FBI ceroboh, Haggard (Bill Hader) dan O'Reilly (Joe Lo Truglio), untuk membantu dalam misi pengejaran ini.

Lalu Paul, Graeme, dan Clive tertarik ke sebuah taman motor yang dijalankan oleh Ruth Buggs (Kristen Wiig), seorang pencipta yang beragama kristen, yang di kontrol oleh ayahnya, Moses (John Carroll Lynch). Dan Paul mengungkapkan bahwa, sejak ia ditangkap oleh pemerintah, ia telah memberikan prestasi ilmiah termasuk memberikan ide kepada Steven Spielberg untuk film-nya yang berjudul ET dan menciptakan karakter agen spesial FBI Fox Mulder di film The X-Files.

Namun, ia menemukan bahwa ia telah menyelesaikan fungsinya sebagai wadah pengetahuan pemerintah, dan sekarang pemerintah bermaksud untuk mengoperasi otaknya dalam upaya untuk memanfaatkan kemampuannya. Dengan bantuan dari seorang teman di Area 51, lalu Paul mengirim SOS ke planetnya dan orang-orangnya sekarang menuju ke Bumi untuk menjemputnya. Saat mengetahui hal tersebut, pemerintah memajukan jadwal untuk operasi Paul, yang membuat dia melarikan diri secepatnya.

Limitless (2011)

Ingin tahu efek dari menelan narkoba? Tidak, ini tidak menganjurkan Anda untuk mengkonsumsi barang haram tersebut. Ada cara yang lebih mudah dan menghibur untuk tahu perubahan yang disebabkan efek narkoba. Film karya Neil Burger ini akan memperlihatkan sekaligus membawa Anda ke dunia yang dilihat dari mata seorang pencandu karena film ini mengisahkan tentang obat mutakhir yang dapat meningkatkan kinerja otak, namun mempunyai efek samping yang cukup berbahaya.

Awalnya Anda mungkin akan memandang remeh film yang berbujet $27 juta ini dengan berpikir bahwa film ini tidak ada bedanya dengan film-film tentang pencandu obat-obatan lain. Namun ternyata, seiring dengan bergulirnya cerita, Anda mungkin akan semakin terpaku menyaksikan kehidupan sang karakter utama yakni Eddie Morra, yang diperankan Bradley Cooper. Burger tidak berusaha menggurui bahwa penggunaan obat secara berlebihan akan berakibat buruk di kemudian hari. Sang sutradara ini malah membawa kita melihat sudut pandang seseorang yang dunianya berubah karena efek dari obat yang konon disebutkan meningkatkan daya kerja otak dari yang hanya 20% menjadi 100%.

Bila Anda belum pernah mengkonsumsi barang haram ini, ada kemungkinan Anda akan terkagum-kagum melihat dunia dari sudut pandang seorang pencandu. Bagaimana tidak, dunia mereka penuh dengan warna dan segala sesuatu bergerak dengan cepat. Semua itu dideskripsikan Burger melalui perubahan gambar dari soft ke tajam dan kelabu ke terang, musik, pergerakan kamera yang cepat, sudut pandang Eddie yang digambarkan mencembung, dan gaya berbicara sang tokoh utama yang cepat seakan ingin menumpahkan seluruh informasi yang ada di otaknya. Uniknya, tanpa sadar Anda akan ikut bergairah seiring dengan perubahan yang terjadi seakan- akan Anda juga merasakan efek yang dialami Eddie. Namun, untuk beberapa penonton yang tidak terbiasa dengan perubahan adegan yang cukup drastis tersebut nampaknya akan pusing dan mual layaknya bila Anda pergi ke sebuah diskotik dengan lampu kelap-kelip dan suara musik berdentam-dentam.

Dari segi akting, memang tidak salah bahwa 80% jualan film ini adalah Cooper. Bila pemerannya bukan dia yang sanggup membuat kita pada awalnya antipati sebagai seorang pecundang tanpa masa depan, tapi lama-kelamaan bersimpati setelah berubah menjadi eksekutif muda yang tampan dan penuh percaya diri ini niscaya film ini hanya akan jadi film kelas B yang bisa saja di kemudian hari menjadi cult. Sayangnya, akting pemain lainnya, misalnya Abbie Cornish yang berperan sebagai Lindy di sini terlihat biasa saja, bahkan tidak ada chemistry antara dirinya dengan Eddie. Burger pun kelihatannya juga tidak repot-repot untuk berusaha mengembangkan hubungan antara Lindy dan Eddie karena jualan utama film ini memang bukan tentang drama romantis yang diselipi bumbu narkoba.

Anna Friel sebagai mantan istri Eddie mungkin bisa disebut sebagai scene stealer dengan penampilan fisiknya yang bak nenek-nenek, tapi karena kemunculannya hanya sesaat mudah terlupakan. Mungkin, satu-satunya bintang yang sanggup melawan 'dominasi' Cooper adalah Robert De Niro. Meskipun dengan porsi adegan yang tidak terlalu banyak, aktor gaek ini berhasil menampilkan sosok seorang CEO perusahaan terkemuka tegas yang tidak segan-segan memecat bawahannya bila pekerjaan mereka dianggap kurang memuaskan. Sayangnya, bila Anda adalah salah satu penonton yang jeli, pasti sadar bahwa ada beberapa pertanyaan yang dibiarkan tak terjawab oleh film ini setelah selesai. Salah satunya adalah siapakah pembunuh supermodel yang dikencani Eddie? Apakah Eddie sendiri atau seseorang? Entah sang sutradara sengaja menyisakan pertanyaan-pertanyaan tersebut sebagai 'PR' bagi para penonton atau barangkali ia lupa 'menambal' kebolongan tersebut. --disadur dari majalah cinemags--

Alur Cerita

Edward "Eddie" Morra (Bradley Cooper) adalah seorang penulis yang tinggal di New York City dan baru saja diputuskan oleh kekasihnya, Lindy (Abbie Cornish) karena gagal untuk memenuhi batas waktu untuk menyerahkan buku barunya yang belum ia tulis. Suatu hari, Eddie bertemu Vernon Gant (Johnny Whitworth), saudara dari mantan istrinya, Melissa Gant (Anna Friel). Vernon adalah seorang pengedar narkoba dan dia menawarkan Eddie sampel obat baru peningkat kecerdasan, NZT-48, yang di diklaim memiliki kemampuan meningkatkan daya kerja otak hingga 100% dari otak yang hanya memiliki akses 20% secara normal. Eddie menerima, dan banyak kejutannya setelah diminum, obat ini bisa memacu kerja otak hingga bisa digunakan semaksimal mungkin, hingga ia bisa segera menyelesaikan bukunya.

Eddie kemudian mendatangi Vernon untuk meminta obat lebih banyak, namun dia menemukan Vernon telah dibunuh dan segera dia memanggil polisi. Dia menyimpulkan bahwa Vernon mungkin dibunuh oleh seseorang yang menginginkan obat tersebut. Dia kemudian menemukan sekantong NZT milik Vernon tersembunyi di oven bersama sebuah buku dengan beberapa nama beserta setumpuk uang, yang kemudian ia ambil. Dengan obat tersebut, tiba-tiba dia dapat mengetahui segalanya, tentang apapun. Otaknya mengeluarkan semua hal, semua yang pernah dibaca, didengar atau dilihat sekarang lebih tertata rapi dan tersedia. Ia pun dapat menulis buku hanya dalam waktu empat hari dan mampu menguasai bahasa asing dalam waktu singkat. Banyak hal yang bisa ia pelajari dengan mudah dan cepat, Eddie gunakan untuk mendapatkan uang dengan cara mudah, dimana Eddie menciptakan citra baru untuk dirinya sendiri dan meninggalkan menulis buku. Dan dia mulai melakukan perdagangan saham dengan modal pinjaman uang dari mafia Rusia, Gennady (Andrew Howard).

Eddie menjadi kaya dengan cepat dan segera dipekerjakan oleh pengusaha terkemuka Carl Van Loon (Robert De Niro). Setelah itu, dia akhirnya dapat kembali bersama Lindy lagi, dimana dia juga diikuti oleh Man in Tan Coat (Tomas Arana). Eddie kemudian menyadari telah menggunakan NZT lebih hingga menyebabkan efek samping pada dirinya yaitu: waktu yang hilang karena segala sesuatu bergerak dengan cepat, aktivitas yang penuh hingar bingar, dan denyut jantung yang tidak teratur.

Eddie kemudian gagal menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Van Loon karena dia sedang mabuk oleh NZT. Karena ketakutannya itu, dia memungkinkan yang telah membunuh seorang supermodel bernama Maria Winberg. Eddie kemudian dihubungi oleh mantan istrinya dan belajar bahwa Melissa juga telah mengkonsumsi obat tersebut. Lebih buruk lagi, ia belajar bahwa berhenti mengkonsumsi NZT dapat mengakibatkan masalah kesehatan dan mental, dan mungkin bisa mengakibatkan kematian. Eddie kemudian mencoba menghubungi orang lain yang mungkin tahu mengenai NZT, namun Eddie belajar bahwa diantara klien Vernon yang dihubunginya, 3 orang meninggal dan sisanya sakit. Melissa kemudian memperingatkan Eddie untuk menghentikan meminum NZT secara berkala sebelum terlambat. Namun usahanya tersebut membuatnya menderita dimana dia mulai merasa sakit dan tidak dapat berjalan menuju rumahnya. Ia mencoba meminta bantuan Lindy dan mengungkapkan kecanduannya akan obat itu. Lindy sebenarnya enggan untuk mengambil NZT simpanannya yang tersembunyi di apartemennya dan membawanya kepada Eddie yang masih ada di kantornya.

Namun, dalam perjalanan Lindy dikejar oleh Man in Tan Coat, dan itu menjadi jelas bahwa dia adalah orang yang sangat berbahaya, karena saat itu dia telah membunuh dua orang penyelamat Lindy saat dia melarikan diri. Melalui telepon Eddie meyakinkan Lindy untuk meminum salah satu obatnya, yang membuat dia dapat melarikan diri dengan berani. Meskipun Eddie selamat, Lindy yakin bahwa ia akan menghancurkan dirinya sendiri karena NZT yang telah diminumnya.

Gennady mencoba meminum sebutir NZT yang diambil dari tangan Eddie, dan menyadari efeknya. Dia kemudian mengancam Eddie hingga Eddie setuju untuk memberinya lagi NZT lebih. Meskipun telah diperingatkan Melissa, Eddie masih mengkonsumsi obat sampai tingkat lebih tinggi, yang kemudian menggunakan kekayaannya untuk menyewa ilmuwan untuk memodifikasi NZT, sebuah proses yang bisa memakan waktu bertahun-tahun.

Dua bulan setelah Eddie mulai mengkonsumsi NZT lagi, dia membantu Carl dengan menjadi pialang merger perusahaannya dengan pengusaha saingannya Hank Atwood (Richard Bekins). Sebelum kesepakatan dua perusahaan dilakukan, Atwood jatuh sakit. Melihat Man in Tan Coat bekerja untuk Atwood, Eddie menyadari misi sejati orang itu adalah untuk mencuri obat miliknya untuk Atwood yang sedang sakit akibat dari kecanduan NZT. Simpanan obat Eddie kemudian dicuri oleh pengacaranya sendiri, Morris Brandt (Ned Eisenberg) dari jasnya, dan terungkap bahwa Brandt juga bekerja untuk Atwood.

Gennady dan dua orangnya mengikuti Eddie kerumahnya, namun dia berhasil membunuh mereka semua. Karena ia juga akan mati ditempat itu dan hanya NZT terakhir yang ada di aliran darah Gennady yang bisa menolongnya, dia meminum langsung darah Gennady yang sudah meninggal. Atwood kemudian meninggal karena sakitnya, dan Brandt memiliki NZT yang disimpan untuk dirinya sendiri. Eddie setuju untuk bekerja dengan Man in Tan Coat untuk mengambil NZT yang telah dicuri Brandt dirumahnya.

Satu tahun kemudian, buku Eddie telah diterbitkan berjudul "Illuminating the Dark Fields", yang merupakan referensi terhadap film ini, dan Eddie mencalonkan diri menjadi Senat Amerika Serikat. Di tengah kampanye, Carl mendekatinya dengan mengatakan kalau dia akan membeli perusahaan farmasi yang memproduksi NZT. Carl memintanya bekerjasama dengannya dengan menawarkan sebuah pasokan NZT tak terbatas, namun Eddie harus menggunakan posisi politiknya untuk mempertimbangkan rencana Carl tersebut. Dia menolak dan mengatakan bahwa dia tidak lagi membutuhkan obat itu karena ia dan timnya telah menciptakan NZT dosis permanen yang tidak ada efek sampingnya.

Tuesday, March 15, 2011

Mars Needs Moms (2011)

Image Movers Digital, studio yang mengerjakan visualisasi film animasi ini, awalnya di tahun 1997 bernama Image Movers saat pertama kali berdiri. Studio yang dimiliki oleh Walt Disney Company ini dipimpin oleh Robert Zemeckis dan sejak pertama kali dibentuk studio ini sudah menghasilkan banyak film berkualitas diantaranya Cast Away (2000), Matchstick Men (2003), dan The Polar Express (2004). Setelah menyelesaikan Beowulf (2007), studio ini ditutup tetapi kemudian dibeli oleh Walt Disney Company dan berubah nama menjadi Image Movers Digital (IMD).

Di tahun 2009, IMD merilis film pertamanya dengan menggunakan teknologi performance capture berjudul A Christmas Carol (2009). Sayangnya di bulan Maret tahun lalu studio ini kembali akan ditutup terhitung setelah mereka menyelesaikan film terbarunya di tahun 2011 yaitu Mars Needs Moms ini. Film ini mempercayakan kursi sutradara sekaligus skenario cerita kepada Simon Wells yang dikenal lewat film The Prince of Egypt (1998). Dengan menggunakan teknologi performance capture yang sebelumnya juga pernah digunakan, IMD mencoba menghadirkan pengalaman seperti yang pernah dihadirkan lewat A Christmas Carol. Sedangkan untuk ide ceritanya, Simon mengadaptasi cerita dari buku yang ditulis oleh Berkeley Breathed berjudul Mars Needs Moms!. Breathed adalah penulis dan juga kartunis asal Amerika peraih Pulitzer yang menghasilkan banyak buku.

Sedangkan untuk jajaran pengisi suaranya, film ini akan menampilkan suara Seth Green, Dan Fogler, Elisabeth Harnois, Mindy Sterling, Tom Everett Scott, Dee Bradley Baker, dan Joan Cusack. Dirilis pada tanggal 11 Maret 2011, film yang menghabiskan biaya produksi sebesar $150 juta ini 'hanya' berhasil meraup pendapatan sebesar $39,549,758 dari peredarannya di seluruh dunia. --source; majalah cinemags--
Alur Cerita

Banyak anak yang menganggap ibunya adalah ibu yang paling menjengkelkan di dunia. Termasuk Milo (Seth Green, melalui suara dari Seth Dusky), yang berumur 9 tahun, merasa sudah tak sanggup lagi hidup dengan segala aturan yang dibuat oleh ibunya (Joan Cusack), di mana ayahnya (Tom Everett Scott) juga tidak pernah punya waktu untuknya karena sibuk dengan pekerjaannya. Baginya ibunya adalah orang yang paling menjengkelkan di seluruh dunia. Dia harus Membuang sampah, harus makan sayur dan masih banyak lagi aturan yang menurut Milo tak penting, termasuk kalau dia tidak mau makan brokoli, dia tidak boleh nonton TV, dan menyuruhnya tidur lebih awal. Namun Milo belum menyadari betapa berharganya seorang ibu untuknya. Setelah perselisihan sengit dengan ibunya, Milo tanpa sadar mengucapkan: "hidupku akan jauh lebih baik kalau aku tidak punya ibu." Tentu saja ibunya sangat terkejut dan sedih.

Malam itu juga, keinginannya menjadi kenyataan ketika ibunya diculik oleh para makhluk luar angkasa dari planet Mars, yang berencana untuk mengambil ingatannya yang akan ditaruh di program 'robot pengasuh' untuk membesarkan anak-anak mereka. Penduduk Mars yang dipimpin oleh atasan mereka yang kejam, the Supervisor (Mindy Sterling), sebelumnya telah mengamati para ibu di Bumi melalui satelit mereka, dan kemudian memilih ibu Milo berdasarkan kemampuannya untuk mengawasi anaknya dengan ketat.

Untuk menyelamatkan ibunya, Milo menyelinap ke pesawat luar angkasa yang membawa ibunya. Setelah tiba di Mars, Milo terkunci dalam sel penjara, namun dia berhasil melarikan diri melalui saluran pembuangan sampah bawah tanah di mana ia bertemu dengan seorang ahli-teknologi yang tinggal ditempat itu yang ternyata adalah seorang manusia bernama Gribble (Dan Fogler). Gribble kemudian membantunya menyusun rencana untuk menyelamatkan ibu Milo agar dapat kembali ke bumi sebelum waktu malam di bumi habis. Sayangnya, rencana tersebut menjadi berantakan ketika di sebuah pos pemeriksaan, para makhluk Mars menangkap Milo dan mengetahui tempat persembunyian Gribble, namun Milo dapat melarikan diri. Sementara bersembunyi dari para penjaga, Milo bertemu dengan seorang gadis Mars yang memiliki sifat pemberontak bernama Ki (Elisabeth Harnois). Milo segera kembali ke tempat persembunyian Gribble, dan menemukan dia telah tertangkap. Setelah dapat menyelamatkannya, Gribble mengaku kepada Milo tentang bagaimana ia tiba di Mars; 25 tahun yang lalu, ibu Gribble terpilih oleh para makhluk Mars sebagai contoh baik untuk program 'robot pengasuh' mereka. Seperti Milo, Gribble menyelinap ke dalam pesawat ruang angkasa, namun dia gagal untuk menyelamatkan ibunya dan akhirnya terdampar di Mars.

Setelah Ki berhasil menemukan Milo dan Gribble di pembuangan sampah bawah tanah, mereka menemukan sebuah lukisan yang ada di gua kuno yang menunjukkan keluarga makhluk Mars di masa lalu, yang seperti keluarga manusia di Bumi. Setelah menghindari para penjaga dan mengambil pesawat ruang angkasa, Milo berhasil membangunkan ibunya dan menyelamatkannya, namun ketika mereka berdua melarikan diri keluar menuju permukaan Mars, the Supervisor muncul, yang akan membunuh mereka sebelum Gribble dapat menyerangnya, yang menyebabkan tembakan apinya menghancurkan helm ruang angkasa yang dipakai Milo untuk perjalanannya.

Tanpa helm ruangnya, Milo mulai tidak dapat bernafas, namun ibu Milo memberikan helm ruang yang dipakainya. Meskipun Milo dapat selamat, namun kehidupan ibunya telah dipertaruhkan. Gribble yang tidak ingin melihat anak lain di Bumi kehilangan ibunya, dia berhasil menemukan helm ruang lain yang terpendam di dataran dan dapat menyelamatkan ibu Milo, yang menunjukkan kepada makhluk Mars satu hal yang mereka abaikan tentang para ibu di bumi: cinta untuk anak-anak mereka, di mana Milo meminta maaf kepada ibunya apa yang dilakukan sebelumnya. The Supervisor menyerang lagi dan saat ia akan segera menangkap kembali mereka, Ki mengungkapkan foto dari lukisan gua kuno dan menunjukkan bahwa the Supervisor telah menipu mereka, yang menyebabkan mereka berbalik melawan the Supervisor dan memenjarakannya.

Ki dan Gribble kemudian mengembalikan Milo dan ibunya ke Bumi tepat sebelum ayah Milo pulang ke rumah. Karena telah memiliki perasaan terhadap Ki, Gribble memutuskan untuk tinggal di Mars dan akhirnya kembali ke sana. Di bawah kepemimpinan baru; Gribble dan Ki, mereka memperkerjakan para makhluk Mars pria dan wanita bersama-sama untuk membesarkan anak-anak mereka.

Monday, March 14, 2011

Red Riding Hood (2011)

Apakah Anda pernah menyaksikan, membaca, mendengar atau sedikitnya mengetahui perihal tentang dongeng anak-anak klasik populer Gadis Kecil Bertudung Merah? Sekedar pemicu ingatan, dalam dongeng itu, tersebutlah seorang gadis kecil yang dikarenakan sudah lama tidak berjumpa dengan sang nenek yang tinggal di desa lain, memutuskan untuk pergi mengunjunginya, di mana dalam perjalanannya itu ia berjumpa dengan serigala besar jahat, yang kemudian memperdayai sang gadis. Meski pada akhirnya sang serigala menerima ganjaran yang setimpal dan kisah sang gadis berakhir bahagia, namun serigala itu sebelumnya sempat berhasil melancarkan niat jahatnya.

Bagi Anda yang menggemari kisah-kisah dongeng baik itu dalam bentuk gambar bergerak, cerita bergambar, atau hanya sekedar sebatas tulisan, rasanya ganjil, apabila belum pernah mendengar perihal dongeng anak-anak yang di dalamnya berisikan salah satu pesan moral: jangan sekali-kali menaruh kepercayaan yang besar pada orang asing yang baru saja kita kenal ini, pasalnya dongeng ini selain juga sangat populer, sudah berulang kali diangkat ke versi film serta sering sekali diparodikan.

Akan tetapi, bilamana narasi yang dijabarkan di atas masih belum juga sukses mengusik kenangan Anda, atau memang Anda sama sekali asing dengan dongeng populer yang klasik ini, di tahun 2011 muncul adaptasi teranyarnya, Red Riding Hood, di mana dongeng yang sedianya diplot untuk audiens anak-anak ini, disajikan dalam frame yang lebih dewasa dan balutan kisah yang jauh lebih kelam. Inilah karya penyutradaraan di tahun 2011 oleh sineas wanita Catherine Hardwicke; orang yang mempunyai peranan signifikan terhadap kesuksesan Twilight (2008); babak pertama dari saga kisah cinta terlarang adaptasi novel karya Stephenie Meyer.

Tidak seperti dongeng Gadis Bertudung Merah yang selama ini dikenal sebagai dongeng anak-anak yang 'aman dikonsumsi' segala umur, film besutan sineas kelahiran 1955 ini bernuansa kelam dan dewasa, di mana selain tokoh utamanya adalah gadis berusia remaja, juga berisikan kisah cinta segitiga yang kompleks -- aspek yang tidak akan ditemukan dalam versi Gadis Bertudung Merah lainnya yang selama ini sudah banyak bermunculan. Disamping itu, Hardwicke juga berhasil menggaet beberapa bintang ternama untuk bemain dalam film rilisan Warner Bros. pada tanggal 11 Maret 2011 ini, sebut saja aktris yang namanya langsung dikenal kala berperan sebagai aktris pendukung dalam Mean Girls (2004); Amanda Seyfried, dan juga aktor Inggris yang sudah membuktikan kapasitasnya sebagai aktor serba bisa yang sangat kompeten; Gary Oldman.

Selain Seyfried dan Oldman, film ini juga dibintangi oleh aktor yang berperan sebagai Charlie Swan dalam saga Twilight; Billy Burke, aktor yang paling dikenal lewat performa aktingnya dalam serial TV Jericho dan United States of Tara; Shiloh Fernandez, aktor yang merupakan anak dari aktor Jeremy Irons; Max Irons, aktris nominasi Golden Globe dalam Sideways (2004); Virginia Madsen, serta aktris Inggris yang paling kondang lewat perannya dalam film Darling (1965) dan Doctor Zhizago (1965); Julie Christie. --disadur dari majalah cinemags--

Film yang naskahnya ditulis David Leslie Johnson dengan biaya produksi sebesar $42 juta ini kurang mendapat sambutan hangat dari para penonton awam maupun para kritikus. Namun hal tersebut terbukti tidak menghentikan Red Riding Hood untuk sukses secara komersil, walaupun tidak dapat pula dikategorikan istimewa. Hal ini terlihat dari pendapatan sebesar $89,162,162 yang berhasil diraup dari peredarannya di seluruh dunia.

Alur Cerita

Valerie (Amanda Seyfried) adalah seorang wanita muda yang tinggal di desa Daggerhorn, sebuah desa kecil di perbatasan hutan rimba yang angker. Sejak masih anak-anak, ia telah mengembangkan ketertarikannya untuk berburu kelinci dan jatuh cinta dengan pemuda penebang kayu yatim piatu bernama Peter (Shiloh Fernandez). Namun kedua orang tuanya, Suzette (Virginia Madsen) dan Cesaire (Billy Burke) tidak setuju dan telah menjodohkannya dengan pemuda bernama Henry (Max Irons), putra dari seorang pandai besi kaya bernama Adrian Lazar (Michael Shanks), untuk membayar utang- utangnya kepadanya. Selama bertahun-tahun desa Daggerhorn selalu didatangi Manusia Serigala yang selalu meminta tumbal. Agar tidak memangsa manusia, setiap bulan purnama para penduduk memberikan persembahan berupa hewan ternak.

Tidak ingin kehilangan cintanya, Valerie berniat untuk kabur dari desa itu dan merencanakan hidup bersama Peter untuk selamanya sebagai suami istri. Namun rencana itu batal dilakukan setelah kejadian buruk yang menimpa kakaknya, Lucie (Alexandria Maillot), yang ditemukan mati terbunuh oleh Manusia Serigala. Beberapa penduduk segera meninggalkan desa untuk memburu binatang tersebut. Di sebuah sarang serigala dalam hutan, mereka akhirnya berhasil memenggal kepala serigala, tapi Adrian terbunuh dalam perburuan tersebut. Sementara itu, sang Nenek (Julie Christie) menemui cucunya dengan memberikannya hadiah pernikahan dini berupa jubah berkerudung merah yang indah.

Dengan membawa kepala serigala kembali ke desa, para penduduk memutuskan untuk merayakan kebebasan mereka. Namun perayaan mereka terganggu oleh kedatangan Bapa Solomon (Gary Oldman), seorang imam berpengalaman dalam Manusia Serigala bersama rombongan penjaganya. Solomon telah membunuh istrinya sendiri untuk melindungi anak-anak mereka dari Manusia Srigala. Dia juga mengatakan kepada penduduk desa bahwa kepala serigala yang dibawanya adalah bukan Manusia Serigala sebenarnya, karena saat siluman itu mati dia akan kembali ke bentuk manusia. Namun penduduk desa mengabaikan peringatan ini. Valerie belajar setelah itu bahwa ibunya pernah jatuh cinta dengan Adrian sebelum bertemu dengan ayahnya, dan tak terduga telah melahirkan Lucie sebagai hasilnya, namun Cesaire tidak mengetahui akan hal ini. Selama perayaan malam itu, Valerie menghadapi Peter yang menolaknya setelah ditekan oleh ibunya untuk memutuskan hubungannya. Setelah berbagi adegan romantis di gudang, mereka berpisah dan sekali lagi perayaan terganggu oleh kedatangan Manusia Serigala yang nyata, yang mengamuk dan membunuh beberapa orang penduduk. Valerie dan temannya Roxanne (Shauna Kain) tersudut oleh Manusia Serigala, ketika mencoba menuju gereja untuk mencari tempat yang aman, serigala datang dan mulai berbicara kepada Valerie dengan cara menggeram, dan Roxanne terkejut kalau dia bisa memahami maksud dari Manusia Serigala tersebut. Petunjuk yang diperoleh Valeria dari identitas serigala adalah warna matanya, yang tampak coklat seperti mata manusia.

Keesokan paginya, meskipun Kapten rombongan (Adrian Holmes) keberatan kalau Salomon akan membunuh saudaranya sesama rombongan yang terluka, Salomon tetap membunuhnya. Setelah dijelaskan sebelumnya bahwa selama minggu Bulan Berdarah; yang terjadi selama tiga hari, serigala siluman dapat menularkan kutukannya dengan gigitan, dan si korban harus mati terkutuk. Dan Salomon menyimpulkan bahwa serigala bersembunyi di antara mereka. Saat itu juga, mereka menemukan saudara Roxanne yang autis bersembunyi di menara dan dituduhnya sebagai tukang sihir. Solomon kemudian memasukkan dia dalam Brazen Bull (sebuah alat untuk membuat orang menjadi jujur) ketika dia tidak mau menyebutkan nama Manusia Serigala. Henry kemudian mengatakan kepada Valerie kalau ia melihatnya bermesraan dengan Peter, dan dia setuju untuk membatalkan pertunangannya. Ketika Roxanne berusaha untuk membebaskan adiknya dari penyiksaan, dia setuju untuk mengatakan kalau Valerie adalah penyihir, karena dia telah melihatnya mampu memahami Manusia Serigala dalam pertukaran untuk adiknya. Valerie kemudian dibuatkan Solomon sebuah topeng berbentuk serigala untuk dipakainya dan dipersembahkan sebagai korban untuk menenangkan tuntutan manusia serigala, karena Valeria telah mengatakan kalau serigala menginginkan dia pergi dengannya, namun Peter dan Henry dapat menyelamatkannya. Serigala akhirnya datang, tetapi tidak mampu untuk menyeberangi tanah suci untuk memasuki halaman gereja dimana Valerie dan Henry berada. Solomon kemudian mencoba memaksa Valerie untuk pergi, yang membuat serigala menggigit tangannya hingga putus. Kapten rombongan akhirnya dapat membalas dendam untuk saudaranya dan memberitahu Solomon bahwa "Manusia yang digigit adalah manusia yang dikutuk" sebelum membunuhnya.

Karena hilangnya Peter pada malam sebelumnya dan juga sarung tangan yang dipakainya untuk menutupi lukanya, di mana sebelumnya serigala memungkinkan mendapat cedera ketika mencoba menyeberangi halaman gereja, Valerie mulai mencurigainya. Dia menyerang Peter dan melarikan diri ke rumah neneknya, tapi disana dia malah disambut oleh ayahnya yang menggunakan suara neneknya. Cesaire akhirnya mengungkapkan bahwa dia adalah Manusia Serigala tersebut, dan semua dalam garis keturunannya dapat berbicara dengannya. Setelah Cesaire mengetahui Lucie tidak bisa memahami dirinya, dia akhirnya menyadari kalau dia bukan anaknya. Dia menawarkan Valerie kesempatan untuk menjadi manusia serigala juga, karena setiap generasi terakhir akan menjadi lebih kuat. Tapi ketika Valerie menolaknya, ia mencoba untuk memaksa.

Peter pun datang dan berusaha membela Valeria yang membuat Cesaire marah. Setelah Peter tersingkir, Valerie berhasil membunuh ayahnya dengan menggunakan potongan tangan Solomon yang telah dilapisi dengan kuku perak. Peter menyadari bahwa ia telah digigit dan juga akan dikutuk menjadi Manusia Serigala. Alih-alih membunuhnya, Valerie dan Peter membuang tubuh Cesaire di danau dan akhirnya mereka membuat hubungan yang lebih sempurna sebelum berpisah. Peter berjanji akan kembali ketika ia dapat menguasai sifat perubahannya. Valerie kemudian pergi dari desanya menuju pondok neneknya untuk menunggu Peter kembali. Henry akhirnya memilih hidupnya untuk mengabdi dan melindungi desa bersama mantan rombongan Solomon untuk menghadapi Manusia Serigala dan makhluk lain. Sementara ibunya akhirnya menyadari bahwa ayahnya takkan pulang kembali ke kehidupan normal nya.

Monday, March 7, 2011

Beastly (2011)

Siapa yang tidak mengenal kisah klasik Beauty and the Beast di mana dikisahkan bahwa si cantik jatuh cinta pada makhluk buruk rupa yang menantikan kekasih sejati demi melepaskan kutukan? Bagi mereka yang kerap didongengkan kisah ini sebelum tidur, pasti sudah tahu apa yang terjadi selanjutnya p`da pasangan unik ini. Beastly merupakan sebuah buku drama percintaan remaja karya Alex Flinn yang terbit pada tahun 2007, di mana sang penulis mengambil inti dari kisah klasik tersebut dan diterjemahkan ke dalam versi modern. Pada Desember 2007, CBS Films membeli hak cipta buku itu untuk dikembangkan menjadi sebuah film. Dua tahun kemudian, Daniel Barnz, sineas yang melakukan debut penyutradaraannya dalam The Cutting Room (2001) dan Phoebe in Wonderland (2009), segera didapuk sebagai penulis naskah sekaligus yang mengarahkan film ini.

Untuk jajaran pemainnya, Alex Pettyfer, aktor yang berperan sebagai tokoh utama dalam I Am Number Four (2011) ini akan memerankan sebagai seorang pemuda tampan, yang kemudian dikutuk menjadi pemuda si buruk rupa. Sedangkan Vanessa Hudgens, aktris yang telah bermain dalam franchise High School Musical ini akan memerankan sebagai si gadis yang di cintai oleh Pettyfer.

Selain kedua nama tersebut, film ini juga akan dimainkan oleh bintang-bintang muda lainnya, termasuk aktris yang melakukan debut layar lebarnya ketika bermain dalam Factory Girl (2006); Mary-Kate Olsen, aktor yang berperan sebagai Nate Fisher dalam serial TV Six Feet Under; Peter Krause, aktris yang ikut bermain bersama Jamie Foxx dan Robert Downey Jr. dalam The Soloist (2009); Lisa Gay Hamilton, serta aktor yang di tahun 2011 ini juga bermain dalam The Smurfs; Neil Patrick Harris.

Bisa dibilang awal tahun 2011 merupakan masa yang cukup indah bagi Hudgens dan Pettyfer. Bagaimana tidak, dalam waktu yang berdekatan di tahun 2011, mereka dipercaya untuk membintangi film-film unggulan di tahun tersebut, Sucker Punch untuk Hudgens dan I Am Number Four bagi Pettyfer. Kini dua bintang muda ini disatukan dalam film yang dirilis pada 4 Maret 2011 ini, yang menceritakan kembali dongeng klasik Beauty and the Beast dengan seting masa sekarang.

Film yang menghabiskan biaya produksi sebesar $17 juta ini juga membuat Neil Patrick Harris harus menggunakan lensa kontak, yang membuat sang aktor benar-benar tidak bisa melihat saat proses syuting film yang awalnya akan ditayangkan pada 30 Juli 2010 ini. Namun berhubung ada film yang dibintangi oleh aktor Zac Efron; Charlie St. Cloud, yang notabene saat itu berstatus sebagai kekasih Hudgens rilis di tanggal yang sama, pihak studio akhirnya memutuskan memundurkannya hingga 4 Maret 2011. Dan setelah dirilis, film ini 'hanya' mampu meraup total pendapatan sebesar $28,834,009 dari peredarannya di seluruh dunia.

Sinopsis

Dikisahkan seorang pemuda 17 tahun Kyle Kingson (Alex Pettyfer), yang memiliki segalanya, wajah nan tampan, kecerdasan, kekayaan, popular, dan dengan mudah selalu mendapatkan apa yang dia inginkan, serta tidak ketinggalan, dia keji. Hal tersebut membuat Kyle sering memandang rendah orang lain. Suatu ketika, didorong keinginan untuk mengejek dan mempermalukan teman sekelasnya yang 'eksentrik', Kendra Hilferty (Mary-Kate Olsen), Kyle pun mengundangnya dalam sebuah acara. Dan rencana Kyle sukses besar. Ia mempermalukan Kendra dengan cara yang sangat tidak manusiawi.

Tapi gadis tersebut ternyata bukanlah gadis biasa, Kendra adalah seorang penyihir. Tidak menerima perlakuan teman sekelasnya tersebut, Kendra melepaskan sebuah mantra yang mengubah penampilan fisik Kyle dari pria idaman semua wanita, menjadi si buruk rupa yang tidak diinginkan oleh siapapun. Tidak menerima penampilannya yang mengerikan dan tidak dikenal oleh siapapun, Kyle meminta Kendra mengembalikan semuanya seperti semula. Tapi, ternyata ada satu cara untuk membuatnya kembali seperti sedia kala, yaitu menemukan seseorang yang mencintainya bukan karena penampilan fisik. Sebuah pencarian yang mustahil, paling tidak menurut Kendra. Apalagi setelah Kyle tahu bahwa teman-teman yang selama ini mengelilinginya ternyata para munafik yang manis di depan tapi menjelekkan di belakang.

Jijik dengan penampilan anaknya, ayah Kyle, Rob (Peter Krause) mengucilkannya ke Brooklyn bersama seorang pelayan yang simpatik, Zola (Lisa Gay Hamilton) dan seorang tutor yang tidak yang tidak dapat melihat, Will Fratalli (Neil Patrick Harris) untuk mengawasinya.

Suatu saat Kyle menyelamatkan Lindy Taylor (Vanessa Hudgens) sehingga hubungan mereka semakin dekat. Bukan sekedar teman melainkan semakin sayang. Namun tentu saja cinta mereka tidak berlangsung mulus karena tetap ada halangan yang menghadap mereka. Intinya jangan melihat seseorang dari rupa wajah melainkan dalam hatinya. --disadur dari berbagai sumber--

Sunday, March 6, 2011

The Adjustment Bureau (2011)

Apa yang akan Anda lakukan jika Anda mengetahui bahwa ternyata ada unsur dalam kehidupan Anda yang ternyata tidak sesuai dengan suratan hidup yang sudah dituliskan untuk Anda? Celakanya, hal itu ternyata merupakan sesuatu hal ideal yang paling Anda impikan. Apakah Anda membiarkan itu semua berlalu begitu saja? Ataukah Anda nekad melakukan berbagai upaya, meski ibaratnya seluruh semesta alam menjadi perintangnya? Permasalahan seperti itulah yang kurang lebih ditawarkan dalam film terbaru berjudul Adjustment Bureau ini. Film ini adalah persembahan Universal Pictures di tahun 2011, yang kali ini memasangkan aktor Matt Damon dan Emily Blunt untuk kali pertamanya, setelah masing-masing bermain dalam True Grit (2011) dan Gnomeo & Juliet (2011).

Satu lagi cerita pendek fiksi ilmiah karya Philip K. Dick menjadi sumber inspirasi film layar lebar, mengikuti cerpen-cerpen karyanya sebelumnya yakni Blade Runner, Total Recall, A Scanner Darkly, Minority Report, Paycheck, maupun Next. Kali ini giliran cerpen The Adjustment Team yang menjadi pondasi cerita film ini. Cerpen ini pertama kali dipublikasikan dalam Orbit Science Fiction September - Oktober 1954, No.4. Cerpen itu kemudian dipublikasikan dalam kompilasi yang berbeda-beda, di antaranya Sands of Mars and Other Stories pada tahun 1958 di Australia, The Book of Philip K. Dick di tahun 1973, The Turning Wheel and Other Stories di Inggris pada tahun 1977, dan The Early Work of Philip K. Dick, Volume One: The Variable Man & Other Stories di tahun 2009.

Sama halnya dengan karya-karya K. Dick lainnya yang sudah diangkat ke layar lebar, terutama Paycheck (2003) dan Next (2007), Adjustment Bureau juga bertemakan di mana tokoh utamanya harus bergelut dengan suratan nasib, guna mendapatkan hal yang paling mereka inginkan. Film ini merupakan debut penyutradaraan penulis naskah dan juga produser George Nolfi yang sebelumnya angkat nama sebagai pembuat Ocean's Twelve (2004) dan The Bourne Ultimatum (2007). Selain Damon dan Blunt, film ini juga akan dibintangi oleh aktor yang berperan sebagai Sersan JT Samborn dalam The Hurt Locker (2009); Anthony Mackie, aktor yang berperan sebagai Howard Stark dalam Iron Man 2 (2010); John Slattery, aktor yang sebelumnya bermain dalam Fair Game (2010); Michael Kelly, dan juga aktor nominasi dalam Billy Budd (1962); Terence Stamp.

Sinopsis

David Norris (Matt Damon) adalah Mantan pemain basket Fordham University, yang punya karisma sekaligus kepiawaian di dunia politik. Semua orang tahu kalau David bakal bersinar di dunia politik namun tak ada yang benar- benar tahu kalau sebenarnya ada sesuatu yang bergejolak dalam diri David. Awalnya semua berjalan lancar. David asyik dengan dunia politik yang telah digelutinya. Tapi dalam sekejap mata semua itu berubah, di mana ia bertemu seorang wanita misterius, seorang penari balet bernama Elise Sellas (Emily Blunt), tiba-tiba saja hadir dalam kehidupan David dan membuat David jadi kehilangan arah. Semua yang selama ini ia angan- angankan sepertinya jadi tak penting lagi sejak munculnya Elise. Anehnya, seolah ada kekuatan yang berusaha memisahkan David dari Elise. Semakin David berusaha, semakin jauh pula David dari Elise. Akhirnya David sadar kalau ada pihak yang tak menginginkannya dekat dengan Elise. Orang-orang dari Adjustment Bureau ini akan melakukan apapun agar David dan Elise tak pernah bersatu. Kini semuanya terserah David. Ia harus memilih antara menerima keadaan ini atau berusaha melawan yang artinya membahayakan kariernya di dunia politik. --disadur dari majalah cinemags--

Rango (2011)

Terkadang kita pernah berkhayal untuk bisa menjadi pahlawan yang bisa mengubah situasi bahaya menjadi aman dan pula menyelamatkan hidup orang banyak. Lihat saja Spiderman atau Batman, mereka mampu menjaga lingkungan mereka dari kejahatan dan mereka menjadi figur idola kita. Secara tidak langsung pahlawan juga memberi pengaruh positif kepada orang banyak karena mereka menjadi semacam harapan yang bisa membawa keadaan baik. Tetapi untuk menjadi pahlawan tidaklah mudah karena justru disaat kita tengah dalam posisi tersebut ujian semakin besar dan akhirnya kita bertanya pada diri kita sendiri. Apakah ini benar-benar yang kita inginkan? Krisis jati diri, hal inilah yang ada dalam cerita film berjudul Rango.

Film animasi merupakan bidang yang baru untuk Gore Verbinski meskipun begitu sebagai seorang sutradara ia selalu mencoba suatu hal yang baru. Ia pun mengakui jika ia sama sekali belum memiliki pengalaman di bidang ini namun ia memiliki ide yang ingin diceritakannya dengan cara yang berbeda. Cerita film ini dibuatnya berdasarkan apa yang pernah dilihatnya tentang dunia Western yang kemudian dibuatnya dengan sudut pandang dari makhluk atau dalam film ini adalah binatang yang biasanya ada di gurun. Dari situ ia mulai membuat sketsa para karakter kemudian dilanjutkan dengan cerita yang dipercayakan pada penulis naskah John Logan. Untuk proses pengerjaan animasinya ia percayakan kepada Industrial Light & Magic (ILM) yang sudah terkenal membuat spesial efek di banyak film.

Memang perusahaan ILM baru pertama kali ini mengerjakan sebuah film animasi. Untuk urusan Computer-generated Imaging (CGI), ILM yang didirikan oleh George Lucas ini adalah veterannya. Perusahaan yang berdiri sejak bulan Mei tahun 1975 ini sudah pernah mengerjakan efek CGI untuk film Star Wars saga, Trilogy Indiana Jones, dan banyak judul lainnya. Verbinsky mulai memakai jasa ILM sejak film tersuksesnya, Pirates of the Caribbean: The Curse of the Black Pearl (2003). Sedangkan bidang animasi masih baru untuk para teknisi ILM dan setelah 35 tahun akhirnya mereka menjawab tantangan baru untuk mengerjakan animasi pertama mereka dalam film ini.

Untuk para pengisi suaranya, ia percaya dengan nama-nama yang sebagian besar sudah pernah bekerja sama dengannya. Semenjak The Curse of the Black Pearl, Gore Verbinski sudah cocok dengan sosok Johnny Depp, maka ia pun menggandeng aktor yang tampil apik sebagai Jack Sparrow dalam saga Pirates of the Caribbean tersebut untuk mengisi suara tokoh utama di film animasi ini sejak Pirates of the Caribbean: Dead Man's Chest (2006) selesai digarap. Selain Depp, para pengisi suara lainnya tercatat sebagai aktor ataupun aktris kenamaan yang juga teman-teman dekat sang sutradara, di antaranya ada aktor yang berperan sebagai Davy Jones di dua seri Pirates of the Caribbean; Bill Nighy, aktor Spanyol yang pernah menjadi musuh Spiderman dalam Spider-Man 2 (2004); Alfred Molina, aktris pengisi suara dalam film Horton Hears a Who! (2008); Isla Fisher, aktris nominasi Oscar saat mendukung dalam film Little Miss Sunshine (2006); Abigail Breslin, serta aktor yang bermain sebagai Agent 47 dalam Hitman (2007); Timothy Olyphant.

Dalam proses pengerjaannya, saat pengambilan suara, para aktor pengisi suara ditempatkan di set dan juga diberikan kostum yang bernuansa Wild West dengan tujuan agar mereka mampu merasakan suasana Wild West, Verbinski menyebutnya emotion capture. Ia baru menyadari jika membuat film animasi tidaklah mudah karena membutuhkan waktu yang lama dan juga cukup merepotkan. Agar hasil yang diharapkan tidak mengecewakan sang sutradara pun bekerja sama dengan Nickelodeon Movies yang pernah sukses dengan The SpongeBob SquarePants Movie (2004). Verbinski pun akhirnya mengajak GK Films yang juga baru pertama kali memproduksi film animasi. Melihat daftar orang-orang yang mendalangi proyek ini memiliki reputasi positif setidaknya kita bisa berharap jika film animasi pertama garapan sineas kelahiran 1964 ini setidaknya bisa memberikan hiburan tersendiri.

Ketika dirilis pada 4 Maret 2011, film berbujet $135 juta ini tidak terlalu diunggulkan, Rango secara mengejutkan berhasil menuai pujian dari banyak pihak. Memang, bujet yang besar dan mengusung nama aktor Johnny Depp sebagai jualannya tentu menarik perhatian publik, namun ekspektasi awalnya sendiri tetap biasa. Namun sayang, walaupun para kritikus memuji film arahan sutradara Gore Verbinski ini, pendapatan film rilisan Paramount Pictures ini secara komersil tidaklah istimewa, yang meraup total pemasukan sebesar $245,375,374 dari peredarannya di seluruh dunia. --disadur dari majalah cinemags--.

Alur Cerita

Seekor bunglon peliharaan yang tidak disebutkan namanya (Johnny Depp) yang tinggal di sebuah kandang hewan peliharaan terdampar di Padang Pasir Mojave, Nevada, setelah ia tak sengaja jatuh dari mobil pemiliknya. Setelah pertemuan dengan seekor mamalia plasental bernama Roadkill (Alfred Molina), yang sedang mencari Roh mistik dari Barat menjelang kematiannya setelah ditabrak sebuah mobil, sang bunglon menghindar dari seekor elang berekor merah yang coba memangsanya. Keesokan harinya, ia bertemu iguana gurun bernama Beans (Isla Fisher), putri seorang peternak yang berencana kembali ke kota asalnya yaitu Dirt, sebuah kota kecil yang dihuni oleh para binatang gurun.

Namun penduduk kota Dirt menaruh curiga kepada semua pendatang, dikarenakan pasokan air yang menipis. Agar penduduk tidak menaruh curiga, di sebuah bar 'Gas Can Saloon', sang bunglon menyamar sebagai seorang pahlawan yang bernama Rango (setelah mengambil namanya dari bagian terakhir kata Durango), seorang jagoan yang selalu menegakkan keadilan. Dia cepat membuat penjahat bernama Bad Bill (Ray Winstone) marah, yang keduanya nyaris melakukan baku tembak ketika seekor elang kembali lagi. Bill pun berlari menghindar, dan Rango panik karena dikejar oleh elang yang kelaparan. Sampai keberuntungan datang kepadanya ketika dia dapat membunuh elang tersebut dengan tak sengaja menghancurkan menara air yang menyebabkan runtuh menimpa sang elang. Sebagai penghargaan, sang Walikota (Ned Beatty) menunjuk Rango menjadi sheriff baru. Namun Beans skeptis Rango dapat menyelidiki masalah air, sementara warga kota khawatir karena elang tersebut adalah satu-satunya yang dapat membuat takut si Ular Derik bernama Jake (Bill Nighy) agar tak datang meneror kota mereka.

Malam itu, secara tidak sengaja Rango memberitahu lokasi bank kepada Ezekiel (Vincent Kartheiser) dan Jedidiah (Ryan Hurst), para perampok yang dipimpin oleh anjing padang rumput bernama Balthazar (Harry Dean Stanton), dan Rango juga memberi ijin untuk masuk ke lemari besi. Ketika penduduk kota menemukan air mereka dicuri, Rango membentuk pagar betis bersama beberapa warga kota lainnya dan menemukan manajer bank, Mr. Merrimack (Stephen Root) telah meninggal akibat tenggelam. Mereka akhirnya melacak ke tempat persembunyian para perampok di gunung, hanya untuk menemukan Balthazar telah memiliki kelompok melebihi dari jumlah kelompok pagar betis. Dengan merebut gerobak pembawa botol air yang tertutup, kelompok pagar betis dikejar dan melakukan perlawanan. Setelah memenangkan perlawanan, mereka menemukan botol telah kosong. Meskipun demikian, mereka tetap membawa Balthazar, Ezekiel dan Jedidiah ke kota untuk diadili.

Setelah Rango dan Beans menyimpulkan bahwa Walikota telah membeli hampir semua tanah di sekitar kota, Rango ingat Walikota pernah mengatakan: "Kontrol airnya...dan kau bisa mengontrol segalanya." Dia kemudian menghadap Walikota yang menyangkal ia telah melakukan sesuatu yang salah dan menunjukkan Rango bahwa ia telah membangun sebuah kota masa depan di tanahnya. Dengan tidak adanya bukti kesalahan Walikota, Rango pun pergi. Sementara Walikota yang mengetahui Rango berusaha untuk mencari tahu rencananya, dia menyuruh Bad Bill untuk memanggil Jake. Si ular derik pun segera tiba dengan senapan gatling yang ada di ekornya. Menyadari Rango adalah pahlawan palsu, Jake memaksanya pergi dari kota setelah Rango dipermalukan didepan warga dan membuatnya mengakui bahwa segala yang ia ceritakan kepada warga kota tentang dirinya adalah bohong.

Rango kemudian mengembara ke padang pasir, dan dengan linglung dia merasa bertemu dengan Roh Barat (Timothy Olyphant), seorang koboi yang Rango panggil sebagai Orang Tanpa Nama. Roh Barat kemudian mengilhami Rango dan mengatakan kepadanya, "Tak ada yang bisa lari dari ceritanya sendiri". Dengan bantuan Roadkill dan pohon kaktus ajaib yang bisa bergerak, Rango belajar bahwa sumber air dari kota Dirt adalah Las Vegas, dan seseorang telah menutup saluran air tersebut. Menyadari ini ada hubungannya dengan Walikota, Rango kemudian merekrut kelompok bukit untuk membuat rencana baru.

Kembali ke kota Dirt, Rango menantang Jake untuk duel adu tembak dengan satu peluru, hanya untuk mengalihkan agar kelompok bukit dan kaktus dapat membanjiri kota dengan air. Akhirnya air menyembur dari tanah dan memungkinkan Balthazar, Ezekiel dan Jedidiah untuk melarikan diri karena mereka tidak bersalah. Walikota kemudian menyandra Beans dan memaksa Rango untuk menyerah. Rango dan Beans kemudian dikunci di botol kaca bank yang di isi dengan air agar mereka berdua tenggelam. Walikota kemudian mencoba untuk menembak Jake dengan pistol Rango, hanya untuk menemukan pistol itu kosong tanpa peluru. Di dalam botol, Beans mencium Rango, namun dia tersedak oleh peluru, yang sebelumnya tersembunyi di mulut Rango. Ketika Rango melakukan Manuver Heimlich pada Beans, Beans meludah keluar dengan kekuatan yang cukup untuk memecahkan kaca dan menghancurkan lemari besi dengan peluru tersebut. Rango mengakui sebagai lawan yang layak, Jake membawa walikota dan menyeret dia ke padang gurun. Warga kota Dirt merayakan datangnya air dan mengenali Rango sebagai pahlawan mereka.

Wednesday, March 2, 2011

Winter's Bone (2010)

Winter's Bone merupakan sebuah film drama indie ditahun 2010 yang disutradarai oleh Debra Granik dan diproduseri oleh Anne Rosellini bersama Alix Madigan. Film yang naskahnya ditulis oleh Granik bersama Rosellini ini diadaptasikan dari sebuah novel berjudul sama yang terbit pada tahun 2006 buah karya pengarang Daniel Woodrell. Film ini dibintangi oleh Jennifer Lawrence, John Hawkes, Lauren Sweetser, Garret Dillahunt, Dale Dickey dan Shelley Waggener, dan dirilis pada tanggal 11 Juni 2010 di Amerika Serikat.

Film ini menampilkan akting menawan dari aktris muda yang muncul dalam installment X-Men, X-Men: First Class (2011), sebagai Mystique, yaitu Jennifer Lawrence. Melalui film ini, sutradara asal Cambridge, Massachusetts, Debra Granik ini ingin menyajikan tema mengenai hubungan keluarga yang dimiliki oleh sang tokoh utama. Kesuskesan film yang berlokasi syuting di Missouri, Amerika, ini dapat dilihat dari 37 penghargaan dan 54 nominasi yang berhasil diraihnya, salah satunya adalah pada Grand Jury Prize: Dramatic Film dan Best Screenplay dalam Sundance Film Festival tahun 2010, juga termasuk pada Academy Award untuk kategori Best Picture, Best Adapted Screenplay dan Best Supporting Actor. Akting Lawrence sendiri sebagai aktris utama dinilai memuaskan sehingga nama perempuan berambut pirang ini masuk ke dalam banyak nominasi penghargaan untuk kategori Best Actress dalam berbagai penghargaan.

Selain berhasil meraup pendapatan 6 kali lipat dari bujet yang hanya $2 juta, film ini juga dipuji para kritikus. Mereka umumnya berpendapat bahwa sang sutradara berhasil menampilkan kisah yang kuat dibalut dengan akting menawan Lawrence. Padahal, menurut Granik, mengadaptasi kisah ini menjadi sebuah film layar lebar tidaklah mudah bagi para kru dan pemain karena tema mengenai meth dan efeknya merupakan isu yang sensitif.

Ringkasan Cerita

Ree Dolly (Jennifer Lawrence), seorang gadis berusia 17 tahun yang tidak seperti gadis- gadis lain seusianya, harus menanggung beban dan merawat keluarganya. Saat ini sendiri, Ree harus merawat dua adiknya, Sonny (Isaiah Stone) yang berusia 12 tahun dan Ashlee (Ashlee Thompson) yang masih berusia 6 tahun, serta ibunya yang sedang berada dalam kondisi fisik dan mental yang tidak sehat ketika sang ayah yang dikenal banyak orang sebagai pembuat narkotika dan tidak diketahui dimana keberadaannya. Nasib Ree memang malang. Di saat semua sudah seperti kacau balau itu masih saja ada masalah yang datang menghampiri.
Polisi mengatakan kalau rumah tempat tinggal Ree Dolly dijadikan jaminan pembebasan bersyarat ayahnya yang kini menghilang entah ke mana. Kalau ayah Ree tak muncul di pengadilan pada saat yang ditentukan, bisa dipastikan Ree Dolly dan keluarganya bakal jadi gelandangan. Ree tak terima, ia bertekad menemukan ayahnya yang menghilang. Tekad Ree sudah bulat. Meskipun semua orang menyuruhnya menjauhi masalah ini namun ia tetap berusaha mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada ayahnya.
Ree tak peduli walaupun penyelidikan ini bisa mengakibatkan maut. Ree harus mencari ayahnya dan mendapatkan penjelasan tentang rumah yang dijadikan jaminan ini. Ree memulai perjalanannya dengan mendatangi orang-orang yang diperkirakan memiliki keterkaitan bisnis narkotika dengan sang ayah, suatu hal yang tentu saja berbahaya dan beresiko untuk merenggut nyawanya.
Kegigihannya mencari keberadaan sang ayah membawanya harus berurusan dengan kepolisian, tentara bahkan pamannya sendiri Teardrop (John Hawkes) yang tak perduli dengan Jessup sang adik, yang juga mengatakan kepada Ree bahwa ayahnya mungkin telah dibunuh. Setelah Ree mencoba untuk berbicara dengan daerah kawasan pimpinan Buk Milton (Ronnie Hall), akibatnya dua kali Ree telah dipukuli, Teardrop yang pada awalnya mengatakan kepada keponakannya untuk tidak mengejar lebih jauh dalam pencarian ayahnya, dia menyelamatkan Ree dan mengatakan kepadanya, bahwa ayahnya mungkin sudah dibunuh oleh salah satu dari mereka. Dalam kegundahan dan pencarian itu Ree dipertemukan dengan kenyataan yang membuka matanya, bahwa sang ayah memang tidak ingin ditemukan.

The Illusionist (2010)

The Illusionist (L'Illusionniste) merupakan film animasi drama komedi di tahun 2010 yang disutradarai oleh Sylvain Chomet. Film ini mengadaptasi kisahnya berdasarkan sebuah naskah cerita yang dibuat oleh sutradara dan komedian Perancis, Jacques Tati pada tahun 1956 yang belum pernah diproduksi sebelumnya hingga akhirnya putri Tati, Helga Marie-Jeanne Schiel memberikan naskah tersebut pada Chomet. Karakter utama film ini adalah versi animasi, dari animasi Tati oleh Laurent Kircher. Cerita berkisar tentang perjuangan tukang sulap yang mengunjungi sebuah komunitas terisolasi dan bertemu dengan seorang wanita muda yang yakin bahwa dia adalah seorang penyihir nyata. Film ini awalnya Tati bermaksud akan ditetapkan di negara Cekoslowakia, lalu Chomet merekolasi film ini untuk negara Skotlandia pada tahun 1950-an. Menurut sutradara, "Cerita film ini bukan cinta, ini lebih berhubungan antara seorang ayah dan seorang putri".
Naskah cerita itu sendiri merupakan sebuah surat cinta Tati bagi putrinya sebagai perwujudan rasa bersalah Tati yang amat mendalam akibat membiarkan terbangunnya jarak dalam hubungan keduanya yang dikarenakan masalah perkerjaan yang selalu menyita waktu Tati. Wajar jika Chomet kemudian memilih untuk memenuhi gambar-gambar film ini dengan warna-warna kelam yang merefleksikan kegalauan dan kepedihan hati Tati. Hal ini yang mungkin akan membuat sebagian dari para penonton muda, yang biasanya selalu menjadi pasar utama bagi film- film animasi, akan kurang mampu menikmati film ini.

Sinopsis

Film ini mengenalkan penontonnya pada seorang tukang sulap yang sudah berumur, Tatischeff (Jean-Claude Donda). Dia merantau dari tempat ke tempat dari bar ke panggung untuk tampil dan mencari nafkah. Di saat yang bersamaan, group band Rock 'n Roll mulai bermunculan dan menjadi sensasi dimana-mana. Orang- orang mulai berpaling mencari hiburan ke konser Rock 'n Roll. Dimana sebuah pertunjukan seorang pesulap tidak lagi mampu menarik penonton sebanyak sebuah pertunjukan musik, Tatischeff menerima tawaran untuk tampil di sebuah bar kecil yang berlokasi di sebuah kota terpencil Skotlandia, dimana warga lokal disitu merayakan pertama kalinya listrik tersedia di kampung mereka. Pertunjukan tersebut menjadi kali pertama dalam beberapa tahun terakhir bagi Tatischeff dimana semua penontonnya merasa sangat antusias dengan pertunjukan yang ia tampilkan. Pertunjukan tersebut juga mengenalkan Tatischeff pada Alice (Eilidh Rankin), yang akan merubah hidupnya. Alice yang bekerja di pub sebagai pelayan tersebut, terpukau melihat penampilan Tatischeff. Ia percaya bahwa trik Tatischeff adalah nyata. Ia mulai mendekati Tatischeff dengan menyucikan bajunya hanya untuk meminta bantuannya, walau mereka tidak berbicara dengan bahasa yang sama.

Begitu kagumnya Alice pada Tatischeff, Alice akhirnya mengikuti perjalanan Tatischeff ke Edinburgh. Tatischeff yang kaget akhirnya merasa kasihan dan mereka berdua tinggal di sebuah apartemen dimana tetangga mereka adalah pemain sirkus, akrobatik, dan tukang pantomim yang sudah putus asa. Bagi Alice, kemampuan Tatischeff adalah suatu hal yang nyata. Rasa kagum ini terus bertambah ketika seluruh keinginan Alice mampu dipenuhi oleh Tatischeff - suatu hal yang bagi Alice merupakan sebuah keajaiban, namun bagi Tatischeff adalah sebuah usaha yang membutuhkan kerja keras untuk mewujudkannya. Walaupun tidak mengharapkan sesuatu yang istimewa dari Alice, lama- kelamaan Tatischeff menjalin hubungan yang spesial dengannya, menyerupai sebuah hubungan ayah dan anak sebagai perwujudan dari sebuah masa lalu Tatischeff tentang seseorang yang ia sayangi dan ia simpan dengan erat di memorinya.

Justru ketika Tatischeff tidak punya semangat untuk bekerja, Alice yang baru dikenalnya menjadi tujuan ia hidup. Seiring Tatischeff semakin tua, Alice pun bertumbuh dewasa. Tatischeff dengan sukarela bekerja mati-matian untuk membahagiakannya, itulah pengorbanan yang akan dilakukan seorang ayah bagi anaknya.

Tapi apakah Alice akan tetap berharap pada Tatischeff yang sebenarnya triknya adalah tipuan dan tidak nyata. Manusia tidak bisa hidup di atas kebohongan. Tatischeff yang sudah tua sudah susah mendapat pekerjaan. Alice pun tak diduga ditaksir seorang pemuda lokal, mereka pun menjalin hubungan erat dan Alice dan Tatischeff mulai jarang bertemu. Ini menggambarkan hubungan anak dan ayah yang mulai retak dimana sang anak mulai dewasa dan mencari pelajaran hidup baru selain dari keluarganya.

Tuesday, March 1, 2011

The Kids Are All Right (2010)

The Kids Are All Right merupakan film drama komedi di tahun 2010 yang disutradarai oleh Lisa Cholodenko dan ditulis oleh Cholodenko bersama Stuart Blumberg. Film ini dibintangi oleh Annette Bening, Julianne Moore dan Mark Ruffalo sebagai peran utama, dan
di rilis terbatas pada tanggal 9 Juli 2010, dan memperluas di beberapa teater pada tanggal 30 Juli 2010. Film ini juga dirilis pada DVD dan Blu-ray pada tanggal 16 November 2010, dan telah dianugerahi oleh Golden Globe Award untuk kategori Best Motion Picture - Musical or Comedy, dan Bening dianugerahi oleh Golden Globe Award untuk kategori Best Actress - Motion Picture Musical or Comedy. Film ini juga menerima 4 nominasi Academy Award, termasuk satu kategori untuk Best Picture di Academy Awards ke-83.

Sinopsis

Film ini menceritakan tentang Nic (Annette Bening) dan Jules (Julianne Moore), yang merupakan dua pasangan wanita lesbian yang sudah menikah dan meminta bantuan Bank Sperma untuk memberikan donor kepada mereka agar mereka dapat memperoleh keturunan. Nic, seorang dokter kandungan, adalah pencari nafkah utama untuk keluarganya, sementara Jules lebih santai yang hidup sebagai ibu rumah tangga yang memulai dengan bisnis desain. Pasangan ini hidup bahagia, dan rumah tangganya berfungsi dengan baik. 18 tahun kemudian mereka memiliki Joni (Mia Wasikowska), yang lahir dari rahim Nic, baru saja menginjak usia 18 tahun dan akan segera pergi untuk meneruskan kuliahnya, serta Laser (Josh Hutcherson), yang lahir dari rahim Jules dan berusia 15 tahun.

Karena rasa penasaran Joni dan Laser mengenai siapa ayah biologis mereka, mereka harus mengetahui identitas donor sperma tersebut. Dia meminta adiknya Joni untuk menghubungi bank sperma untuk memenuhi rasa penasarannya, Usaha pencarian lewat bank sperma tempat benih ayah mereka disimpan langsung menemukan hasil. Melalui mediasi bank, Joni dan Laser akhirnya mengarahkan pertemuannya dengan seorang pengusaha restoran bernama Paul (Mark Ruffalo). Pertemuan pertama mereka berjalan dengan baik. Mereka terkesan dengan gaya hidup bebas dan Paul telah merasa jatuh hati dengannya dan ingin berada di kehidupan mereka. Joni dan Laser bersumpah untuk menjaga rahasia, karena dia tidak ingin mengecewakan ibu mereka. Namun, Jules dan Nic mengetahui dan mengundang Paul untuk makan malam, suasana menjadi canggung tapi ramah.
Kedekatan antara Paul dengan Joni dan Laser yang tumbuh perlahan sendiri mulai menimbulkan rasa tidak nyaman pada Nic. Ini semakin ditambah dengan adanya kecurigaan dirinya kepada Jules dan Paul, dimana mereka berakhir di tempat tidur bersama dan memulai perselingkuhan. Suasana keluarga Nic dan Jules yang tadinya bahagia dan berjalan datar akhirnya menjadi tegang dan rapuh semenjak kedatangan Paul.