Monday, December 27, 2010

Gulliver's Travels (2010)

Setelah melalui tahun 2009 yang kurang menyenangkan di mana satu-satunya film yang melibatkan dirinya; Year One (2009) tidak mendapat sambutan hangat dari para penonton dan hasil secara komersil pun tidak memuaskan, Jack Black siap kembali beraksi melalui film terbarunya; Gulliver's Travels. Film yang juga Black duduk sebagai salah satu produsernya ini merupakan satu-satunya proyek aktor bertubuh gempal tersebut sepanjang tahun 2010 sebelum kembali menjadi pengisi suara Po dalam Kung Fu Panda 2 (2011).

Film yang naskahnya ditulis oleh Joe Stillman bersama Nicholas Stoller ini merupakan film live action pertama bagi sutradara Rob Letterman. Sebelumnya, ia telah menyutradarai dua film yang seluruhnya merupakan film animasi CGI, yaitu Shark Tale (2004) dan Monsters vs Aliens (2009). Selain itu, film ini juga menjadi film debut Letterman sebagai sutradara solo, karena dalam proyek sebelumnya, ia selalu bekerjasama dengan sutradara lainnya.

Gulliver's Travels sendiri merupakan adaptasi dari novel berjudul sama buah pena Jonathan Swift yang dterbitkan pertama kali pada pada 1726. Dalam film ini, Black berperan sebagai tokoh sentral yang ada dalam 'dongeng' Swift; Lemuel Gulliver. Ini bukanlah kali pertama Gulliver's Travels diadaptasi menjadi film layar lebar, beberapa negara pernah melakukannya, diantaranya pada tahun 1939 dalam format animasi, pada tahun 1977 yang dibintangi oleh Richard Harris, dan juga miniseri televisi tahun 1996 yang dibintangi oleh Ted Danson. Namun film yang dirilis pada tahun 2010 ini merupakan adaptasi pertama live action versi Amerika sejak film adaptasi pertamanya; Le Voyage de Gulliver à Lilliput et chez les géants (Gulliver's Travels Among the Lilliputians and the Giants) ditayangkan pada tahun 1902.

Selain Jack Black, film yang melakukan syuting diberbagai lokasi menawan di Inggris, termasuk Blenheim Palace dan the Old Royal Naval College of Greenwich ini juga melibatkan beberapa nama terkenal lainnya. Sebut saja aktris asal Inggris yang terkenal karena perannya sebagai Emily dalam The Devil Wears Prada (2006); Emily Blunt, aktor pengisi suara Vector dalam Despicable Me (2009); Jason Segel, aktris yang makin dikenal publik ketika bermain dalam The Whole Nine Yards (2000); Amanda Peet, serta aktor yang sebelumnya mengisi suara Ranger Jones dalam Yogi Bear (2010): T.J. Miller.

Mengikuti tren saat ini, film ini juga akan divisualisasikan secara 3D. Dan masih mengikuti tren saat ini, efek 3D dari film yang memulai proses pengambilan gambarnya pada Maret 2009 ini merupakan hasil konversi, bukan murni hasil dari proses produksi menggunakan kamera 3D. Dirilis pada tanggal 25 Desember 2010 oleh 20th Century Fox, film berbujet $112 juta ini akhirnya berhasil meraup total pendapatan sebesar $237,382,724 dari peredarannya di seluruh dunia.

Alur Cerita

Lemuel Gulliver (Jack Black) adalah seorang kepala bagian pengantar surat di sebuah suratkabar di New York. Pekerja bertubuh gempal dan suka membual ini sangat ingin menjadi seorang penulis yang melakukan perjalanan ke berbagai tempat dan menuliskan apa yang ia alami selama berpetualang. Saat pegawai baru bernama Dan (T. J. Miller), yang awalnya merupakan bawahannya segera dipromosikan menjadi kepala bagian pengantar surat dan berganti posisi dengannya, Gulliver yang tidak terima dan berusaha untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, dengan cara apapun. Setelah memplagiat tulisan artikel dari internet, Gulliver akhirnya berhasil meyakinkan Darcy (Amanda Peet), editor cantik di suratkabar tempat ia bekerja yang diam-diam dikaguminya, untuk memberi pekerjaan yang berbeda. Apabila sebelumnya perjalanan yang ia lakukan adalah dari satu ruangan ke ruangan lain untuk menyampaikan surat, kini ia akan melakukan perjalanan jauh ke Segitiga Bermuda, dan menulis sebuah artikel yang menyatakan bahwa legenda kapal laut secara misterius menghilang di daerah yang disebabkan oleh makhluk luar angkasa, namun itu tidak nyata.

Setibanya di Bermuda, Gulliver sewa perahu dan perjalanan ke segitiga. Namun perjalanan indah yang ia idamkan sontak berubah menjadi mimpi buruk saat perahu yang ia tumpangi dihantam badai besar. Saat terjaga, Gulliver menemukan sebuah fakta yang sangat mengejutkan. Selain menyadari bahwa ia kini berada di sebuah pulau entah berantah, dia terkejut dengan kondisi fisiknya, karena kini ia adalah seorang raksasa apabila dibandingkan dengan lingkungan sekitarnya. Pulau yang kemudian diketahui bernama Lilliput ini dihuni oleh makhluk-makhluk berukuran kecil yang membuat Gulliver sebenarnya tidak mengalami perubahan ukuran menjadi seorang raksasa yang mengerikan. Para penduduk di situ rata-rata hanya memiliki tinggi enam inchi saja, atau setara dengan 15 cm.

Dia kemudian ditangkap dan dipenjara di sebuah gua, warga mengklaim dia berbahaya karena ukurannya yang besar. Di sini, ia bertemu tawanan lain bernama Horatio (Jason Segel) yang dipenjara oleh Komandan Liliput, Jenderal Edward (Chris O'Dowd), karena dia menyukai Putri Mary (Emily Blunt), sedangkan Edward menginginkan untuk dirinya sendiri. Di seberang pulau Lilliput, terdapat bangsa Blefuscians yang berusaha untuk menculik Putri Mary, Gulliver berhasil membebaskan diri dari mesin bajaknya yang dipaksa oleh warga Lilliput untuk bekerja dan kemudian menyelamatkan sang putri yang diculik. Gulliver juga menyelamatkan ayahnya, Raja Benjamin (Billy Connolly) dari api dengan membuang air kecil di atasnya.

Gulliver akhirnya dinyatakan sebagai pahlawan oleh warga Lilliput dan dia membuat kesepakatan kebohongan yang menyatakan bahwa di kehidupannya, dia adalah Presiden Amerika Serikat, dan mengatakan Yoda adalah Wakil Presiden- nya (karena Gulliver suka film Star Wars). Bagaimanapun, Edward menjadi marah karena akomodasi mewah yang telah dibangun untuk Gulliver, bahkan disajikan sebagai kehormatan umum armada Lilliput. Ketika warga kota menemukan perahu Gulliver, Gulliver mendapatkan pesan suara dari Darcy yang marah dengan mengatakan ia telah mengambil tempatnya untuk wisata ke Bermuda, juga mengetahui tentang plagiat tulisannya dan dia tak ingin menjadi temannya lagi. Di hari berikutnya, kekacauan pun terjadi dimana seluruh armada Blefuscian berbaris mengepung kota ketika Edward menutup sistem pertahanan sebagai tindakan balas dendam kepada Gulliver. Gulliver dapat mengalahkan armada Blefuscian, yang kebal terhadap tembakan meriam yang ditujukan kepadanya (meskipun mengakibakan bilur-bilur di perutnya). Karena sangat malu, apalagi Mary tidak lagi ingin melakukan apa pun dengannya, Edward akhirnya mengkhianati bangsanya dan beralih ke bangsa Blefuscians dengan membawa bersamanya cetakan gambar cara membuat robot dari sebuah majalah sci-fi milik Gulliver. Bangsa Blefuscians kemudian diam-diam membuat robot berbasis dari majalah tersebut, dengan Edward sebagai pilotnya.

Bangsa Blefuscians kemudian menyerang warga Lilliput bersama robot yang dikemudikan oleh Edward, dan membuat Gulliver mengakui kepada warga bahwa ia "hanya pegawai ruang surat" dan tidak lebih. Edward kemudian mengusir Gulliver ke sebuah pulau yang warga tak pernah kunjungi karena takkan bisa kembali lagi, dimana dia ditangkap oleh Glumdalclitch, seorang anak gadis raksasa yang puluhan kali lebih besar dari Gulliver, dan memaksanya untuk menjadi bonekanya lengkap dengan wig dan pakaian. Darcy kemudian dipenjarakan oleh bangsa Blefuscians ketika dia hilang di Segitiga Bermuda dengan cara yang sama seperti Gulliver. Mengetahui hal itu, Horatio akhirnya pergi menemui Gulliver setelah dia ditolak oleh Putri Mary karena dianggap pembohong seperti halnya Gulliver, dan mengatakan kepada Gulliver bahwa bangsa Blefuscians telah menguasai warga Lilliput dan Darcy dipenjara. Gulliver dan Horatio akhirnya dapat melarikan diri dengan menggunakan parasut yang ia ambil dari bangkai seorang pilot Angkatan Udara AS yang duduk di rumah boneka (pesawat supersonic F-104 Starfighter yang jatuh, dan terlihat di halaman rumah gadis).

Sekali lagi Gulliver menantang duel terhadap Edward. Kali ini bukan hanya untuk kebebasan bangsa Lilliput, namun juga nasib warga yang Edward ancam akan menghancurkan. Pada awalnya Gulliver kalah, namun akhirnya dapat mengalahkan Edward dengan bantuan dari Horatio, yang menonaktifkan mesin senjata dari robot. Horatio akhirnya dipuji sebagai pahlawan dan mendapatkan izin dari Raja Benjamin untuk meminang sang putri. Edward kemudian mencapai titik kegilaannya, dengan mengancam untuk membunuh sang putri, namun sang putri akhirnya punya cukup tenaga untuk membuat Edward jatuh. Gulliver kemudian membantu untuk membuat perdamaian antara bangsa Blefuscians dan bangsa Lilliput. Dia bersama Darcy kemudian kembali ke New York dengan perahu mereka yang sudah diperbaiki. (Source: Cinemags)

True Grit (2010)

True Grit merupakan sebuah film western ditahun 2010 yang ditulis dan disutradarai oleh Joel Coen dan Ethan Coen. Film yang juga diproduseri oleh Coen bersaudara bersama Steven Spielberg dan juga Scott Rudin ini, diadaptasikan dari novel dengan judul sama karya Charles Portis yang diterbitkan pada tahun 1968, yang sebelumnya sudah difilmkan pada tahun 1969. Film ini dibintangi oleh Hailee Steinfeld, Jeff Bridges, Matt Damon, Josh Brolin, dan Barry Pepper, dan dirilis pada tanggal 22 Desember 2010. Film ini dinominasikan untuk sepuluh kategori di Academy Awards termasuk: Film Terbaik, Sutradara Terbaik, Skenario Adaptasi Terbaik, Aktor Utama Terbaik (Bridges), Aktris Utama Terbaik (Steinfeld), Pengarah Seni Terbaik, Sinematografi Terbaik, Desain Kostum Terbaik, Best Sound Mixing, dan Best Sound Editing.

Alur Cerita

Seorang gadis berusia 14 tahun, Mattie Ross (Hailee Steinfeld), yang ingin membalas dendam atas kematian ayahnya yang dibunuh secara sadis oleh seorang pengecut dan juga orang upahan ayahnya bernama Tom Chaney (Josh Brolin), dimana ia juga membawa kabur kuda beserta dua emas California milik ayahnya.

Mattie kemudian menanyakan kepada Sheriff (Leon Russom) setempat tentang pencarian Chaney. Setelah mengetahui bahwa Chaney telah kabur ke wilayah Indian, Sheriff tak punya hak untuk melacak buronan di sana, dimana Chaney sudah menjadi urusan U.S. Marshal. Karena marshal tak punya staf yang baik dan jujur, Chaney ada di ujung daftar buronan yang panjang. Sang Sheriff kemudian memberitahu tiga orang marshal pilihan, dan Mattie akhirnya memilih untuk menyewa Rooster Cogburn (Jeff Bridges), seorang marshal bermata satu yang digambarkan tangguh, tak memiliki belas kasihan dan tak takut apa-apa. Cogburn berulang kali berupaya untuk tidak berbicara dengannya karena dianggap masih kecil, hingga Mattie menawarkan kepadanya upah sebesar $50 kepadanya, namun Cogburn tidak percaya dia mempunyai uang dan menolaknya. Mattie kemudian mencari uang dengan melakukan perdagangan kuda-kuda ayahnya dengan Colonel Stonehill (Dakin Matthews), seorang yang sebelumnya juga melakukan bisnis dengan ayahnya.

Sementara itu, seorang Texas Ranger bernama LaBoeuf (Matt Damon), tiba untuk melacak jejak Chaney. LaBoeuf mengejarnya karena Chaney telah membunuh seorang senator negara bagian di Texas. Setelah bertemu Mattie, LaBoeuf menawarkan ikut bergabung bersama dengan mereka. Setelah Cogburn menyetujui pelayanannya dengan imbalan sebesar $100, Mattie bersikeras bertemu dengannya keesokan harinya untuk ikut mencari Chaney. Namun pada saat mereka bertemu, Cogburn meninggalkan tiket kereta api dan sebuah catatan yang menyuruh Mattie kembali pulang, sementara ia mengejar Chaney sendiri bersama LaBoeuf.

Karena bersikeras ikut bersama untuk mengejar Chaney, kuda Mattie berenang menyeberangi sungai untuk mengikuti Cogburn dan LaBoeuf yang akan berangkat. Mereka bertiga akhirnya berangkat, dan dalam perjalanan, Mattie belajar bahwa Cogburn dan LaBoeuf telah memiliki sepakat untuk membagi hadiah untuk menangkap Chaney yang akan dibawanya ke Texas, bukannya ke Arkansas atas kesepakatannya, dan Mattie menuduhnya sebagai penipuan. Setelah berselisih, Cogburn akhirnya menerima kesepakatan Mattie dan membuat LaBoeuf pergi meninggalkan mereka. Setelah itu, saat dalam pengejaran geng Lucky Ned (Barry Pepper), yang diduga dengan siapa Chaney bepergian, keduanya bertemu Foster (Ed Corbin), seorang yang mengaku sebagai dokter di wilayah Indian, yang memberitahu gubuk kosong untuk mereka bermalam. Mereka menemukan dua penjahat menempati gubuk tersebut, Quincey (Paul Rae) dan Moon (Domhnall Gleeson). Saat Cogburn menanyakan kepada mereka tentang keberadaan Ned, Moon ditusuk oleh Quincey yang tidak ingin dia memberitahu keberadaan Ned, dimana Cogburn kemudian menembak Quincey. Sebelum Moon meninggal, dia sempat mengatakan bahwa Ned dan gengnya berencana untuk ke gubuk di malam itu.

LaBoeuf kemudian tiba di gubuk sebelum geng, namun Ned dan gengnya tiba sebelum Cogburn dapat memperingatkan LaBoeuf. Cogburn terpaksa meluncurkan tembakan kepada dua anggota geng beserta kuda yang ditunggangi Ned, namun tembakannya juga tak sengaja melukai LaBoeuf. Cogburn telah banyak minum wiski di siang hari berikutnya dan bertengkar dengan LaBoeuf saat mereka berangkat melanjutkan perjalanan. Keesokan paginya, saat mengambil air di sungai terdekat, Mattie bertemu Chaney. Dia menembaknya, namun Chaney dapat bertahan. Pistol salah arah saat Mattie mencoba untuk menembaknya lagi, dan Chaney menyeretnya untuk menemui Ned, yang memaksa Cogburn meninggalkan mereka dengan mengancam untuk membunuhnya. Karena keterbatasan kuda, Ned pergi meninggalkan Chaney dan menyuruhnya tetap tinggal ditempat itu bersama Mattie sampai dia kembali membawa kuda untuknya. Ned juga memperingatinya agar tidak menyakiti Mattie atau dia tidak akan dibayar.

Sekali lagi Chaney mengkhianati Ned, dan mencoba untuk membunuh Mattie, dimana LaBoeuf kemudian muncul menyelamatkannya. Ternyata ketika LaBoeuf mendengar suara tembakan ia kembali dan bersama Cogburn untuk menyusun rencana. Mereka menyaksikan Cogburn menghampiri Ned dan gengnya, menewaskan dua anggotanya dan melukai Ned sebelum kudanya sendiri tertembak jatuh, dimana kaki Cogburn terperangkap disitu. Sebelum Ned dapat membunuh Cogburn, LaBoeuf meluncurkan tembakan kepadanya dari kejauhan dan membunuhnya. Chaney kemudian datang menyerang LaBoeuf dengan menjatuhkannya. Mattie merebut senapan LaBoeuf dan menembak Chaney tepat di dadanya, yang membuatnya jatuh ke tebing untuk kematiannya. Karena tembakannya, Mattie tak sengaja jatuh ke dalam lubang yang dalam, di mana disana terdapat seekor ular derik. Cogburn tiba dan menolongnya, namun Mattie telah digigit ular tersebut sebelum keluar. Cogburn segera melakukan perjalanan jauh untuk membawa Mattie ke dokter, dimana dia terpaksa menggendongnya setelah mengetahui kudanya tidak bisa meneruskan perjalanan karena kelelahan.

Dua puluh lima tahun kemudian, Mattie (Elizabeth Marvel) - yang sekarang sudah berumur 40-an dan hanya memiliki satu tangan, akibat dari amputasi yang diharuskan karena 'bisa' dari gigitan ular - menerima surat dari Cogburn disertai dengan sebuah brosur, yang mengatakan kalau dia ikut pertunjukan Wild West. Ketika Mattie tiba di lokasi, dia belajar bahwa Cogburn telah meninggal tiga hari sebelumnya. Dia kemudian memindahkan jasadnya ke pemakaman keluarganya agar selalu bisa dikunjunginya.

Tuesday, December 21, 2010

The Fighter (2010)

The Fighter merupakan sebuah film drama biografi olahraga ditahun 2010 yang disutradarai oleh David O. Russell. Film yang kisahnya diadaptasikan dari buku Irish Thunder: The Hard Life and Times of Micky Ward ini dibintangi oleh Mark Wahlberg, Christian Bale, Melissa Leo dan Amy Adams. Film ini diproduseri oleh beberapa produser termasuk Wahlberg sendiri, Ryan Kavanaugh dan Darren Aronofsky, dan dirilis terbatas di Amerika pada tanggal 17 Desember 2010, serta dirilis di Inggris pada tanggal 4 Februari 2011.

Setelah belum lama berselang muncul film Fair Game (2010) yang dibintangi oleh Naomi Watts dan Sean Penn serta sepak terjang pendiri Facebook Mark Zuckerberg dalam The Social Network (2010), publik kembali disuguhi sajian film bergenre biopik lagi, yakni The Fighter. Film berbujet $25 juta ini dinominasikan untuk tujuh Academy Awards, termasuk dalam kategori Film Terbaik dan Sutradara Terbaik. Christian Bale dan Melissa Leo berhasil memenangkan sebagai jawara untuk kategori Aktor dan Aktris Pendukung Terbaik.

Film ini menyoroti seputar kehidupan Micky serta Dickie, dari awal mereka mencoba meraih mimpi untuk meninggalkan kehidupan keras di Lowell, ke perjuangan Dicky memerangi obat-obatan terlarang, hingga ke perjuangan Micky bertarung dalam partai perebutan gelar di London. Seperti halnya nasib yang dialami film-film biopik lainnya, yang menjadi jualan serta pusat perhatian utama publik di sini bukanlah dari segi jalan cerita ataupun segi 'spesial efek' wah yang mampu membius kalangan penontonnya, namun lebih ke sisi sejauh mana jajaran pemain yang terlibat bisa menghayati peran mereka dan mendekati sosok asli yang mereka perankan.

Sudah bukan rahasia lagi bahwa untuk memerankan tokoh yang dimaksud, aktor maupun aktris yang bersangkutan harus menguasai referensi yang tidak sedikit, baik itu yang berupa pengetahuan tentang si tokoh maupun tingkah laku sehari-hari tokoh tersebut. Bahkan terkadang aktor dan aktris seringkali berdiskusi dengan tokoh yang akan mereka perankan, agar peran yang mereka mainkan semakin mirip dengan aslinya. Maka, amat sangat terasa wajar apabila mereka berhasil mengemban misi itu, kesuksesan besar terutama dari kalangan yang sangat bergengsi siap mengganjar mereka. Maka dengan mengacu pada ilustrasi panjang di atas, tidak mengherankan kalau film ini telah menjadi salah satu perhatian di ajang Oscar, betapa tidak dalam proyek film yang mengedepankan nama Mark Wahlberg dan Christian Bale ini formula yang dijabarkan di atas dapat ditemui di sini. Belum lagi pengorbanan sang dua bintang utama dalam memenuhi persyaratan fisik untuk memerankan karakter yang mereka mainkan di sini. Selain keberadaan duo aktor yang namanya kini berkibar kencang di Hollywood itu, film biopik ini juga diperkuat oleh Amy Adams; aktris berambut pirang yang namanya kini juga tengah naik daun.

Film yang menyajikan kolaborasi pertama Bale-Wahlberg ini rasanya sayang dilewatkan begitu saja terutama bagi kalangan penonton yang menyukai film-film drama serius berjenis biopik maupun yang menitikberatkan pada kepiawaian akting para pemain sentralnya sebagai daya tarik utamanya.

Alur Cerita

Micky Ward (Mark Wahlberg), seorang pria asal Irlandia-Amerika yang adalah petinju kelas menengah dari keluarga pekerja di Lowell, Massachusetts. Dikelola oleh ibunya, Alice (Melissa Leo), dan dilatih oleh kakak tiri-nya, Dicky (Christian Bale), Micky tidak memiliki karier yang sukses, dia dianggap sebagai "batu loncatan" bagi petinju lain untuk membuat petinju lain meningkat. Masalah menjadi rumit ketika Dicky, yang mantan seorang petinju berbakat yang pada masa jayanya pernah berhadapan dengan Sugar Ray Leonard, namun karir bertinjunya hancur karena ia kecanduan kokain. Dan sekarang, HBO sedang membuat film tentang Dicky untuk sebuah film dokumenter yang dipercaya "comeback" nya.

Suatu saat, ketika Micky akan melawan petinju yang mantan juara dunia bernama Saoul Mamby di Atlantic City, dokter tidak mengijinkan Mamby bertarung karena sakit. Sebagai gantinya, Micky mendapatkan lawan seorang petinju kelas menengah dengan julukan 'Machine Gun' yang 20 pon lebih berat darinya, Mike Mungin (Peter Cunningham). Meskipun awalnya Micky dan Dicky menolak, ibu dan ayahnya, George Ward (Jack McGee), mendorongnya untuk bertarung agar mereka semua bisa mendapatkan uang. Micky dengan mudah dikalahkan oleh petarung yang jauh lebih berat dan dinilai semua orang terdapat ketidakcocokan. Frustrasi dengan karirnya dan juga malu atas kekalahannya, Micky mencoba untuk mundur dari dunia tinju dan membentuk hubungan dengan Charlene Fleming (Amy Adams), seorang mantan atlet di perguruan tinggi yang tak lulus dan bekerja sebagai penjaga bar.

Beberapa minggu kemudian, Alice mengatur rencana pertarungan lain untuk Micky, namun Micky tetap pada pendiriannya. Ibu dan tujuh saudaranya kemudian menyalahkan Charlene karena tidak mendukung mereka. Micky terpaksa membela kekasihnya dengan mengatakan kalau dia menerima tawaran untuk berlatih di Las Vegas dan dibayar untuk setahun. Dicky yang mengetahui hal itu, mencoba membujuk Micky agar dirinya tetap menjadi pelatihnya dan Micky tetap bekerja sama dengan keluarganya, namun Micky masih tetap pada pendiriannya. Karena tidak bisa mendapatkan uang karena tak ada pertarungan, Dicky kemudian mencoba untuk mendapatkan uang dengan menyuruh pacarnya, Karen (Chanty Sok), menyamar sebagai pelacur, dan begitu dia mendapatkan klien, Dicky yang juga menyamar sebagai polisi, mencuri uang dari klien pacarnya. Namun hal ini segera digagalkan oleh polisi asli dan Dicky ditangkap setelah dikejar dan berkelahi dengan mereka. Mengetahui hal itu, Micky mencoba ikut campur untuk menghentikan pemukulan polisi terhadap saudaranya, namun polisi malah memukuli tangan Micky sebelum menangkapnya juga. Di persidangan, Micky dibebaskan namun Dicky dikirim ke penjara karena memiliki banyak kasus pidana. Karena muak, Micky tidak mau lagi berurusan dengan Dicky.

Pada malam pemutaran film dokumenter HBO, keluarga Dicky dan Dicky sendiri di penjara, ngeri melihat itu adalah film yang hanya mengungkap tentang kehidupannya di Lowell, sebuah film dokumenter tentang bagaimana kecanduan Dicky terhadap obat-obatan terlarang dapat menghancurkan karier dan kehidupannya. Dicky yang merasa hidupnya telah hancur, mulai melatih dirinya dan berusaha untuk merubah hidupnya didalam penjara.

Disisi lain, Micky yang kembali terpikat dengan dunia tinju lagi oleh ayahnya, yang percaya Alice dan Dicky adalah pengaruh buruk baginya. Ayahnya mengumpulkan anggota lain dari tim pelatihan, dan menemukan manajer baru, Sal Lonano (Frank Renzulli), dan juga pelatih baru, Mickey O'Keefe. Mereka meyakinkan Micky untuk kembali kedunia tinju dengan memutuskan bahwa ibunya dan saudaranya tidak akan lagi dilibatkan. Mereka menempatkan Micky pada pertarungan kecil untuk membantunya mendapatkan kembali kepercayaan dirinya. Dia ditawari lagi dengan pertarungan melawan petinju-petinju lain yang membuat Micky hampir tak pernah terkalahkan di tiap pertarungan.

Saat kunjungan Micky ke penjara, Dicky menyarankannya tentang bagaimana cara terbaik untuk bekerja dengannya, karena menurutnya manajemennya mencoba menjadikan Micky sebagai 'kambing hitam' untuk lawannya di pertarungan berikutnya yaitu dengan Alfonso Sanchez (Miguel Espino). Tapi Micky merasa Dicky sedang egois dan mencoba untuk kembali memulai kariernya sendiri yang gagal. Selama pertandingan sebenarnya melawan Sanchez, Micky hampir kewalahan di awal pertarungan, tapi mengingat saran dari Dicky, dia mengubah strategi pertarungannya dan akhirnya menang.

Setelah dibebaskan dari penjara, Dicky dan ibunya pergi menemui Micky di gym nya. Micky memberitahu Dicky bahwa dia telah berjanji kepada tim manajemennya kalau tidak akan bekerja dengannya lagi, setelah semua yang terjadi. Dalam argumen berikutnya, di mana Micky menginginkan keluarganya ikut dilibatkan, Charlene kemudian meninggalkannya karena jijik apa yang dikatakan Micky. Micky dan Dicky mulai melakukan pelatihan, saat latihan itulah tiba-Micky memukul Dicky dibagian bawah yang membuatnya off. Sang ibu mencerca Micky, hanya untuk menyadarkannya dengan mengatakan bahwa Dicky dan keluarganya sangat menyayanginya. Dicky keluar dan menuju ke apartemen Charlene, dan mengatakan padanya bahwa Micky membutuhkan dukungan darinya, dan juga keluarganya harus bekerja sama. Setelah membawa semua orang kembali bersama- sama, tim pergi ke London untuk pertarungan Micky melawan Shea Neary (Jack Lally), juara dunia kelas welter. Dengan pertarungan yang yang hampir kalah, Micky akhirnya dapat memenangkan pertarungannya untuk Kejuaraan Dunia WBU kelas welter.

Cerita film melompat ke beberapa tahun kemudian, yang menceritakan bahwa Micky Ward melakukan tiga pertarungan sengit dengan Arturo Gatti, memberinya penghargaan pertamanya. Dia pensiun di tahun 2003. Micky menikahi Charlene di tahun 2005. Mereka hidup di Lowell dengan putrinya bernama Kasie. Dicky menjaga statusnya sebagai legenda lokal. Dia melatih di gym adiknya.

Yogi Bear (2010)

Percaya atau tidak, karakter Yogi Bear ternyata sudah ada sejak tahun 1958 lalu, yang artinya Yogi sudah ada hampir setengah abad lamanya, bahkan Yogi sudah berkali-kali dibuatkan filmnya. Film pertamanya dibuat pada tahun 1961 dalam serial kartun berjudul The Yogi Bear Show; yang saat itu diproduseri oleh William Hanna dan Joseph Barbera yang telah meninggal pada tahun 2001 dan 2006, hingga film terakhir dibuat dalam serial animasi komedi yang disiarkan NBC sekitar tahun 1991-1992an. Namun sepertinya film produksi tahun 2010 inilah yang benar-benar berbeda, selain Yogi Bear adalah film Yogi pertama yang berformat live action, film ini juga dibuat dalam format 3D.

Lalu apa sebenarnya yang membuat Yogi jadi istimewa? Karakter Yogi? Joke-joke slapstick khas Yogi? Atau justru karena legendarisnya karakter ini? Mungkin jawaban di atas benar semua tapi apalah artinya itu semua kalau dalam penyajian akhirnya terasa hambar. Dalam kasus film Yogi Bear ini, sepertinya teknologi modern adalah titik tumpu satu-satunya. Film ini disutradarai oleh Eric Brevig, sineas yang pernah melakukan debutnya ketika menggarap Journey to the Center of the Earth (2008), dan Yogi Bear adalah film yang menandai kali kedua Brevig sebagai sutradara. Walaupun sebenarnya Tom Cavanagh dan Justin Timberlake cukup bagus sebagai pengisi suara Yogi dan Boo Boo, namun naskah yang ditulis oleh Brad Copeland bersama dengan Joshua Sternin dan Jeffrey Ventimilia yang diberikan pada mereka memang sudah tak menjanjikan apa-apa. Film ini mungkin layak dikonsumsi anak-anak tapi buat mereka yang ingin bernostalgia dengan karakter legendaris ini sepertinya tak akan terlalu puas dengan sajian Warner Bros dengan bantuan dari Hanna-Barbera Productions kali ini.

Selain kedua bintang pengisi suara diatas, film ini juga akan menampilkan akting dari Tom Cavanagh, Anna Faris, T. J. Miller, Nate Corddry, dan juga Andrew Daly. Film ini juga merupakan pengembangan film pertama dari perusahaan Hanna-Barbera yang diproduksi tanpa bantuan dari William Hanna dan Joseph Barbera. Meski telah mendapat review negatif dari para kritikus, namun film berbujet $80 juta yang dirilis pada tanggal 17 Desember 2010 ini berhasil meraup total pendapatan sebesar $201,584,141 dari peredarannya di seluruh dunia. --source: kapanlagi.com & berbagai sumber--

Alur Cerita

Yogi Bear (Dan Aykroyd) dan Boo Boo (Justin Timberlake) adalah dua ekor beruang coklat yang memiliki kecenderungan untuk mencuri keranjang piknik dari para pengunjung Taman Jellystone, di mana sang penjaga taman Ranger Smith (Tom Cavanagh) dan anak buahnya Ranger Jones (T. J. Miller) mencoba untuk mencegah mereka melakukannya. Sementara itu, seorang pembuat film dokumenter bernama Rachel Johnson (Anna Faris) tiba di taman dan berencana untuk membuat film tentang Yogi sebagai beruang langkah yang dapat berbicara. Untuk itulah, Rachel memasang sebuah dasi kupu-kupu yang berisi kamera mini terhadap Boo Boo agar dia dapat merekam Yogi saat berada di habitat alamnya. Sementara itu, Walikota Brown (Andrew Daly) yang menyadari bahwa kotanya telah menghadapi kebangkrutan dikarenakan pengeluaran di pihaknya yang amat boros, dia memutuskan untuk memilih Jellystone sebagai tempat penebangan liar untuk mendanai kampanyenya sebagai gubernur, dan Jellystone siap untuk ditutup karena dianggap tak lagi menguntungkan secara finansial.

Untuk menyelamatkan taman yang segera akan ditutup, Smith mengadakan perayaan festival ke-100 dari Jellystone di mana ia berharap untuk mengumpulkan dana dari festival itu, yaitu dengan menjual tiket kepada para pengunjung untuk memasuki taman. Untuk menyabot upayanya, Brown memanfaatkan Jones yang menginginkan menjadi kepala ranger dan menjanjikannya posisi tersebut jika dia bisa menggagalkan perayaan festival. Yogi telah berjanji kepada Smith untuk bersembunyi selama perayaan, namun Jones meyakinkannya untuk menampakkan diri dengan rencana membantu. Yogi pun mencoba untuk menyenangkan para pengunjung dengan melakukan ski air, namun usahanya jadi berantakan ketika dia secara tidak sengaja membuat jubahnya terbakar. Dalam kekacauan berikutnya, kembang api yang dibuat Smith untuk memeriahkan festival menjadi terguling dan terbakar sebelum waktunya, yang meluncur ke arah penonton yang sedang berkumpul, hingga semuanya melarikan diri karena panik. Setelah Jellystone ditutup, Smith dipaksa untuk tinggal di Taman Evergreen, sebuah daerah perkotaan kecil yang tercekik dengan sampah dan polusi sebelum ia mengatakan kepada Yogi bahwa dunia akan lebih baik jika Yogi tak sepintar yang ia pikir.

Karena melihat bahwa hutan tempat tinggal mereka dalam bahaya kehancuran, Yogi dan Boo Boo melakukan perjalanan ke Taman Evergreen untuk bertemu Ranger Smith dan mengatakan bahwa sang walikota beserta asistennya (Nate Corddry) berencana untuk menebangi pohon yang ada di Jellystone guna menghasilkan uang. Mereka semua kemudian kembali ke taman dan bersama dengan Rachel berencana untuk menghentikan tindakan walikota. Mereka kemudian belajar bahwa Boo Boo telah memelihara seekor kura-kura (Rafetus Swinhoei), yang merupakan spesies langka yang disangka punah, dan berarti bahwa Jellystone merupakan tempat yang harus dilindungi oleh pemerintah karena memiliki spesies tersebut. Jones juga telah menyadari kesalahannya ketika ia belajar dari rencana walikota untuk Jellystone. Setelah Brown mengetahui tentang kura-kura tersebut, dia menyuruh asistennya untuk mengambilnya, di mana dia menghadapi Yogi dan yang lainnya dengan mengakui bahwa ia tidak peduli kalau ia telah melanggar hukum, dan satu-satunya yang ia peduli adalah kekuasaan. Namun setelah Walikota Brown memulai konferensi persnya, Rachel menyadari bahwa kamera yang ditaruh pada dasi kupu-kupu Boo Boo telah merekam pengakuannya sementara itu kura-kura lolos dari tangan asisten walikota. Ranger Smith pun menghubungkan kamera Boo Boo ke layar jumbotron hingga pengakuan walikota dapat diketahui oleh para pers, dan ia diseret oleh polisi.

Wednesday, December 15, 2010

Black Swan (2010)

Jika saja sineas Darren Aronofsky tidak tertarik pada perihal tari balet kala saudari perempuannya memutuskan untuk mendalami seni tarian yang umumnya sangat lekat dengan imej kaum berada dan kalangan atas ini, niscaya Aronofsky tidak akan menghasilkan karya penyutradaraan film yang berjudul Black Swan ini. Namun, itulah yang terjadi, sineas yang tertarik dengan dunia tari yang digeluti saudarinya itu kemudian mengemas keingintahuannya dengan studi mengenai kerasnya persaingan di dunia panggung hiburan serta studi eksplorasi mengenai ketertakutan seseorang yang dihantui oleh kemunculan sosok rival, hasilnya kisah yang menyoroti dunia balet ini tidak hanya sekedar menjadi film bertema tarian biasa, namun juga menjadi sajian drama thriller psikologis dengan muatan konflik yang kompleks.

Seperti halnya yang pernah ia lakukan dalam The Wrestler (2008) yang mengantar aktor Mickey Rourke masuk nominasi Oscar, sekali lagi Aronofsky menampilkan kisah di mana tokoh utamanya yang dimainkan oleh Natalie Portman, aktris yang pertama kali angkat nama dalam Leon: The Professional (1994) ini berusaha mewujudkan ambisinya yang dalam perkembangannya membuat sang tokoh terseret ke sisi gelap dan terancam kehilangan seluruh faktor berharga yang tadinya berhasil dijaga dengan sangat baik, guna tetap bertahan dari sebuah 'kompetisi'. Dan, sepertinya formula yang diterapkan sineas asal Brooklyn, New York ini terbukti mumpuni, di mana tanggapan positif serta curahan pujian berhasil dituai Aronofsky, dan membuat film garapannya ini berhasil mengantarkan Portman meraih Oscar sebagai Best Actress serta memenangkan berbagai penghargaan bergengsi lainnya di dunia perfilman termasuk Golden Globe, BAFTA, serta Screen Actors Guild. Selain itu, Aronofsky juga meraih nominasi Oscar sebagai Best Director, dan film ini sendiri juga dinominasikan sebagai Best Picture.

Selain Portman, film ini juga akan dibintangi oleh aktor asal Perancis yang adalah suami dari aktris Monica Bellucci; Vincent Cassel, aktris yang paling terkenal berkat kiprahnya sebagai Jeckie Burkhart dalam serial That '70s Show (1998-2006); Mila Kunis, aktris yang memerankan Mary Magdalene dalam The Last Temptation of Christ (1988); Barbara Hershey, dan juga aktris yang mencapai masa kondangnya lewat film-filmnya pada kurun waktu akhir 1980-90an; Winona Ryder.

Pada tanggal 3 Desember 2010, perilisan Black Swan hanya terbatas di bioskop-bioskop terpilih di Amerika Utara dan meraup pemasukan sebesar $415,822 pada hari pembukaannya. Di akhir pekan perilisannya, film ini telah meraup pemasukan sebesar $1,443,809 di mana rata-rata per bioskop menduduki perolehan tertinggi kedua di tahun 2010 di bawah film The King's Speech. Di akhir pekan kedua, film ini diperluas perilisannya dan berhasil meraup pemasukan sebesar $3,3 juta, yang menjadikannya menduduki peringkat keenam di box office. Perilisan film ini kemudian kembali diperluas lagi di akhir pekan ketiganya, dan akhirnya Black Swan berhasil meraup total pemasukan sebesar $329,398,046 juta untuk pemutarannya di seluruh dunia. --disadur dari majalah cinemags--

Alur Cerita

Nina Sayers (Natalie Portman), seorang balerina muda berbakat di perusahaan tari bergengsi di kota New York. Dia tinggal bersama ibunya, Erica (Barbara Hershey), seorang mantan penari berbakat yang menghentikan karirnya karena melahirkan Nina. Seluruh hidup Nina didedikasikan pada balet dan hampir tak punya waktu untuk melakukan aktivitas lain.

Perusahaan balet kemudian sedang mempersiapkan pagelaran balet Swan Lake, di mana sang direktur artistik bernama Thomas (Vincent Cassel) harus mencari penari baru untuk menggantikan sosok balerina papan atas bernama Beth (Winona Ryder) yang dipaksa pensiun. Si tokoh utama harus mampu dengan lugas menampilkan karakter Angsa Putih yang bersahaja dan polos, sekaligus menampilkan karakter Angsa Hitam yang sensual dan menggoda. Nina pun dipilih untuk bersaing dalam peran ini bersama penari lainnya. Setelah audisi yang berjalan buruk, Nina menemui Thomas untuk meminta mempertimbangkan kembali dan memberikan peran tersebut kepada dirinya. Sang direktur mengatakan kepadanya bahwa teknik tariannya sangat kaku, yang identik hanya untuk memerankan Angsa Putih. Namun setelah Thomas memaksa menciumnya, Nina menggigit bibirnya, yang membuatnya yakin bahwa semangat Nina masih dapat digali lagi, yang akhirnya terpilih untuk memerankan sosok Swan Lake. Beth yang mabuk, marah terhadap Nina yang menganggapnya telah merayu sang direktur untuk mendapatkan peran, karena sebelumnya Thomas selalu menilai bahwa Nina memiliki tarian yang kaku. Malam itu juga, Beth tertabrak mobil hingga terluka parah, dan Thomas percaya itu adalah usaha bunuh diri.

Nina kemudian mulai mengalami kejadian-kejadian aneh di sekelilingnya. sementara itu Thomas semakin kritis terhadap Nina saat latihannya memerankan Angsa Hitam, dan mengatakan bahwa dia harus berhenti menjadi perfeksionis agar tidak kehilangan dalam peran itu. Nina kemudian berkenalan dengan penari lain bernama Lily (Mila Kunis), yang Thomas gambarkan memenuhi persyaratan untuk karakter Angsa Hitam. Hubungan kedua penari ini menjadi dingin karena kecerobohan Lily yang mengadu ke Thomas kalau Nina mengeluh atas apa yang dilakukannya. Namun untuk menebus kesalahannya, Lily datang ke rumah Nina dan mengajaknya keluar. Nina yang awalnya ragu, akhirnya memenuhi ajakannya yang bertentangan dengan keinginan ibunya. Saat keluar, Lily menawarkannya sebutir ekstasi agar dapat membuatnya merasa santai dan lepas. Setelah kembali ke rumah, Nina bertengkar dengan ibunya, kemudian mengunci di kamarnya dan berhubungan seks dengan Lily. Keesokan paginya, dia bangun sendirian dan terlambat untuk latihan. Ketika ia tiba di studio, dia menemukan Lily sedang latihan memerankan Swan Lake. Marah, dia menghampirinya dan bertanya mengapa dia tidak membangunkannya. Lily mengatakan bahwa dia semalam menghabiskan waktunya dengan seorang pria yang dia temui di klub, dan mengatakan bahwa Nina hanya bermimpi telah berhubungan seks dengannya.

Halusinasi yang dialami Nina menjadi parah saat ditempat latihan maupun di rumah, bahkan di rumah sakit saat dia mengunjungi Beth, di mana dia mulai beranggapan bahwa Lily ditunjuk sebagai penari cadangannya, dan menganggap berupaya untuk merebut perannya. Prihatin dengan perilaku Nina yang tak menentu, ibunya mencoba mencegahnya menghadiri acara pergelaran, namun Nina memaksa untuk pergi.

Saat di atas pentas, penampilan pertama Nina berjalan dengan baik, sampai akhirnya dia mendapatkan halusinasi lagi saat menampilkan gerakan lifting dan terjatuh. Bingung, ia kembali ke kamar riasnya dan menemukan Lily sedang memakai kostum Angsa Hitam. Lily mengatakan akan memerankan sebagai Angsa Hitam untuknya, Nina menjadi marah dan mendapatkan halusinasi lagi dengan menemukan Lily yang berubah menjadi dirinya. Nina yang marah dengan tubuh ganda nya, mendorongnya ke cermin hingga pecah, dan kemudian meraih pecahan kaca dan menikam perut tubuh ganda nya. Setelah Nina melihat bahwa tubuh yang ditikamnya itu adalah tubuh Lily, dia segera menyembunyikannya dan kembali ke panggung. Pementasan selanjutnya adalah Nina menari sebagai Angsa Hitam, saat itu juga dia mendapatkan halusinasi lagi dan menemukan tangannya telah tumbuh bulu-bulu hitam, selanjutnya menjadi sayap hitam dan akhirnya kehilangan dirinya sendiri dengan berubah menjadi angsa hitam. Di akhir peran tersebut, ia menerima tepuk tangan dari penonton.

Saat kembali ke kamar riasnya, Nina mempersiapkan peran terakhirnya sebagai Angsa Putih yang sekarat. Lalu ada yang mengetuk pintu dan saat dibuka, dia melihat Lily datang untuk mengucapkan selamat pada perannya sebagai Angsa Hitam. Nina pun menyadari bahwa menikam Lily hanyalah halusinasi, namun dia melihat cermin masih hancur. Dia akhirnya menemukan luka di perutnya, dan menyadari bahwa ia telah menikam dirinya sendiri. Saat kembali ke atas panggung, ia menari penuh semangat sebagai Angsa Putih, dan pada saat-saat terakhir dari tariannya, dia menampilkan adegan melemparkan diri dari tebing, ia melihat ibunya menangis di antara para penonton. Teater pun meletus dengan gemuruh tepuk tangan saat Nina menampilkan adegan jatuh. Saat Thomas dan penari-penari lainnya mengucapkan selamat pada prestasinya, Lily melihat bahwa Nina mengalami pendarahan diperutnya. Melihat Nina terluka, film akhirnya berakhir saat Nina menatap lampu-lampu panggung dan berbisik di telinga Thomas dengan mengatakan: "Aku merasakan itu tadi sangat sempurna."

*** Setelah terjadi percakapan antara Darren Aronofsky dengan Natalie Portman mengenai kemungkinan pembuatan film tentang balet pada tahun 2000, dan mengetahui bahwa sang aktris sangat antusias untuk memerankan seorang penari balet, Aronofsky mulai mengumpulkan riset mendalam guna merealisasikan hal itu. Akan tetapi langkah kongkrit baru ia lakukan kala ia menyewa tenaga para penulis skrip memodifikasi sebuah skrip berjudul The Understudy; yang mengetengahkan polemik yang dihadapi aktor-aktor Broadway dan mengeksporasi dampak seorang yang dihantui oleh kembarannya, yang lambat laun menyisihkan. Aronofsky sendiri berpendapat bahwa skrip awal ini sudah memiliki elemen menarik yang mirip dengan yang ditemuinya dalam All About Eve (1950) garapan mendiang Joseph L. Mankiewicz, juga mirip dengan film garapan Roman Polanski; The Tenant (1976), serta novella karya Fyodor Dostoyevsky yang berjudul The Double. Kala itu Aronofsky sudah beberapa kali menyaksikan berbagai macam pertunjukan yang mengangkat berbagai versi Swan Lake dan ia menghubungkan dualisme White Swan dan Black Swan ke dalam naskah modifikasi itu.

Dibutuhkan waktu tujuh tahun sebelum akhirnya sang sineas menawarkan outline mendetil Black Swan pada Universal Pictures, yang langsung memutuskan untuk sesegera mungkin mengembangkan proyek itu pada Januari 2007. Meski demikian, pada kenyataannya proyek itu terbengkalai dan Aronofsky malah terlebih dahulu membuat The Wrestler. Setahun kemudian, usai merampungkan The Wrestler, Aronofsky meminta Mark Heyman yang sudah beberapa kali berkolaborasi dengannya. Sayangnya pada Juni 2009, Universal malah kembali menelantarkan proyek ini, yang membuat Black Swan menjadi incaran banyak studio lainnya, terlebih dengan potensi keterlibatan Portman sebagai pemain utamanya. Proyek ini lalu dikembangkan di bawah bendera kongsian Protozoa Pictures dan Overnight Productions, selaku penyedia dana finansialnya. Pada bulan Juli, Mila Kunis masuk jajaran pemain sebagai rival Portman.

Guna menghidupkan karakter, Portman maupun Kunis melakukan latihan balet secara intensif selama enam bulan sebelum proses syuting dimulai, guna mendapatkan postur dan otot-otot bak penari balet American Ballet Theatre; Georgina Parkinson. Fox Searchlight kemudian menjadi pihak yang mendistributori film yang mendapat bujet produksi sebesar $13 juta ini. Proses syuting kemudian dimulai di New York pada akhir 2009. Dalam membesut Black Swan, Aronofsky menggunakan teknik pengambilan gambar dan gaya yang sama kala ia menyutradarai The Wrestler, pun dengan perangkat film yang digunakannya.

Friday, December 10, 2010

The Warrior's Way (2010)

The Warrior's Way merupakan sebuah film fantasy action ditahun 2010 yang disutradarai oleh Sngmoo Lee dan diproduseri oleh Barrie M. Osborne bersama Lee Joo-Ick dan Michael Peyser. Film yang skenarionya ditulis oleh Lee ini dibintangi oleh Jang Dong Gun, Geoffrey Rush, Kate Bosworth dan Danny Huston, dirilis pada tanggal 3 Desember 2010 dan didistribusikan oleh Rogue (Relativity Media).

Hollywood memang sudah bisa menerima aktor dan aktris Asia, buktinya makin hari makin banyak saja film keluaran perusahaan film di Amerika yang dibintangi aktor atau aktris Asia. Kalau tahun 2009 lalu kita disuguhi aksi Rain lewat Ninja Assassin (2009), sekarang kita bisa menikmati aksi Jang Dong Gun dalam film arahan sutradara Sngmoo Lee ini.

Tak jauh beda dari Ninja Assassin, film ini juga menyodorkan alur kisah yang renyah. Artinya, jalan cerita tak terlalu berbelit-belit dan semuanya bisa terbaca dengan baik. Sebenarnya Dong Gun punya cukup bakat untuk beradu akting dengan aktor Hollywood, walaupun mungkin kendala bahasa mungkin akan sedikit memperlambat proses. Sayangnya, film ini adalah pilihan yang salah kalau dia ingin membuktikan kemampuan aktingnya secara internasional.

Sebagai sebuah film martial arts, film ini memang cukup bagus walaupun tak ada sesuatu yang baru dari sisi koreografi tarung. Yang jelas, film ini memang paling cocok dinikmati saat kita ingin melepaskan lelah setelah aktivitas sehari-hari.

Alur Cerita

Pada abad ke-19 di Asia, hiduplah seorang ksatria bernama Yang (Jang Dong Gun), seorang prajurit dan anggota klan Sad Flutes, Pembunuh Terkejam di Timur. Dia berlatih seumur hidupnya hanya untuk menjadi pendekar pedang terhebat dalam sejarah manusia. Dia telah membunuh setiap anggota klan musuh dan juga membunuh pendekar pedang terbesar yang adalah mantan pemimpin klan musuh. Yang kemudian ditugaskan untuk membunuh anggota keluarga terakhir dari klan musuh, yaitu seorang bayi perempuan (Analin Rudd), namun dia menolak misi tersebut dan melarikan diri dengan membawa si bayi. Tindakan ini membuat dirinya menjadi sasaran utama klan itu sendiri, dan tak ada tempat aman buat pendekar ini. Satu-satunya cara adalah pergi sejauh mungkin dari negeri kelahirannya.

Yang membakar rumahnya dan hampir semua barang-barangnya. Dengan berbekal hanya dengan pakaian di tubuhnya, dia memutuskan membawa bayi tersebut dan mengunjungi teman lamanya di tempat yang jauh di Barat Amerika. Dia kemudian tiba di Lode, Paris of West, sebuah kota kecil yang penuh dengan orang-orang yang gagal, di mana daya tarik utama kota ini digunakan untuk sebuah tempat sirkus keliling yang sudah tidak berjalan dan berantakan. Di sana ia berusaha mencari seorang temannya sesama prajurit yang dikenal warga kota dengan nama Smiley. Yang kemudian menemukan Smiley telah meninggal 3 tahun lalu dan meninggalkan toko binatu nya di kota tersebut. Di tempat baru ini Yang berkenalan dengan beberapa orang yang terlihat biasa-biasa saja, si kerdil Eight-Ball (Tony Cox), si pemabuk Ronald (Geoffrey Rush), dan seorang wanita muda bernama Lynne (Kate Bosworth), yang semuanya adalah teman-teman dari Smiley.

Lynne memberi julukan Yang dengan si kurus dan setuju untuk mengajarinya bagaimana cara mengelolah binatu. Yang mulai menikmati hidupnya di kota ini, belajar untuk menikmati kesenangan yang tak pernah ia ketahui saat menjadi prajurit. Dia menjadi ramah dengan orang-orang di kota itu, pekerja keras, dan mampu berkebun, sedangkan bayi yang dibawanya diberi nama April. Bahkan dia menemukan dirinya menyukai pertunjukan opera setelah Lynne menunjukkannya pada sebuah gramofon miliknya. Lynne kemudian mengungkapkan kepada Yang bahwa Smiley telah mengajarinya sedikit menggunakan pedang dan menceritakan tentang klan Sad Flute. Dia menginginkan Yang untuk mengajarinya lebih banyak, dan bertanya tentang nama Sad Flutes. Yang kemudian menjelaskan bahwa nama itu menggambarkan suara darah yang keluar dari celah tenggorokan korbannya, namun dia enggan untuk menunjukkan ketrampilan prajurit-nya.

Kembali di Timur, mantan klan Yang sendiri berusaha untuk mencarinya. Mantan gurunya, Saddest Flute (Lung Ti) dan pasukan ninja-nya menggunakan perahu yang sama untuk menuju Amerika dan membunuh seluruh awak perahu. Saddest Flute mengatakan bahwa untuk menemukan Yang yang sekarang berada di sebuah negara besar, mereka akan menunggu dan mendengarkan sampai ia muncul sendiri.

Suatu hari, Yang melihat makam yang di kunjungi oleh Lynne, Eight-Ball kemudian menjelaskan dalam kilas balik: dulu ketika Lynne masih remaja (Chontelle Melgren), kotanya telah diserang oleh seorang Kolonel korup (Eddie Campbell) yang bertujuan untuk memperkosa wanita yang memiliki gigi yang sehat, dan dia memilih Lynne sebagai korbannya. Ketika Lynne dibawa ke dapur, dia berhasil menghindar dengan melemparkan wajan penggorengan berisi minyak panas ke wajahnya yang membuat wajah Kolonel luka parah. Lynne segera berlari keluar, dan Kolonel menembakkan peluru ke dadanya. Ayahnya (Neill Rea) mencoba menolongnya, namun dia juga ditembak sampai mati, sementara ibunya (Cath Harkins) yang menggendong adiknya juga dibunuh. Ketika penduduk kota menguburkan keluarganya, mereka menemukan Lynne masih bernapas. Sejak itu, Lynne berencana membalas dendam kepada Kolonel atas kematian keluarganya, dia pun belajar bertarung dan membunuh dengan latihan melempar pisau, namun dia tidak memiliki ketrampilan akan hal itu. Yang kemudian memberi kejutan kepadanya dengan menunjukkan padanya cara melempar pisau dengan benar. Lynne mulai menyukai Yang, dan memberinya sebuah kalung milik ibunya sebagai hadiah.

Tergerak oleh cerita Lynne, Yang memberinya 2 pedang kecilnya dan memberitahunya hanya untuk pertahanan. Keduannya pun keluar ke gurun dan Yang mengajarkan bagaimana cara menggunakan 2 pedang tersebut, hingga Lynne akhirnya menjadi terampil. Yang menunjukkan kepadanya katana miliknya, namun Lynne tidak dapat mencabut katana dari sarungnya, dan Yang menjelaskan kalau itu adalah masa lalunya sehingga dia tidak bisa mendengar suara tangisan jiwa yang ia renggut, dan jika masa lalunya menemukannya, tidak akan ada lagi musik lagi. Yang kemudian ditampilkan dalam kisas balik sebagai anak berumur 5 tahun (Ken Smith), dimana dia diberi hadiah seekor anak anjing kecil dari gurunya, dan dia juga sedang dilatih untuk menjadi yang terkuat.

Yang terus menjalani hidupnya dengan damai bersama April sampai ia mendapatkan pengalaman merayakan Natal pertamanya. Sementara warga kota merayakan Natal, Yang dan Lynne pergi ke gurun untuk menari dalam permainan pedang mereka, yang berakhir di mana Lynne menciumnya. Lynne kemudian berlari dengan tersenyum kepadanya, dan dengan terkejut Yang menatap bibirnya pada refleksi pedangnya.

Kolonel telah kembali ke kota untuk meneror rakyat. Dia sekarang memakai prostetik wajah yang menakutkan untuk menyembunyikan bekas luka mengerikan di wajahnya. Dia menyiksa seorang badut dimana anak buahnya menembak ember air yang ada di kepalanya, dan saat mabuk Ronald diseret dengan kuda melalui kota dimana dia diikat dengan sebuah cambuk di lehernya. Kolonel kemudian memeriksa barisan para wanita untuk melihat gigi mereka, dan memilih seorang wanita yang suaminya memohon belas kasihan. Kolonel melepaskan wanita itu kepada suaminya hanya untuk menembak mereka secara bersamaan.

Eight-Ball dan lainnya mengikat Lynne di ruang bawah tanah untuk kebaikan dirinya sendiri serta penduduk, dimana Yang juga mengambil kedua pedang yang diberikannya. Lynne akhirnya berhasil membebaskan diri dengan pisau yang tersembunyi di sepatunya. Kolonel kemudian mengambil dua anak perempuan untuk diperkosa, Lynne pun segera tiba dengan menyamar sebagai pelacur yang menawarkan dirinya sebagai gantinya. Namun Kolonel mengetahui kalau dia adalah anak yang telah melukai wajahnya setelah dia mencium lehernya, dan anak buah Kolonel segera menahan Lynne ke tempat tidur. Di binatu, beberapa penduduk mencari Lynne dan Yang menyadari dimana dia berada. Dia kemudian menghancurkan segel katananya untuk dipergunakan membebaskan Lynne. Dan di tempat jauh, Saddest Flute bangkit dari meditasinya, dia merasakan katana milik Yang telah bebas, dan dia menyadari lokasinya.

Saat Lynne akan diperkosa, Yang segera tiba dan membunuh semua anak buah Kolonel. Saat Yang akan membunuh pemimpinnya, Kolonel melompat keluar jendela dan berjalan ke gang untuk melarikan diri. Lynne pun melihatnya, dia kemudian melemparkan pisau ke arahnya dan membunuhnya, namun ternyata yang dibunuh bukan Kolonel, hingga semua orang menyadari kalau Kolonel akan kembali dengan semua anak buahnya untuk membunuh mereka semua. Yang segera meninggalkan kota sebelum Saddest Flute datang tiba, namun warga kota memohon padanya untuk tinggal dan membantu kalau Kolonel dan anak buahnya menyerbu kota.

Orang-orang khawatir mereka tidak memiliki sarana untuk mempertahankan kota mereka, namun Eight-Ball memiliki simpanan rahasia Ronald yaitu senjata dan bahan peledak yang terkubur ditanah, dan baru diketahui bahwa Ronald ternyata seorang penembak jitu yang pernah menjadi seorang kriminal. Di hari sebelum pertempuran, Lynne mendatangi Yang dan meminta untuk pergi dengannya setelah melawan Kolonel. Dimalam itu juga, Yang ke rumah Lynne dan dia mengembalikan 2 pedangnya dan menjelaskan kepadanya kalau pedang tersebut sekarang adalah untuk membunuh. Dia juga memberitahu padanya sasaran tempat-tempat untuk membunuh musuh.

Saat Kolonel tiba dengan membawa anak buahnya untuk menguasai kota, Yang bersama para penduduk kota bertempur melawan mereka. Di tengah-tengah pertempuran, segerombolan pasukan Sad Flutes tiba, dan Saddest Flute memerintahkan mereka untuk 'membunuh' Yang. Yang yang melihat Lynne menggendong April, dia menyuruhnya untuk pergi. Para penduduk kota juga berhasil pergi sebelum pertumpahan darah antara pasukan Kolonel dan pasukan ninja Sad Flutes.

Setelah berhasil membunuh beberapa pasukan Sad Flutes, Yang menyusul Lynne ke binatu. Di sana, Lynne menyerahkan April kepada Eight-Ball agar ia dapat membantu Yang. Setelah keduanya berhasil membunuh pasukan Sad Flutes, mereka mendengar sebuah tembakan dan menemukan Eight-Ball terbunuh oleh Kolonel, dan juga membawa April ke sebuah gedung. Yang datang ke gedung dan menemukan Kolonel sedang menodongkan pistol ke kepala April. Dengan melompat, Yang dapat memotong barel pistol Kolonel sebelum peluru dapat mengenai April. Setelah berhasil menangkap April yang nyaris jatuh, Yang menepi untuk memberi kesempatan kepada Lynne melawan Kolonel sendiri. Disaat pertempuran menegangkan itulah, Lynne akhirnya berhasil menggerakkan pedang ke belakang tubuh Kolonel dan membunuhnya.

Yang dan Lynne kemudian keluar untuk mencari Saddest Flute yang sudah duduk menunggu di luar gedung. Dia mengatakan kepada Yang bahwa April adalah musuh dan dia menyuruh membunuhnya. Namun Yang menyatakan kepada mantan gurunya tersebut kalau dia tidak akan membunuh April. Mereka akhirnya menuju ke gurun untuk berduel sampai mati. Saat film menampilkan kilas balik, menunjukkan Saddest Flute yang sedang memberi pelatihan kepada Yang saat hujan. Kemudian dilanjutkan dengan menampilkan pelatihan Yang saat masih remaja (Youngmin Cho) di sebuah salju, dimana gurunya memaksa dia untuk membunuh anjing yang telah ia berikan kepadanya dengan menyatakan bahwa musuh terbesar Yang adalah hatinya, dan sebagai seorang pembunuh ia harus bisa membunuh apapun yang ia cintai.

Dan saat duel tersebut, Yang dapat memenangkan pertarungan dengan memotong tenggorokan Saddest Flute. Lynne kemudian mengatakan kepada Yang kalau dia tahu dia tidak akan pergi dengannya. Lynne juga mencoba untuk menyerahkan April, namun Yang menolaknya. Sebelum pergi, Yang sekali lagi membuat April tertawa.

Thursday, December 2, 2010

Burlesque (2010)

Tidak bisa dipungkiri, meski faktanya film garapan sineas debutan Steven Antin ini dibintangi banyak bintang bernama besar seperti Cher (Stuck on You), Kristen Bell (Astro Boy), Stanley Tuccy (The Lovely Bone), hingga Cam Gigandet (Twilight), yang menjadi pusat perhatian adalah keberadaan sosok yang dulu dianggap sebagai rival Britney Spears; Christina Aguilera, yang menandai debutnya sebagai tokoh utama di kancah layar lebar setelah sebelumnya muncul sebagai cameo di Shine a Light (2008), Get Him to the Greek (2010), dan sebagai pengisi suara di Shark Tale (2004).

Seperti halnya film-film bernapaskan musikal pada umumnya seperti Moulin Rouge! (2001), Chicago (2002), maupun Nine (2009), Burlesque juga mengedepankan tembang-tembang yang dinyanyikan para pemainnya di sepanjang durasi film, selain tentunya kostum-kostum luar biasa dan koreografi berani yang rasanya sesuai dengan gejolak kaum muda yang enerjik, meski sekali lagi harus diakui garis besar cerita yang disajikan di film yang diproduseri oleh Donald De Line ini sama sekali bukan hal yang baru, di mana yang disajikan tidak berbeda jauh dengan storyline film musikal 4nd Street tahun 1933, dan Anda yang tergolong penyuka film bergenre dance, permasalahan yang sama juga tak jarang bisa ditemui di sana.

Selain nama-nala di atas, film yang digubah oleh penulis naskah Erin Brockovich (2000); Susannah Grant dari skenario sang sutradara ini juga dibintangi oleh aktor yang mulai terkenal ketika bermain dalam serial TV Grey's Anatomy; Eric Dane, aktris yang berperan sebagai Ariel dalam Footloose (2011); Julianne Hough, si aktor pemeran Nightcrawler dalam X-Men United (2003): Alan Cumming, aktor yang sebelumnya bermain dalam Conviction (2010): Peter Gallagher, serta si aktris pemeran Sarah Hart dalam I Am Number Four (2011): Dianna Agron.

Keuntungan dari merekrut penyanyi profesional untuk membintangi sebuah film, adalah selain sekedar memainkan peranan mereka, juga sekaligus dapat berkontribusi sebagai pengisi album soundtracknya. Itulah yang terjadi di film rilisan Screen Gems ini, di mana Christina Aguilera dan Cher menjadi duo penguasa dari album sountrak film ini. Christina memiliki gelar lima kali memenangkan piala Grammy dan Cher berpredikat sebagai musisi legendaris yang juga sudah memiliki banyak prestasi. Di sini Cher akan menyanyikan dua lagu baru salah satunya You Haven't Seen The Last Of Me. Soundtrack album ini juga menjadi penanda kembalinya Cher menyanyikan original song setelah tujuh tahun lamanya dan juga film musikal pertamanya.

Sinopsis

Dikisahkan, dahulu mempunyai daya tarik yang luar biasa, The Burlesque Lounge yang berlokasi di bilangan kota Los Angeles tengah di ambang kemunduran, setelah kejayaan tempat itu mulai meredup. Tess (Cher), mantan penari, sekaligus eks primadona sekaligus pemilik tempat itu harus berjuang susah payah guna memperpanjang klub miliknya itu yang sudah mulai dimakan usia itu, dengan menghadapi berbagai permasalahan finansial dan tantangan artistik yang ada. Berupaya mengembalikan masa emas serta menghindari klub yang menjadi gairahnya dari ambang kebangkrutan, keberuntungan mulai menaungi Tess kala ia bertemu dan akhirnya merekrut jasa seorang gadis asal kota kecil Iowa bernama Ali Rose (Christina Aguilera), yang ingin mengejar cita-citanya untuk menjadi seniman panggung terkemuka, menjadi salah satu pelayan di klub yang dikelolanya. Harapan mulai terbuka kala ternyata pelayan barunya itu memiliki bakat seni yang luar biasa. Tess pun mulai menyandarkan harapannya pada Ali sebagai ujung tombak usaha pemulihan kejayaan seni burlesque, kebetulan gayung bersambut ketika gadis asal kota kecil itu tanpa makan waktu lama jatuh cinta pada dengan seni burlesque. Bersama Ali sebagai bintang pertunjukan yang baru, Tess bisa kembali mengembalikan kejayaan klub miliknya itu ke masa keemasannya. Namun apakah hal itu akan berhasil menghindarkan The Burlesque Lounge dari krisis finansial yang tengah membelit mereka? (Source: Cinemags)

Love and Other Drugs (2010)

Sebelum memerankan Catwoman dalam The Dark Knight Rises yang akan rilis pada tahun 2012, aktris cantik Anne Hathaway akan menampilkan tubuhnya tanpa busana dalam film berjudul Love and Other Drugs. Film komedi romantis ini akan digarap oleh Edward Zwick, sutradara yang pernah mengarahkan Blood Diamond (2006), The Last Samurai (2003), dan juga Legends of the Fall (1994). Dalam film ini, Hathaway akan beradu akting dengan aktor peraih Oscar lewat perannya dalam Brokeback Mountain (2005); Jake Gyllenhaal, di mana H`thaway juga bermain di film itu. Keduanya melakoni beberapa kali adegan bercinta di film ini. Seringnya melakukan adegan bercinta membuat Hathaway mau tak lau kerap tampil telanjang di lokasi syuting Love and Other Drugs. Selain mereka berdua, beberapa artis seperti Gabriel Macht (American Outlaws), Hank Azaria (Night at the Museum: Battle of the Smithsonian), Oliver Platt (Frost/Nixon), Josh Gad (Catch Me If You Can) dan Judy Greer (The Wedding Planner) juga tampil di film rilisan 20th Century Fox yang tayang perdana pada 24 November 2010 ini.

Film yang naskahnya ditulis oleh sang sutradara bersama Charles Randolph dan Marshall Herskovitz ini dibuat berdasarkan buku Hard Sell: The Evolution of a Viagra Salesman buah karya mantan wiraniaga di perusahaan Pfizer; Jamie Reidy. Dalam bukunya tidak ada karakter wanita karena Reidy khawatir buku itu akan dibaca ibunya. Saat merancang adegan seks dalam film ini, sang sutradara meminta Gyllenhaal dan Hathaway menonton film-film bermuatan seks mulai dari Pillow Talk (1959), 9 Songs (2004), sampai Last Tango in Paris (1972) dan bertanya adegan mana yang membuat mereka terangsang.

Saat lempersiapkan adegan seks dalam film ini, Edward Zwick yang juga merangkap sebagai salah satu produsernya ini meminta mereka berdua untuk melakukan improvisasi sambil menfenakan pakaian lengkap agar saat syuting lebih terasa lebih alami. Saat dirilis, film yang menghabiskan biaya produksi sebesar $30 juta ini dapat meraup total pendapatan sebesar $102,313,925 dari peredarannya di seluruh dunia.

Alur Cerita

Jamie Randall (Jake Gyllenhaal), seorang sosok pemuda yang tampan, penuh pesona dan hampir tidak dapat ditolak oleh siapa saja telah dipecat dari toko elektronik karena telah berhubungan seks dengan pacar pemilik tokonya. Adiknya yang kaya bernama Josh (Josh Gad) kemudian mengajak dirinya untuk bekerja sebagai sales produk farmasi. Jamie pun akhirnya bekerja untuk perusahaan 'Pfizer' dan mencoba untuk mendapatkan dokter-dokter di rumah sakit guna meresepkan 'Zoloft', obat anti depresi yang memiliki efek samping sebagai obat kuat, dan juga 'Zithromax'. Karena usahanya untuk mendekati para dokter ditolak, manajemennya bernama Bruce Winston (Oliver Platt) menjadi cemas, karena dia melihat sekarang hanya Jamie satu-satunya tiket untuk mend`patkan "negeri impian" dari Chicago yang telah di idam-idamkan.

Bruce mengatakan, jika Jamie bisa mendapatkan Dr. Stan Knight (Hank Azaria) untuk menawarkan resep 'Zoloft' yang di pasarkannya, dokter lain pasti akan mengikuti. Jamie akhirnya menggunakan ketampanan dan keahlian bicaranya untuk mendapatkan akses terhadap sang dokter melalui stafnya bernama Cindy (Judy Greer). Dr. Knight pun akhirnya mengijinkan Jamie untuk mendampinginya memeriksa Maggie Murdock (Anne Hathaway), seorang pasien cantik yang menderita penyakit 'Parkinson'. Dan saat itulah, Jamie berkenalan dan melihat Maggie yang menanggalkan pakaiannya untuk diperiksa, hingga ia tertarik kepadanya.

Maggie adalah seorang yang mampu bertahan dari daya tarik Jamie, yang justru akan membuat Jamie semakin tertarik dengannya. Berbagai usaha Jamie untuk menarik hati Maggie akhirnya berhasil yang berlangsung tidak lama, sebelum mereka melakukan hubungan seks. Jamie kemudian dipukuli oleh Trey Hannigan (Gabriel Macht), seorang sales saingannya yang memasarkan obat 'Prozac', juga salah satu mantan kekasih Maggie. Trey memperingatkan Jamie untuk menjauhinya dan juga menjauhi para dokter. Malam itu, karena beberapa kali Jamie berhubungan seks, dia tidak mampu untuk mendapatkan ereksi kembali. Maggie menggodanya dan mengatakan dia harus menggunakan obat ereksi baru yang telah dikembangkan oleh perusahaan milik Jamie. Bruce pun akhirnya meneg`skan obat tersebut bernama 'Viagra', sebuah obat yang berfungsi untuk menumbuhkan gairah nafsu seks seorang pria agar dapat mengasilkan ereksi, dan Jamie segera tertarik untuk memasarkan obat tersebut. Dia segera memulai menjual 'Viagra', yang segera sukses secara cepat.

Jamie akhirnya menginginkan hubung`n berkomitmen, namun Maggie menolak. Sementara dia membantu warga senior ke bus yang menuju Kanada untuk mendapatkan resep obat murah, Jamie muncul. Mereka sempat saling berpendapat namun di hari berikutnya ketika bus datang kembali, Maggie tersentuh melihat bahwa Jamie rela menunggunya.

Jamie akhirnya menghabiskan malam di apartemen Maggie. Suatu malam, ia memberitahu Maggie bahwa dia mencintainya meskipun ia tak pernah mengatakan hal itu kepada siapa pun dalam hidupnya. Jamie ternyata juga memiliki serangan panik dan Maggie sedikit menenangkan dia dengan mengatakan kepadanya kalau ia sangat mencintainya, meskipun kalimat itu juga pernah diungkapkan terhadap kucing piaraannya. (Source: Wikipedia)

Wednesday, December 1, 2010

Tangled (2010)

Seperti Snow White, Cinderella, dan The Frog Prince, sebagian orang mungkin bisa menduga kalau kesemuanya adalah cerita dongeng terkenal karya Grimm. Selain itu juga judul-judul tersebut pernah diterjemahkan ke dalam film animasi oleh Walt Disney yang memang pengagum cerita-cerita ini. Untuk tahun ini giliran cerita gadis berambut panjang bernama Rapunzel yang diolah oleh animator-animator Disney untuk menjadi karakter animasi.

Disney memang sudah sering menerjemahkan cerita-cerita tersebut ke layar lebar dengan gayanya sendiri. Sedikit modifikasi seperti memberi kelucuan dari tingkah laku karakter ataupun dengan musik-musik yang menghibur, menjadikan gaya tersendiri untuk perusahaan animasi yang sudah berdiri sejak tahun 1929 tersebut. Dari segi cerita dilakukan perubahan-perubahan yang tidak membuat rusak cerita orisinilnya tetapi justru menambah drama didalamnya sehingga ada hal atau nilai baru yang mungkin bisa kita dapat.

Kini standar orang untuk menonton sebuah film animasi sedikit meningkat dari segi teknis karena banyak film animasi saat ini hadir dalam format tiga dimensi. Meskipun format ini sudah ada sejak lama tetapi semenjak fenomena 3D James Cameron lewat Avatar (2009), standar publik tentang film 3D pun berubah. Untuk genre film animasi, salah satu film animasi yang berhasil 'menyegarkan' mata dengan efek-efeknya adalah How to Train Your Dragon (2010), hasil kerja para animator DreamWorks Animation. Disney Animation sendiri terakhir menghadirkan film tiga dimensi bersama Pixar dalam Toy Story 3 (2010) dan sekarang Disney kembali mencoba memberi mata kita 'terapi' lewat film ini.

Kurang lebih satu tahun setelah merilis film animasi, The Princess and the Frog (2009), Walt Disney Animation Studios yang rajin 'menceritakan' kembali sebuah cerita dongeng terkenal mulai mengikut arus. Semula Disney sempat ingin bertahan dengan format lawas, dengan hanya mengandalkan cerita yang khas gaya Disney tapi keinginan tersebut mulai pudar karena kali ini juga akan dibuat menggunakan format 'eye popping' untuk film ini.

Untuk judulnya memang berbeda antara di Indonesia dengan di Amerika karena alasan komersial. Berkaca dari pengalaman yang dialami oleh film The Princess and the Frog yang meskipun mencetak pendapatan sebesar $270 juta tetapi angka tersebut belumlah sesuai dengan angka yang ditargetkan pihak studio. Disney berkesimpulan kalau pemilihan judulnya menjadi bahan pertimbangan khususnya penonton anak laki-laki, sehingga mereka tidak mau menonton film tersebut. Karena itu film yang diangkat dari dongeng terkenal karya Grimm ini mendapat perubahan pada judulnya meskipun tidak sedikit yang mengkritik ide mengubah judul tersebut. 

Inti ceritanya memang tidak mentah mengadaptasi langsung tetapi ceritanya dikembangkan lagi oleh penulis Dan Fogelman dengan memasukkan unsur petualangan didalamnya. Ceritanya dibuat dengan gaya khas Disney dimana dibumbui kelucuan yang dibuat oleh karakternya. Karakter-karakter tambahan pun diciptakan untuk menambah 'ramai' film ini.



Untuk sutradara Byron Howard menduduki posisi sutradara film layar lebar sudah pernah ia rasakan ketika ia menggarap Bolt (2008), sedangkan untuk Nathan Greno ini merupakan debut pertamanya. Namun pengalaman mereka di dunia animasi tidak usah diragukan lagi karena beberapa hasil kerja mereka seperti Mulan (1998) berhasil membuat catatan positif. Dibalik para karakter, suara- suara dari aktor atau aktris kenamaan seperti Zachary Levi, Mandy Moore, dan Ron Perlman pastinya akan membantu menambah nilai dari film ini. Semula nama aktris pemenang Tony Awards Kristin Chenoweth dan aktor Dan Fogler yang diplot mengisi suara Rapunzel dan Flynn namun tidak terealisasi.

Disney sangat khas dengan ceritanya yang ringan namun juga memiliki pesan yang baik, selain itu pula dibawakan dengan sisipan kelucuan didalamnya. Jelas hal inilah yang ditunggu dan menjadi daya tarik bagi para penggemarnya untuk film sejenis ini.



Alur Cerita


Pada suatu kala, setetes cahaya matahari jatuh dari langit, dan dari setetes cahaya matahari tersebut, tumbuhlah sebuah bunga emas yang ajaib dan mampu menyembuhkan segala penyakit dan cedera. Disebuah Kerajaan, sang Ratu akan melahirkan, tetapi dia sakit sebelum melahirkan, semua orang mencari bunga ajaib tersebut untuk menyembuhkannya. Gothel (Donna Murphy) yang mengetahui tempat bunga ajaib tersebut, menggunakannya agar dia terus awet muda untuk beratus-ratus tahun. Dengan hanya menyanyikan lagu, bunga tersebut bersinar dan berkilau mengeluarkan kekuatannya. Saat Gothel melihat orang-orang Kerajaan yang mencari bunga itu, dia bergegas pergi dan orang-orang Kerajaan tersebut dapat menemukan bunga itu dan dibawanya Kekerajaan untuk menyembuhkan sang Ratu. Setelah minum ramuan bunga tersebut, sang Ratu melahirkan bayi perempuan yang memiliki rambut emas, dan diberi nama Rapunzel. Untuk merayakan kelahiran putrinya, Raja dan Ratu melayangkan lentera untuk diterbangkan kelangit. 

Suatu ketika, Gothel menculik Rapunzel yang masih bayi karena rambut emasnya yang bisa membuatnya terus awet muda. Rapunzel dikurung di sebuah menara dan dia percaya Gothel adalah ibunya. Gothel tahu rambut Rapunzel ajaib, jika dipotong, akan berubah berwarnah cokelat dan kehilangan keajaibannya. Setiap tahun pada hari ulang tahun Rapunzel, keluarga Kerajaan menerbangkan ribuan lentera ke langit berharap putri mereka yang hilang akan kembali. Pada ulang tahunnya yang kedelapan belas, Rapunzel (Mandy Moore) meminta Gothel untuk membiarkan dia melihat lentera yang terbang di langit tersebut secara langsung, tapi Gothel tidak memperbolehkan dan mengatakan kalau dunia luar penuh dengan bahaya.

Sementara itu, perampok tampan Flynn Rider (Zachary Levi), bersama dua komplotannya, Stabbington Bersaudara (Ron Perlman), mencuri mahkota sang putri dari kastil kerajaan dimana mereka dikejar oleh penjaga kerajaan. Selama pengejaran, Maximus, nama seekor kuda milik salah satu penjaga kerajaan terpisah dari penunggangnya karena berkelahi dengan Flynn, dan kuda tersebut melanjutkan untuk mencari Flynn sendiri. Lalu, Flynn berebut mahkota yang mereka curi dengan dua komplotannya. Flynn meninggalkan mereka bersama mahkota curiannya dan nyasar di menara tempat tinggal Rapunzel. Begitu berada di dalam menara, Flynn pingsan dipukul oleh Rapunzel dengan menggunakan penggorengan. Lalu Rapunzel menyembunyikan Flynn saat pinsan dan tas yang berisi mahkota tersebut.

Dengan segala macam cara Rapunzel pun berusaha membujuk Flynn untuk membawanya turun dari puncak menara untuk memenuhi keinginannya melihat langsung lentera-lentera yang terbang di langit pada hari ulang tahunnya. Tentu saja perjalanan ini bukanlah perjalanan yang mudah, belum lagi mereka berdua masih harus turun dari puncak menara dalam keadaan selamat, dan juga menghadapi Gothel setelah tahu Rapunzel tidak ada di menara.