Friday, September 23, 2011

Donnie Darko (2011)

"Donnie Darko" merupakan sebuah film psikologi thriller ditahun 2001 yang disutradarai oleh Richard Kelly dan diproduseri oleh Adam Fields bersama Nancy Juvonen, Sean McKittrick dan Drew Barrymore. Film yang naskahnya juga ditulis oleh Richard Kelly ini berkisah tentang petualangan sang tokoh utama dalam rangka mencari makna hidup dan visinya akan kedatangan hari kiamat. Film ini dibintangi oleh Jake Gyllenhaal, Jena Malone, Mary McDonnell, Holmes Osborne, Katharine Ross, James Duval, Maggie Gyllenhaal, Drew Barrymore, Patrick Swayze dan Noah Wyle, dirilis pada tanggal 26 Oktober 2001 dan didistribusikan oleh United Artists.

Film ini melakukan screening di Sundance Film Festival pada 19 Januari 2001 dan dirilis secara terbatas di Amerika Serikat (58 layar) akibat peristiwa WTC 9/11. Untuk mempromosikan filmnya, sang sutradara Richard Kelly menulis sebuah buku tentang Donnie Darko, termasuk kata pengantar yang ditulis oleh Gyllenhaal. Tidak hanya itu, dirilis pula figur dari Frank setinggi 15 cm dan 30 cm. Dengan bujet hanya $4.5 juta, film ini bahkan tidak bisa balik modal karena hanya menghasilkan keuntungan worldwide sebesar $4.1 juta. Film ini awalnya nyaris saja menjadi film yang hanya akan dirilis langsung dalam bentuk video, tapi perusahaan produksi milik Drew Barrymore yaitu Flower Films ini memutuskan untuk mengedarkannya. Meskipun gagal secara box office, film ini menerima banyak review, baik dari para kritikus maupun para penonton, hingga menjadikan film ini berpredikat cult. Bahkan, pada tahun 2004, dirilis DVD two disc special edition untuk film yang menempati peringkat ke-9 dalam daftar '50 Films to See Before You Die' ini.


Ringkasan Cerita

Pada tahun 1988, seorang remaja, Donnie Darko (Jake Gyllenhaal) terpaksa bertemu dengan seorang psikiater karena masa lalunya yang bermasalah. Pemuda ini terkadang berjalan dalam tidur dan melihat seekor kelinci yang berpenampilan layaknya setan bernama Frank (James Duval). Makhluk yang hanya bisa dilihat oleh Donnie ini mengatakan bahwa kiamat akan datang dalam waktu 28 hari, 6 jam, 42 menit, dan 12 detik. Esoknya, Donnie berkenalan dengan seorang perempuan bernama Gretchen Ross (Jena Malone). Berkat pesta Halloween yang diadakan oleh Donnie dan sang kakak: Elizabeth (Maggie Gyllenhaal), keduanya pun dekat, Donnie memutuskan untuk mengunjungi Grandma Death bersama dengan Gretchen dan dua temannya. Di tengah jalan, mereka bertengkar dengan dua orang penindas: Seth Devlin (Alex Greenwald) dan Ricky Danforth (Seth Rogen) hingga menyebabkan kematian Gretchen. Lalu, benarkah kiamat akan datang sebentar lagi? Dan, siapakah Frank?

(Sumber: Cinemags Magazine)

Friday, September 9, 2011

Over the Hedge (2006)

Over the Hedge merupakan sebuah film animasi/ aksi/ komedi keluarga ditahun 2006 yang ditulis dan disutradarai oleh Tim Johnson bersama Karey Kirkpatrick dan diproduseri oleh Bonnie Arnold. Film ini diadaptasikan dari karakter dalam komik produksi United Media berjudul sama karya Michael Fry dan T. Lewis, dan menampilkan pengisi suara dari Bruce Willis, Garry Shandling, Steve Carell, William Shatner, Wanda Sykes, Omid Djalili, Nick Nolte, Avril Lavigne, Eugene Levy, Catherine O'Hara, Allison Janney dan Thomas Haden Church, dirilis pada tanggal 19 Mei 2006 dan didistribusikan oleh Paramount Pictures.

Over the Hedge, film binatang yang memberi kita sebuah tauladan tentang arti kejujuran, persahabatan dan persaudaraan. Saat pertama dirilis, film ini sanggup bertahan selama dua minggu di posisi kedua Box Office Amerika. Dengan budget sebesar $80 juta, film ini berhasil memperoleh pendapatan sebesar $336,002,996 dalam peredarannya di seluruh dunia. Meskipun mengusung kisah yang sangat sederhana, namun film dari creator film animasi Shrek dan Madagascar ini sukses menyuguhkan sisi animasi yang sangat indah, motion dari setiap karakter di dalamnya begitu halus dan membuat film ini terasa makin hidup. --source: kapanlagi.com--

Alur Cerita

Cerita diawali dengan RJ (Bruce Willis), si Rakun yang tinggal di hutan Tucson, Arizona, merasa putus asa setelah gagal mencuri makanan dari mesin makanan di tempat biasa truk-truk mangkal. Mencoba mencari peruntungan lain, RJ bertemu si Beruang Vincent (Nick Nolte), dan memutuskan untuk mencuri makanan darinya. Dengan mengendap- ngendap RJ memasuki gua Vincent yang saat itu tengah tertidur pulas menikmati musim dinginnya sambil memeluk Pringles Potato Chips. Tampaknya Vincent telah siap menghadapi musim dingin, RJ mendapati banyak persediaan makanan di gua Vincent. Dengan rasa rakus dan pandangan liar RJ mengambil persediaan makanan Vincent. Dia mencoba mengambil Pringles Potato Chips dari pelukannya, namun Vincent terbangun dan menyebabkan persediaan makanannya yang sudah dibungkus oleh RJ hancur ditabrak oleh sebuah truk di jalan raya.

Marah, Vincent siap memangsa RJ, tapi urung dilakukannya setelah RJ berjanji mengembalikan semua makanannya. Tahu yang ditawarkan RJ menguntungkan, Vincent akhirnya bersedia dan memberi RJ waktu satu minggu sampai bulan purnama tiba atau RJ akan menjadi menu makan malamnya. Sementara itu di tempat lain, si kura-kura Verne (Garry Shandling) terbangun karena setetes salju yang jatuh menimpa wajahnya. Musim semi telah tiba, waktunya bangun dan mulai mengumpulkan makanan. Verne segera membangunkan sekelompok teman- temannya yang sudah dianggap keluarganya. Kelompok hewan-hewan ini kemudian terkejut ketika si Tupai Hammy (Steve Carell) menemukan semak besar yang memisahkan hutan dari masyarakat manusia. Verne akhirnya meminta teman-temannya mengurungkan niatnya menyeberangi pagar, meski mereka tahu pasti banyak makanan di seberang sana.

Tahu ada peluang untuk membantunya mencuri makanan, RJ yang berada tak jauh dari kelompok Verne dan mendengar percakapan mereka, dia pun mulai membujuk sekelompok hewan-hewan tersebut. Dengan keahliaannya berbicara, RJ menggambarkan betapa dunia di seberang sana hanya diisi mahkluk yang disebut manusia yang memiliki semboyan hidup untuk makan bukan makan untuk hidup. Akhirnya RJ berhasil membujuk kelompok Verne untuk melewati semak dan masuk ke dunia manusia, dunia yang menawarkan banyak makanan lezat meskipun tak sedikit bahaya yang akan mereka jumpai, namun dengan kerjasama yang solid mereka yakin bisa mengatasinya.

Pada awalnya misi berjalan suskes, RJ dan tim sukses mengumpulkan makanan dan tim semakin menyukainya dan segera menjadikannya pemimpin. Mereka tak hanya mencuri makanan, tapi juga barang- barang lain yang bisa mereka bawa. Sayang nasib baik tak selalu berpihak pada sekelompok hewan-hewan ini, saat mereka sukses mengambil kue dari dua bocah yang ada didepan rumah, mereka juga sukses menarik perhatian si pemilik rumah Gladys (Allison Janney), wanita kejam yang dikenal sangat memperhatikan kebersihan dan keamanan. Mengetahui ada binatang- binatang kecil yang dinilanya sangat mengganggu lingkungannya, Gladys memanggil Dwayne (Thomas Hayden Church), seorang pembasmi hama termasuk untuk membunuh mereka. Dwayne sendiri sangat antusias dengan perintah ini, karena dia memang sangat terobsesi menangkap binatang- binatang kecil dan senang melihat mereka tergelepar tak berdaya dalam perangkapnya. Namun kelompok akhirnya dapat lolos dengan membawa hasil curiannya.

Verne yang pada awalnya tidak setuju dengan rencana RJ, dan sedikit cemburu karena semua temannya tak lagi memperhatikannya tapi lebih mengindahkan perkataan RJ, akhirnya dia memutuskan untuk melakukan sesuatu yang benar. Verne berniat mengembalikan semua makanan yang telah mereka curi ke pemiliknya, rencana ini diketahui RJ. Sayang tindakan RJ menghalangi Verne makin membuat segalanya bertambah buruk, mereka tak hanya membuat onar lingkungan, tapi juga harus menyelamatkan diri dari kejaran si Anjing penjaga Nugent (Brian Stepanek). Sampai pada akhirnya tak satupun makanan yang bisa dikembalikan, bahkan semua makanan rusak dan tak bisa dikonsumsi.

Insiden ini membuat Verne makin dikucilkan teman- temannya. Sementara RJ makin kalut, karena dia gagal mengumpulkan makanan buat Vincent padahal batas waktunya hampir habis. Sampai akhirnya RJ kembali membujuk kelompok untuk kembali menyerang rumah untuk mencuri makanan yang akan di gunakan Gladys pada pesta di malam hari berikutnya, karena hanya ini kesempatannya untuk mengembalikan makanan Vincent. Merasa bersalah, Verne mencoba meminta maaf pada kelompoknya dan memutuskan untuk kembali bergabung. Tepat tengah malam mereka mengirim si Sigung Stella (Wanda Sykes) untuk memikat si kucing milik Gladys bernama Tiger (Omid Djalili), sementara binatang lainnya segera masuk dapur dan mengambil semua makanan. Tepat saat mereka mendapatkan semua yang mereka butuhkan dan hampir keluar dari rumah itu, RJ melihat Pringles Chips di rak paling atas. Tahu itu yang paling disukai Vincent, RJ nekat naik dan mengambilnya, tak peduli dengan teriakan Verne dan teman-temannya yang memintanya segera pergi.

Kejadian makin menegangkan, saat RJ memecahkan botol anggur dan membangunkan Gladys, yang segera memanggil Dwayne. Dalam kekalutan ini Verne dan yang lainnya tak bisa menyelamatkan diri namun RJ berhasil kabur. Meskipun Verne dan teman- temannya tertangkap, RJ tak peduli dan tetap mengambil makanan yang mereka curi dan menuju gua Vincent. Vincent yang melihat semuanya dari atas bukit menyanjung sikap jahat RJ yang tak peduli dengan sahabat-sahabatnya. Menyadari perkataan Vincent, RJ merasa bersalah telah bersikap buruk pada teman-teman barunya. Dengan rasa penyesalan dan malu, RJ segera berbalik, mendorong gerobaknya dan menabrakkanya ke truk, memukul Dwayne dan membebaskan Verne dan teman-temannya.

Apa yang dilakukan RJ, tak bisa lagi dimaafkan, Vincent sangat marah dan segera mengejar truk yang dikemudikan tiga ekor landak kecil: Spike (Shane Baumel), Bucky (Sami Kirkpatrick) dan Quillo (Madison Davenport), anak-anak dari pasangan landak: Lou (Eugene Levy) dan Penny (Catherine O'Hara). Mobil yang dikemudikan binatang-binatang menabrak beberapa mobil polisi dan berakhir di rumah Gladys. Namun Vincent, Gladys, dan Dwayne masih terus mengejar RJ dan kelompok binatang berlari menuju pagar pembatas. Mereka terjebak di kerimbunan pagar, Gladys dan Dwayne dengan muka marah dan tangan memegang pemukul menanti mereka keluar, sementara Vincent memamerkan taring dan cakarnya. Sadar mereka dalam bahaya, RJ dan Verne meminta Hammy untuk kembali mengaktifkan jebakan, menggunakan Vincent sebagai umpan, dan melemparnya ke sisi di mana Dwayne berdiri. Tak menyadari kejadian yang begitu cepat, Dwayne dan Gladys kaget dan harus menempati kandang jebakan mereka bersama Vincent. Polisi segera menangkap mereka berdua yang didakwa karena menggunakan mesin pembasmi ilegal.

Hewan-hewan berkumpul kembali di hutan, dan Verne menjamin RJ bahwa jika ia mengatakan kepada mereka dia membutuhkan bantuan, mereka akan dengan senang hati diberikan karena itulah yang keluarga lakukan, dan kembali menyambut dia sebagai bagian dari keluarga mereka.

Friday, September 2, 2011

The Way Back (2010)

The Way Back merupakan sebuah film drama/perang ditahun 2010 yang disutradarai dan diproduseri oleh Peter Weir. Film yang naskahnya juga ditulis oleh Weir bersama Keith Clarke ini diadaptasikan dari sebuah buku berjudul 'The Long Walk' karya Slawomir Rawicz, yang menceritakan tentang sekelompok tahanan yang melarikan diri dari kamp penjara Gulag di Siberia selama Perang Dunia II. Film ini dibintangi oleh Jim Sturgess, Colin Farrell, Ed Harris, Saoirse Ronan, Mark Strong, Dragoş Bucur dan Gustaf Skarsgård, dan dirilis pada tanggal 29 Desember 2010 di Amerika Serikat.

Film seperti ini memang 'menyita perhatian'. Bagaimana tidak, dengan janji dibuat berdasarkan kisah nyata saja sudah cukup menarik perhatian, apalagi film ini berkisah tentang bagaimana manusia bisa bertahan saat dihadapkan ganasnya alam. Itu pun masih ada bonus sederet bintang besar yang pastinya bakal menyajikan akting yang prima. Soal akting memang tak ada yang perlu dikomentari dari para aktor dan aktris yang bermain di film ini. Sturgess, Farrell, Harris, Ronan, dan Strong jelas bukan nama baru di dunia akting. Dan tak percuma juga nama besar yang mereka sandang itu karena nyatanya, akting mereka dalam film arahan Peter Weir ini memang bagus.

Menyaksikan film ini di layar kecil mungkin tiak akan terlalu memuaskan karena pemandangan yang diambil sebagai latar belakang memang benar-benar indah. Meskipun digambarkan betapa ganasnya alam yang harus dilewati para karakter ini namun di saat yang sama sang sutradara juga menampilkannya sebagai sebuah keindahan yang sulit digambarkan. Memang nyaris tak ada cacat pada film ini. Kalaupun ada kekurangan, barangkali adalah, dalam durasi 133 menit, deretan adegan yang disajikan sang sutradara ini mulai sedikit memunculkan rasa jenuh walaupun tak terlalu parah.

Dalam film ini, jangan bayangkan kita akan disuguhkan drama penjara layaknya di film The Shawshank Redemption (1994), kenyataannya di film ini porsi yang memotret kehidupan di kamp penjara Gulag bisa dibilang hanya sebagai pelengkap, hanya untuk memperkenalkan kita dengan satu persatu karakter para tahanan yang mencoba melarikan diri. Gulag pun disini tidak sekejam apa yang saya bayangkan diawal (mungkin karena ingin mengejar rating PG-13). Namun Gulag disini terkesan lebih bersahabat ketimbang film-film yang berbasis kamp-kamp konsentrasi milik Nazi, sang sutradara mungkin ingin melewati (tidak memasukkan) bagian-bagian kekejaman penjara, seperti perkelahian antara tahanan atau penjaga penjara yang biasanya bertindak kejam. Penjaga penjara pun disini diperlihatkan begitu soft. --source: kapanlagi.com, Flick Magazine, Wikipedia--

Alur Cerita

Pada tahun 1939, Janusz (Jim Sturgess), seorang tahanan Polandia yang diinterogasi oleh Petugas Soviet (Zahary Baharov). Janusz menolak untuk mengakui kesalahannya. Istrinya (Sally Edwards) akhirnya dibawa ke ruangan dan dipaksa untuk membuat pernyataan, dengan menangis dia menyatakan kalau suaminya kritis terhadap pemimpin rakyat Soviet dan telah menjadi mata-mata untuk kekuatan asing. Janusz kemudian dijatuhi hukuman 20 tahun penjara di kamp penjara di Gulag.

Setahun kemudian, Janusz bertemu teman sesama tahanan lainnya termasuk: Mr. Smith (Ed Harris), seorang Amerika yang penyendiri; Khabarov (Mark Strong), seorang bekas aktor; Valka (Colin Farrell), seorang penjahat dari Rusia; Tomasz (Alexandru Potocean), seorang yang mahir menggambar dan juga koki yang handal; Kazik (Sebastian Urzendowsky), seorang pemuda yang mengalami kebutaan malam; Voss (Gustaf Skarsgård), seorang pendeta asal Latvia; dan Zoran (Dragos Bucur), seorang yang pintar melawak dari Yugoslavia.

Khabarov mengatakan pada Janusz bahwa ia memiliki rencana untuk melarikan diri dari kamp. Jalan yang diusulkan Khabarov adalah arah menuju perbatasan Mongolia yang melewati Danau Baikal. Mr. Smith mengatakan pada Janusz bahwa Khabarov telah berfantasi tentang keinginannya untuk melarikan diri dalam rangka untuk meningkatkan tenaga dan semangatnya sendiri, dan menurut Smith bahwa melarikan diri adalah hal yang mustahil. Namun Janusz tetap mempertahankan tekadnya.

Suatu hari saat terjadi badai salju, Janusz memutuskan untuk memanfaatkan badai tersebut untuk melakukan rencananya melarikan diri. Smith, Valka, Zoran, Voss, Tomasz, dan Kazik akhirnya lolos bersamanya. Pada malam pertama saat mencari kayu bakar, Kazik hilang karena kebutaan malam-nya dan akhirnya dia ditemukan mati membeku. Keesokan harinya kelompok menguburnya dengan merayakan fakta bahwa ia mati sebagai orang yang merdeka.

Hal ini tidak lama setelah keberangkatan kelompok menjadi tersesat. Janusz kemudian memutuskan untuk melanjutkan perjalanan mencari danau sendiri, dan dia mengatakan ke yang lainnya ia akan kembali setelah menemukan danaunya. Setelah tiga hari perjalanan melalui Padang Siberia, Janusz akhirnya melihat danau dari atas tebing, dan dia kembali ke teman-temannya, dimana ia hampir mati karena kelelahan.

Ketika mencapai Danau Baikal, mereka bertemu Irena (Saoirse Ronan), seorang gadis Polandia yang memberitahu mereka bahwa dia melarikan diri dari pertanian kolektif Rusia dan berasal dari sebuah desa di luar Warsawa, di mana orang tuanya dibunuh oleh tentara Rusia. Smith tahu bahwa apa yang dia ceritakan tidak benar, karena dia mengetahui bahwa Warsawa adalah wilayah kekuasaan Jerman, dan Rusia tidak pernah mencapai lingkungan tersebut. Namun Smith mengerti bahwa gadis itu mencoba untuk mengarang cerita dalam rangka untuk menyembunyikan pengalamannya yang lebih tragis, dan mengampuninya.

Akhirnya kelompok mencapai perbatasan Mongolia-Rusia, tapi Valka memutuskan untuk tinggal di Rusia, karena meski dia telah di penjara disana, ia masih melihat Rusia sebagai tanah airnya.

Mereka akhirnya sampai di Ulanbator, sebuah ibukota di Mongolia, namun segera mereka menjadi takut saat menyadari bahwa kota tersebut sudah dikuasai oleh komunis, dan mereka tidak akan aman di sana. Karena situasi ini, mereka memutuskan terus ke selatan menuju ke China dengan melewati Pegunungan Himalaya untuk menuju India dan melintasi panasnya Gurun Gobi.

Saat mereka menyeberangi gurun, mereka kehabisan makanan dan minuman, tetapi mereka segera menemukan sebuah sumur. Mereka pun membawa persediaan air sebanyak mungkin untuk melanjutkan perjalanan, namun serangan badai pasir telah membuat mereka kehilangan persediaan air yang di bawanya. Saat mereka menyeberangi gurun, persediaan air habis dan tubuh mereka mulai lemah serta lecet karena sengatan matahari. Irena berulang kali runtuh dan akhirnya meninggal.

Mereka berlima kemudian meneruskan perjalanan sampai akhirnya Tomasz pun meninggal kelelahan, dan Smith kehilangan semangat untuk hidup. Malam itu, sementara Zoran dan Voss melanjutkan perjalanan, Janusz tetap berada di belakang bersama Smith yang tampaknya sudah sekarat. Smith kemudian dapat bergabung kembali dengan mereka untuk melanjutkan perjalanan, dan keesokan harinya mereka menemukan sebuah sungai air kecil untuk menyelamatkan mereka dari dehidrasi.

Mereka akhirnya sampai di lereng-lereng pegunungan Himalaya, dan disaat beristirahat di atas batu, mereka ditemukan oleh seorang Sherpa (An-Zung Le) yang menuntun mereka ke sebuah biara di dekatnya. Mereka pun mendapatkan kembali kekuatannya, namun mereka diberitahu oleh para seorang bhikkhu bahwa mereka tidak dapat mencapai India dengan aman sampai musim semi datang. Smith kemudian memutuskan untuk meneruskan perjalanan sendiri ke Lhasa di mana ada misi militer Amerika yang akan memungkinkan dia untuk kembali ke Amerika Serikat.

Meskipun badai salju yang tak terduga bisa menyulitkan mereka, Janusz bersikeras untuk melanjutkan perjalanan. Segera, mereka sampai di perbatasan Nepal, di mana mereka disambut hangat oleh penduduk setempat.