Wednesday, June 29, 2011

Oliver Twist (2005)

Oliver Twist merupakan sebuah film drama dari Inggris ditahun 2005 yang disutradarai oleh Roman Polanski dan diproduseri oleh Polanski, Robert Benmussa dan Alain Sarde. Film yang skenarionya ditulis oleh Ronald Harwood ini diadaptasikan dari novel tahun 1838 berjudul sama karya Charles Dickens. Film ini dibintangi oleh Ben Kingsley, Barney Clark, Jamie Foreman, Harry Eden, Leanne Rowe dan Mark Strong, dan dirilis pada tanggal 23 September 2005.

Film ini diawali dengan beberapa film berjudul sama yang dirilis sebelumnya yaitu ditahun 1909 dengan sutradara J. Stuart Blackton, ditahun 1922 dengan sutradara Frank Lloyd, ditahun 1933 dengan sutradara William J. Cowen, ditahun 1948 dengan sutradara David Lean, dan ditahun 1982 dengan sutradara Richard Slapczynski.

Alur Cerita

Seorang anak yatim piatu, Oliver Twist (Barney Clark), secara paksa dibawa kesebuah rumah sosial untuk para gelandangan di usianya yang genap sembilan tahun. Dia dan anak-anak penghuni lainnya diperlakukan dengan buruk dan diberi makanan yang sangat sedikit. Menghadapi kelaparan, anak-anak memilih Oliver melalui undian untuk meminta lebih banyak jatah makanan saat waktunya makan malam berikutnya, yang mengakibatkan dia dimarahi dan diusir dari tempat itu. Hampir saja dia akan dijual sebagai pegawai magang untuk membersihkan cerobong asap kepada Tn. Gamfield (Andy Linden) yang kejam, Oliver akhirnya dijual kepada Tn. Sowerberry (Michael Heath), seorang pembuat peti mati, yang istri dan magang seniornya tidak menyukainya dan selalu menghinanya. Oliver dikunci di gudang karena telah menyerang Noah (Chris Overton), magang yang lebih tua dan angkuh yang telah menghina ibunya. Mengetahui tinggal dengan keluarga Sowerberry hanya akan bertambah buruk, Oliver melarikan diri dari rumah itu dengan berjalan kaki.

Dengan berbekal sedikit makanan, Oliver berjalan 70 mil menuju London. Ditengah perjalanan, seorang wanita tua memberinya makanan dan tempat menginap untuk semalam setelah menemukan Oliver jatuh tak berdaya karena kelelahan. Setelah satu minggu perjalanan, ia tiba di kota London tanpa uang sepeser pun dan juga tanpa alas kaki. Dia kemudian bertemu Jack Dawkins (Harry Eden), seorang anak yang bekerja sebagai pencopet yang dijuluki dengan nama "Artful Dodger", yang membawa ke rumahnya, dan ternyata rumah itu adalah tempat tinggal anak-anak pencopet sebayanya termasuk Charley (Lewis Chase), yang dipimpin oleh laki-laki tua yang eksentrik bernama Fagin (Ben Kingsley). Segera saja Oliver dipersiapkan untuk bergabung dengan geng mereka.

Setelah dilatihnya Oliver sebagai pencopet, Fagin mengijinkan Oliver keluar untuk beraksi bersama Dodger dan Charley. Kedua anak ini mencuri saputangan seorang pria kaya bernama Tn. Brownlow (Edward Hardwicke) yang ada di toko buku, dan Oliver dibelakang untuk melihatnya. Setelah pemilik toko (Patrick Godfrey) mengetahui aksi Dodger dan Charley, segera saja mereka berdua melarikan diri. Oliver yang ketinggalan dibelakang juga mencoba untuk lari sehingga orang-orang mengejarnya. Dalam persidangan, Oliver mendadak demam dan pingsan, pemilik toko kemudian tiba dan mengatakan bahwa bukan Oliver yang mencuri saputangan. Brownlow merasa kasihan pada Oliver yang kemudian membawa kerumahnya, dan melihat ada kebaikan serta keluguan pada diri Oliver, akhirnya dia mengadopsinya. Brownlow memberinya pakaian baru dan berjanji memberi pendidikan yang baik buat Oliver.

Namun, sementara menjalankan tugas dari Brownlow untuk mengembalikan buku, Oliver secara paksa diajak kembali ke geng pencopet oleh rekan kejahatan Fagin yaitu Bill Sikes (Jamie Foreman) dan pelacur mudanya bernama Nancy (Leanne Rowe). Fagin dan Sikes khawatir Oliver akan memberitahu pihak berwenang tentang aktivitas kriminal mereka. Oliver dikunci dalam kamar dengan pengawasan hingga Sikes dan komplotannya, Toby Crackit (Mark Strong), memaksanya membantu mereka berdua untuk merampok rumah Brownlow. Mereka ketahuan dan Oliver terluka dalam baku tembak singkat antara Brownlow dan Sikes. Sikes dan Crackit melarikan diri dengan membawa Oliver, dan Sikes memutuskan untuk membunuhnya untuk menjamin ketenangannya, namun dia jatuh ke sungai terdekat sebelum ia dapat mengambil pistolnya.

Sikes hampir tenggelam, yang membuatnya hanya dapat berbaring ditempat tidur karena demam tinggi. Dia dan Fagin berencana untuk membunuh Oliver saat dia sembuh. Nancy yang sangat menyayangi Oliver seperti anaknya sendiri tidak ingin melihat dia terluka, tapi dia dikendalikan oleh Sikes dengan kasar. Dia memberi obat tidur kepada Sikes dan pergi menuju rumah Brownlow di mana ia mengatur dan meminta bertemu dengannya di Jembatan London pada tengah malam, sehingga dia dapat memberikan informasi mengenai Oliver. Pada pertemuan tersebut, dengan hati-hati Nancy mengatakan bahwa Oliver disekap oleh Fagin, dan Brownlow segera menelepon polisi. Dodger yang telah dikirim oleh Fagin untuk memata-matai Nancy, telah mendengar percakapan mereka dan memberikan informasi ini kepada Fagin dan Sikes. Sikes sangat marah atas pengkhianatan Nancy, dengan brutal Sikes memukuli wanita ini sampai mati.

Keesokan harinya, informasi mengenai Oliver dan Fagin muncul di koran bersama dengan pembunuhan Nancy oleh Sikes, dan juga disebutkan bahwa Sikes selalu bersama anjing-nya bernama Bullseye.

Karena tidak ingin identitasnya diketahui karena anjingnya, Sikes mencoba untuk membunuhnya, namun Bullseye meloloskan diri sebelum dapat terbunuh. Sikes kemudian memutuskan bersembunyi di rumah Crackit, dimana Fagin, Oliver dan anak- anak lainnya juga bersembunyi di sana. Bullseye yang lolos atas kekejaman majikannya, memimpin sekelompok polisi dan penduduk setempat untuk menemukan tempat persembunyian Sikes. Akhirnya, Dodger yang marah karena Sikes telah membunuh Nancy yang sangat baik kepadanya, mengungkapkan lokasi mereka kepada para polisi. Sikes membawa Oliver ke atap, karena ia tahu tidak akan ditembak jika Oliver bersamanya. Ketika mencoba untuk melompat dari gedung dengan menggunakan tali, Sikes yang kaget oleh lolongan anjingnya, kehilangan pijakan dan tak sengaja menggantung diri.

Beberapa waktu kemudian, Oliver hidup nyaman dengan keluarga Brownlow. Fagin ditangkap dan Oliver ingin mengunjunginya di penjara. Brownlow mengantarnya ke penjara, di mana mereka menemukan Fagin berteriak- teriak dan meratap di dalam selnya. Oliver sedih atas nasib Fagin, karena dia pernah menjadi sosok ayah terhadapnya.