Sunday, August 21, 2011

The Girl with the Dragon Tattoo (2009)

The Girl with the Dragon Tattoo merupakan sebuah film misteri crime thriller asal Swedia ditahun 2009 yang disutradarai oleh Niels Arden Oplev dan diproduseri oleh Søren Stærmose. Film yang naskahnya ditulis oleh Nikolaj Arcel bersama Rasmus Heisterberg ini diadaptasikan dari sebuah novel berjudul sama karya penulis/ jurnalis asal Swedia bernama Stieg Larsson. Film ini dibintangi oleh Noomi Rapace, Michael Nyqvist, Sven-Bertil Taube, Peter Haber, Marika Lagercrantz, Lena Endre, Björn Granath, Ingvar Hirdwall, Peter Andersson dan Ewa Fröling, dirilis pada tanggal 27 Februari 2009 dan didistribusikan oleh Nordisk Film.

Di tahun 2009, film ini menjadi film terlaris di Eropa di sepanjang tahun tersebut. Selain sukses secara komersial, film ini juga sempat menerima banyak penghargaan di berbagai ajang festival film Eropa. Karena kesuksesan film ini, sutradara David Fincher telah bekerjasama dengan penulis naskah Steven Zaillian untuk membuat versi Hollywood dari film ini dan dirilis pada tahun 2011.

Melihat apa yang telah Fincher lakukan terhadap Se7en (1995) atau Zodiac (2007), sepertinya wajar saja jika ia tertarik dengan The Girl with the Dragon Tattoo. Dua film ini sama-sama memiliki jalan cerita yang sama yakni mengungkap berbagai rentetan misteri pembunuhan. Di Eropa, film ini menjadi terkenal karena merupakan adaptasi dari sebuah novel laris berjudul sama karya almarhum Stieg Larsson. Film ini sendiri merupakan seri pertama dari tiga novel Larsson yang dikenal sebagai Millennium Trilogy.

Walau berasal dari Eropa, film yang diarahkan oleh sutradara Niels Arden Oplev ini sendiri sepertinya tidak akan menemukan kesulitan untuk dinikmati mereka yang terbiasa dengan film-film thriller bertema kejahatan karya Hollywood. Ini karena film ini memanfaatkan cara penceritaan Hollywood di dalam proses penceritaan filmnya. Dengan durasi 152 menit, memang, membutuhkan sedikit kesabaran untuk dapat menikmati film ini. Cerita film ini sendiri seperti mulai terasa hidup setelah film ini berjalan selama 30 menit dan baru benar-benar bergerak maju setelah mencapai kira-kira 60 menit durasi penayangannya.

Walau begitu, bukan berarti film ini akan membuat Anda merasa jenuh sebelum masa tayangnya mencapai durasi yang disebutkan diatas. Anda akan diberikan beberapa sub plot mengenai kehidupan Lisbeth, khususnya mengenai perlawananannya terhadap polisi pengawasnya yang ternyata memanfaatkannya untuk memenuhi kebutuhan seks-nya. Penampilan Noomi Rapace sebagai Lisbeth juga merupakan sebuah hal yang sangat mengagumkan di sepanjang film ini, Lisbeth bukanlah seorang karakter yang banyak berbicara. Dengan penampilannya yang gothic, ia lebih banyak menunjukkan sikapnya melalui berbagai ekspresi tubuhnya. Dan Rapace mampu melakukan hal tersebut dengan sangat baik. Lewat Rapace, Lisbeth bukan hanya seorang wanita yang tampil dengan dandanan eksentrik untuk menutupi masa lalunya. Rapace membuat Lisbeth mampu terlihat rapuh lewat ekspresi wajahnya walaupun dengan penampilan yang sangat tangguh tersebut.

Sama dengan bukunya, versi film The Girl with the Dragon Tattoo juga menampilkan beberapa adegan yang mungkin cukup mengganggu para penontonnya. Namun, hal tersebut bukanlah akan mengurangi penilaian baik akan film ini. Berbagai adegan pengganggu tersebut justru memperkuat posisi film ini sebagai sebuah film thriller kejahatan yang berbeda dengan film-film lainnya. Film ini dengan pintarnya berhasil memadukan gaya penceritaan yang pintar dengan sisi komersial yang mungkin selama ini telah ada di film-film ber-genre sama sebelumnya. Hasilnya, tentu saja menjadi sebuah film pintar yang dapat menghibur para penontonnya.

Seks, adegan sadis, Nazi dan mengambil beberapa bagian Injil dalam penceritaannya, membuat penonton akan dapat dengan mudah melupakan durasinya. Membutuhkan sedikit kesabaran untuk dapat menikmati film ini di bagian awal, namun setelahnya, film ini akan membawa Anda pada petualangan pintar menyibak rahasia kelam sebuah keluarga dengan aksi yang memikat dari Mikael Blomkvist dan pasangannya yang eksentrik, dan menjadi pusat perhatian film ini, Lisbeth. Beberapa bagian drama memang sedikit mengurangi kenikmatan itu, namun secara keseluruhan, Anda menjadi tidak akan sabar melihat apa yang akan dilakukan David Fincher pada film yang sepertinya memang menjadi genre jagoannya ini. --source: Flick Magazine, Wikipedia--

Alur Cerita

Mikael Blomkvist (Michael Nyqvist), seorang wartawan ekonomi investigasi di Majalah Millenium yang telah dituduh menulis serangkaian artikel fitnah terhadap pengusaha Hans-Erik Wennerström (Stefan Sauk), dia pun akan dihukum tiga bulan penjara dan diharuskan membayar Wennerstrom sebesar 150 ribu kroner sebagai ganti rugi. Blomkvist yang berada dalam pengawasan rahasia oleh Lisbeth Salander (Noomi Rapace), seorang wanita berusia 24 tahun yang bermasalah, namun merupakan seorang hacker profesional dari sebuah perusahaan Milton Security. Lisbeth ditugaskan memberikan laporan yang didapatkannya kepada Dirch Frode (Ingvar Hirdwall), seorang pengacara bagi Grup Perusahaan Vanger yang berpengaruh.

Blomkvist kemudian diundang untuk dipertemukan dengan pengusaha Henrik Vanger (Sven-Bertil Taube), yang menyewa dia untuk menyelidiki hilangnya keponakannya saat remaja bernama Harriet (Julia Sporre) pada Hari Anak ditahun 1966. Henrik tidak hanya percaya bahwa Harriet telah dibunuh, dia juga mencurigai keluarga besarnya sebagai dalang pembunuhan Harriet atas dasar perebutan harta keluarga mereka.

Sementara itu, wali pengawas Lisbeth terserang struk dirumah sakit, dan dia diperkenalkan kepada penggantinya yaitu pengacara bernama Nils Bjurman (Peter Andersson) yang mengambil kendali keuangannya. Suatu malam, Lisbeth meminta uang untuk mengganti laptopnya yang rusak. Bjurman menyuruhnya melakukan seks oral padanya dalam pertukaran untuk memberikannya sebagian uang yang dia butuhkan. Setelah itu Bjurman memperkosanya, Lisbeth yang kembali dengan membawa rekaman video yang sebelumnya secara diam-diam merekamnya saat ia diperkosa, ia kemudian kembali ke apartemen Bjurman. Setelah menyiksanya, ia memeras Bjurman yang memungkinkan dirinya untuk memperoleh kembali akses keuangannya sendiri dan untuk mengakhiri pengawasannya. Kalau Bjurman tidak menuruti permintaannya, ia akan menyerahkan bukti kebejatannya pada pihak berwenang. Lisbeth kemudian mencoba hacks komputer Blomkvist sekali lagi untuk memonitornya.

Blomkvist kemudian pindah ke rumah perkebunan Vanger dan belajar bahwa tiga saudara Henrik adalah seorang Nazi. Ayah Harriet bernama Gottfried (Richard Franc), adalah seorang alkoholik yang meninggal dengan tenggelam setahun sebelum Harriet menghilang. Di dalam buku harian Harriet, Blomkvist menemukan daftar lima nama yang di tulis dengan nomer (mungkin nomor telepon), dan Inspektur Polisi Morell (Björn Granath) memberitahunya bahwa penyelidikannya tidak dapat menguraikan nomer-nomer tersebut. Menggunakan foto yang diambil selama pawai Hari Anak, Blomkvist belajar bahwa Harriet telah melihat seseorang yang mungkin adalah seseorang membunuhnya. Setelah hack komputer Blomkvist, Lisbeth menemukan dan menerjemahkan petunjuk nomer-nomer tersebut adalah angka-angka yang berhubungan dengan ayat-ayat Injil yang bicara tentang wanita yang harus dibunuh.

Setelah menemukan bahwa komputernya telah di-hack, Blomkvist diarahkan Dirch Frode ke apartemen Lisbeth, dan dia meyakinkan Lisbeth untuk membantu kasus yang ditanganinya, dan mereka segera menemukan jejak dari pembunuhan berantai ditahun 1949 di Swedia. Lisbeth menemukan dirinya menyukai Blomkvist, dan mereka akhirnya menjadi sepasang kekasih.

Dalam pertemuan dengan keluarga Vanger, Blomkvist didesak untuk meninggalkan kasus keluarga mereka tersebut, dan Blomkvist memberitahu sepupu Harriet bernama Cecilia (Marika Lagercrantz), yang mengenakan kalung Harriet. Cecilia pun menegaskan bahwa dia mewarisi kalung tersebut dari adiknya, Anita (yang wajahnya mirip dengan Harriet). Blomkvist kemudian menyadari bahwa foto yang diberikan Henrik memang tidak jelas, dimana foto yang ia kira Harriet sebenarnya adalah foto Anita. Beberapa waktu kemudian saat jogging di hutan, Blomkvist ditembak oleh penembak tak dikenal, namun dia dapat lolos dengan luka serius.

Di hari berikutnya, Inspektur Morrel mengungkapkan bahwa satu set nama dari buku harian Harriet adalah sesuai dengan nama-nama wanita yang telah bekerja untuk Gottfried Vanger. Semua nama-nama wanita tersebut adalah nama Yahudi, Blomkvist dan Lisbeth pun percaya bahwa pembunuhan mereka termotivasi oleh antisemitisme. Mereka percaya Harald Vanger (Gösta Bredefeldt) adalah pelakunya, karena dua saudara Vanger lainnya sudah meninggal pada saat Harriet menghilang. Lisbeth kemudian melakukan pencarian melalui catatan bisnis Vanger untuk melacak Harald, sementara Blomkvist menyelidiki ke rumahnya. Harald kemudian menghadapi Blomkvist dengan tembakan yang nyaris mengenai kepalanya, namun kakak Harriet bernama Martin (Peter Haber) muncul dan mengajak Blomkvist ke rumahnya. Ketika Blomkvist mengungkapkan apa yang telah ia ditemukan, Martin mengobati kepalanya. Sementara itu, Lisbeth telah menemukan bahwa Martin dan ayahnya adalah orang yang bertanggung jawab atas pembunuhan, dimana dia menemukan dua foto yang sama. Di foto itu, sweter biru yang dipakai Martin sama dengan yang dipakai orang yang ditakuti Harriet di fotonya. Lisbeth pun kembali ke pondok untuk menemukan Blomkvist yang sudah tak ada di rumah.

Blomkvist kemudian terbangun hanya untuk menemukan dirinya telah terikat di gudang milik Martin. Martin akhirnya mengakui kalau dia yang melakukan pembunuhan, namun dia membantah telah membunuh Harriet. Sementara ia berusaha membunuh Blomkvist, Lisbeth muncul dan menyerang Martin menggunakan tongkat golf. Sementara dia membebaskan Blomkvist, Martin melarikan diri dengan mobilnya. Lisbeth segera mengejar dengan sepeda motornya. Saat Martin menghindari truk dijalan, mobilnya keluar dari jalur dan terjadi kecelakaan parah. Ketika Lisbeth mencoba menghampirinya, Martin memohon bantuan namun Lisbeth meninggalkannya untuk mati dengan mobilnya yang terbakar. Insiden itu mengingatkan Lisbeth dengan kejadian di masa mudanya (Tehilla Blad) ketika ia memercikkan bensin di wajah ayahnya (Georgi Staykov) yang duduk di mobil, kemudian memicu sambil mengawasinya terbakar.

Blomkvist kemudian bertemu dengan Henrik dan Morell untuk menginformasikan mereka bahwa Martin bukanlah pembunuh Harriet. Saat kembali ke pondok, ia menemukan catatan dari Lisbeth yang mengungkapkan keberadaan Harriet. Blomkvist pun segera terbang ke Australia dan menemukan Harriet (Ewa Fröling) yang hidup dengan memakai nama sepupunya Anita yang sudah meninggal. Dia pun kembali ke Swedia untuk bertemu kembali dengan Henrik. Di kantornya, Harriet mengungkapkan bahwa dia yang telah membunuh ayahnya, dimana ayahnya bersama Martin telah memperkosa dirinya. Takut atas kehidupannya ketika ia melihat Martin di parade Hari Anak, ia kemudian melarikan diri dengan bantuan Anita.

Setelah itu, Blomkvist pun menjalani hukuman di penjara. Lisbeth mengunjunginya dengan membawa catatan keuangan rahasia yang mengungkapkan keterlibatan Wennerström dalam perdagangan narkoba dan pasar gelap, bukti yang lebih memberatkan Wennerström daripada bukti sebelumnya. Blomkvist kemudian menerbitkan sebuah berita baru soal Wennerström, yang membuatnya membunuh dirinya sendiri.