Wednesday, August 10, 2011

After.Life (2009)

Menyaksikan film ini, sebuah film yang menjadi debut penyutradaraan dari sutradara Agnieszka Wójtowicz- Vosloo, akan memberikan dua pemikiran yang berbeda bagi penontonnya. Beberapa orang akan memandang kagum atas kemampuannya dalam mengarahkan dua bintangnya, Liam Neeson dan Christina Ricci, untuk bermain sangat bagus dan menciptakan sebuah film horror yang memiliki atmosfer gelap dan cukup mencekam. Sementara itu, sebagian lagi akan meragukan kualitas film ini dan meletakkannya sebagai sebuah film yang terlalu absurd untuk diterima akal sehat.

Wojtowicz-Vosloo, yang menulis naskah film ini bersama Paul Vosloo dan Jakub Korolczuk, mencoba mempermainkan pemikiran para penonton untuk dapat mengira bahwa karakter Anna sebenarnya masih hidup dan dijebak oleh Paul lewat beberapa detil dan petunjuk yang diberikannya di dalam jalan cerita film ini. Namun di lain pihak, penonton tidak diberikan bukti yang cukup untuk membuktikan opini mereka tentang nasib Anna. Sayangnya, cerita yang awalnya terlihat cukup menarik ini kemudian lama-kelamaan semakin terlihat tidak mampu dikembangkan dengan cukup baik. Beberapa detil yang pada awalnya telah dipaparkan di awal film, seperti hubungan Anna dengan ibunya, latar belakang Eliot yang sebenarnya, hingga alasan Eliot untuk terus 'mempertahankan' Anna, justru menghilang di tengah-tengah penceritaan film dan tidak mendapatkan penjelasan yang cukup. Ini membuat jalan cerita After.Life menjadi seperti menggantung dan mengurangi intensitas cerita yang ingin ditampilkan.

Walau Justin Long sepertinya melakukan pengulangan peran yang pernah ia lakukan sebelumnya di film Drag Me To Hell (2009), namun Liam Neeson dan Christina Ricci benar-benar menjadi nyawa utama film ini. Neeson, walaupun tidak banyak melakukan dialog, mampu memberikan tingkat 'kengerian' sendiri dari karakternya sebagai seorang pengurus rumah duka. Dingin, kaku dan menyimpan misteri yang akan membuatnya menjadi salah satu karakter yang mungkin tidak ingin Anda temui di dunia nyata.

Sementara Ricci sepertinya semakin tenggelam dengan peran-peran yang memiliki karakter gelap, seperti yang juga pernah ia tunjukkan dari awal karirnya di film The Addams Family (1991) hingga film Black Snake Moan (2006). Bahkan, seperti halnya di film terakhir, Ricci semakin nyaman untuk tampil berkeliaran tanpa busana di sepanjang film. Bukan sekedar tampil tanpa busana, karena Ricci sendiri di film ini mampu tenggelam dengan karakter Anna yang tampil kebingungan untuk membedakan dunia nyata dan dunia arwah di sepanjang film.

Cukup disayangkan memang ketika mengetahui cerita film yang dirilis pada tanggal 7 November 2009 ini yang terdengar cukup menjanjikan ternyata hanya mampu tereksekusi dengan benar hingga separuh dari durasi film. Sang sutradara kemudian terlihat kebingungan dalam memilih untuk mempertahankan alur cerita yang sedang atau meningkatkannya untuk menambah intensitas film. Wojtowicz-Vosloo kemudian memilih untuk meningkatkannya, yang dilakukan dengan banyak adegan yang justru merusak kerapian cerita yang telah terbentuk sejak awal. Walau begitu, sebagai sebuah karya pertama, After.Life cukup menjanjikan bagi seorang Wojtowicz-Vosloo, yang mampu mengarahkan dua bintang utamanya Neeson dan Ricci dengan sangat baik serta memberikan tampilan gelap yang cukup mencekam di sepanjang film.

Alur Cerita

Film dibuka saat Eliot Deacon (Liam Neeson), seorang pengurus dan pemilik rumah duka yang sedang mempersiapan proses pemakaman terhadap mayat seorang guru piano. Dia kemudian mengambil foto mayat tersebut dan layar pun memudar. Disisi lain, seorang guru sekolah menengah, Anna Taylor (Christina Ricci), yang hidupnya tidak bahagia karena tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari ibunya yang egois, Beatrice (Celia Weston), sedang melakukan hubungan intim dengan kekasihnya, Paul Coleman (Justin Long), dan Anna kelihatan tidak bernafsu dan juga terlihat dingin. Di sekolah tempat Anna mengajar, salah satu muridnya bernama Jack (Chandler Canterbury) memintanya ikut menghadiri acara pemakaman yang akan Anna hadiri. Jack mengatakan kalau ibunya yang telah mengabaikan untuk menjemputnya dari sekolah mungkin tidak akan keberatan jika dia ikut. Jack juga mengatakan kalau dia belum pernah berkunjung ke pemakaman, tapi Anna memberitahu kalau dia tidak bisa mengajaknya. Di tempat pemakaman, Anna kemudian bertemu dengan Eliot.

Di malam itu juga, Anna bertemu Paul untuk makan malam di sebuah restoran, dia tidak menyadari kalau Paul akan melamarnya dan memintanya untuk pindah ke Chicago dengannya untuk promosi jabatan. Namun sikap Paul membuat Anna mengasumsikan kalau dia ingin meninggalkannya. Sebelum Paul sempat menjelaskan, Anna panik karena berpikir Paul ingin memutuskan hubungan mereka. Setelah pertengkaran singkat, Anna segera meninggalkan restoran. Di dalam perjalanan Anna mengalami kecelakaan disaat dia mencoba untuk menggunakan ponsel.

Anna kemudian terbangun, dia bingung karena tidak bisa bergerak dan tidak dapat merasakan tubuhnya. Dia menemukan dirinya berada di rumah duka, dimana Eliot sedang membersihkan lukanya dan mengatakan kepadanya kalau dia telah meninggal dunia akibat sebuah kecelakaan. Tentu saja Anna langsung menyangkal bahwa dirinya telah meninggal. Maksudnya, jika ia telah meninggal dunia, mengapa ia bisa berinteraksi dan berkomunikasi dengan Eliot. Dia pun bertambah bingung dan menjadi frustrasi, hingga Eliot menjelaskan kalau semua orang mati yang ditanganinya memang mengklaim mereka masih hidup, karena mereka merasa masih bisa "bernafas, buang air kecil, dan buang air besar." Eliot akhirnya mengatakan kepadanya bahwa bukan Anna yang masih memiliki kehidupan, namun dirinyalah yang memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan mereka yang sedang berada pada fase perpindahan menuju alam kematian, untuk membantu mereka menerima kematian mereka. Di rumah duka tersebut, terungkap kalau Eliot memiliki koleksi foto-foto jenazah yang ditanganinya. Eliot juga menyuntik Anna secara teratur dengan bahan kimia Eliot katakan untuk "meregangkan otot-ototnya dan menghentikan kekakuan yang terbentuk agar dia bisa menangani tubuhnya".

Paul tidak bisa sepenuhnya menerima kematian Anna, dia pun menuju rumah pemakaman. Paul kemudian bertanya kepada Eliot apakah dia bisa melihat jenazah kekasihnya untuk yang terakhir kalinya, namun Eliot tidak mengijinkannya dengan alasan ia tidak dapat menunjukkan jenazah kepada siapa pun kecuali dengan pihak keluarga. Karena Paul ingin sekali melihat jenazah Anna, dia kemudian mencoba meminta bantuan temannya di kepolisian, Tom Peterson (Jody Ebert), namun Tom juga tidak bisa melakukannya. Pada upacara pemakaman Anna yang tidak diketahui, Jack datang dan akhirnya bertemu Eliot, hingga mereka sempat berbicara beberapa saat. Ketika masih bergulat dengan konsep kematiannya, Anna mencoba untuk melarikan diri beberapa kali namun tidak berhasil, Eliot mengatakan kepadanya kalau dia harus rela melepaskan hidupnya, karena dia sekarang sudah tidak benar-benar hidup. Anna kemudian berhasil mencuri kunci Eliot, lolos, dan menemukan ruangan telepon untuk memanggil Paul meminta bantuan. Namun Paul tidak dapat mendengarnya dengan baik dan menutup ponselnya berpikir itu adalah sebuah lelucon. Anna akhirnya dapat menerima kalau dia telah meninggal dunia ketika Eliot memungkinkan dia untuk melihat dirinya di cermin. Anna ngeri telah menemukan dirinya tampak seperti mayat. Dia meninggalkan kabut di cermin dari napasnya, yang segera Eliot bersihkan sebelum Anna dapat melihatnya. Saat berada di rumah duka sebelumnya, Jack sempat melihat Anna, dan dalam adegan di rumahnya, ibu Jack ternyata ditampilkan lalai yang hanya duduk dengan penampilan yang aneh menatap televisi. Di sekolah, Jack mengatakan kepada Paul kalau ia melihat Anna berdiri di jendela saat di rumah pemakaman, yang membuat Paul marah karena dia tahu kekasihnya telah meninggal, Paul pun memukul anak itu. Setelah bertemu Eliot lagi, Jack mengatakan kepadanya kalau ia memiliki karunia yang sama: kemampuan untuk berinteraksi dengan orang yang sedang berada pada fase perpindahan menuju alam kematian. Seiring waktu, Paul menjadi semakin paranoid, dalam hatinya bertanya-tanya apakah Anna benar-benar sudah meninggal, ia pun menjadi curiga terhadap Eliot.

Selama persiapan akhir untuk pemakaman, Anna mengatakan kepada Eliot kalau ia ingin melihat dirinya untuk terakhir kalinya di cermin. Eliot memegang sebuah cermin kecil, namun saat Anna menatap dirinya sendiri di cermin, dia mengambil napas dalam-dalam dan belajar bahwa dia bisa mengeluarkan kabut pada kaca. Tiba- tiba ia prihatin bahwa Eliot telah berbohong padanya, ia mulai percaya bahwa ia hidup selama ini. Marah, Eliot segera menyuntik Anna terakhir kali dengan bahan kimia untuk membuatnya mati rasa. Hal ini terlihat bahwa Eliot sebenarnya menyuntik Anna dengan Hydronium Bromide, bahan kimia fiktif yang sebelumnya telah disebutkan, yang mampu melumpuhkan tubuh secara total dalam beberapa saat untuk meniru kematian.

Saat menggali kuburan untuk mengubur Anna, Jack datang dan Eliot menjelaskan bahwa para mayat berkeliaran tanpa tujuan dan hanya mereka berdua dapat melihatnya, dan itu adalah tanggung jawab mereka berdua untuk membantu para mayat tersebut ke dalam kubur. Hal ini tidak pernah sepenuhnya terungkap apakah ini adalah 'metafora' atau 'harfiah', namun Jack setidaknya muncul untuk mengambil itu sebagai 'harfiah'. Sebagai pedoman Jack adalah eekor ayam sakit-sakitan yang telah dirawatnya sebagai tugas sekolah, akhirnya dimasukkan ke dalam peti kotak kertas darurat dan dikubur hidup-hidup karena ayam tersebut ternyata 'tidak benar-benar hidup'.

Anna ditampilkan bangkit ketika sedang dikuburkan, dia mencoba berteriak dan membuka peti matinya untuk berjuang melawan kematian. Dengan perlahan ia pun meninggal dalam peti matinya itu. Setelah pemakaman, Paul minum hingga mabuk berat, dan mengatakan kepada Eliot kalau ia tahu Anna belum mati. Eliot kemudian menawarkan Paul untuk pergi ke kuburan dan mencari tahu sendiri apakah Anna sebenarnya sudah meninggal atau masih hidup. Paul bergegas ke kuburan dengan mengemudi di bawah pengaruh alkohol. Adegan kemudian terpotong sekilas dengan layar putih sebelum Paul ditampilkan menggali kuburan Anna dan menemukannya hidup kembali. Mereka kemudian saling merangkul dan Anna memberitahu Paul kalau "dia selalu mencintainya." Ketika berpelukan, Paul mendengar suara Anna yang menjelaskan bahwa Eliot telah mempersiapkan sarung tangan dan gunting untuk mengurus tubuhnya. Paul kemudian melihat Anna menghilang dari pelukannya, dan kemudian melihat kilatan cahaya lampu di rumah duka. Ia bangun di kamar duka dimana Eliot telah mempersiapkan mengurus tubuhnya. Paul bilang dia telah melihat Anna, dan Eliot mengatakan kepadanya bahwa ia tidak pernah sampai ke pemakaman karena dia telah mengalami kecelakaan mobil yang membuatnya meninggal dunia.