Monday, January 17, 2011

The Green Hornet (2011)

Banyak film yang membutuhkan waktu lama untuk mencapai layar lebar, khusus untuk The Green Hornet, serial TV di tahun 60-an karya George W. Trendle bersama Fran Striker ini sudah dari tahun 1992 hendak diadaptasi ke layar lebar dan banyak masalah sampai berpindah sutradara dan studio. Tahun 2004 tampaknya Kevin Smith akan menyutradarainya tapi kemudian tidak jadi dan proyeknya seolah tenggelam. Tapi setelah kesuksesan naskah Seth Rogen dan Evan Goldberg dalam Superbad (2007) dan Pineapple Express (2008), proyek ini akhirnya jalan lagi. Dalam prosesnya nama Stephen Chow dan Nicolas Cage sempat disebut-sebut dan akhirnya menghilang.

Proyek yang tampaknya jalan ini sepertinya tersendat sampai sutradara Michel Gondry masuk dan memasang bintang asal Taiwan Jay Chou yang berperan sebagai Kato, dan pemenang Oscar Christoph Waltz serta tentunya Rogen sebagai Britt Reid. Khusus untuk Chou, ini merupakan debutnya di ranah Hollywood dan akan menjadi strategi pemasaran yang sangat bagus, sebab film ini akan menarik perhatian fans penyanyi Taiwan ini di Asia. Selain ketiga nama itu, film ini juga akan dibintangi oleh aktris yang memulai karirnya sebagai model dan lebih terkenal sebagai 'malaikat' dalam Charlie's Angels; Cameron Diaz, aktor nominasi Oscar untuk Best Actor in a Leading Role dalam Stand and Deliver (1988); Edward James Olmos, aktor yang berperan sebagai Gregg Beam dalam Quantum of Solace (2008); David Harbour, dan juga aktor nominasi Oscar saat bermain dalam In the Bedroom (2001) dan Michael Clayton (2007); Tom Wilkinson.

Aslinya film ini tidak syuting memakai kamera 3D tapi diconvert sesudahnya. Dengan rilis pada 14 Januari 2011, Sony mencoba untuk merebut pasar penonton yang disebut-sebut sepi pada bulan yang biasanya diisi film-film berat yang akan bertarung di ajang Oscar dengan film superhero yang ringan dan menghibur. Sony juga merebut peluang dengan merilisnya dalam format IMAX karena bulan Januari biasanya layar IMAX kosong dari film lain. Kalau rilis Desember, film ini bisa kalah dari TRON: Legacy yang jelas-jelas adalah film 3D asli, dan kalau rilis musim panas tahun 2011 ini bisa bertabrakan judulnya dengan film hijau yang lain yakni Green Lantern, sehingga Januari dipilih sebagai bulan yang 'aman' untuk rilis film ini. Aslinya film ini direncanakan rilis 26 Juni 2010 dan kemudian digeser oleh Columbia ke Desember 2010 sampai kemudian di geser lagi ke Januari 2011 dengan alasan butuh waktu mengconvert ke 3D.

Kalau Anda familiar dengan karya Gondry seperti The Science of Sleep (2006) dan Eternal Sunshine of the Spotless Mind (2004), sepertinya Anda akan mendapatkan sebuah film yang penuh komedi segar khas Eropa dan sedikit kenakalan Seth Rogen ini. Khusus untuk pemeran Kato, produser Neal H. Moritz memilih Jay Chou karena ia adalah salah satu bintang Asia yang telah menjual 32 juta album dan berkarir secara stabil selam 10 tahun terakhir. Chou bahkan memikat warga keturunan Cina di Amerika Serikat dengan mengadakan konser di Los Angeles yang laku keras. Uniknya audisi Chou dilakukan lewat Skype karena dia sedang berada di Taiwan. Rogen yang pertama kali bertemu Chou terkesan dan langsung mengatakan cocok dengannya.

Dilihat dari cerita yang ada di film ini, adalah cerita template asal muasal seorang superhero. Ada penyebab yang tragis seperti kematian orang yang disayangi, penyadaran diri, wanita cantik yang dekat dengan mereka, kekuatan super sampai aksi melawan penjahat. Tentunya ini adalah adaptasi serial TV berjudul sama yang melambungkan nama Bruce Lee, layaknya kebanyakan film superhero. Setelah dirilis, film yang menghabiskan biaya produksi sebesar $120 juta ini sempat menyandang predikat sebagai film terlaris ditahun 2011 dengan total pendapatan mencapai $228,306,168 untuk pemutarannya di seluruh dunia, sebelum akhirnya dikalahkan oleh Rango. --disadur dari majalah cinemags--.

Alur Cerita

Britt Reid (Seth Rogen), seorang pemuda 28 tahun yang adalah putra dari seorang taipan koran terkenal, James Reid (Tom Wilkinson). Sebagai anak orang kaya perilakunya norak dan hanya menghamburkan uang ayahnya saja. Ia hanya senang berpesta pora. Tapi ketika ayahnya ditemukan tewas, Britt disadarkan bahwa ia harus bertanggung jawab dan menjadi pemimpin perusahaan media, khususnya harian The Daily Sentinel warisan ayahnya. Setelah pemakaman James, Britt marah dengan memecat semua staf pegawai ayahnya, namun kemudian kembali mempekerjakan Kato (Jay Chou), seorang montir mobil ayahnya dan juga seorang ahli bela diri. Melihat kemampuan Kato yang unik, Britt mengajaknya bekerjasama untuk memerangi kejahatan di kotanya, namun dengan berpura-pura menjadi penjahat agar mereka dapat menyusup ke dunia kejahatan sebenarnya, dengan nama The Green Hornet.

Kato segera mengembangkan mobil yang dilengkapi dengan beberapa gadget dan senjata yang disebut Black Beauty, di mana Britt juga berencana untuk menangkap Benyamin Chudnofsky (Christoph Waltz), seorang mafia Rusia yang ingin mengendalikan kejahatan di kota di bawah komandonya. Untuk mendapatkan perhatian Chudnofsky, Britt menggunakan harian The Daily Sentinel sebagai sarana untuk mempublikasikan artikel tentang "The Green Hornet yang akan menguasai dunia kriminal".

Britt kemudian mempekerjakan Lenore Case (Cameron Diaz), seorang wanita yang memiliki gelar dalam bidang jurnalistik di jurusan kriminologi sebagai asistennya, dan menggunakan sarannya yang tanpa disadarinya untuk meningkatkan profil Green Hornet. Britt dan Kato meledakkan beberapa laboratorium meth milik Chudnofsky, meninggalkan kartu panggil supaya Chudnofsky dapat menghubungi mereka. Sepanjang apa yang mereka lakukan, wakil pimpinan redaksi Daily Sentinel bernama Mike Axford (Edward James Olmos) takut ini akan membahayakan hidup Britt, dan Jaksa Frank Scanlon (David Harbour) juga lebih persepsi terhadap publik bahwa ia tidak dapat menghentikan Green Hornet.

Saat Britt meminta Lenore keluar bersamanya, dia menolaknya dan ternyata malah mengajak Kato untuk makan malam, yang membuat Britt cemburu. Kato belajar darinya bahwa seorang pemimpin kejahatan akan mengundang para saingannya untuk berunding, agar mendapatkan cukup dekat kesempatan untuk membunuh mereka; di mana Britt memberitahu Kato saat Chudnofsky menawarkan mereka melakukan pertemuan. Kato mencoba memperingatkan Britt untuk memeriksanya terlebih dahulu untuk memastikan itu bukan jebakan, namun dia merasa bisa mengatasi semua itu. Hal ini membuktikan, bahwa mereka hampir mati ketika Chudnofsky mencoba untuk membunuh mereka.

Nyaris tidak dapat melarikan diri, Britt dan Kato berdebat dan bertengkar, hingga membuat Britt marah ketika mengetahui dia memiliki hubungan dengan Lenore. Kato kemudian menerima e-mail dari Chudnofsky dari alamat emailnya yang ada di kartu panggil Green Hornet, menawarinya $1 juta jika ia dapat membunuh Britt. Sementara itu, Britt juga belajar bahwa sebelumnya Scanlon mencoba menyuap ayahnya untuk menghentikan pemberitaan media tentang kejahatan agar membuatnya tampak berhasil membersihkan kejahatan di kota untuk membantu karirnya.

Scanlon kemudian mengundang Britt untuk bertemu di sebuah restoran, di mana ia mengungkapkan bahwa ia sendiri yang membunuh ayah Britt. Kato pun tiba, bukannya membunuh Britt, namun dia menyerang anak buah Chudnofsky, yang memungkinkan dia dan Britt dapat melarikan diri ketika Chudnofsky mengetahui siapa sebenarnya Green Hornet. Di Daily Sentinel, Britt mencoba untuk meng-upload rekaman pengakuan Scanlon ke internet, namun terlambat ketika menemukan bahwa dia tidak berhasil merekamnya. Chudnofsky dan anak buahnya, yang diikuti oleh Britt dan Kato akhirnya terlibat dalam baku tembak, di mana Kato dapat menusuk Chudnofsky untuk membela diri dan Britt menembaknya sampai mati. Tim SWAT pun tiba, dan dengan marah Green Hornet dan Kato menggunakan mobil Black Beauty mereka yang hampir hancur untuk mendorong Scanlon keluar dari jendela lantai 10 dan membunuhnya. Green Hornet dan Kato segera kabur ke rumah Lenore, di mana ia belajar identitas rahasia mereka. Lenore pun bersedia membantu mereka untuk membuat Britt yang telah tertembak dibahunya, merupakan cerita di balik kecelakaan oleh Green Hornet. Meskipun marah, Lenore membantu mereka bersembunyi dari kejaran polisi.

Keesokan harinya, Britt mempromosikan Axford sebagai pemimpin redaksi The Daily Sentinel. Di saat itulah, Kato tiba dengan membawa Black Beauty, pura-pura menembak Britt di bahunya, alih-alih membuat cerita bahwa dia tertembak oleh Green Hornet, dan memungkinkan Britt dapat dirawat oleh dokter di rumah sakit.