Wednesday, December 15, 2010

Black Swan (2010)

Jika saja sineas Darren Aronofsky tidak tertarik pada perihal tari balet kala saudari perempuannya memutuskan untuk mendalami seni tarian yang umumnya sangat lekat dengan imej kaum berada dan kalangan atas ini, niscaya Aronofsky tidak akan menghasilkan karya penyutradaraan film yang berjudul Black Swan ini. Namun, itulah yang terjadi, sineas yang tertarik dengan dunia tari yang digeluti saudarinya itu kemudian mengemas keingintahuannya dengan studi mengenai kerasnya persaingan di dunia panggung hiburan serta studi eksplorasi mengenai ketertakutan seseorang yang dihantui oleh kemunculan sosok rival, hasilnya kisah yang menyoroti dunia balet ini tidak hanya sekedar menjadi film bertema tarian biasa, namun juga menjadi sajian drama thriller psikologis dengan muatan konflik yang kompleks.

Seperti halnya yang pernah ia lakukan dalam The Wrestler (2008) yang mengantar aktor Mickey Rourke masuk nominasi Oscar, sekali lagi Aronofsky menampilkan kisah di mana tokoh utamanya yang dimainkan oleh Natalie Portman, aktris yang pertama kali angkat nama dalam Leon: The Professional (1994) ini berusaha mewujudkan ambisinya yang dalam perkembangannya membuat sang tokoh terseret ke sisi gelap dan terancam kehilangan seluruh faktor berharga yang tadinya berhasil dijaga dengan sangat baik, guna tetap bertahan dari sebuah 'kompetisi'. Dan, sepertinya formula yang diterapkan sineas asal Brooklyn, New York ini terbukti mumpuni, di mana tanggapan positif serta curahan pujian berhasil dituai Aronofsky, dan membuat film garapannya ini berhasil mengantarkan Portman meraih Oscar sebagai Best Actress serta memenangkan berbagai penghargaan bergengsi lainnya di dunia perfilman termasuk Golden Globe, BAFTA, serta Screen Actors Guild. Selain itu, Aronofsky juga meraih nominasi Oscar sebagai Best Director, dan film ini sendiri juga dinominasikan sebagai Best Picture.

Selain Portman, film ini juga akan dibintangi oleh aktor asal Perancis yang adalah suami dari aktris Monica Bellucci; Vincent Cassel, aktris yang paling terkenal berkat kiprahnya sebagai Jeckie Burkhart dalam serial That '70s Show (1998-2006); Mila Kunis, aktris yang memerankan Mary Magdalene dalam The Last Temptation of Christ (1988); Barbara Hershey, dan juga aktris yang mencapai masa kondangnya lewat film-filmnya pada kurun waktu akhir 1980-90an; Winona Ryder.

Pada tanggal 3 Desember 2010, perilisan Black Swan hanya terbatas di bioskop-bioskop terpilih di Amerika Utara dan meraup pemasukan sebesar $415,822 pada hari pembukaannya. Di akhir pekan perilisannya, film ini telah meraup pemasukan sebesar $1,443,809 di mana rata-rata per bioskop menduduki perolehan tertinggi kedua di tahun 2010 di bawah film The King's Speech. Di akhir pekan kedua, film ini diperluas perilisannya dan berhasil meraup pemasukan sebesar $3,3 juta, yang menjadikannya menduduki peringkat keenam di box office. Perilisan film ini kemudian kembali diperluas lagi di akhir pekan ketiganya, dan akhirnya Black Swan berhasil meraup total pemasukan sebesar $329,398,046 juta untuk pemutarannya di seluruh dunia. --disadur dari majalah cinemags--

Alur Cerita

Nina Sayers (Natalie Portman), seorang balerina muda berbakat di perusahaan tari bergengsi di kota New York. Dia tinggal bersama ibunya, Erica (Barbara Hershey), seorang mantan penari berbakat yang menghentikan karirnya karena melahirkan Nina. Seluruh hidup Nina didedikasikan pada balet dan hampir tak punya waktu untuk melakukan aktivitas lain.

Perusahaan balet kemudian sedang mempersiapkan pagelaran balet Swan Lake, di mana sang direktur artistik bernama Thomas (Vincent Cassel) harus mencari penari baru untuk menggantikan sosok balerina papan atas bernama Beth (Winona Ryder) yang dipaksa pensiun. Si tokoh utama harus mampu dengan lugas menampilkan karakter Angsa Putih yang bersahaja dan polos, sekaligus menampilkan karakter Angsa Hitam yang sensual dan menggoda. Nina pun dipilih untuk bersaing dalam peran ini bersama penari lainnya. Setelah audisi yang berjalan buruk, Nina menemui Thomas untuk meminta mempertimbangkan kembali dan memberikan peran tersebut kepada dirinya. Sang direktur mengatakan kepadanya bahwa teknik tariannya sangat kaku, yang identik hanya untuk memerankan Angsa Putih. Namun setelah Thomas memaksa menciumnya, Nina menggigit bibirnya, yang membuatnya yakin bahwa semangat Nina masih dapat digali lagi, yang akhirnya terpilih untuk memerankan sosok Swan Lake. Beth yang mabuk, marah terhadap Nina yang menganggapnya telah merayu sang direktur untuk mendapatkan peran, karena sebelumnya Thomas selalu menilai bahwa Nina memiliki tarian yang kaku. Malam itu juga, Beth tertabrak mobil hingga terluka parah, dan Thomas percaya itu adalah usaha bunuh diri.

Nina kemudian mulai mengalami kejadian-kejadian aneh di sekelilingnya. sementara itu Thomas semakin kritis terhadap Nina saat latihannya memerankan Angsa Hitam, dan mengatakan bahwa dia harus berhenti menjadi perfeksionis agar tidak kehilangan dalam peran itu. Nina kemudian berkenalan dengan penari lain bernama Lily (Mila Kunis), yang Thomas gambarkan memenuhi persyaratan untuk karakter Angsa Hitam. Hubungan kedua penari ini menjadi dingin karena kecerobohan Lily yang mengadu ke Thomas kalau Nina mengeluh atas apa yang dilakukannya. Namun untuk menebus kesalahannya, Lily datang ke rumah Nina dan mengajaknya keluar. Nina yang awalnya ragu, akhirnya memenuhi ajakannya yang bertentangan dengan keinginan ibunya. Saat keluar, Lily menawarkannya sebutir ekstasi agar dapat membuatnya merasa santai dan lepas. Setelah kembali ke rumah, Nina bertengkar dengan ibunya, kemudian mengunci di kamarnya dan berhubungan seks dengan Lily. Keesokan paginya, dia bangun sendirian dan terlambat untuk latihan. Ketika ia tiba di studio, dia menemukan Lily sedang latihan memerankan Swan Lake. Marah, dia menghampirinya dan bertanya mengapa dia tidak membangunkannya. Lily mengatakan bahwa dia semalam menghabiskan waktunya dengan seorang pria yang dia temui di klub, dan mengatakan bahwa Nina hanya bermimpi telah berhubungan seks dengannya.

Halusinasi yang dialami Nina menjadi parah saat ditempat latihan maupun di rumah, bahkan di rumah sakit saat dia mengunjungi Beth, di mana dia mulai beranggapan bahwa Lily ditunjuk sebagai penari cadangannya, dan menganggap berupaya untuk merebut perannya. Prihatin dengan perilaku Nina yang tak menentu, ibunya mencoba mencegahnya menghadiri acara pergelaran, namun Nina memaksa untuk pergi.

Saat di atas pentas, penampilan pertama Nina berjalan dengan baik, sampai akhirnya dia mendapatkan halusinasi lagi saat menampilkan gerakan lifting dan terjatuh. Bingung, ia kembali ke kamar riasnya dan menemukan Lily sedang memakai kostum Angsa Hitam. Lily mengatakan akan memerankan sebagai Angsa Hitam untuknya, Nina menjadi marah dan mendapatkan halusinasi lagi dengan menemukan Lily yang berubah menjadi dirinya. Nina yang marah dengan tubuh ganda nya, mendorongnya ke cermin hingga pecah, dan kemudian meraih pecahan kaca dan menikam perut tubuh ganda nya. Setelah Nina melihat bahwa tubuh yang ditikamnya itu adalah tubuh Lily, dia segera menyembunyikannya dan kembali ke panggung. Pementasan selanjutnya adalah Nina menari sebagai Angsa Hitam, saat itu juga dia mendapatkan halusinasi lagi dan menemukan tangannya telah tumbuh bulu-bulu hitam, selanjutnya menjadi sayap hitam dan akhirnya kehilangan dirinya sendiri dengan berubah menjadi angsa hitam. Di akhir peran tersebut, ia menerima tepuk tangan dari penonton.

Saat kembali ke kamar riasnya, Nina mempersiapkan peran terakhirnya sebagai Angsa Putih yang sekarat. Lalu ada yang mengetuk pintu dan saat dibuka, dia melihat Lily datang untuk mengucapkan selamat pada perannya sebagai Angsa Hitam. Nina pun menyadari bahwa menikam Lily hanyalah halusinasi, namun dia melihat cermin masih hancur. Dia akhirnya menemukan luka di perutnya, dan menyadari bahwa ia telah menikam dirinya sendiri. Saat kembali ke atas panggung, ia menari penuh semangat sebagai Angsa Putih, dan pada saat-saat terakhir dari tariannya, dia menampilkan adegan melemparkan diri dari tebing, ia melihat ibunya menangis di antara para penonton. Teater pun meletus dengan gemuruh tepuk tangan saat Nina menampilkan adegan jatuh. Saat Thomas dan penari-penari lainnya mengucapkan selamat pada prestasinya, Lily melihat bahwa Nina mengalami pendarahan diperutnya. Melihat Nina terluka, film akhirnya berakhir saat Nina menatap lampu-lampu panggung dan berbisik di telinga Thomas dengan mengatakan: "Aku merasakan itu tadi sangat sempurna."

*** Setelah terjadi percakapan antara Darren Aronofsky dengan Natalie Portman mengenai kemungkinan pembuatan film tentang balet pada tahun 2000, dan mengetahui bahwa sang aktris sangat antusias untuk memerankan seorang penari balet, Aronofsky mulai mengumpulkan riset mendalam guna merealisasikan hal itu. Akan tetapi langkah kongkrit baru ia lakukan kala ia menyewa tenaga para penulis skrip memodifikasi sebuah skrip berjudul The Understudy; yang mengetengahkan polemik yang dihadapi aktor-aktor Broadway dan mengeksporasi dampak seorang yang dihantui oleh kembarannya, yang lambat laun menyisihkan. Aronofsky sendiri berpendapat bahwa skrip awal ini sudah memiliki elemen menarik yang mirip dengan yang ditemuinya dalam All About Eve (1950) garapan mendiang Joseph L. Mankiewicz, juga mirip dengan film garapan Roman Polanski; The Tenant (1976), serta novella karya Fyodor Dostoyevsky yang berjudul The Double. Kala itu Aronofsky sudah beberapa kali menyaksikan berbagai macam pertunjukan yang mengangkat berbagai versi Swan Lake dan ia menghubungkan dualisme White Swan dan Black Swan ke dalam naskah modifikasi itu.

Dibutuhkan waktu tujuh tahun sebelum akhirnya sang sineas menawarkan outline mendetil Black Swan pada Universal Pictures, yang langsung memutuskan untuk sesegera mungkin mengembangkan proyek itu pada Januari 2007. Meski demikian, pada kenyataannya proyek itu terbengkalai dan Aronofsky malah terlebih dahulu membuat The Wrestler. Setahun kemudian, usai merampungkan The Wrestler, Aronofsky meminta Mark Heyman yang sudah beberapa kali berkolaborasi dengannya. Sayangnya pada Juni 2009, Universal malah kembali menelantarkan proyek ini, yang membuat Black Swan menjadi incaran banyak studio lainnya, terlebih dengan potensi keterlibatan Portman sebagai pemain utamanya. Proyek ini lalu dikembangkan di bawah bendera kongsian Protozoa Pictures dan Overnight Productions, selaku penyedia dana finansialnya. Pada bulan Juli, Mila Kunis masuk jajaran pemain sebagai rival Portman.

Guna menghidupkan karakter, Portman maupun Kunis melakukan latihan balet secara intensif selama enam bulan sebelum proses syuting dimulai, guna mendapatkan postur dan otot-otot bak penari balet American Ballet Theatre; Georgina Parkinson. Fox Searchlight kemudian menjadi pihak yang mendistributori film yang mendapat bujet produksi sebesar $13 juta ini. Proses syuting kemudian dimulai di New York pada akhir 2009. Dalam membesut Black Swan, Aronofsky menggunakan teknik pengambilan gambar dan gaya yang sama kala ia menyutradarai The Wrestler, pun dengan perangkat film yang digunakannya.