Terkadang kita pernah berkhayal untuk bisa menjadi pahlawan yang bisa mengubah situasi bahaya menjadi aman dan pula menyelamatkan hidup orang banyak. Lihat saja Spiderman atau Batman, mereka mampu menjaga lingkungan mereka dari kejahatan dan mereka menjadi figur idola kita. Secara tidak langsung pahlawan juga memberi pengaruh positif kepada orang banyak karena mereka menjadi semacam harapan yang bisa membawa keadaan baik. Tetapi untuk menjadi pahlawan tidaklah mudah karena justru disaat kita tengah dalam posisi tersebut ujian semakin besar dan akhirnya kita bertanya pada diri kita sendiri. Apakah ini benar-benar yang kita inginkan? Krisis jati diri, hal inilah yang ada dalam cerita film berjudul Rango.
Film animasi merupakan bidang yang baru untuk Gore Verbinski meskipun begitu sebagai seorang sutradara ia selalu mencoba suatu hal yang baru. Ia pun mengakui jika ia sama sekali belum memiliki pengalaman di bidang ini namun ia memiliki ide yang ingin diceritakannya dengan cara yang berbeda. Cerita film ini dibuatnya berdasarkan apa yang pernah dilihatnya tentang dunia Western yang kemudian dibuatnya dengan sudut pandang dari makhluk atau dalam film ini adalah binatang yang biasanya ada di gurun. Dari situ ia mulai membuat sketsa para karakter kemudian dilanjutkan dengan cerita yang dipercayakan pada penulis naskah John Logan. Untuk proses pengerjaan animasinya ia percayakan kepada Industrial Light & Magic (ILM) yang sudah terkenal membuat spesial efek di banyak film.
Memang perusahaan ILM baru pertama kali ini mengerjakan sebuah film animasi. Untuk urusan Computer-generated Imaging (CGI), ILM yang didirikan oleh George Lucas ini adalah veterannya. Perusahaan yang berdiri sejak bulan Mei tahun 1975 ini sudah pernah mengerjakan efek CGI untuk film Star Wars saga, Trilogy Indiana Jones, dan banyak judul lainnya. Verbinsky mulai memakai jasa ILM sejak film tersuksesnya, Pirates of the Caribbean: The Curse of the Black Pearl (2003). Sedangkan bidang animasi masih baru untuk para teknisi ILM dan setelah 35 tahun akhirnya mereka menjawab tantangan baru untuk mengerjakan animasi pertama mereka dalam film ini.
Untuk para pengisi suaranya, ia percaya dengan nama-nama yang sebagian besar sudah pernah bekerja sama dengannya. Semenjak The Curse of the Black Pearl, Gore Verbinski sudah cocok dengan sosok Johnny Depp, maka ia pun menggandeng aktor yang tampil apik sebagai Jack Sparrow dalam saga Pirates of the Caribbean tersebut untuk mengisi suara tokoh utama di film animasi ini sejak Pirates of the Caribbean: Dead Man's Chest (2006) selesai digarap. Selain Depp, para pengisi suara lainnya tercatat sebagai aktor ataupun aktris kenamaan yang juga teman-teman dekat sang sutradara, di antaranya ada aktor yang berperan sebagai Davy Jones di dua seri Pirates of the Caribbean; Bill Nighy, aktor Spanyol yang pernah menjadi musuh Spiderman dalam Spider-Man 2 (2004); Alfred Molina, aktris pengisi suara dalam film Horton Hears a Who! (2008); Isla Fisher, aktris nominasi Oscar saat mendukung dalam film Little Miss Sunshine (2006); Abigail Breslin, serta aktor yang bermain sebagai Agent 47 dalam Hitman (2007); Timothy Olyphant.
Dalam proses pengerjaannya, saat pengambilan suara, para aktor pengisi suara ditempatkan di set dan juga diberikan kostum yang bernuansa Wild West dengan tujuan agar mereka mampu merasakan suasana Wild West, Verbinski menyebutnya emotion capture. Ia baru menyadari jika membuat film animasi tidaklah mudah karena membutuhkan waktu yang lama dan juga cukup merepotkan. Agar hasil yang diharapkan tidak mengecewakan sang sutradara pun bekerja sama dengan Nickelodeon Movies yang pernah sukses dengan The SpongeBob SquarePants Movie (2004). Verbinski pun akhirnya mengajak GK Films yang juga baru pertama kali memproduksi film animasi. Melihat daftar orang-orang yang mendalangi proyek ini memiliki reputasi positif setidaknya kita bisa berharap jika film animasi pertama garapan sineas kelahiran 1964 ini setidaknya bisa memberikan hiburan tersendiri.
Ketika dirilis pada 4 Maret 2011, film berbujet $135 juta ini tidak terlalu diunggulkan, Rango secara mengejutkan berhasil menuai pujian dari banyak pihak. Memang, bujet yang besar dan mengusung nama aktor Johnny Depp sebagai jualannya tentu menarik perhatian publik, namun ekspektasi awalnya sendiri tetap biasa. Namun sayang, walaupun para kritikus memuji film arahan sutradara Gore Verbinski ini, pendapatan film rilisan Paramount Pictures ini secara komersil tidaklah istimewa, yang meraup total pemasukan sebesar $245,375,374 dari peredarannya di seluruh dunia. --disadur dari majalah cinemags--.
Alur Cerita
Seekor bunglon peliharaan yang tidak disebutkan namanya (Johnny Depp) yang tinggal di sebuah kandang hewan peliharaan terdampar di Padang Pasir Mojave, Nevada, setelah ia tak sengaja jatuh dari mobil pemiliknya. Setelah pertemuan dengan seekor mamalia plasental bernama Roadkill (Alfred Molina), yang sedang mencari Roh mistik dari Barat menjelang kematiannya setelah ditabrak sebuah mobil, sang bunglon menghindar dari seekor elang berekor merah yang coba memangsanya. Keesokan harinya, ia bertemu iguana gurun bernama Beans (Isla Fisher), putri seorang peternak yang berencana kembali ke kota asalnya yaitu Dirt, sebuah kota kecil yang dihuni oleh para binatang gurun.
Namun penduduk kota Dirt menaruh curiga kepada semua pendatang, dikarenakan pasokan air yang menipis. Agar penduduk tidak menaruh curiga, di sebuah bar 'Gas Can Saloon', sang bunglon menyamar sebagai seorang pahlawan yang bernama Rango (setelah mengambil namanya dari bagian terakhir kata Durango), seorang jagoan yang selalu menegakkan keadilan. Dia cepat membuat penjahat bernama Bad Bill (Ray Winstone) marah, yang keduanya nyaris melakukan baku tembak ketika seekor elang kembali lagi. Bill pun berlari menghindar, dan Rango panik karena dikejar oleh elang yang kelaparan. Sampai keberuntungan datang kepadanya ketika dia dapat membunuh elang tersebut dengan tak sengaja menghancurkan menara air yang menyebabkan runtuh menimpa sang elang. Sebagai penghargaan, sang Walikota (Ned Beatty) menunjuk Rango menjadi sheriff baru. Namun Beans skeptis Rango dapat menyelidiki masalah air, sementara warga kota khawatir karena elang tersebut adalah satu-satunya yang dapat membuat takut si Ular Derik bernama Jake (Bill Nighy) agar tak datang meneror kota mereka.
Malam itu, secara tidak sengaja Rango memberitahu lokasi bank kepada Ezekiel (Vincent Kartheiser) dan Jedidiah (Ryan Hurst), para perampok yang dipimpin oleh anjing padang rumput bernama Balthazar (Harry Dean Stanton), dan Rango juga memberi ijin untuk masuk ke lemari besi. Ketika penduduk kota menemukan air mereka dicuri, Rango membentuk pagar betis bersama beberapa warga kota lainnya dan menemukan manajer bank, Mr. Merrimack (Stephen Root) telah meninggal akibat tenggelam. Mereka akhirnya melacak ke tempat persembunyian para perampok di gunung, hanya untuk menemukan Balthazar telah memiliki kelompok melebihi dari jumlah kelompok pagar betis. Dengan merebut gerobak pembawa botol air yang tertutup, kelompok pagar betis dikejar dan melakukan perlawanan. Setelah memenangkan perlawanan, mereka menemukan botol telah kosong. Meskipun demikian, mereka tetap membawa Balthazar, Ezekiel dan Jedidiah ke kota untuk diadili.
Setelah Rango dan Beans menyimpulkan bahwa Walikota telah membeli hampir semua tanah di sekitar kota, Rango ingat Walikota pernah mengatakan: "Kontrol airnya...dan kau bisa mengontrol segalanya." Dia kemudian menghadap Walikota yang menyangkal ia telah melakukan sesuatu yang salah dan menunjukkan Rango bahwa ia telah membangun sebuah kota masa depan di tanahnya. Dengan tidak adanya bukti kesalahan Walikota, Rango pun pergi. Sementara Walikota yang mengetahui Rango berusaha untuk mencari tahu rencananya, dia menyuruh Bad Bill untuk memanggil Jake. Si ular derik pun segera tiba dengan senapan gatling yang ada di ekornya. Menyadari Rango adalah pahlawan palsu, Jake memaksanya pergi dari kota setelah Rango dipermalukan didepan warga dan membuatnya mengakui bahwa segala yang ia ceritakan kepada warga kota tentang dirinya adalah bohong.
Rango kemudian mengembara ke padang pasir, dan dengan linglung dia merasa bertemu dengan Roh Barat (Timothy Olyphant), seorang koboi yang Rango panggil sebagai Orang Tanpa Nama. Roh Barat kemudian mengilhami Rango dan mengatakan kepadanya, "Tak ada yang bisa lari dari ceritanya sendiri". Dengan bantuan Roadkill dan pohon kaktus ajaib yang bisa bergerak, Rango belajar bahwa sumber air dari kota Dirt adalah Las Vegas, dan seseorang telah menutup saluran air tersebut. Menyadari ini ada hubungannya dengan Walikota, Rango kemudian merekrut kelompok bukit untuk membuat rencana baru.
Kembali ke kota Dirt, Rango menantang Jake untuk duel adu tembak dengan satu peluru, hanya untuk mengalihkan agar kelompok bukit dan kaktus dapat membanjiri kota dengan air. Akhirnya air menyembur dari tanah dan memungkinkan Balthazar, Ezekiel dan Jedidiah untuk melarikan diri karena mereka tidak bersalah. Walikota kemudian menyandra Beans dan memaksa Rango untuk menyerah. Rango dan Beans kemudian dikunci di botol kaca bank yang di isi dengan air agar mereka berdua tenggelam. Walikota kemudian mencoba untuk menembak Jake dengan pistol Rango, hanya untuk menemukan pistol itu kosong tanpa peluru. Di dalam botol, Beans mencium Rango, namun dia tersedak oleh peluru, yang sebelumnya tersembunyi di mulut Rango. Ketika Rango melakukan Manuver Heimlich pada Beans, Beans meludah keluar dengan kekuatan yang cukup untuk memecahkan kaca dan menghancurkan lemari besi dengan peluru tersebut. Rango mengakui sebagai lawan yang layak, Jake membawa walikota dan menyeret dia ke padang gurun. Warga kota Dirt merayakan datangnya air dan mengenali Rango sebagai pahlawan mereka.