Monday, March 21, 2011

Limitless (2011)

Ingin tahu efek dari menelan narkoba? Tidak, ini tidak menganjurkan Anda untuk mengkonsumsi barang haram tersebut. Ada cara yang lebih mudah dan menghibur untuk tahu perubahan yang disebabkan efek narkoba. Film karya Neil Burger ini akan memperlihatkan sekaligus membawa Anda ke dunia yang dilihat dari mata seorang pencandu karena film ini mengisahkan tentang obat mutakhir yang dapat meningkatkan kinerja otak, namun mempunyai efek samping yang cukup berbahaya.

Awalnya Anda mungkin akan memandang remeh film yang berbujet $27 juta ini dengan berpikir bahwa film ini tidak ada bedanya dengan film-film tentang pencandu obat-obatan lain. Namun ternyata, seiring dengan bergulirnya cerita, Anda mungkin akan semakin terpaku menyaksikan kehidupan sang karakter utama yakni Eddie Morra, yang diperankan Bradley Cooper. Burger tidak berusaha menggurui bahwa penggunaan obat secara berlebihan akan berakibat buruk di kemudian hari. Sang sutradara ini malah membawa kita melihat sudut pandang seseorang yang dunianya berubah karena efek dari obat yang konon disebutkan meningkatkan daya kerja otak dari yang hanya 20% menjadi 100%.

Bila Anda belum pernah mengkonsumsi barang haram ini, ada kemungkinan Anda akan terkagum-kagum melihat dunia dari sudut pandang seorang pencandu. Bagaimana tidak, dunia mereka penuh dengan warna dan segala sesuatu bergerak dengan cepat. Semua itu dideskripsikan Burger melalui perubahan gambar dari soft ke tajam dan kelabu ke terang, musik, pergerakan kamera yang cepat, sudut pandang Eddie yang digambarkan mencembung, dan gaya berbicara sang tokoh utama yang cepat seakan ingin menumpahkan seluruh informasi yang ada di otaknya. Uniknya, tanpa sadar Anda akan ikut bergairah seiring dengan perubahan yang terjadi seakan- akan Anda juga merasakan efek yang dialami Eddie. Namun, untuk beberapa penonton yang tidak terbiasa dengan perubahan adegan yang cukup drastis tersebut nampaknya akan pusing dan mual layaknya bila Anda pergi ke sebuah diskotik dengan lampu kelap-kelip dan suara musik berdentam-dentam.

Dari segi akting, memang tidak salah bahwa 80% jualan film ini adalah Cooper. Bila pemerannya bukan dia yang sanggup membuat kita pada awalnya antipati sebagai seorang pecundang tanpa masa depan, tapi lama-kelamaan bersimpati setelah berubah menjadi eksekutif muda yang tampan dan penuh percaya diri ini niscaya film ini hanya akan jadi film kelas B yang bisa saja di kemudian hari menjadi cult. Sayangnya, akting pemain lainnya, misalnya Abbie Cornish yang berperan sebagai Lindy di sini terlihat biasa saja, bahkan tidak ada chemistry antara dirinya dengan Eddie. Burger pun kelihatannya juga tidak repot-repot untuk berusaha mengembangkan hubungan antara Lindy dan Eddie karena jualan utama film ini memang bukan tentang drama romantis yang diselipi bumbu narkoba.

Anna Friel sebagai mantan istri Eddie mungkin bisa disebut sebagai scene stealer dengan penampilan fisiknya yang bak nenek-nenek, tapi karena kemunculannya hanya sesaat mudah terlupakan. Mungkin, satu-satunya bintang yang sanggup melawan 'dominasi' Cooper adalah Robert De Niro. Meskipun dengan porsi adegan yang tidak terlalu banyak, aktor gaek ini berhasil menampilkan sosok seorang CEO perusahaan terkemuka tegas yang tidak segan-segan memecat bawahannya bila pekerjaan mereka dianggap kurang memuaskan. Sayangnya, bila Anda adalah salah satu penonton yang jeli, pasti sadar bahwa ada beberapa pertanyaan yang dibiarkan tak terjawab oleh film ini setelah selesai. Salah satunya adalah siapakah pembunuh supermodel yang dikencani Eddie? Apakah Eddie sendiri atau seseorang? Entah sang sutradara sengaja menyisakan pertanyaan-pertanyaan tersebut sebagai 'PR' bagi para penonton atau barangkali ia lupa 'menambal' kebolongan tersebut. --disadur dari majalah cinemags--

Alur Cerita

Edward "Eddie" Morra (Bradley Cooper) adalah seorang penulis yang tinggal di New York City dan baru saja diputuskan oleh kekasihnya, Lindy (Abbie Cornish) karena gagal untuk memenuhi batas waktu untuk menyerahkan buku barunya yang belum ia tulis. Suatu hari, Eddie bertemu Vernon Gant (Johnny Whitworth), saudara dari mantan istrinya, Melissa Gant (Anna Friel). Vernon adalah seorang pengedar narkoba dan dia menawarkan Eddie sampel obat baru peningkat kecerdasan, NZT-48, yang di diklaim memiliki kemampuan meningkatkan daya kerja otak hingga 100% dari otak yang hanya memiliki akses 20% secara normal. Eddie menerima, dan banyak kejutannya setelah diminum, obat ini bisa memacu kerja otak hingga bisa digunakan semaksimal mungkin, hingga ia bisa segera menyelesaikan bukunya.

Eddie kemudian mendatangi Vernon untuk meminta obat lebih banyak, namun dia menemukan Vernon telah dibunuh dan segera dia memanggil polisi. Dia menyimpulkan bahwa Vernon mungkin dibunuh oleh seseorang yang menginginkan obat tersebut. Dia kemudian menemukan sekantong NZT milik Vernon tersembunyi di oven bersama sebuah buku dengan beberapa nama beserta setumpuk uang, yang kemudian ia ambil. Dengan obat tersebut, tiba-tiba dia dapat mengetahui segalanya, tentang apapun. Otaknya mengeluarkan semua hal, semua yang pernah dibaca, didengar atau dilihat sekarang lebih tertata rapi dan tersedia. Ia pun dapat menulis buku hanya dalam waktu empat hari dan mampu menguasai bahasa asing dalam waktu singkat. Banyak hal yang bisa ia pelajari dengan mudah dan cepat, Eddie gunakan untuk mendapatkan uang dengan cara mudah, dimana Eddie menciptakan citra baru untuk dirinya sendiri dan meninggalkan menulis buku. Dan dia mulai melakukan perdagangan saham dengan modal pinjaman uang dari mafia Rusia, Gennady (Andrew Howard).

Eddie menjadi kaya dengan cepat dan segera dipekerjakan oleh pengusaha terkemuka Carl Van Loon (Robert De Niro). Setelah itu, dia akhirnya dapat kembali bersama Lindy lagi, dimana dia juga diikuti oleh Man in Tan Coat (Tomas Arana). Eddie kemudian menyadari telah menggunakan NZT lebih hingga menyebabkan efek samping pada dirinya yaitu: waktu yang hilang karena segala sesuatu bergerak dengan cepat, aktivitas yang penuh hingar bingar, dan denyut jantung yang tidak teratur.

Eddie kemudian gagal menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Van Loon karena dia sedang mabuk oleh NZT. Karena ketakutannya itu, dia memungkinkan yang telah membunuh seorang supermodel bernama Maria Winberg. Eddie kemudian dihubungi oleh mantan istrinya dan belajar bahwa Melissa juga telah mengkonsumsi obat tersebut. Lebih buruk lagi, ia belajar bahwa berhenti mengkonsumsi NZT dapat mengakibatkan masalah kesehatan dan mental, dan mungkin bisa mengakibatkan kematian. Eddie kemudian mencoba menghubungi orang lain yang mungkin tahu mengenai NZT, namun Eddie belajar bahwa diantara klien Vernon yang dihubunginya, 3 orang meninggal dan sisanya sakit. Melissa kemudian memperingatkan Eddie untuk menghentikan meminum NZT secara berkala sebelum terlambat. Namun usahanya tersebut membuatnya menderita dimana dia mulai merasa sakit dan tidak dapat berjalan menuju rumahnya. Ia mencoba meminta bantuan Lindy dan mengungkapkan kecanduannya akan obat itu. Lindy sebenarnya enggan untuk mengambil NZT simpanannya yang tersembunyi di apartemennya dan membawanya kepada Eddie yang masih ada di kantornya.

Namun, dalam perjalanan Lindy dikejar oleh Man in Tan Coat, dan itu menjadi jelas bahwa dia adalah orang yang sangat berbahaya, karena saat itu dia telah membunuh dua orang penyelamat Lindy saat dia melarikan diri. Melalui telepon Eddie meyakinkan Lindy untuk meminum salah satu obatnya, yang membuat dia dapat melarikan diri dengan berani. Meskipun Eddie selamat, Lindy yakin bahwa ia akan menghancurkan dirinya sendiri karena NZT yang telah diminumnya.

Gennady mencoba meminum sebutir NZT yang diambil dari tangan Eddie, dan menyadari efeknya. Dia kemudian mengancam Eddie hingga Eddie setuju untuk memberinya lagi NZT lebih. Meskipun telah diperingatkan Melissa, Eddie masih mengkonsumsi obat sampai tingkat lebih tinggi, yang kemudian menggunakan kekayaannya untuk menyewa ilmuwan untuk memodifikasi NZT, sebuah proses yang bisa memakan waktu bertahun-tahun.

Dua bulan setelah Eddie mulai mengkonsumsi NZT lagi, dia membantu Carl dengan menjadi pialang merger perusahaannya dengan pengusaha saingannya Hank Atwood (Richard Bekins). Sebelum kesepakatan dua perusahaan dilakukan, Atwood jatuh sakit. Melihat Man in Tan Coat bekerja untuk Atwood, Eddie menyadari misi sejati orang itu adalah untuk mencuri obat miliknya untuk Atwood yang sedang sakit akibat dari kecanduan NZT. Simpanan obat Eddie kemudian dicuri oleh pengacaranya sendiri, Morris Brandt (Ned Eisenberg) dari jasnya, dan terungkap bahwa Brandt juga bekerja untuk Atwood.

Gennady dan dua orangnya mengikuti Eddie kerumahnya, namun dia berhasil membunuh mereka semua. Karena ia juga akan mati ditempat itu dan hanya NZT terakhir yang ada di aliran darah Gennady yang bisa menolongnya, dia meminum langsung darah Gennady yang sudah meninggal. Atwood kemudian meninggal karena sakitnya, dan Brandt memiliki NZT yang disimpan untuk dirinya sendiri. Eddie setuju untuk bekerja dengan Man in Tan Coat untuk mengambil NZT yang telah dicuri Brandt dirumahnya.

Satu tahun kemudian, buku Eddie telah diterbitkan berjudul "Illuminating the Dark Fields", yang merupakan referensi terhadap film ini, dan Eddie mencalonkan diri menjadi Senat Amerika Serikat. Di tengah kampanye, Carl mendekatinya dengan mengatakan kalau dia akan membeli perusahaan farmasi yang memproduksi NZT. Carl memintanya bekerjasama dengannya dengan menawarkan sebuah pasokan NZT tak terbatas, namun Eddie harus menggunakan posisi politiknya untuk mempertimbangkan rencana Carl tersebut. Dia menolak dan mengatakan bahwa dia tidak lagi membutuhkan obat itu karena ia dan timnya telah menciptakan NZT dosis permanen yang tidak ada efek sampingnya.