Selain sering dipresentasikan sebagai penginvasi Bumi, gambaran lain makhluk angkasa luar dalam kancah genre fiksi ilmiah perfilman dunia yang kerap ditemui adalah karakter alien bersahabat. Untuk kasus ini, berbeda dengan wujud alien jahat yang umumnya sengaja dibuat sebagai sosok yang menyeramkan, gambaran para alien "sahabat manusia" ini justru mengundang simpati, bahkan beberapa diantaranya mempunyai wujud yang lucu dan menggemaskan, meski ternyata di balik sosok mereka yang sama sekali tidak mengancam itu tersimpan kemampuan yang luar bisa. Adapun contoh yang paling fenomenal dan ikonik mengenai hal ini sudah pasti makhluk ET di film E.T. the Extra-Terrestrial, karya sineas Steven Spielberg yang kemudian seakan-akan menjadi standarisasi karakteristik film-film tentang sosok alien yang bersahabat berikutnya.
Kini di tahun 2011, daftar alien yang bersahabat bakal bertambah lagi dengan kemunculan film ini, film paduan live action dan animasi CGI yang untuk kesekian kalinya menjadi ajang kolaborasi dua aktor komedian Inggris Simon Pegg dan Nick Frost. Film yang latar belakang pembuatannya dideskripsikan Pegg dan Frost dengan istilah surat cinta kepada Steven Spielberg terutama atas karya legendarisnya, E.T. the Extra-Terrestrial ini merupakan karya penyutradaraan Greg Mottola yang namanya semakin diperhitungkan sebagai sineas handal di genre komedi berkat dua film besutannya ditahu 2007, Superbad dan kemudian film ditahun 2009, Adventureland. --disadur dari majalah cinemags--
Sinopsis
Pada tahun 2009, Graeme Willy (Simon Pegg) dan Clive Gollings (Nick Frost) adalah dua sahabat yang merupakan penggila komik sci-fi asal Inggris yang bepergian ke Amerika untuk menghadiri konvensi Comic-Con tahunan. Setelah itu, keduanya melanjutkan perjalanan dengan menggunan kendaraan rekreasi (RV) untuk mengunjungi semua situs penting, yaitu tempat-tempat yang pernah dikunjungi oleh alien dikomik yang mereka baca. Dalam perjalanan ke situs kedua mereka, mereka berhenti turun di sebuah kafe lokal di mana mereka bertemu dengan dua pemburu dan menuduh mereka adalah pasangan gay. Ketika mereka buru-buru pergi, Clive sengaja memundurkan RV nya ke mobil pemburu tersebut yang mengakibatkan mobil pemburu tersebut penyok.
Di lokasi situs berikutnya, mereka melihat sebuah ledakan mobil, lalu mereka memperhentikan mobil mereka untuk menghampirinya dan menyelidiki kejadian tersebut. Mereka melihat kendaraan tersebut kosong dan mereka mulai menelepon layanan darurat. Lalu mereka mendengar sebuah suara yang kemudian mereka menemukan makluk asing (Alien) yang bernama Paul (di suarakan oleh Seth Rogen) yang sangat membutuhkan pertolongan mereka. Alien tersebut berusaha melarikan diri dari Area 51 untuk mendapatkan tempat yang aman.
Terkejut dengan munculnya Alien tersebut, Graeme berencana memberikan tumpangan kepada Paul, tetapi Clive tidak suka dengan ide tersebut. Kemudian, Lorenzo Zoil (Jason Bateman), seorang agen khusus pemerintah, tiba di lokasi kecelakaan mobil tersebut dan dia mengejar Paul yang berusaha melarikan diri. Akhirnya, Clive mau membantu Paul melarikan diri dari kejaran Zoil. Zoil kemudian merekrut dua agen FBI ceroboh, Haggard (Bill Hader) dan O'Reilly (Joe Lo Truglio), untuk membantu dalam misi pengejaran ini.
Lalu Paul, Graeme, dan Clive tertarik ke sebuah taman motor yang dijalankan oleh Ruth Buggs (Kristen Wiig), seorang pencipta yang beragama kristen, yang di kontrol oleh ayahnya, Moses (John Carroll Lynch). Dan Paul mengungkapkan bahwa, sejak ia ditangkap oleh pemerintah, ia telah memberikan prestasi ilmiah termasuk memberikan ide kepada Steven Spielberg untuk film-nya yang berjudul ET dan menciptakan karakter agen spesial FBI Fox Mulder di film The X-Files.
Namun, ia menemukan bahwa ia telah menyelesaikan fungsinya sebagai wadah pengetahuan pemerintah, dan sekarang pemerintah bermaksud untuk mengoperasi otaknya dalam upaya untuk memanfaatkan kemampuannya. Dengan bantuan dari seorang teman di Area 51, lalu Paul mengirim SOS ke planetnya dan orang-orangnya sekarang menuju ke Bumi untuk menjemputnya. Saat mengetahui hal tersebut, pemerintah memajukan jadwal untuk operasi Paul, yang membuat dia melarikan diri secepatnya.