Nicolas Cage sudah pernah dari neraka sambil naik motor, kini ia naik mobil neraka. Hanya saja kali ini rambutnya tidak ikut-ikutan terbakar. Sutradara Patrick Lussier menulis naskah film ini bersama Todd Farmer, partnernya dalam My Bloody Valentine (2009), yang juga rilis dalam 3D. Bahkan naskahnya sendiri dibuat agar pas dengan format 3D. Tak seperti kebanyakan film 3D lainnya yang 'menipu' penonton dengan hasil konversi, film ini asli syuting dalam 3D bahkan menambahkan embel-embel 'shot in 3D' untuk judulnya layaknya Step Up 3D (2010) yang sukses besar dalam mendompleng format yang dipopulerkan kembali oleh James Cameron itu. Lalu bagaimana sampai Cage mau bermain dalam film ini? Rupanya ia adalah teman produser Mchael De Luca yang pernah menjadi produser Ghost Rider (2007), juga dibintangi aktor yang bersaudara dengan Francis Ford Coppola itu.
Produser De Luca bahkan sesumbar mengatakan bahwa 40%film yang diperkirakan menelan biaya produksi sebesar $45 - 55 juta ini akan penuh adegan mobil di mana banyak mobil klasik akan bersliweran dan 60%adegan lain seperti adegan aksi. Bahkan untuk banyak adegan adalah efek yang terjadi di set, bukan CGI, untuk menambah efek keaslian. Bahkan Cage, bekerjasama dengan tim stunt mobil yang pernah bersamanya untuk Gone in 60 Seconds (2000), melakukan sebagian besar stunt mobilnya sendirian. Aktor pemain Con Air (1997) ini bahkan mengendarai tiga mobil klasik, Buick Riviera 1964, Dodge Charger 1969 dan Chevrolet Chevelle 1971. Selain Cage, film ini juga dibintangi oleh aktris yang pernah berperan sebagai Chenault dalam The Rum Diary (2011); Amber Heard, aktor yang akan berperan sebagai Sersan Sandman dalam Call of Duty: Modern Warfare 3 (2011); William Fichtner, dan juga aktor yang berperan sebagai Charlie Swan dalam saga Twilight; Billy Burke.
Lalu apa jualan film ini? Selain nama Nicolas Cage yang dipajang, tentunya ada pada jualan 3D yang diharapkan akan membuat para pria pecandu adegan aksi akan menontonnya. Selain 3D, rating R dalam film ini menambah deretan 'daya pikat' yakni bakal banyak adegan kekerasan serta kata-kata kasar dengan Cage sebagai pemeran utamanya. Film yang dirilis pada tanggal 25 Februari 2011 ini berhasil meraup pemasukan sebesar $5 juta di akhir pekan perilisannya. --source: majalah cinemags--
Alur Cerita
John Milton (Nicolas Cage), seorang penghuni neraka yang kabur ke dunia untuk menuntut balas dan memburu pelaku pembunuhan anak perempuannya yang dilakukan sekelompok pemuja setan yang dipimpin oleh Jonah King (Billy Burke). Milton yang telah menemukan putrinya beserta suaminya dijebak untuk bergabung dengan para pengikut King setelah kematiannya, dimana King telah membunuh anaknya beserta suaminya tersebut karena dia yakin kalau putri Milton adalah kunci dari apa yang dia dan para pengikutnya cari, dan King juga menculik putri mereka (cucu Milton) untuk dijadikan korban persembahan ritual untuk membuka gerbang neraka dan membuat kekacauan di seluruh dunia. Bayi tersebut harus dikorbankan tepat pada saat bulan purnama agar ritual mereka terlaksana. Setelah menginterogasi beberapa pengikut King, Milton menemukan bahwa ritual akan dilaksanakan di Rawa Stillwater, sebuah penjara di Louisiana. Bersama dengan Piper (Amber Heard), seorang pelayan restoran yang telah bertahan untuk melakukan seks dari pacarnya Frank (Todd Farmer) sebelum menikahinya, Milton pun menuju Louisiana.
Piper kemudian menemukan Frank bercinta dengan wanita lain dan mereka masuk ke dalam perkelahian hingga Frank memukulinya. Mengetahui hal itu, Milton pun menolongnya dan perkelahian kembali terjadi antara dia dan Frank. Setelah Milton dapat mengalahkannya, dia mengambil kunci mobil Piper, dan membawanya bersama untuk melanjutkan perjalanannya. Di satu sisi, Sang Akuntan (William Fichtner) tiba di Bumi yang telah diutus neraka untuk membawa Milton kembali. Setelah dapat menginterogasi Frank, ia menemukan bahwa Milton dan Piper sedang menuju ke Louisiana dan dia melakukan trik terhadap dua polisi agar dapat membantunya dengan menyamar sebagai agen FBI.
Di sebuah hotel, Milton sedang berhubungan seks dengan pelayan hotel bernama Candy (Charlotte Ross), dan Piper berada di ruangan lain. Milton kemudian diserang oleh King dan para pengikutnya karena mereka telah mendengar Milton kembali. Milton mampu membunuh sebagian dari mereka sementara dia masih bercinta dengan Candy. Sang Akuntan muncul dengan polisi dan mengejar Milton dan Piper saat keduanya mengejar mobil RV yang di tumpangi King. Milton menggunakan pistol kuno "Pembunuh Tuhan" untuk menembak Akuntan keluar dari jalan. Keduanya kemudian mengikuti King menuju Gereja, dimana mereka masuk Gereja hanya untuk diserang oleh King untuk ditangkap. Piper diculik dan Milton ditembak mati, namun dia terbangun kembali untuk membunuh para pengikut King yang masih ada di Gereja sebelum dia mengejar RV yang membawa Piper sekali lagi.
Di dalam mobil, Piper dapat bebas dan berkelahi dengan King sebelum melompat keluar dari RV ke mobil Milton. Keduanya kemudian bertemu, Webster (David Morse), teman Milton yang menyediakan mereka mobil baru. Piper menemukan bahwa Milton telah meninggalkan putrinya untuk melindungi sahabat lamanya, dan sebab itulah putrinya dapat mudah dimanipulasi oleh King. Dia juga menemukan bahwa pistol "Pembunuh Tuhan" tersebut dicuri Milton dari sang iblis sendiri dan memiliki kekuasaan untuk menghancurkan jiwa seseorang yang tidak akan pernah masuk Surga atau Neraka. Sementara itu, Akuntan menemukan bahwa Milton sedang mencoba untuk menyelamatkan cucunya yang akan dikorbankan dan memutuskan untuk membantunya.
Milton mengatakan kepada Piper bahwa ia tidak dapat menjamin keselamatannya, oleh sebab itu dia harus pergi, namun Piper meyakinkan Milton bahwa dia akan bersamanya sampai akhir. Mereka kemudian melanjutkan perjalanan menuju tempat ritual yang dilakukan King di Smithfalls, dimana dalam perjalanan mereka dapat menghindar dari pasukan Kapten Sheriff (Tom Atkins) dengan bantuan Sang Akuntan untuk tiba di Smithfalls, dimana Milton tiba sebelum King dapat menyembelih cucunya untuk di korbankan. King menembak Milton dan memerintahkan salah satu pengikutnya si Babysitter (Jamie Teer) untuk membunuh bayi tersebut. Namun, seorang wanita yang telah merawat bayi sejak King menculiknya, menemukan dirinya tidak mampu untuk melaksanakan perbuatan tersebut, yang memungkinkan Milton dapat menggunakan pistol "Pembunuh Tuhan" yang ditembakkan kepada King untuk menghancurkan jiwanya.
Sang Akuntan muncul dan mengambil bayi tersebut untuk diberikan kepada Milton, dan Milton menyerahkannya kepada Piper. Dia dan Webster berjanji untuk merawat bayi itu, dan Milton pun meninggal dalam pelukan Piper. Setelah Piper dan Webster meninggalkan tempat tersebut, Milton ditampilkan hidup lagi (dia sudah mati, dan tidak mungkin bisa mati lagi), dan bersama Sang Akuntan dia berjanji untuk kembali ke neraka dengannya, namun dia juga memperingatkan kepadanya bahwa suatu hari nanti ia akan melarikan diri lagi. Akuntan mengklaim bahwa ia berharap akan hal itu, karena mengejarnya adalah hal yang paling menyenangkan.
Monday, February 28, 2011
Hall Pass (2011)
Setelah istirahat sepanjang tahun 2010 dari kegiatan di balik layar, di awal tahun ini Farelly bersaudara mulai kembali aktif dan mengawalinya dengan menyutradarai film komedi, Hall Pass. Sebelumnya, Bobby & Peter Farrelly yang dikenal sebagai sutradara sekaligus penulis ini angkat nama lewat film mereka Dumb and Dumber (1994), There's Something About Mary (1998), dan juga Me, Myself & Irene (2000).
Farelly bersaudara memang terkenal dengan film-film komedi dan salah satu yang tersukses adalah There's Something About Mary, di mana hanya dengan biaya produksi sekitar $23 juta, film tersebut mendapat pendapatan bersih hingga $369,884,651. Selain itu ada banyak penghargaan lain yang didapat oleh film tersebut termasuk menjadi nominator dalam Golden Globe. Begitu pula dengan film Me, Myself & Irene yang juga hampir menyamai raihan film sebelumnya. Meskipun hanya menghabiskan dana sekitar $51 juta, mereka mampu meraup keuntungan hingga $149,270,999.
Untuk Hall Pass, film ini di mulai dari sebuah naskah yang ditulis oleh Pete Jones dan dibeli Bobby & Peter pada September 2005. Studio Conundrum Entertainment, Farrelly bersaudara dengan mitranya Bradley Thomas memproduseri film ini bersama dengan Charlie Wessler yang dimulai pada bulan Februari 2010 di Atlanta. Film ini melibatkan nama-nama bintang yang sudah tidak asing di belantika perfilman Hollywood, termasuk aktor komedi genius yang di tahun 2011 ini juga bermain dalam Midnight in Paris dan pengisi suara Lightning McQueen dalam Car 2; Owen Wilson, aktor komedian yang mulai terkenal ketika bermain dalam serial TV Saturday Night Live; Jason Sudeikis, aktris yang pernah menulis dan menyutradarai LolliLove (2004); Jenna Fischer, aktris pengisi suara Brittany dalam seri Alvin and the Chipmunks; Christina Applegate, serta aktor komedian asal Inggris Stephen Merchant. Dengan menghabiskan biaya produksi sebesar $36 juta, film ini dirilis pada tanggal 25 Februari 2011. --disadur dari majalah cinemags--
Alur Cerita
Rick Mills (Owen Wilson) dan Fred Searing (Jason Sudeikis), merupakan dua orang sahabat dari masa kecil yang memiliki banyak kesamaan, termasuk fakta bahwa mereka masing-masing telah menikah selama bertahun-tahun. Mereka menginginkan udara 'bebas' dan terlepas dari kungkungan istri mereka, Maggie Mills (Jenna Fischer) dan Grace Searing (Christina Applegate), dengan mulai menunjukkan tanda-tanda kegelisahan di rumahnya masing- masing. Menyadari hal ini, Maggie dan Grace kemudian berbicara dengan teman mereka, Dr. Lucy (Joy Behar), dan memutuskan untuk memberi mereka "Pass Hall", yaitu satu minggu kebebasan untuk melakukan apapun yang mereka inginkan termasuk bisa berhubungan seks dengan wanita lain. Mereka yang tidak percaya pada awalnya, namun akhirnya menerima tawaran tersebut dan mencoba untuk mencari wanita dengan teman-temannya: Gary (Stephen Merchant), Flats (J.B. Smoove) dan Hog-Head (Larry Joe Campbell). Maggie dan Grace pun menghabiskan seminggu dari kebebasan para suaminya di rumah orangtua Maggie di Cape Cod, di mana Grace tergoda oleh atlet bernama Gerry (Tyler Hoechlin). Dia mengatakan bahwa jika suami mereka memiliki Hall Pass, mereka juga harus.
Saat istri dan anak mereka pergi, Fred dan Rick kemudian check-in di sebuah motel dan mempersiapkan seminggu 'Hall Pass' mereka. Di saat itulah, mereka memutuskan untuk makan sebelum pergi ke bar lokal, yang mengakibatkan mereka terlalu lelah dan lebih memilih untuk menginap di sebuah hotel.
Di hari kedua, mereka makan brownies rasa ganja yang ditawarkan oleh Gary, dan memutuskan untuk bermain golf. Namun dalam permainan golf, mereka melompati lubang terlalu tinggi dan akhirnya mendatangkan malapetaka di lapangan.
Di hari ketiga, Rick dan Fred pergi ke bar dengan teman- teman mereka, namun mereka gagal untuk memberi kesan kepada wanita-wanita ditempat tersebut. Mereka pun memutuskan untuk mabuk agar merasa lebih bebas, namun sikap mereka terlalu jauh dan mengakibatkan pertengkaran dengan pelanggan lain. Mereka akhirnya tidak sadar telah menghabiskan empat hari dengan tidur di hotel karena mabuk berat.
Di hari kelima, Rick pergi ke toko kopi lokal dan dia tergoda oleh seorang pelayan menarik bernama Leigh (Nicky Whelan), dimana Rick dibuat jengkel oleh rekan kerja Leigh bernama Brent (Derek Waters) yang menghinanya. Ketika bertemu Rick kembali, Leigh terkesan terhadapnya dan mereka mungkin dapat bertemu lagi di gym lokal. Mereka kemudian bertemu di sana, dan Rick mengundangnya untuk minum bir setelah mereka berlatih. Sebelumnya, Rick memutuskan untuk duduk di bak mandi air panas, namun dia tertidur di bak selama beberapa jam yang berakhir dengan otot-ototnya terlalu lemah untuk di gerakkan. Sementara itu di Cape Cod, Grace dan Gerry menjadi lebih dekat, sementara Maggie menemukan dirinya tertarik kepada pelatih Gerry bernama Gerald Ahem.
Di hari keenam, Rick dan Fred pergi ke bar yang dijuluki dengan nama 'Enter the Dragon' dengan teman mereka bernama Coakley (Richard Jenkins). Di tempat itulah Rick bertemu pengasuh anak-anaknya bernama Paige (Alexandra Daddario), yang baru saja merayakan ulang tahunnya ke-21 dan datang bersama bibinya. Paige mengaku tertarik kepada Rick, namun Rick mengacuhkannya dengan menghampiri Leigh untuk berdansa dengannya. Brent yang menjadi DJ di pesta tersebut, marah mengetahui hal ini. Setelah pesta berakhir, Rick pergi menghampiri Coakley sementara Fred membawa gadis ke kamar motelnya. Namun si gadis merasa sakit, dan setelah insiden kecil di kamar mandi si gadis disuruh pulang oleh Fred sebelum mereka bisa berhubungan seks. Di malam itu juga, Bibi Paige muncul di kamar dan menyangka Fred adalah Rick, yang akhirnya sang bibi merayunya. Fred pun akhirnya melayani seks oral terhadap sang bibi sampai mereka terganggu oleh kedatangan Rick.
Sementara itu, Gerald mencoba merayu Maggie, namun dia berusaha menghindar. Di sisi lain, Grace akhirnya berhubungan seks dengan Gerry, dan mengatakan hanya sekali ini saja dia mau melakukannya. Merasa telah mengkhianati suaminya, Grace segera kembali ke rumah dengan menangis dan dia merasa bersalah telah melakukan kecurangan terhadap Fred, yang mengakibatkan terjadi kecelakaan mobil pada dirinya.
Di rumah Coakley, Rick bertemu Leigh yang menawarkan dia untuk berhubungan sex. Pada awalnya Rick ingin melakukannya, namun akhirnya dia menolaknya, karena dia tidak ingin mengkhianati Maggie. Setelah itu, dia meninggalkan Leigh setelah mendengar kecelakaan yang menimpa Grace. Rick kemudian dihampiri oleh Brent yang marah kepadanya karena dia telah pergi keluar dengan Leigh. Rick berusaha menenangkan Brent yang cemburu dan menuju ke hotel dimana ia menemukan Paige yang marah karena berpikir dia telah berhubungan seks dengan bibinya. Mereka pun memasuki kamar dan menemukan Fred bersama dengan bibi Paige. Setelah mengetahui kebenarannya, sang bibi menendang wajah Fred di kamar tersebut karena telah mengaku sebagai Rick.
Setelah mendengar tentang kecelakaan yang dialami Grace, Fred mencoba untuk pergi ke rumah sakit namun dia menemukan Brent telah merusak mobilnya karena dikira itu adalah mobil Rick. Setelah Brent melihat bibi Paige yang ternyata adalah ibunya keluar dari hotel, Brent berpikir Fred telah berhubungan seks dengan ibunya dan mencoba untuk membunuhnya juga, namun Rick dan Fred dapat selamat karena Brent kehabisan peluru. Mereka berdua kemudian masuk ke dalam mobil dan menuju ke rumah sakit dimana Brent dan polisi mengejar mereka. Di rumah sakit, Brent akhirnya ditangkap karena telah melakukan penyerangan.
Rick pun pulang ke rumah dan bertemu Maggie. Dia mengatakan padanya bahwa dia tidak menggunakan 'Hall Pass' dan dia teringat saat kehilangan keperjakaannya adalah saat bersamanya, dan Maggie adalah satu- satunya wanita yang pernah berhubungan seks dengannya. Tergerak oleh pengakuan Rick, mereka akhirnya berdamai dan melakukan hubungan seks untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan terakhir.
Fred dan Grace juga berdamai dan memutuskan untuk menyembunyikan kecurangan mereka satu sama lain. Namun, Fred akhirnya mengakui bahwa ia menggunakan 'Hall Pass' bersama bibi Paige saat Grace bertanya kepadanya untuk ikut menonton acara An Evening With Kathy Griffin.
Farelly bersaudara memang terkenal dengan film-film komedi dan salah satu yang tersukses adalah There's Something About Mary, di mana hanya dengan biaya produksi sekitar $23 juta, film tersebut mendapat pendapatan bersih hingga $369,884,651. Selain itu ada banyak penghargaan lain yang didapat oleh film tersebut termasuk menjadi nominator dalam Golden Globe. Begitu pula dengan film Me, Myself & Irene yang juga hampir menyamai raihan film sebelumnya. Meskipun hanya menghabiskan dana sekitar $51 juta, mereka mampu meraup keuntungan hingga $149,270,999.
Untuk Hall Pass, film ini di mulai dari sebuah naskah yang ditulis oleh Pete Jones dan dibeli Bobby & Peter pada September 2005. Studio Conundrum Entertainment, Farrelly bersaudara dengan mitranya Bradley Thomas memproduseri film ini bersama dengan Charlie Wessler yang dimulai pada bulan Februari 2010 di Atlanta. Film ini melibatkan nama-nama bintang yang sudah tidak asing di belantika perfilman Hollywood, termasuk aktor komedi genius yang di tahun 2011 ini juga bermain dalam Midnight in Paris dan pengisi suara Lightning McQueen dalam Car 2; Owen Wilson, aktor komedian yang mulai terkenal ketika bermain dalam serial TV Saturday Night Live; Jason Sudeikis, aktris yang pernah menulis dan menyutradarai LolliLove (2004); Jenna Fischer, aktris pengisi suara Brittany dalam seri Alvin and the Chipmunks; Christina Applegate, serta aktor komedian asal Inggris Stephen Merchant. Dengan menghabiskan biaya produksi sebesar $36 juta, film ini dirilis pada tanggal 25 Februari 2011. --disadur dari majalah cinemags--
Alur Cerita
Rick Mills (Owen Wilson) dan Fred Searing (Jason Sudeikis), merupakan dua orang sahabat dari masa kecil yang memiliki banyak kesamaan, termasuk fakta bahwa mereka masing-masing telah menikah selama bertahun-tahun. Mereka menginginkan udara 'bebas' dan terlepas dari kungkungan istri mereka, Maggie Mills (Jenna Fischer) dan Grace Searing (Christina Applegate), dengan mulai menunjukkan tanda-tanda kegelisahan di rumahnya masing- masing. Menyadari hal ini, Maggie dan Grace kemudian berbicara dengan teman mereka, Dr. Lucy (Joy Behar), dan memutuskan untuk memberi mereka "Pass Hall", yaitu satu minggu kebebasan untuk melakukan apapun yang mereka inginkan termasuk bisa berhubungan seks dengan wanita lain. Mereka yang tidak percaya pada awalnya, namun akhirnya menerima tawaran tersebut dan mencoba untuk mencari wanita dengan teman-temannya: Gary (Stephen Merchant), Flats (J.B. Smoove) dan Hog-Head (Larry Joe Campbell). Maggie dan Grace pun menghabiskan seminggu dari kebebasan para suaminya di rumah orangtua Maggie di Cape Cod, di mana Grace tergoda oleh atlet bernama Gerry (Tyler Hoechlin). Dia mengatakan bahwa jika suami mereka memiliki Hall Pass, mereka juga harus.
Saat istri dan anak mereka pergi, Fred dan Rick kemudian check-in di sebuah motel dan mempersiapkan seminggu 'Hall Pass' mereka. Di saat itulah, mereka memutuskan untuk makan sebelum pergi ke bar lokal, yang mengakibatkan mereka terlalu lelah dan lebih memilih untuk menginap di sebuah hotel.
Di hari kedua, mereka makan brownies rasa ganja yang ditawarkan oleh Gary, dan memutuskan untuk bermain golf. Namun dalam permainan golf, mereka melompati lubang terlalu tinggi dan akhirnya mendatangkan malapetaka di lapangan.
Di hari ketiga, Rick dan Fred pergi ke bar dengan teman- teman mereka, namun mereka gagal untuk memberi kesan kepada wanita-wanita ditempat tersebut. Mereka pun memutuskan untuk mabuk agar merasa lebih bebas, namun sikap mereka terlalu jauh dan mengakibatkan pertengkaran dengan pelanggan lain. Mereka akhirnya tidak sadar telah menghabiskan empat hari dengan tidur di hotel karena mabuk berat.
Di hari kelima, Rick pergi ke toko kopi lokal dan dia tergoda oleh seorang pelayan menarik bernama Leigh (Nicky Whelan), dimana Rick dibuat jengkel oleh rekan kerja Leigh bernama Brent (Derek Waters) yang menghinanya. Ketika bertemu Rick kembali, Leigh terkesan terhadapnya dan mereka mungkin dapat bertemu lagi di gym lokal. Mereka kemudian bertemu di sana, dan Rick mengundangnya untuk minum bir setelah mereka berlatih. Sebelumnya, Rick memutuskan untuk duduk di bak mandi air panas, namun dia tertidur di bak selama beberapa jam yang berakhir dengan otot-ototnya terlalu lemah untuk di gerakkan. Sementara itu di Cape Cod, Grace dan Gerry menjadi lebih dekat, sementara Maggie menemukan dirinya tertarik kepada pelatih Gerry bernama Gerald Ahem.
Di hari keenam, Rick dan Fred pergi ke bar yang dijuluki dengan nama 'Enter the Dragon' dengan teman mereka bernama Coakley (Richard Jenkins). Di tempat itulah Rick bertemu pengasuh anak-anaknya bernama Paige (Alexandra Daddario), yang baru saja merayakan ulang tahunnya ke-21 dan datang bersama bibinya. Paige mengaku tertarik kepada Rick, namun Rick mengacuhkannya dengan menghampiri Leigh untuk berdansa dengannya. Brent yang menjadi DJ di pesta tersebut, marah mengetahui hal ini. Setelah pesta berakhir, Rick pergi menghampiri Coakley sementara Fred membawa gadis ke kamar motelnya. Namun si gadis merasa sakit, dan setelah insiden kecil di kamar mandi si gadis disuruh pulang oleh Fred sebelum mereka bisa berhubungan seks. Di malam itu juga, Bibi Paige muncul di kamar dan menyangka Fred adalah Rick, yang akhirnya sang bibi merayunya. Fred pun akhirnya melayani seks oral terhadap sang bibi sampai mereka terganggu oleh kedatangan Rick.
Sementara itu, Gerald mencoba merayu Maggie, namun dia berusaha menghindar. Di sisi lain, Grace akhirnya berhubungan seks dengan Gerry, dan mengatakan hanya sekali ini saja dia mau melakukannya. Merasa telah mengkhianati suaminya, Grace segera kembali ke rumah dengan menangis dan dia merasa bersalah telah melakukan kecurangan terhadap Fred, yang mengakibatkan terjadi kecelakaan mobil pada dirinya.
Di rumah Coakley, Rick bertemu Leigh yang menawarkan dia untuk berhubungan sex. Pada awalnya Rick ingin melakukannya, namun akhirnya dia menolaknya, karena dia tidak ingin mengkhianati Maggie. Setelah itu, dia meninggalkan Leigh setelah mendengar kecelakaan yang menimpa Grace. Rick kemudian dihampiri oleh Brent yang marah kepadanya karena dia telah pergi keluar dengan Leigh. Rick berusaha menenangkan Brent yang cemburu dan menuju ke hotel dimana ia menemukan Paige yang marah karena berpikir dia telah berhubungan seks dengan bibinya. Mereka pun memasuki kamar dan menemukan Fred bersama dengan bibi Paige. Setelah mengetahui kebenarannya, sang bibi menendang wajah Fred di kamar tersebut karena telah mengaku sebagai Rick.
Setelah mendengar tentang kecelakaan yang dialami Grace, Fred mencoba untuk pergi ke rumah sakit namun dia menemukan Brent telah merusak mobilnya karena dikira itu adalah mobil Rick. Setelah Brent melihat bibi Paige yang ternyata adalah ibunya keluar dari hotel, Brent berpikir Fred telah berhubungan seks dengan ibunya dan mencoba untuk membunuhnya juga, namun Rick dan Fred dapat selamat karena Brent kehabisan peluru. Mereka berdua kemudian masuk ke dalam mobil dan menuju ke rumah sakit dimana Brent dan polisi mengejar mereka. Di rumah sakit, Brent akhirnya ditangkap karena telah melakukan penyerangan.
Rick pun pulang ke rumah dan bertemu Maggie. Dia mengatakan padanya bahwa dia tidak menggunakan 'Hall Pass' dan dia teringat saat kehilangan keperjakaannya adalah saat bersamanya, dan Maggie adalah satu- satunya wanita yang pernah berhubungan seks dengannya. Tergerak oleh pengakuan Rick, mereka akhirnya berdamai dan melakukan hubungan seks untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan terakhir.
Fred dan Grace juga berdamai dan memutuskan untuk menyembunyikan kecurangan mereka satu sama lain. Namun, Fred akhirnya mengakui bahwa ia menggunakan 'Hall Pass' bersama bibi Paige saat Grace bertanya kepadanya untuk ikut menonton acara An Evening With Kathy Griffin.
Thursday, February 24, 2011
Inception (2010)
Inception merupakan sebuah film fiksi ilmiah di tahun 2010 yang ditulis, diproduksi, dan disutradarai oleh Christopher Nolan. Film ini dibintangi oleh Leonardo DiCaprio dan Michael Caine. DiCaprio berperan sebagai Dom Cobb, seorang mata-mata khusus. Pengembangan film ini dimulai sekitar sembilan tahun sebelum Inception dirilis. Pada tahun 2001, Nolan menulis 80 halaman skenario tentang cerita ini, yang idenya ini di presentasikan untuk Warner Bros. Cerita awalnya direncanakan untuk dijadikan sebuah film horor.
Ia merasa harus memiliki pengalaman lebih di film berskala besar, Nolan memilih untuk bekerja untuk film Batman Begins, The Prestige, dan The Dark Knight. Dia menghabiskan enam bulan memoles script untuk Inception sebelum Warner Bros membelinya pada bulan Februari 2009. Film ini membentang di enam negara dan empat benua, dimulai di Tokyo pada tanggal 19 Juni 2009, dan terakhir di Kanada pada akhir November 2009.
Biaya film ini secara resmi dianggarkan sebesar $160 juta, dengan biaya yang dibagi antara Warner Bros dan Legendary Pictures. Reputasi Nolan yang sukses dengan menggarap The Dark Knight membantu mengamankan film ini dengan menghasilkan $100 juta dalam promosinya. Peluncuran perdana film ini di London pada 8 Juli 2010, dan dirilis di IMAX teater pada tanggal 14 Juli 2010. Film ini menerima 8 nominasi penghargaan pada Academy Awards, termasuk Best Picture, Original Screenplay (Nolan), dan Cinematography (Pfister). Selain hasil dari box office yang kuat, film ini juga menghasilkan $68.644.403 pada penjualan DVD.
Ringkasan Cerita
Dom Cobb (Leonardo DiCaprio) dan partnernya Arthur (Joseph Gordon-Levitt) adalah dua orang CEO di sebuah perusahaan besar. Di sisi lain Cobb punya ambisi lebih dari itu dan berencana mengatur perusahaan sekehendak hatinya namun Cobb tak mau melakukannya dengan cara tradisional. Ia bermaksud memasuki alam mimpi orang lain untuk memanipulasi mereka tanpa mereka sadari. Dalam menjalankan misinya, Cobb bersama timnya berhasil menemukan teknologi untuk memasuki mimpi orang lain dan mengaturnya seperti yang mereka kehendaki.
Sayangnya di saat yang bersamaan Cobb harus berurusan dengan istrinya Mal (Marion Cotillard) yang ternyata lebih suka tinggal di alam mimpi daripada dalam kehidupan nyata dan ia berusaha meyakinkan Cobb untuk tetap tinggal di alam mimpi ini. Celakanya lagi untuk mencapai harapannya ini, istri Cobb nekat bunuh diri di alam mimpi yang akhirnya membuat Cobb harus berurusan dengan hukum karena kematian yang terjadi di alam mimpi itu.
Cobb didekati oleh Mr. Saito (Ken Watanabe), pengusaha kaya yang meminta Cobb dan timnya untuk melakukan inception, yaitu menanamkan suatu pemikiran kedalam pikiran seseorang melalui mimpinya. Saito pun ingin menanamkan sebuah pemikiran kepada pengusaha saingannya Robert Fischer (Cillian Murphy) yang akan mewarisi perusahaan ketika ayahnya Maurice Fischer (Pete Postlethwaite) yang sedang sekarat. Gagasan yang ingin ditanamkan adalah agar Robert melepaskan diri dari kerajaan bisnis bapaknya dan memulai bisnis sendiri dari awal, atau dengan kata lain mencegah bisnis bapaknya berkembang lebih besar, memonopoli, dan tentu saja mengancam bisnis Saito. Jika Cobb berhasil, Saito berjanji untuk membersihkan Cobb dari tuduhan pembunuhan atas kematian istrinya, memungkinkan Cobb untuk masuk kembali ke Amerika Serikat dan bersatu kembali dengan anak-anaknya.
Cobb merekrut anggota tim yang terdiri dari (selain Arthur dan dia sendiri): Eames (Tom Hardy) yang mempunyai keahlian mengubah wujud fisiknya di dalam mimpi, ahli kimia yang ahli dalam hal obat- obatan sedatif (semacam obat penenang) Yusuf (Dileep Rao), dan Ariadne (Ellen Page) seorang arsitek yang bertugas merancang dunia mimpi.
Di dunia mimpi itulah, Cobb dihantui oleh bayang- bayang almarhumah istrinya. Parahnya, bayang-bayang Mal dalam kepala Cobb ini tidak hanya menghantui pikirannya, tapi juga menyabotase misinya. Di suatu adegan, ketika diam-diam Ariadne menyusup ke dalam mimpi Cobb, Cobb terpaksa meninggalkan Amerika dan kedua anaknya untuk menghindari tuduhan pembunuhan.
Ia merasa harus memiliki pengalaman lebih di film berskala besar, Nolan memilih untuk bekerja untuk film Batman Begins, The Prestige, dan The Dark Knight. Dia menghabiskan enam bulan memoles script untuk Inception sebelum Warner Bros membelinya pada bulan Februari 2009. Film ini membentang di enam negara dan empat benua, dimulai di Tokyo pada tanggal 19 Juni 2009, dan terakhir di Kanada pada akhir November 2009.
Biaya film ini secara resmi dianggarkan sebesar $160 juta, dengan biaya yang dibagi antara Warner Bros dan Legendary Pictures. Reputasi Nolan yang sukses dengan menggarap The Dark Knight membantu mengamankan film ini dengan menghasilkan $100 juta dalam promosinya. Peluncuran perdana film ini di London pada 8 Juli 2010, dan dirilis di IMAX teater pada tanggal 14 Juli 2010. Film ini menerima 8 nominasi penghargaan pada Academy Awards, termasuk Best Picture, Original Screenplay (Nolan), dan Cinematography (Pfister). Selain hasil dari box office yang kuat, film ini juga menghasilkan $68.644.403 pada penjualan DVD.
Ringkasan Cerita
Dom Cobb (Leonardo DiCaprio) dan partnernya Arthur (Joseph Gordon-Levitt) adalah dua orang CEO di sebuah perusahaan besar. Di sisi lain Cobb punya ambisi lebih dari itu dan berencana mengatur perusahaan sekehendak hatinya namun Cobb tak mau melakukannya dengan cara tradisional. Ia bermaksud memasuki alam mimpi orang lain untuk memanipulasi mereka tanpa mereka sadari. Dalam menjalankan misinya, Cobb bersama timnya berhasil menemukan teknologi untuk memasuki mimpi orang lain dan mengaturnya seperti yang mereka kehendaki.
Sayangnya di saat yang bersamaan Cobb harus berurusan dengan istrinya Mal (Marion Cotillard) yang ternyata lebih suka tinggal di alam mimpi daripada dalam kehidupan nyata dan ia berusaha meyakinkan Cobb untuk tetap tinggal di alam mimpi ini. Celakanya lagi untuk mencapai harapannya ini, istri Cobb nekat bunuh diri di alam mimpi yang akhirnya membuat Cobb harus berurusan dengan hukum karena kematian yang terjadi di alam mimpi itu.
Cobb didekati oleh Mr. Saito (Ken Watanabe), pengusaha kaya yang meminta Cobb dan timnya untuk melakukan inception, yaitu menanamkan suatu pemikiran kedalam pikiran seseorang melalui mimpinya. Saito pun ingin menanamkan sebuah pemikiran kepada pengusaha saingannya Robert Fischer (Cillian Murphy) yang akan mewarisi perusahaan ketika ayahnya Maurice Fischer (Pete Postlethwaite) yang sedang sekarat. Gagasan yang ingin ditanamkan adalah agar Robert melepaskan diri dari kerajaan bisnis bapaknya dan memulai bisnis sendiri dari awal, atau dengan kata lain mencegah bisnis bapaknya berkembang lebih besar, memonopoli, dan tentu saja mengancam bisnis Saito. Jika Cobb berhasil, Saito berjanji untuk membersihkan Cobb dari tuduhan pembunuhan atas kematian istrinya, memungkinkan Cobb untuk masuk kembali ke Amerika Serikat dan bersatu kembali dengan anak-anaknya.
Cobb merekrut anggota tim yang terdiri dari (selain Arthur dan dia sendiri): Eames (Tom Hardy) yang mempunyai keahlian mengubah wujud fisiknya di dalam mimpi, ahli kimia yang ahli dalam hal obat- obatan sedatif (semacam obat penenang) Yusuf (Dileep Rao), dan Ariadne (Ellen Page) seorang arsitek yang bertugas merancang dunia mimpi.
Di dunia mimpi itulah, Cobb dihantui oleh bayang- bayang almarhumah istrinya. Parahnya, bayang-bayang Mal dalam kepala Cobb ini tidak hanya menghantui pikirannya, tapi juga menyabotase misinya. Di suatu adegan, ketika diam-diam Ariadne menyusup ke dalam mimpi Cobb, Cobb terpaksa meninggalkan Amerika dan kedua anaknya untuk menghindari tuduhan pembunuhan.
Wednesday, February 23, 2011
127 Hours (2010)
127 Hours merupakan sebuah film petualangan/ biografi di tahun 2010 yang disutradarai oleh Danny Boyle. Film ini dibintangi oleh James Franco yang berperan sebagai Aron Ralston, seorang pendaki gunung di kehidupan nyata, yang terjebak di sebuah batu besar di Robbers Roost, Utah selama lebih dari lima hari pada tahun 2003. Film yang diadaptasikan dari otobiografi Ralston berjudul Between a Rock and a Hard Place ini ditulis oleh Boyle dan Simon Beaufoy, dan dirilis terbatas di Amerika Serikat pada tanggal 12 November 2010, dan dirilis secara internasional pada tanggal 28 Januari 2011. Film ini diproduseri oleh Christian Colson, yang sebelumnya bekerja sama dengan John Smithson dalam film Slumdog Millionaire (2008).
Boyle ingin membuat film tentang cobaan yang dialami Ralston ini selama empat tahun. Boyle menyutradarai untuk film ini dan Simon Beaufoy menulis skenarionya.
Tabloid News of the World memberitakan pada bulan November 2009 bahwa awalnya Cillian Murphy adalah yang Boyle pilih untuk berperan sebagai Ralston. Tapi pada bulan Januari 2010, diberitakan Franco yang akan berperan sebagai Ralston. Boyle dan Fox Searchlight mengumumkan rencana untuk membuat film ini pada bulan November 2009. dimulai bulan Maret 2010 di Utah. Boyle dimaksudkan untuk suting film bagian pertama dari film ini tanpa dialog. Pada 17 Juni 2010, film ini mulai pasca-produksi.
Adegan amputasi adalah hasil karya efek fisual dari Tony Gardner dan timnya pada Alterian, Inc., dengan bantuan tenaga medis. Boyle saat suting seluruh adegan film ini dalam satu pengambilan dengan beberapa kamera agar setiap adegan dinilai seperti nyata.
Alur Cerita
Pada tanggal 25 April 2003, Aron Ralston (James Franco) mempersiapkan dirinya untuk melakukan perjalanan ke Canyonlands National Park di Utah, dan dia mengemudi di malam hari. Keesokan paginya, dia bersepeda melalui taman, yang bertujuan untuk menyingkat waktu dari perkiraan buku panduan untuk mencapai tujuannya. Lalu dia berjalan kaki, berlari pada bebatuan ketika ia menjumpai dua pejalan kaki di lembah itu, Kristi (Kate Mara) dan Megan (Amber Tamblyn), yang sedang tersesat untuk menuju ke kubah. Ralston meyakinkan pasangan bahwa ia bisa memandu jalan dan menawarkan untuk menunjukkan jalan yang lebih baik dan menyenangkan daripada yang telah mereka coba untuk menemukan. Ralston kemudian memimpin mereka melewati lembah yang sempit, termasuk melompat ke kolam bawah tanah, di mana ketiganya mengulanginya dengan terjun dan memfilmkannya menggunakan kamera video Ralston. Ketika mereka berpisah, Kristi dan Megan mengundang Ralston untuk datang ke pesta mereka di malam berikutnya, dan dia berjanji untuk hadir. Namun, mereka ragu Ralston akan datang.
Ralston melanjutkan perjalanannya menuju Tebing John Biru melalui lorong sempit di mana batu-batu yang dilewati terjepit di antara dinding-dinding batu. Saat ia turun, salah satu batu yang diinjak Ralston terlepas dan dia jatuh ke dasar ngarai dimana batu tersebut menghimpit lengannya pada dinding ngarai, yang membuatnya terjebak. Dia awalnya berteriak minta tolong, tapi tak seorang pun bisa mendengar karena jaraknya. Saat ia menyadari kenyataan bahwa ia sendiri, dia mulai merekam dirinya pada kamera video sebagai diary, dan peralatan multi-guna disakunya dikeluarkan mencoba dibuat untuk menyingkirkan batu. Dia juga mulai menghemat air dan makanan.
Saat dia menyadari upayanya untuk melepaskan lengannya pada batu sia-sia, dia mulai mencoba untuk memotong lengannya, tetapi dia menemukan pisau yang dibawanya terlalu tumpul untuk memotong kulitnya. Dia kemudian menusuk lengannya, namun ia sadar kalau pisaunya tak akan mampu menembus tulang. Ralston kemudian menemukan dirinya kehabisan air dan terpaksa dia harus minum air kencingnya sendiri. Ralston menjadi putus asa saat ia merasa dirinya sedang sekarat. Dia mulai mengingat tentang hubungan dan pengalaman masa lalunya, termasuk dengan mantan kekasihnya Rana (Clémence Poésy), adiknya Sonja (Lizzy Caplan), sang ayah Larry (Treat Williams), dan ibunya Donna (Kate Burton). Dan dia juga teringat dengan dua pendaki yang ia temui sebelum kecelakaan. Setelah merenungkan tentang nasibnya, dia menyadari bahwa segala yang telah ia lakukan telah membimbingnya untuk cobaan ini, dan bahwa dia ditakdirkan untuk mati sendirian di tempat itu.
Setelah lima hari, Ralston mendapatkan firasat tentang anaknya dikemudian hari. Dia akhirnya mengumpulkan kekuatan yang cukup sebelum mengamputasi lengannya dengan pisau tumpul, menyumbat pembuluh darahnya dengan isolasi dan menggunakan tali yang digunakan memanjat untuk mengencangkannya. Setelah pemotongan selesai, dia membungkus lengannya yang buntung. Dia kemudian berusaha keluar dari tempat itu, di mana Ralston dipaksa menuruni dan mendaki tebing yang berjarak beberapa mil. Kelelahan dan berlumuran darah, Ralston akhirnya menemukan tiga pejalan kaki yang memberi bantuan dan mengevakuasinya dengan memanggilkan sebuah helikopter.
Film berakhir dengan menampilkan kehidupan Aron Ralston yang asli, dimana firasatnya menjadi kenyataan. Tiga tahun kemudian dia bertemu istrinya, Jessica Ralston, dan putra mereka, Leo, lahir pada bulan Februari 2010. Namun, Ralston tetap menjadi pendaki dan pejelajah tebing. Dia selalu meninggalkan pesan ke mana tujuan perginya.
Boyle ingin membuat film tentang cobaan yang dialami Ralston ini selama empat tahun. Boyle menyutradarai untuk film ini dan Simon Beaufoy menulis skenarionya.
Tabloid News of the World memberitakan pada bulan November 2009 bahwa awalnya Cillian Murphy adalah yang Boyle pilih untuk berperan sebagai Ralston. Tapi pada bulan Januari 2010, diberitakan Franco yang akan berperan sebagai Ralston. Boyle dan Fox Searchlight mengumumkan rencana untuk membuat film ini pada bulan November 2009. dimulai bulan Maret 2010 di Utah. Boyle dimaksudkan untuk suting film bagian pertama dari film ini tanpa dialog. Pada 17 Juni 2010, film ini mulai pasca-produksi.
Adegan amputasi adalah hasil karya efek fisual dari Tony Gardner dan timnya pada Alterian, Inc., dengan bantuan tenaga medis. Boyle saat suting seluruh adegan film ini dalam satu pengambilan dengan beberapa kamera agar setiap adegan dinilai seperti nyata.
Alur Cerita
Pada tanggal 25 April 2003, Aron Ralston (James Franco) mempersiapkan dirinya untuk melakukan perjalanan ke Canyonlands National Park di Utah, dan dia mengemudi di malam hari. Keesokan paginya, dia bersepeda melalui taman, yang bertujuan untuk menyingkat waktu dari perkiraan buku panduan untuk mencapai tujuannya. Lalu dia berjalan kaki, berlari pada bebatuan ketika ia menjumpai dua pejalan kaki di lembah itu, Kristi (Kate Mara) dan Megan (Amber Tamblyn), yang sedang tersesat untuk menuju ke kubah. Ralston meyakinkan pasangan bahwa ia bisa memandu jalan dan menawarkan untuk menunjukkan jalan yang lebih baik dan menyenangkan daripada yang telah mereka coba untuk menemukan. Ralston kemudian memimpin mereka melewati lembah yang sempit, termasuk melompat ke kolam bawah tanah, di mana ketiganya mengulanginya dengan terjun dan memfilmkannya menggunakan kamera video Ralston. Ketika mereka berpisah, Kristi dan Megan mengundang Ralston untuk datang ke pesta mereka di malam berikutnya, dan dia berjanji untuk hadir. Namun, mereka ragu Ralston akan datang.
Ralston melanjutkan perjalanannya menuju Tebing John Biru melalui lorong sempit di mana batu-batu yang dilewati terjepit di antara dinding-dinding batu. Saat ia turun, salah satu batu yang diinjak Ralston terlepas dan dia jatuh ke dasar ngarai dimana batu tersebut menghimpit lengannya pada dinding ngarai, yang membuatnya terjebak. Dia awalnya berteriak minta tolong, tapi tak seorang pun bisa mendengar karena jaraknya. Saat ia menyadari kenyataan bahwa ia sendiri, dia mulai merekam dirinya pada kamera video sebagai diary, dan peralatan multi-guna disakunya dikeluarkan mencoba dibuat untuk menyingkirkan batu. Dia juga mulai menghemat air dan makanan.
Saat dia menyadari upayanya untuk melepaskan lengannya pada batu sia-sia, dia mulai mencoba untuk memotong lengannya, tetapi dia menemukan pisau yang dibawanya terlalu tumpul untuk memotong kulitnya. Dia kemudian menusuk lengannya, namun ia sadar kalau pisaunya tak akan mampu menembus tulang. Ralston kemudian menemukan dirinya kehabisan air dan terpaksa dia harus minum air kencingnya sendiri. Ralston menjadi putus asa saat ia merasa dirinya sedang sekarat. Dia mulai mengingat tentang hubungan dan pengalaman masa lalunya, termasuk dengan mantan kekasihnya Rana (Clémence Poésy), adiknya Sonja (Lizzy Caplan), sang ayah Larry (Treat Williams), dan ibunya Donna (Kate Burton). Dan dia juga teringat dengan dua pendaki yang ia temui sebelum kecelakaan. Setelah merenungkan tentang nasibnya, dia menyadari bahwa segala yang telah ia lakukan telah membimbingnya untuk cobaan ini, dan bahwa dia ditakdirkan untuk mati sendirian di tempat itu.
Setelah lima hari, Ralston mendapatkan firasat tentang anaknya dikemudian hari. Dia akhirnya mengumpulkan kekuatan yang cukup sebelum mengamputasi lengannya dengan pisau tumpul, menyumbat pembuluh darahnya dengan isolasi dan menggunakan tali yang digunakan memanjat untuk mengencangkannya. Setelah pemotongan selesai, dia membungkus lengannya yang buntung. Dia kemudian berusaha keluar dari tempat itu, di mana Ralston dipaksa menuruni dan mendaki tebing yang berjarak beberapa mil. Kelelahan dan berlumuran darah, Ralston akhirnya menemukan tiga pejalan kaki yang memberi bantuan dan mengevakuasinya dengan memanggilkan sebuah helikopter.
Film berakhir dengan menampilkan kehidupan Aron Ralston yang asli, dimana firasatnya menjadi kenyataan. Tiga tahun kemudian dia bertemu istrinya, Jessica Ralston, dan putra mereka, Leo, lahir pada bulan Februari 2010. Namun, Ralston tetap menjadi pendaki dan pejelajah tebing. Dia selalu meninggalkan pesan ke mana tujuan perginya.
Sunday, February 20, 2011
I Am Number Four (2011)
Setelah terdengar sayup-sayup sejak berperan sebagai Alex Rider dalam Stormbreaker (2006), akhirnya Alex Pettyfer berkesempatan untuk mencoba sekali lagi peruntungannya di Hollywood. Kesempatan aktor Inggris ini untuk melejit cukup terbuka lebar, karena kali ini ia berkolaborasi dengan sutradara kenamaan; D.J. Caruso, yang dikenal berkat film-film suksesnya seperti Disturbia (2007) dan Eagle Eye (2008). Dalam film yang diperkirakan menghabiskan biaya produksi sebesar $50 - 60 juta ini, aktor yang tahun 2011 juga bermain dalam Beastly ini berperan sebagai John Smith dalam; I Am Number Four.
Selain Pettyfer, film ini juga dibintangi oleh aktor yang sebelumnya berperan sebagai kekasih Agron dalam Percy Jackson & the Olympians: The Lightning Thief (2010); Jake Abel, aktor remaja berkebangsaan Australia yang di film ini berperan sebagai Sam sahabat karib Number Four; Callan McAuliffe, pengisi suara karakter Roh Barat dalam Rango (2011); Timothy Olyphant, aktris asal Australia yang sebelumnya bermain dalam The Sorcerer's Apprentice (2010); Teresa Palmer, aktris sekaligus penyanyi asal Amerika; Dianna Agron, dan juga aktor yang pernah berperan sebagai The Blob dalam X-Men Origins: Wolverine (2009); Kevin Durand. I Am Number Four juga sempat menjadi rebutan antara DreamWorks dan J.J. Abrams, dan hasilnya DreamWorks berhasil memenangkan pada Juni 2009. Awalnya, Michael Bay diharapkan menyutradarai sekaligus memproduseri film yang diharapkan dapat menjadi franchise ini, namun karena kesibukannya membuat Transformers: Dark of the Moon (2011), posisi tersebut diberikan kepada D.J. Caruso.
Film yang spesial efeknya dikerjakan oleh Industrial Light & Magic ini merupakan adaptasi dari novel berjudul sama buah pena Pittacus Lore, nama pena dari Jobie Hughes dan James Frey. Hak cipta adaptasi I Am Number Four telah dibeli oleh DreamWorks jauh sebelum novelnya terbit secara resmi. Ya, novelnya sendiri baru terbit pertama kali pada 3 Agustus 2010, sedangkan DreamWorks telah mendapatkan hak cipta tersebut sejak Juni 2009. Setelah film ini dirilis, I Am Number Four telah berada dalam daftar Best Seller selama enam minggu di Amerika Serikat. Novel yang mulai beredar di Indonesia pada Januari 2011 lalu ini dituturkan dalam sudut pandang orang pertama tunggal, dalam hal ini adalah sudut pandang John Smith a.k.a. Number Four. Cara penuturan yang cepat membuat novel penuh aksi ini berhasil mempermainkan emosi pembacanya sejak awal. Dan akhirnya, film ini dirilis pada tanggal 18 Februari oleh Touchstone Pictures. --disadur dari majalah cinemags--
Alur Cerita
John Smith (Alex Pettyfer) adalah alien dari planet Lorien yang dikirim ke bumi bersama delapan alien lainnya untuk melarikan diri dari spesies yang menyerang planet mereka yaitu kaum Mogadorian, yang dipimpin oleh Comander (Kevin Durand), yang mengetahui tentang sembilan alien dan datang ke Bumi untuk membunuh mereka. Dari bayi, kesembilan alien tersebut telah memiliki kekuasaan super dikarenakan sifat asing-nya, seperti meningkatkan kecepatan, kekuatan dan kelincahan, telekinesis, ketahanan terhadap api serta panas, dan kekuatan untuk menghasilkan cahaya dari tangannya. Masing-masing dari sembilan alien dijaga oleh Warrior/ Guardian, untuk melindungi dan mengembangkan kekuatan supernya saat mereka dewasa. Seperti halnya John, dia dijaga oleh Guardian bernama Henri (Timothy Olyphant).
Kesembilan alien yang memiliki sifat dan penampilan seperti manusia ini ditandai dengan nomor. Anak-anak terakhir dari planet Lorien ini hanya dapat tewas dalam urutan jumlah mereka. Alien Nomor Satu dibunuh di Malaysia, alien Nomor Dua terbunuh di Inggris dan alien Nomor Tiga dibantai di Kenya, dan John adalah alien Nomor Empat yang menjadi target kaum Mogadorian berikutnya. John pun diburu untuk dihancurkan. Oleh karena itu, dia selalu berganti identitas dan pindah dari kota satu ke kota lainnya. John dan Henri bergerak dari Florida ke kota Paradise di Ohio untuk menghindar dari kaum Magadorian, di mana John berteman dengan Sam (Callan McAuliffe), seekor anjing bernama Bernie Kosar, dan jatuh cinta dengan fotografer amatir bernama Sarah (Dianna Agron), yang juga mantan kekasih dari Mark (Jake Abel), seorang atlet sekolah yang sering mengganggu John dan Sam.
Selama karnaval musim semi, Mark dan teman-temannya mencoba untuk menangkap John dan Sarah yang dipercaya telah memiliki hubungan. Dengan mengikuti mereka ke dalam hutan, mereka mencoba untuk mengalahkan John. Namun John terpaksa menggunakan kekuasaannya untuk membela diri dan untuk menyelamatkan Sarah. Sam yang berada ditempat sama, telah menyaksikan peristiwa tersebut, John akhirnya mengatakan kepada Sam dari mana sebenarnya dirinya berasal. Tak lama kemudian, James (Jeff Hochendoner), seorang sheriff setempat yang juga ayah dari Mark, menginterogasi Henri mengenai keberadaan John ketika putranya dan teman-temannya diserang. Henri kemudian memberitahu John kalau terlalu banyak orang yang curiga terhadap mereka, apalagi John yang kadang menampilkan kekuasaannya yang disebabkan oleh kesulitan yang dihadapi. Henry akhirnya memutuskan untuk pergi, namun John menolaknya karena ia telah jatuh cinta terhadap Sarah.
Para Mogadorian pun mulai mencari keberadaan John. Ditempat lain, alien Nomor Enam yang menyamar dengan nama Jane Doe (Teresa Palmer), memutuskan untuk pergi mencari John setelah mengetahui Mogadorians membunuh Guardian-nya. Kaum Mogadorian akhirnya menemukan John dengan memanipulasi dua orang ahli teori konspirasi untuk menangkap Henri. Ketika John dan Sam datang untuk menyelamatkannya, mereka diserang tetapi berhasil membuat pingsan salah satu Mogadorians. Namun Henri terluka parah dan meninggal setelah melarikan diri bersama John dan Sam dengan membawa beberapa artefak dari planet Lorien, termasuk sebuah pecahan batu biru yang berfungsi sebagai alat pelacak untuk mencari para kaum Lorien lainnya. Pecahan batu biru satunya ada dirumah Sam, yang ditemukan ayahnya, seorang ahli teori konspirasi yang menghilang saat mencari bukti UFO dan hal-hal aneh lainnya di Meksiko. John kemudian mencoba untuk mengucapkan selamat tinggal kepada Sarah di sebuah pesta, dimana John menemukan bahwa dirinya telah menjadi teroris karena teknologi mutakhir mereka. Mark yang melihat John segera memanggil ayahnya, dan menyudutkan John dan Sarah. John menyelamatkan Sarah saat jatuh, dan akhirnya mengungkapkan kekuasaannya setelah itu, dan mereka bersembunyi di ruangan sekolahan.
Sementara itu, Commander dan pasukannya tiba di tempat pesta yang memblokir pintu keluar dengan truk. Dia dihadapkan oleh Mark dan ayahnya, dan setelah melukai keduanya, dia memaksa Mark untuk menunjukkan di mana John bersembunyi. Mark kemudian membawa Comander dan pasukannya ke sekolah, yang dia tahu merupakan tempat persembunyian Sarah.
Di sana, John, Sarah, dan Sam diserang oleh Commander dan pasukannya. Keduanya diselamatkan oleh alien Nomor Enam. Kaum Mogadorian kemudian mengirim dua monster raksasa untuk memburu mereka bertiga. Anjing John, Bernie menyelamatkannya dengan berubah sebagai monster raksasa juga, yang mengungkapkan bentuk sejatinya sebagai Chimera, makhluk yang datang bersama John dari planet Lorien yang dikirim oleh orang tuanya untuk melindunginya. Bernie akhirnya kembali dalam bentuk anjing dengan kaki terluka. John dan Nomor Enam melawan Mogadorians, dan mereka akhirnya dapat mengalahkan mereka semua, termasuk Comander, yang energinya granatnya dipanaskan oleh John dan kemudian meledak menghancurkan tubuhnya.
Pada hari berikutnya, John, Nomor Enam, Sam, dan Bernie Kosar menyatukan batu biru dan menemukan lokasi dari empat Lorien lainnya yang masih hidup. John memutuskan untuk membiarkan Sam bergabung bersama mereka dengan harapan bisa menemukan ayahnya. Mereka memutuskan untuk menemukan empat Lorien lainnya dan melakukan perjalanan untuk melindungi Bumi dari kaum Mogadorian. Mereka pun meninggalkan Sarah beserta Mark yang telah menyesali perbuatannya. Untuk menebusnya, Mark telah berbohong kepada ayahnya tentang keberadaan John.
Selain Pettyfer, film ini juga dibintangi oleh aktor yang sebelumnya berperan sebagai kekasih Agron dalam Percy Jackson & the Olympians: The Lightning Thief (2010); Jake Abel, aktor remaja berkebangsaan Australia yang di film ini berperan sebagai Sam sahabat karib Number Four; Callan McAuliffe, pengisi suara karakter Roh Barat dalam Rango (2011); Timothy Olyphant, aktris asal Australia yang sebelumnya bermain dalam The Sorcerer's Apprentice (2010); Teresa Palmer, aktris sekaligus penyanyi asal Amerika; Dianna Agron, dan juga aktor yang pernah berperan sebagai The Blob dalam X-Men Origins: Wolverine (2009); Kevin Durand. I Am Number Four juga sempat menjadi rebutan antara DreamWorks dan J.J. Abrams, dan hasilnya DreamWorks berhasil memenangkan pada Juni 2009. Awalnya, Michael Bay diharapkan menyutradarai sekaligus memproduseri film yang diharapkan dapat menjadi franchise ini, namun karena kesibukannya membuat Transformers: Dark of the Moon (2011), posisi tersebut diberikan kepada D.J. Caruso.
Film yang spesial efeknya dikerjakan oleh Industrial Light & Magic ini merupakan adaptasi dari novel berjudul sama buah pena Pittacus Lore, nama pena dari Jobie Hughes dan James Frey. Hak cipta adaptasi I Am Number Four telah dibeli oleh DreamWorks jauh sebelum novelnya terbit secara resmi. Ya, novelnya sendiri baru terbit pertama kali pada 3 Agustus 2010, sedangkan DreamWorks telah mendapatkan hak cipta tersebut sejak Juni 2009. Setelah film ini dirilis, I Am Number Four telah berada dalam daftar Best Seller selama enam minggu di Amerika Serikat. Novel yang mulai beredar di Indonesia pada Januari 2011 lalu ini dituturkan dalam sudut pandang orang pertama tunggal, dalam hal ini adalah sudut pandang John Smith a.k.a. Number Four. Cara penuturan yang cepat membuat novel penuh aksi ini berhasil mempermainkan emosi pembacanya sejak awal. Dan akhirnya, film ini dirilis pada tanggal 18 Februari oleh Touchstone Pictures. --disadur dari majalah cinemags--
Alur Cerita
John Smith (Alex Pettyfer) adalah alien dari planet Lorien yang dikirim ke bumi bersama delapan alien lainnya untuk melarikan diri dari spesies yang menyerang planet mereka yaitu kaum Mogadorian, yang dipimpin oleh Comander (Kevin Durand), yang mengetahui tentang sembilan alien dan datang ke Bumi untuk membunuh mereka. Dari bayi, kesembilan alien tersebut telah memiliki kekuasaan super dikarenakan sifat asing-nya, seperti meningkatkan kecepatan, kekuatan dan kelincahan, telekinesis, ketahanan terhadap api serta panas, dan kekuatan untuk menghasilkan cahaya dari tangannya. Masing-masing dari sembilan alien dijaga oleh Warrior/ Guardian, untuk melindungi dan mengembangkan kekuatan supernya saat mereka dewasa. Seperti halnya John, dia dijaga oleh Guardian bernama Henri (Timothy Olyphant).
Kesembilan alien yang memiliki sifat dan penampilan seperti manusia ini ditandai dengan nomor. Anak-anak terakhir dari planet Lorien ini hanya dapat tewas dalam urutan jumlah mereka. Alien Nomor Satu dibunuh di Malaysia, alien Nomor Dua terbunuh di Inggris dan alien Nomor Tiga dibantai di Kenya, dan John adalah alien Nomor Empat yang menjadi target kaum Mogadorian berikutnya. John pun diburu untuk dihancurkan. Oleh karena itu, dia selalu berganti identitas dan pindah dari kota satu ke kota lainnya. John dan Henri bergerak dari Florida ke kota Paradise di Ohio untuk menghindar dari kaum Magadorian, di mana John berteman dengan Sam (Callan McAuliffe), seekor anjing bernama Bernie Kosar, dan jatuh cinta dengan fotografer amatir bernama Sarah (Dianna Agron), yang juga mantan kekasih dari Mark (Jake Abel), seorang atlet sekolah yang sering mengganggu John dan Sam.
Selama karnaval musim semi, Mark dan teman-temannya mencoba untuk menangkap John dan Sarah yang dipercaya telah memiliki hubungan. Dengan mengikuti mereka ke dalam hutan, mereka mencoba untuk mengalahkan John. Namun John terpaksa menggunakan kekuasaannya untuk membela diri dan untuk menyelamatkan Sarah. Sam yang berada ditempat sama, telah menyaksikan peristiwa tersebut, John akhirnya mengatakan kepada Sam dari mana sebenarnya dirinya berasal. Tak lama kemudian, James (Jeff Hochendoner), seorang sheriff setempat yang juga ayah dari Mark, menginterogasi Henri mengenai keberadaan John ketika putranya dan teman-temannya diserang. Henri kemudian memberitahu John kalau terlalu banyak orang yang curiga terhadap mereka, apalagi John yang kadang menampilkan kekuasaannya yang disebabkan oleh kesulitan yang dihadapi. Henry akhirnya memutuskan untuk pergi, namun John menolaknya karena ia telah jatuh cinta terhadap Sarah.
Para Mogadorian pun mulai mencari keberadaan John. Ditempat lain, alien Nomor Enam yang menyamar dengan nama Jane Doe (Teresa Palmer), memutuskan untuk pergi mencari John setelah mengetahui Mogadorians membunuh Guardian-nya. Kaum Mogadorian akhirnya menemukan John dengan memanipulasi dua orang ahli teori konspirasi untuk menangkap Henri. Ketika John dan Sam datang untuk menyelamatkannya, mereka diserang tetapi berhasil membuat pingsan salah satu Mogadorians. Namun Henri terluka parah dan meninggal setelah melarikan diri bersama John dan Sam dengan membawa beberapa artefak dari planet Lorien, termasuk sebuah pecahan batu biru yang berfungsi sebagai alat pelacak untuk mencari para kaum Lorien lainnya. Pecahan batu biru satunya ada dirumah Sam, yang ditemukan ayahnya, seorang ahli teori konspirasi yang menghilang saat mencari bukti UFO dan hal-hal aneh lainnya di Meksiko. John kemudian mencoba untuk mengucapkan selamat tinggal kepada Sarah di sebuah pesta, dimana John menemukan bahwa dirinya telah menjadi teroris karena teknologi mutakhir mereka. Mark yang melihat John segera memanggil ayahnya, dan menyudutkan John dan Sarah. John menyelamatkan Sarah saat jatuh, dan akhirnya mengungkapkan kekuasaannya setelah itu, dan mereka bersembunyi di ruangan sekolahan.
Sementara itu, Commander dan pasukannya tiba di tempat pesta yang memblokir pintu keluar dengan truk. Dia dihadapkan oleh Mark dan ayahnya, dan setelah melukai keduanya, dia memaksa Mark untuk menunjukkan di mana John bersembunyi. Mark kemudian membawa Comander dan pasukannya ke sekolah, yang dia tahu merupakan tempat persembunyian Sarah.
Di sana, John, Sarah, dan Sam diserang oleh Commander dan pasukannya. Keduanya diselamatkan oleh alien Nomor Enam. Kaum Mogadorian kemudian mengirim dua monster raksasa untuk memburu mereka bertiga. Anjing John, Bernie menyelamatkannya dengan berubah sebagai monster raksasa juga, yang mengungkapkan bentuk sejatinya sebagai Chimera, makhluk yang datang bersama John dari planet Lorien yang dikirim oleh orang tuanya untuk melindunginya. Bernie akhirnya kembali dalam bentuk anjing dengan kaki terluka. John dan Nomor Enam melawan Mogadorians, dan mereka akhirnya dapat mengalahkan mereka semua, termasuk Comander, yang energinya granatnya dipanaskan oleh John dan kemudian meledak menghancurkan tubuhnya.
Pada hari berikutnya, John, Nomor Enam, Sam, dan Bernie Kosar menyatukan batu biru dan menemukan lokasi dari empat Lorien lainnya yang masih hidup. John memutuskan untuk membiarkan Sam bergabung bersama mereka dengan harapan bisa menemukan ayahnya. Mereka memutuskan untuk menemukan empat Lorien lainnya dan melakukan perjalanan untuk melindungi Bumi dari kaum Mogadorian. Mereka pun meninggalkan Sarah beserta Mark yang telah menyesali perbuatannya. Untuk menebusnya, Mark telah berbohong kepada ayahnya tentang keberadaan John.
Unknown (2011)
Inilah film aksi tegang Liam Neeson, yang seakan kembali menemukan kebintangannya sejak membintangi Taken (2008), yang membuatnya lekat sebagai ikon laga. Jika dalam Taken, Neeson melancong ke berbagai penjuru Perancis untuk menemukan putri semata wayangnya yang menjadi korban penculikan, namun dalam film rilisan Warner Bros yang kisahnya diangkat berdasarkan novel 'Out of My Head' karya Didier Van Cauwelaert ini, ia harus menguak misteri pelik dengan kemungkinan adanya konspirasi besar yang meliputi orang-orang terdekatnya.
Film yang naskahnya ditulis oleh Oliver Butcher bersama ,Stephen Cornwell ini awalnya berjudul Unknown White Male, dan merupakan karya penyutradaraan sineas asal Spanyol Jaume Collet-Serra, yang sebelumnya berhasil mempesona kalangan penikmat film thriller tegangnya yang menampilkan sosok aktris cilik Isabelle Fuhrman sebagai psikopat sadis, Orphan (2009).
Selain Neeson, film yang dirilis pada tanggal 18 Februari 2011 ini juga dibintangi oleh aktris asal Jerman yang pernah berperan sebagai Helen dalam Troy (2004); Diane Kruger, aktris yang memulai debut layar lebarnya saat membintangi Anger Management (2003); January Jones, aktor yang sebelum ini telah membintangi The Stand Up (2010); Aidan Quinn, dan juga aktor yang berperan sebagai Arlington Steward dalam The Box (2009); Frank Langella. --disadur dari majalah cinemags--
Alur Cerita
Dr. Martin Harris (Liam Neeson) dan istrinya Liz (Januari Jones) tiba di Berlin untuk menghadiri konferensi bioteknik. Setelah mereka tiba di Hotel Adlon, Martin baru menyadari kalau kopornya ketinggalan di bandara. Dia kembali untuk mengambilnya dengan menumpang taksi yang dikendarai oleh Gina (Diane Kruger). Namun dalam perjalanan ke bandara, sebuah kecelakaan terjadi yang mengakibatkan taksi terjun dari jembatan ke dalam sungai. Martin tampaknya tak sadarkan diri, namun Gina dapat menyelamatkannya yang tenggelam sebelum dia sendiri melarikan diri dari lokasi untuk menghindar dari polisi, karena Gina adalah seorang imigran gelap dari Bosnia. Tepat pada hari Thanksgiving, Martin mendapat kesadarannya kembali di rumah sakit setelah mengalami koma selama empat hari.
Martin kemudian kembali ke hotelnya, hanya untuk menemukan istrinya yang mengatakan kepadanya kalau dia tidak mengenalnya, Martin lebih terkejut ketika istrinya mengaku kalau suaminya adalah pria lain (Aidan Quinn), yang juga bernama Martin (Martin B). Ia mencoba untuk menghubungi sahabat lamanya, Rodney Cole (Frank Langella), yang tidak menjawab karena sedang merayakan Thanksgiving di Amerika Serikat bersama keluarganya. Martin kemudian menuju kantor Prof. Bressler (Sebastian Koch), orang yang belum pernah ditemuinya selain via telepon, yang mengundangnya ke konferensi dan dijadwalkan untuk bertemu hari itu. Namun, ia melihat si penipu Martin B sudah dalam pertemuan dengan Bressler. Sepertinya Martin mencoba untuk membuktikan identitasnya, namun Martin B menunjukkan dia kartu identitas dan foto keluarganya, yang keduanya memiliki nama "Martin Harris", hanya fotonya yang digantikan oleh penipu tersebut. Kecewa dengan krisis identitas-nya, Martin jatuh pingsan dan menemukan dirinya kembali berada di rumah sakit. Pembunuh telah dikirim untuk membunuhnya dan telah membunuh Suster Herfort (Eva Löbau), tapi Martin dapat lolos.
Martin kemudian mencari bantuan untuk membuktikan jati dirinya dari temannya Suster Herfort, detektif swasta dan mantan agen Stasi (Polisi Rahasia Jerman Timur) di Kementrian Hankam, Herr Jürgen (Bruno Ganz). Martin hanya bisa menunjukkan bukunya yang selalu ia bawa, dan juga Gina yang telah bekerja di sebuah rumah makan setelah dia dipecat dari perusahaan taksi sejak insiden itu. Sementara Martin berusaha membujuk Gina untuk membantunya menjernihkan masalah identitasnya, Jürgen menggali sampai informasi yang terkait dengan Martin dan juga konferensi bioteknologi. Dia menemukan bahwa konferensi ini akan dihadiri oleh Pangeran Shada (Mido Hamada) dari Arab Saudi, seorang yang mendanai proyek rahasia yang dipimpin oleh Bressler. Shada sebelumnya telah selamat dari percobaan pembunuhan oleh kaum ekstremis di negaranya sendiri, dan Jürgen menyangka bahwa pencurian identitas Martin mungkin upaya lain untuk mengambil kehidtpan pangeran. Jürgen kemudian menerima kedatangan Cole di rumahnya, tapi karena ia menyadari bahwa Cole bukanlah siapa-siapa, Jürgen mengatakan dan menduga bahwa Cole adalah anggota unit pembunuh bayaran yang berbasis di Eropa yang bernama Section 15. Setelah itu Jürgen membunuh dirinya sendiri dihadapan Cole dengan meminum sianida yang dicampur kopi. Dia juga mengetahui identitas Martin yang sebenarnya adalah juga anggota dari unit yang sama, karena kata-kata terakhirnya adalah untuk bertanya kepada Cole, "Bagaimana jika dia [Martin] ingat segalanya? Apa yang akan terjadi?"Sementara itu, sekali lagi pembunuh Suster yang sekarang dibantu oleh Jones (Stipe Erceg) berusaha untuk membunuh Martin dan Gina, tapi mereka dapat melarikan diri setelah berkelahi di apartemen Gina, di mana pembunuh dapat dibunuh oleh Gina. Martin melihat buku catatannya dan menemukan satu set angka yang ditulis oleh Liz: angka pertama mengacu pada halaman buku, angka kedua mengacu pada baris halaman buku, dan angka ketiga mengacu pada kata di kalimat itu, yang muncul sebagai kode rahasia. Menggunakan jadwal yang ditulis pada buku, Martin menemui Liz secara sembunyi-sembunyi. Liz mengatakan kepadanya bahwa kopornya tertinggal di bandara, karena itulah Martin harus kembali mengambilnya dan menunggunnya disana.
Setelah mengambil kopornya, Martin berpisah dengan Gina. Saat diluar itulah, Gina melihat Martin dibuat pingsan dan diculik oleh Cole beserta Jones (ternyata Brandt dan Jones adalah orang suruhan Cole). Gina pun mencuri taksi dan mengejar mobil Cole. Ketika Martin sadar, ia menemukan identitasnya sebenarnya dari Cole. Hal ini menunjukkan bahwa orang bernama Martin Harris itu tak ada, dan tak pernah ada. Martin telah menggunakan nama itu karena ia mengarang identitas Martin Harris sebagai samaran untuk memasuki konferensi. Dan Liz sebenarnya bukanlah istrinya, karena dia, Liz dan Martin B adalah tim pembunuh bayaran yang dikirimnya untuk membunuh target. Dan karena dia cedera kepalanya selama kecelakaan mobil, ingatannya telah berubah dan dia percaya bahwa nama Martin Harris adalah identitas kehidupan nyata nya. Namun, ia masih tidak ingat identitas dirinya sebenarnya. Gina bergegas masuk dan menghentikan Jones yang berusaha membunuh Martin dimana Cole bersembunyi di dalam mobil. Ada perkelahian singkat antara Jones dan Gina yang berakhir ketika Gina melaju mobilnya menabrak Jones hingga mati dan juga tak sengaja menabrak mobil Cole. Dampak dari kecelakaan itu telah mengirim mobil Cole jatuh keluar parkir dan Cole masih di dalamnya. Martin kemudian mengalami kompartemen setelah membuka kopor kerjanya, dan menemukan dua paspor yaitu paspor dirinya atas nama "William Sean Carmichael", dan paspor Liz atas nama "Anne Rachael Carmichael", yang sama-sama dari Kanada. Dia pun menyadari bahwa dia dan Liz sudah ada di Berlin tiga bulan sebelumnya dan telah memasang bom di kamar hotel Shada.
Keduanya kemudian menuju hotel untuk menghentikan pembunuhan itu. Mereka langsung ditangkap oleh keamanan, tetapi Martin meyakinkan mereka tentang bom di hotel yang dipasangnya 3 bulan sebelumnya. Dia kemudian menyadari bahwa Shada bukanlah target pembunuhan, tetapi Bressler - yang sedang meneliti jagung jenis baru dengan rekayasa genetik yang bisa tumbuh di semua iklim untuk mengurangi masalah pasokan pangan dunia. Liz menggunakan kode rahasia yang ada di bukunya sendiri untuk mengakses laptop Bressler dari jarak jauh, dan mencuri datanya. Setelah yakin ada bom, keamanan mengungsikan para penghuni hotel. Melihat bahwa upaya pembunuhan mereka telah digagalkan, Liz mencoba untuk mematikan bom, tapi terlambat dan terbunuh sebagai bagian dari Hotel Adlon yang telah meledak. Martin B adalah pembunuh yang tersisa dan mencoba untuk membunuh Bressler, namun Martin segera berkelahi dengannya dan membunuhnya. Bressler kemudian mengumumkan proyeknya kepada dunia, sementara Martin dan Gina menuju kereta bersama- sama dengan membawa paspor baru mereka dengan identitas baru.
Film yang naskahnya ditulis oleh Oliver Butcher bersama ,Stephen Cornwell ini awalnya berjudul Unknown White Male, dan merupakan karya penyutradaraan sineas asal Spanyol Jaume Collet-Serra, yang sebelumnya berhasil mempesona kalangan penikmat film thriller tegangnya yang menampilkan sosok aktris cilik Isabelle Fuhrman sebagai psikopat sadis, Orphan (2009).
Selain Neeson, film yang dirilis pada tanggal 18 Februari 2011 ini juga dibintangi oleh aktris asal Jerman yang pernah berperan sebagai Helen dalam Troy (2004); Diane Kruger, aktris yang memulai debut layar lebarnya saat membintangi Anger Management (2003); January Jones, aktor yang sebelum ini telah membintangi The Stand Up (2010); Aidan Quinn, dan juga aktor yang berperan sebagai Arlington Steward dalam The Box (2009); Frank Langella. --disadur dari majalah cinemags--
Alur Cerita
Dr. Martin Harris (Liam Neeson) dan istrinya Liz (Januari Jones) tiba di Berlin untuk menghadiri konferensi bioteknik. Setelah mereka tiba di Hotel Adlon, Martin baru menyadari kalau kopornya ketinggalan di bandara. Dia kembali untuk mengambilnya dengan menumpang taksi yang dikendarai oleh Gina (Diane Kruger). Namun dalam perjalanan ke bandara, sebuah kecelakaan terjadi yang mengakibatkan taksi terjun dari jembatan ke dalam sungai. Martin tampaknya tak sadarkan diri, namun Gina dapat menyelamatkannya yang tenggelam sebelum dia sendiri melarikan diri dari lokasi untuk menghindar dari polisi, karena Gina adalah seorang imigran gelap dari Bosnia. Tepat pada hari Thanksgiving, Martin mendapat kesadarannya kembali di rumah sakit setelah mengalami koma selama empat hari.
Martin kemudian kembali ke hotelnya, hanya untuk menemukan istrinya yang mengatakan kepadanya kalau dia tidak mengenalnya, Martin lebih terkejut ketika istrinya mengaku kalau suaminya adalah pria lain (Aidan Quinn), yang juga bernama Martin (Martin B). Ia mencoba untuk menghubungi sahabat lamanya, Rodney Cole (Frank Langella), yang tidak menjawab karena sedang merayakan Thanksgiving di Amerika Serikat bersama keluarganya. Martin kemudian menuju kantor Prof. Bressler (Sebastian Koch), orang yang belum pernah ditemuinya selain via telepon, yang mengundangnya ke konferensi dan dijadwalkan untuk bertemu hari itu. Namun, ia melihat si penipu Martin B sudah dalam pertemuan dengan Bressler. Sepertinya Martin mencoba untuk membuktikan identitasnya, namun Martin B menunjukkan dia kartu identitas dan foto keluarganya, yang keduanya memiliki nama "Martin Harris", hanya fotonya yang digantikan oleh penipu tersebut. Kecewa dengan krisis identitas-nya, Martin jatuh pingsan dan menemukan dirinya kembali berada di rumah sakit. Pembunuh telah dikirim untuk membunuhnya dan telah membunuh Suster Herfort (Eva Löbau), tapi Martin dapat lolos.
Martin kemudian mencari bantuan untuk membuktikan jati dirinya dari temannya Suster Herfort, detektif swasta dan mantan agen Stasi (Polisi Rahasia Jerman Timur) di Kementrian Hankam, Herr Jürgen (Bruno Ganz). Martin hanya bisa menunjukkan bukunya yang selalu ia bawa, dan juga Gina yang telah bekerja di sebuah rumah makan setelah dia dipecat dari perusahaan taksi sejak insiden itu. Sementara Martin berusaha membujuk Gina untuk membantunya menjernihkan masalah identitasnya, Jürgen menggali sampai informasi yang terkait dengan Martin dan juga konferensi bioteknologi. Dia menemukan bahwa konferensi ini akan dihadiri oleh Pangeran Shada (Mido Hamada) dari Arab Saudi, seorang yang mendanai proyek rahasia yang dipimpin oleh Bressler. Shada sebelumnya telah selamat dari percobaan pembunuhan oleh kaum ekstremis di negaranya sendiri, dan Jürgen menyangka bahwa pencurian identitas Martin mungkin upaya lain untuk mengambil kehidtpan pangeran. Jürgen kemudian menerima kedatangan Cole di rumahnya, tapi karena ia menyadari bahwa Cole bukanlah siapa-siapa, Jürgen mengatakan dan menduga bahwa Cole adalah anggota unit pembunuh bayaran yang berbasis di Eropa yang bernama Section 15. Setelah itu Jürgen membunuh dirinya sendiri dihadapan Cole dengan meminum sianida yang dicampur kopi. Dia juga mengetahui identitas Martin yang sebenarnya adalah juga anggota dari unit yang sama, karena kata-kata terakhirnya adalah untuk bertanya kepada Cole, "Bagaimana jika dia [Martin] ingat segalanya? Apa yang akan terjadi?"Sementara itu, sekali lagi pembunuh Suster yang sekarang dibantu oleh Jones (Stipe Erceg) berusaha untuk membunuh Martin dan Gina, tapi mereka dapat melarikan diri setelah berkelahi di apartemen Gina, di mana pembunuh dapat dibunuh oleh Gina. Martin melihat buku catatannya dan menemukan satu set angka yang ditulis oleh Liz: angka pertama mengacu pada halaman buku, angka kedua mengacu pada baris halaman buku, dan angka ketiga mengacu pada kata di kalimat itu, yang muncul sebagai kode rahasia. Menggunakan jadwal yang ditulis pada buku, Martin menemui Liz secara sembunyi-sembunyi. Liz mengatakan kepadanya bahwa kopornya tertinggal di bandara, karena itulah Martin harus kembali mengambilnya dan menunggunnya disana.
Setelah mengambil kopornya, Martin berpisah dengan Gina. Saat diluar itulah, Gina melihat Martin dibuat pingsan dan diculik oleh Cole beserta Jones (ternyata Brandt dan Jones adalah orang suruhan Cole). Gina pun mencuri taksi dan mengejar mobil Cole. Ketika Martin sadar, ia menemukan identitasnya sebenarnya dari Cole. Hal ini menunjukkan bahwa orang bernama Martin Harris itu tak ada, dan tak pernah ada. Martin telah menggunakan nama itu karena ia mengarang identitas Martin Harris sebagai samaran untuk memasuki konferensi. Dan Liz sebenarnya bukanlah istrinya, karena dia, Liz dan Martin B adalah tim pembunuh bayaran yang dikirimnya untuk membunuh target. Dan karena dia cedera kepalanya selama kecelakaan mobil, ingatannya telah berubah dan dia percaya bahwa nama Martin Harris adalah identitas kehidupan nyata nya. Namun, ia masih tidak ingat identitas dirinya sebenarnya. Gina bergegas masuk dan menghentikan Jones yang berusaha membunuh Martin dimana Cole bersembunyi di dalam mobil. Ada perkelahian singkat antara Jones dan Gina yang berakhir ketika Gina melaju mobilnya menabrak Jones hingga mati dan juga tak sengaja menabrak mobil Cole. Dampak dari kecelakaan itu telah mengirim mobil Cole jatuh keluar parkir dan Cole masih di dalamnya. Martin kemudian mengalami kompartemen setelah membuka kopor kerjanya, dan menemukan dua paspor yaitu paspor dirinya atas nama "William Sean Carmichael", dan paspor Liz atas nama "Anne Rachael Carmichael", yang sama-sama dari Kanada. Dia pun menyadari bahwa dia dan Liz sudah ada di Berlin tiga bulan sebelumnya dan telah memasang bom di kamar hotel Shada.
Keduanya kemudian menuju hotel untuk menghentikan pembunuhan itu. Mereka langsung ditangkap oleh keamanan, tetapi Martin meyakinkan mereka tentang bom di hotel yang dipasangnya 3 bulan sebelumnya. Dia kemudian menyadari bahwa Shada bukanlah target pembunuhan, tetapi Bressler - yang sedang meneliti jagung jenis baru dengan rekayasa genetik yang bisa tumbuh di semua iklim untuk mengurangi masalah pasokan pangan dunia. Liz menggunakan kode rahasia yang ada di bukunya sendiri untuk mengakses laptop Bressler dari jarak jauh, dan mencuri datanya. Setelah yakin ada bom, keamanan mengungsikan para penghuni hotel. Melihat bahwa upaya pembunuhan mereka telah digagalkan, Liz mencoba untuk mematikan bom, tapi terlambat dan terbunuh sebagai bagian dari Hotel Adlon yang telah meledak. Martin B adalah pembunuh yang tersisa dan mencoba untuk membunuh Bressler, namun Martin segera berkelahi dengannya dan membunuhnya. Bressler kemudian mengumumkan proyeknya kepada dunia, sementara Martin dan Gina menuju kereta bersama- sama dengan membawa paspor baru mereka dengan identitas baru.
Tuesday, February 15, 2011
The Eagle (2011)
Tampaknya penonton tidak berkeberatan jika jaman Romawi dibuat filmnya dalam The Eagle dengan menggunakan bahasa Inggris jaman sekarang, walau terasa kurang otentik. Padahal kalau mau serius Mel Gibson berhasil menghadirkan keotentikan jaman dulu lewat bahasa asli dengan The Passion of the Christ (2004) dan Apocalypto (2006) yang terasa asli sebab memakai bahasa yang waktu itu dipakai. Mengembalikan kembali Romawi ke layar lebar bukan perkara baru, semenjak Gladiator (2000) menang Oscar genre sandal dan pedang seolah bangkit dan di layar kaca bahkan Spartacus (1960) dan jangan lupakan Clash of the Titans (2010) yang walaupun dicaci kritikus tapi lumayan sukses karena melakukan penipuan 3D.
Dilihat dari jajaran pemainnya tanpaknya yang memikat hanya aktor asal Inggris yang menjadi pengisi suara Tintin dalam The Adventures of Tintin (2011); Jamie Bell, sebab Chaning Tatum walau sudah bermain di banyak film termasuk G.I. Joe: The Rise of Cobra (2009) tapi sebenarnya kualitas aktingnya biasa-biasa saja. Selain dua aktor diatas, film ini juga dibintangi oleh aktor asal Kanada yang telah berkarir hampir selama 50 tahun; Donald Sutherland, dan juga aktor asal Inggris yang berperan sebagai Thaal Sinestro dalam Green Lantern (2011); Mark Strong.
Untuk sebuah film yang menggunakan bahasa Inggris bagi kaum Romawi nya, anehnya untuk suku Celtic sutradara Kevin McDonald mengusahakan agar suku Celtic itu memakai bahasa Gaelic, walau aslinya bahasa itu baru muncul menyebar di abad ke lima sesudah masehi. Ajaibnya lagi untuk mencari karakter yang bisa berbahasa Gaelic ia melakukan casting besar-besaran dan akhirnya menemukan seorang aktor cilik yang pernah belajar bahasa Gaelic, sayangnya bukan Scottish Gaelic melainkan Irish Gaelic. Intinya film yang diadaptasi dari sebuah novel berjudul 'The Eagle of the Ninth' karya Rosemary Sutcliff ini menjual petualangan, pergesekan budaya yang berbeda antara Romawi dan suku lokal serta nama Channing Tatum yang dianggap masih bisa menjual untuk pasar non-Amerika. Selain itu, film ini akan memuaskan rasa penasaran penonton. --disadur dari majalah cinemags--
Alur Cerita
Pada tahun 120 M, pasukan Romawi Legiun ke-9 yang dikomandani oleh Flavius Aquila (Aladár Laklóth), bergerak menuju daerah tak terjajah di utara Inggris. Mereka tak pernah terlihat lagi. 5000 serdadu menghilang beserta lambang legiun mereka, Pataka Rajawali. Malu karena kehilangan besar ini, Kaisar Hadrian memerintahkan mendirikan tembok besar untuk menghapus Inggris Utara dari peta selamanya. Tembok besar Hadrian menandai ujung dari dunia yang dikenal.
20 tahun kemudian, saat Romawi menduduki selatan Inggris, putra dari Flavius bernama Marcus Aquila (Channing Tatum), yang adalah seorang perwira muda Romawi, tiba di Inggris untuk tugas pertamanya sebagai komandan Legiun ke-2, di mana dia berharap untuk mengembalikan kehormatan keluarganya dengan berani melayani di Inggris. Tak lama setelah itu, berkat kewaspadaan dan ketegasannya, Marcus dapat menghemat para prajuritnya yang telah dikuasai oleh Suku Celtic. Dia mendapat penghargaan karena keberaniannya, namun diberhentikan dengan hormat karena cedera kaki parah yang ia dapatkan.
Marcus kemudian tinggal di rumah pamannya (Donald Sutherland) di kota Calleva di selatan Inggris, di mana Marcus harus mengatasi karir militernya yang hanya sebentar dan juga nama ayahnya yang masih dipandang buruk. Mendengar rumor bahwa Pataka Rajawali telah terlihat di wilayah utara Inggris, Marcus memutuskan untuk mengambilnya. Meskipun sudah diperingatkan pamannya yang percaya bahwa tidak ada prajurit Romawi yang bisa bertahan di utara tembok besar Hadrian, ia tetap melakukan perjalanan ke utara menuju wilayah Bangsa Picts di Skotlandia yang hanya ditemani oleh budak asal Inggris bernama Esca (Jamie Bell). Esca adalah anak dari kepala Suku Brigantes yang sangat membenci Romawi, namun ia juga menganggap dirinya terikat kepada tuannya yaitu Marcus, yang telah menyelamatkan hidupnya saat di pertunjukan berdarah amphitheatre.
Setelah melakukan perjalanan melalui lembah padang gurun utara, Esca dan Marcus bertemu dengan Guern (Mark Strong), salah satu prajurit yang selamat dari Legiun ke-9, yang melanjutkan hidupnya menjadi anggota Suku Selgovae. Guern ingat bahwa semuanya telah tewas kecuali sejumlah kecil prajurit dalam pembantaian suku-suku utara (termasuk Suku Brigante) dan mengatakan bahwa Pataka Rajawali telah dibawa oleh Suku Seal, para pejuang paling ganas diantara suku-suku. Keduanya segera melakukan perjalanan lebih jauh ke utara sampai mereka ditemukan oleh Pangeran dari Suku Seal (Tahar Rahim). Disana, Esca mengenalkan dirinya sebagai anak kepala suku yang kabur, dan mengatakan bahwa Marcus adalah budaknya dari Romawi. Setelah disambut dengan baik hingga membiarkan Suku Seal menganiaya Marcus, Esca mengungkapkan kepada tuannya bahwa tindakannya tersebut cuma tipuan untuk membantunya menemukan Pataka Rajawali. Ketika medapatkan lambang itu, mereka disergap oleh beberapa penduduk suku termasuk pemimpin suku, Horned One (Ned Dennehy). Namun keduanya berhasil membunuh mereka dan akhirnya melarikan diri dari wilayah itu dengan membawa lambang oleh bantuan seorang anak kecil (Thomas Henry), putra dari Pangeran.
Keduanya segera menuju ke selatan untuk mencapai Tembok Hadrian, namun para Suku Seal dengan marah mengejarnya. Marcus yang tak dapat melanjutkan pelariannya karena bekas cedera di kakinya, dia meminta Esca untuk membawa Pataka Rajawali ke Romawi, dan juga membebaskannya sebagai budak. Namun Esca menolak untuk meninggalkan temannya, dan dia segera pergi untuk mencari bantuan. Esca kembali dengan beberapa prajurit sisa dari Legiun ke-9, yang membantu karena ingin menebus kesalahannya terhadap ayah Marcus, di mana Suku Seal juga menemukan mereka. Sebagai contoh untuk mereka yang telah mengkhianati sukunya, Pangeran membunuh putranya di depan semua orang, hingga pertempuran terjadi di mana Pangeran beserta para pejuang sukunya tewas bersama dengan sebagian besar tentara legiun. Setelah mengubur para legiun yang mati (termasuk Guern), Marcus dan Esca menuju wilayah Romawi untuk memberikan Pataka Rajawali kepada Senator Claudius (Dakin Matthews) di Londinium. Untuk menghargai jasa Marcus tersebut, para senat berencana untuk membentuk kembali Legiun ke-9 dengan Marcus sebagai komandannya.
Dilihat dari jajaran pemainnya tanpaknya yang memikat hanya aktor asal Inggris yang menjadi pengisi suara Tintin dalam The Adventures of Tintin (2011); Jamie Bell, sebab Chaning Tatum walau sudah bermain di banyak film termasuk G.I. Joe: The Rise of Cobra (2009) tapi sebenarnya kualitas aktingnya biasa-biasa saja. Selain dua aktor diatas, film ini juga dibintangi oleh aktor asal Kanada yang telah berkarir hampir selama 50 tahun; Donald Sutherland, dan juga aktor asal Inggris yang berperan sebagai Thaal Sinestro dalam Green Lantern (2011); Mark Strong.
Untuk sebuah film yang menggunakan bahasa Inggris bagi kaum Romawi nya, anehnya untuk suku Celtic sutradara Kevin McDonald mengusahakan agar suku Celtic itu memakai bahasa Gaelic, walau aslinya bahasa itu baru muncul menyebar di abad ke lima sesudah masehi. Ajaibnya lagi untuk mencari karakter yang bisa berbahasa Gaelic ia melakukan casting besar-besaran dan akhirnya menemukan seorang aktor cilik yang pernah belajar bahasa Gaelic, sayangnya bukan Scottish Gaelic melainkan Irish Gaelic. Intinya film yang diadaptasi dari sebuah novel berjudul 'The Eagle of the Ninth' karya Rosemary Sutcliff ini menjual petualangan, pergesekan budaya yang berbeda antara Romawi dan suku lokal serta nama Channing Tatum yang dianggap masih bisa menjual untuk pasar non-Amerika. Selain itu, film ini akan memuaskan rasa penasaran penonton. --disadur dari majalah cinemags--
Alur Cerita
Pada tahun 120 M, pasukan Romawi Legiun ke-9 yang dikomandani oleh Flavius Aquila (Aladár Laklóth), bergerak menuju daerah tak terjajah di utara Inggris. Mereka tak pernah terlihat lagi. 5000 serdadu menghilang beserta lambang legiun mereka, Pataka Rajawali. Malu karena kehilangan besar ini, Kaisar Hadrian memerintahkan mendirikan tembok besar untuk menghapus Inggris Utara dari peta selamanya. Tembok besar Hadrian menandai ujung dari dunia yang dikenal.
20 tahun kemudian, saat Romawi menduduki selatan Inggris, putra dari Flavius bernama Marcus Aquila (Channing Tatum), yang adalah seorang perwira muda Romawi, tiba di Inggris untuk tugas pertamanya sebagai komandan Legiun ke-2, di mana dia berharap untuk mengembalikan kehormatan keluarganya dengan berani melayani di Inggris. Tak lama setelah itu, berkat kewaspadaan dan ketegasannya, Marcus dapat menghemat para prajuritnya yang telah dikuasai oleh Suku Celtic. Dia mendapat penghargaan karena keberaniannya, namun diberhentikan dengan hormat karena cedera kaki parah yang ia dapatkan.
Marcus kemudian tinggal di rumah pamannya (Donald Sutherland) di kota Calleva di selatan Inggris, di mana Marcus harus mengatasi karir militernya yang hanya sebentar dan juga nama ayahnya yang masih dipandang buruk. Mendengar rumor bahwa Pataka Rajawali telah terlihat di wilayah utara Inggris, Marcus memutuskan untuk mengambilnya. Meskipun sudah diperingatkan pamannya yang percaya bahwa tidak ada prajurit Romawi yang bisa bertahan di utara tembok besar Hadrian, ia tetap melakukan perjalanan ke utara menuju wilayah Bangsa Picts di Skotlandia yang hanya ditemani oleh budak asal Inggris bernama Esca (Jamie Bell). Esca adalah anak dari kepala Suku Brigantes yang sangat membenci Romawi, namun ia juga menganggap dirinya terikat kepada tuannya yaitu Marcus, yang telah menyelamatkan hidupnya saat di pertunjukan berdarah amphitheatre.
Setelah melakukan perjalanan melalui lembah padang gurun utara, Esca dan Marcus bertemu dengan Guern (Mark Strong), salah satu prajurit yang selamat dari Legiun ke-9, yang melanjutkan hidupnya menjadi anggota Suku Selgovae. Guern ingat bahwa semuanya telah tewas kecuali sejumlah kecil prajurit dalam pembantaian suku-suku utara (termasuk Suku Brigante) dan mengatakan bahwa Pataka Rajawali telah dibawa oleh Suku Seal, para pejuang paling ganas diantara suku-suku. Keduanya segera melakukan perjalanan lebih jauh ke utara sampai mereka ditemukan oleh Pangeran dari Suku Seal (Tahar Rahim). Disana, Esca mengenalkan dirinya sebagai anak kepala suku yang kabur, dan mengatakan bahwa Marcus adalah budaknya dari Romawi. Setelah disambut dengan baik hingga membiarkan Suku Seal menganiaya Marcus, Esca mengungkapkan kepada tuannya bahwa tindakannya tersebut cuma tipuan untuk membantunya menemukan Pataka Rajawali. Ketika medapatkan lambang itu, mereka disergap oleh beberapa penduduk suku termasuk pemimpin suku, Horned One (Ned Dennehy). Namun keduanya berhasil membunuh mereka dan akhirnya melarikan diri dari wilayah itu dengan membawa lambang oleh bantuan seorang anak kecil (Thomas Henry), putra dari Pangeran.
Keduanya segera menuju ke selatan untuk mencapai Tembok Hadrian, namun para Suku Seal dengan marah mengejarnya. Marcus yang tak dapat melanjutkan pelariannya karena bekas cedera di kakinya, dia meminta Esca untuk membawa Pataka Rajawali ke Romawi, dan juga membebaskannya sebagai budak. Namun Esca menolak untuk meninggalkan temannya, dan dia segera pergi untuk mencari bantuan. Esca kembali dengan beberapa prajurit sisa dari Legiun ke-9, yang membantu karena ingin menebus kesalahannya terhadap ayah Marcus, di mana Suku Seal juga menemukan mereka. Sebagai contoh untuk mereka yang telah mengkhianati sukunya, Pangeran membunuh putranya di depan semua orang, hingga pertempuran terjadi di mana Pangeran beserta para pejuang sukunya tewas bersama dengan sebagian besar tentara legiun. Setelah mengubur para legiun yang mati (termasuk Guern), Marcus dan Esca menuju wilayah Romawi untuk memberikan Pataka Rajawali kepada Senator Claudius (Dakin Matthews) di Londinium. Untuk menghargai jasa Marcus tersebut, para senat berencana untuk membentuk kembali Legiun ke-9 dengan Marcus sebagai komandannya.
Monday, February 14, 2011
Gnomeo & Juliet (2011)
kisah tragis percintaan klasik karya Shakespeare yang diangkat menjadi bentuk animasi ini dengan latar yang berbeda. Perseteruan antara keluarga Montague dan Capulet di Verona tersebut kini pindah lokasi menjadi halaman rumah, sementara dua insan yang saling mencintai, tapi terhalang oleh perseteruan tersebut berubah wujud menjadi dua patung gnome (kurcaci). Keluarga yang berkelahi tersebut pun berubah menjadi kubu biru dan kubu merah.
Meski para tokoh sentralnya berbentuk boneka pecah belah berbentuk kurcaci yang sering menghiasi kebun-kebun, kisah film ini mengadaptasi sebagian besar unsur kisah legendaris karya sastrawan kondang, jadi terkecuali bagi yang belum pernah membaca perihal Romeo and Juliet sebelumnya, garis besar kisah yang ada di film ini rasanya sudah tidak asing, meski tentunya dengan pertimbangan ini adalah film animasi bertema ringan yang ditujukan untuk semua umur, endingnya mudah ditebak bakal berakhir bahagia. Untungnya meski dari segi jalan cerita posisi film ini kurang menguntungkan, Kelly Asburi; sineas yang menyutradarai film ini boleh dikata cukup berhasil mengemas kisah yang sebenarnya terhitung 'basi' ini menjadi sajian yang menghibur. Rasanya tidak terlalu sia-sia effort keras yang dilakukan tim sineas yang pernah menggawangi Shrek 2 (2004) ini yang sampai menggunakan jasa tujuh penulis naskah selain penulis naskah aslinya, Rob Sprackling untuk menelurkan skrip yang memuaskan.
Dilihat dari sisi isinya, sajian yang ada di film ini boleh dikatakan berimbang, antara unsur romance dengan unsur komedinya yang membuat rangkaian adegan yang ada di film ini tidak membuat jemu yang menyaksikannya, bahkan bagi kalangan yang sebenarnya bukan penggemar tipe film semacam ini. Meski masih berada di bawah level Tangled (2010) maupun Despicable Me (2010), sebagai tontonan yang ditujukan untuk golongan penonton yang masih berusia muda, film ini berhasil menunaikan tugasnya dengan sangat baik. Dari segi animasinya, meski secara logika sejujurnya premis mengenai hiasan kebun terbuat dari keramik yang bisa hidup adalah premis yang menyeramkan, tergolong memuaskan dan realistis. Begitupun dari segi performance para pengisi suaranya, terutama James McAvoy dan Emily Blunt terasa pas dengan visualisasi roman muka serta suara karakter yang mereka wakilkan. Tidak lupa pula terdapat karakter ikonik yang adorable di kisah ini, dalam wujud semprotan air berwujud katak bernama Nanette yang disuarakan Ashley Jensen.
Khasnya sajian film animasi pada umumnya, yang kerap menghadirkan adegan-adegan yang merupakan referensi atau sekedar parodi dari film-film kondang untuk memancing tawa sekaligus tingkat kejelian penonton, cliché yang sama dapat ditemukan di sini. Adegan yang mencolok sudah barang tentu adalah adegan perkelahian Tybalt dan Gnomeo yang dikemas ala The Matrix ataupun adegan yang diinspirasi dari adegan dalam film American Beauty (1999). Nilai lebih juga layak diberikan pada tim Asburi terutama atas sajian yang berisikan 'cameo' dari Shakespeare, yang lumayan efektif memancing tawa. --disadur dari majalah cinemags--
Alur Cerita
Dikisahkan, para kurcaci yang menghiasi taman itu ternyata bukan sekedar patung. Mereka ternyata hidup, tentu saja ini hanya terjadi saat para penghuni rumah, Mrs. Montague (Julie Walters) dan Mr. Capulet (Richard Wilson), dua orang tua yang saling membenci itu sudah pergi. Tak ada yang tahu memang. Bahkan tak ada yang tahu juga kalau di antara keceriaan para kurcaci ini ada sebuah permusuhan besar antara dua keluarga kurcaci.
Taman Montague diisi dengan gnomes warna biru, dan taman rumah Capulet diisi dengan gnomes warna merah. Setelah itu, para gnome biru dan gnome merah mengadakan balap mesin pemotong rumput, dimana gnomes biru diwakili oleh Gnomeo (James McAvoy) dan gnomes merah diwakili oleh Tybalt (Jason Statham). Selama perlombaan, kelihatan Gnomeo yang akan menang, namun Tybalt dapat menipunya dan memenangkan perlombaan tersebut dengan menghancurkan mesin pemotong rumput Gnomeo. Gnomeo dan sahabatnya, Benny (Matt Lucas) kemudian menghina Tybalt karena telah bermain curang, namun Tybalt mengabaikan mereka. Beberapa hari kemudian, Benny kecewa setelah mengetahui Mrs. Montague telah memesan mesin pemotong rumput baru yang murah.
Di malam itu, Gnomeo dan Benny menyusup ke taman gnomes merah menyamar dengan membawa kaleng semprot warna biru. Saat Benny menyemprot Tybalt, tak sengaja kaleng semprot- nya memicu lampu keamanan, yang mengakibatkan Tybalt memperingatkan gnomes merah untuk menyerang. Saat melarikan diri itulah, Gnomeo tak sengaja tiba di sebuah taman yang sudah terabaikan. Di taman itu dia juga tak sengaja bertemu Juliet (Emily Blunt), putri dari pemimpin gnome merah, Lord Redbrick (Michael Caine), dimana Juliet mencoba untuk mengambil bunga anggrek yang unik. Karena keduanya saling suka, mereka pun memperebutkan bunga itu dengan romantis. Mereka berdua kecebur di air dimana masing-masing menemukan diri mereka dalam warna berbeda sebelum melarikan diri dari taman. Ketika mereka berdua kembali ke taman mereka masing-masing, Juliet mengatakan kepada temannya, semprotan air berwujud katak bernama Nanette (Ashley Jensen), kalau dia sedang jatuh cinta kepada salah satu dari gnomes biru. Nanette menyatakan bahwa itu adalah hubungan romantis namun tragis.
Gnomeo dan Juliet kemudian diam-diam merencanakan pertemuan di sebuah taman rahasia, di mana mereka bertemu flamingo plastik warna pink bernama Featherstone (Jim Cummings), dimana dia mendukung cinta Gnomeo dan Juliet sehingga keduanya akan dapat bertemu secara teratur. Sebelum mereka berdua bersiap-siap untuk kencan, Lord Redbrick memperkenalkan Juliet dengan Paris (Stephen Merchant), gnome merah yang juga disukai Nanette, meskipun Juliet berhasil melarikan diri. Setelah keduanya kembali ke kebun mereka masing-masing, Gnomeo menemukan ibunya, Lady Blueberry (Maggie Smith), yang sedih setelah gnomes merah menyusup ke taman mereka dan menghancurkan tanaman yang ditanam oleh almarhum ayah Gnomeo. Para gnomes biru ingin Gnomeo segera membalasnya, dan Gnomeo sadar kalau dia tidak bisa menolaknya kecuali dia memberitahu rahasia cintanya. Gnomeo menggunakan terowongan di bawah tamannya untuk mencapai taman merah. Namun, hanya karena ia akan menyemprot bunga berharga dari taman merah, Juliet melihatnya. Segera saja Gnomeo kembali keluar, hanya karena Benny mengatakan bahwa mulut pada botol penyemprotnya macet.
Ketika Gnomeo dan Juliet bertemu lagi, mereka pun berdebat sampai Featherstone datang untuk menghentikan mereka, dan memberitahu mereka tentang dirinya, dimana kebencian orang lain telah menghancurkan cintanya. Dia dan kekasihnya telah dipisahkan ketika dua orang yang tinggal di rumah di mana taman mereka berada, telah bercerai. Setelah dia menjelaskan hal ini, mereka berdua saling minta maaf. Namun ketika mereka akan berciuman, Benny melihatnya dan mengalihkan perhatian mereka. Benny yang terkejut, kemudian berlari ke sebuah gang, di mana Tybalt sudah menunggunya dengan mesin pemotong rumput. Tybalt melaju menuju arah Benny dan memecahkan topinya dengan sekop. Mengetahui hal itu, Gnomeo marah dan segera berkelahi dengan Tybalt, yang membuat Tybalt hancur ketika tak sengaja menabrak sebuah dinding. Para gnomes merah mencoba untuk menyerang Gnomeo karena mengira telah membunuh Tybalt, dan segera saja Juliet mengejutkan ayahnya beserta gnomes merah lainnya ketika dia berusaha untuk membela Gnomeo, dan mengatakan kalau ia mencintainya. Seorang wanita tiba-tiba muncul diantara mereka, sehingga semua gnome menjadi diam sebagai patung. Gnomeo yang berakhir diam di tengah jalan, semua orang percaya kalau dia tertabrak oleh truk. Lord Redbrick akhirnya mengelem kaki Juliet di air mancur karena dia tidak ingin kehilangan dia seperti ibunya.
Teman kesayangan Gnomeo, sebuah jamur bernama Shroom, tertinggal sendirian dan menuju ke jalan di mana ia menyadari bahwa ternyata bukan Gnomeo yang tertabrak truk, tapi sebuah cangkir yang pecah, dan Shroom melihat bahwa Gnomeo masih hidup. Gnomeo akhirnya terjebak di taman, dan naik ke patung William Shakespeare (Patrick Stewart) yang menceritakan kepadanya kisahnya. Shakespeare mengatakan bahwa kisah Gnomeo sangat mirip dengan kisah yang dia karang; "Romeo & Juliet", dan kemungkinan kisah Gnomeo akan berakhir dengan menyedihkan juga. Shroom dan Featherstone pun akhirnya tiba menemukan Gnomeo.
Sementara itu, Benny telah membeli mesin pemotong rumput 'Terrafirminator' menggunakan komputer dengan menyelinap masuk kedalam rumah Mrs. Montague, dan membatalkan pembelian pemotong rumput yang Montague pesan sebelumnya untuk membalas dendam pada gnome merah, meskipun Shroom berusaha meyakinkannya bahwa Gnomeo masih hidup. Terrafirminator yang dikendarai Benny menghancurkan sebagian besar kedua taman. Gnomeo akhirnya tiba dan menghampiri Juliet yang mencoba untuk membebaskan kakinya dari lem, tapi ia tidak mampu. Dia mengatakan kepadanya untuk pergi, tapi dia menolak, dan berbagi ciuman saat mesin pemotong rumput menabrak menghancurkan air mancur. Semua percaya bahwa Gnomeo dan Juliet sudah mati. Lord Redbrick dan Lady Blueberry menyadari bahwa perseteruan mereka bertanggung jawab atas kejadian ini, dan mereka akhirnya berdamai. Tiba-tiba, Gnomeo dan Juliet keluar dari reruntuhan dan keduanya selamat.
Meski para tokoh sentralnya berbentuk boneka pecah belah berbentuk kurcaci yang sering menghiasi kebun-kebun, kisah film ini mengadaptasi sebagian besar unsur kisah legendaris karya sastrawan kondang, jadi terkecuali bagi yang belum pernah membaca perihal Romeo and Juliet sebelumnya, garis besar kisah yang ada di film ini rasanya sudah tidak asing, meski tentunya dengan pertimbangan ini adalah film animasi bertema ringan yang ditujukan untuk semua umur, endingnya mudah ditebak bakal berakhir bahagia. Untungnya meski dari segi jalan cerita posisi film ini kurang menguntungkan, Kelly Asburi; sineas yang menyutradarai film ini boleh dikata cukup berhasil mengemas kisah yang sebenarnya terhitung 'basi' ini menjadi sajian yang menghibur. Rasanya tidak terlalu sia-sia effort keras yang dilakukan tim sineas yang pernah menggawangi Shrek 2 (2004) ini yang sampai menggunakan jasa tujuh penulis naskah selain penulis naskah aslinya, Rob Sprackling untuk menelurkan skrip yang memuaskan.
Dilihat dari sisi isinya, sajian yang ada di film ini boleh dikatakan berimbang, antara unsur romance dengan unsur komedinya yang membuat rangkaian adegan yang ada di film ini tidak membuat jemu yang menyaksikannya, bahkan bagi kalangan yang sebenarnya bukan penggemar tipe film semacam ini. Meski masih berada di bawah level Tangled (2010) maupun Despicable Me (2010), sebagai tontonan yang ditujukan untuk golongan penonton yang masih berusia muda, film ini berhasil menunaikan tugasnya dengan sangat baik. Dari segi animasinya, meski secara logika sejujurnya premis mengenai hiasan kebun terbuat dari keramik yang bisa hidup adalah premis yang menyeramkan, tergolong memuaskan dan realistis. Begitupun dari segi performance para pengisi suaranya, terutama James McAvoy dan Emily Blunt terasa pas dengan visualisasi roman muka serta suara karakter yang mereka wakilkan. Tidak lupa pula terdapat karakter ikonik yang adorable di kisah ini, dalam wujud semprotan air berwujud katak bernama Nanette yang disuarakan Ashley Jensen.
Khasnya sajian film animasi pada umumnya, yang kerap menghadirkan adegan-adegan yang merupakan referensi atau sekedar parodi dari film-film kondang untuk memancing tawa sekaligus tingkat kejelian penonton, cliché yang sama dapat ditemukan di sini. Adegan yang mencolok sudah barang tentu adalah adegan perkelahian Tybalt dan Gnomeo yang dikemas ala The Matrix ataupun adegan yang diinspirasi dari adegan dalam film American Beauty (1999). Nilai lebih juga layak diberikan pada tim Asburi terutama atas sajian yang berisikan 'cameo' dari Shakespeare, yang lumayan efektif memancing tawa. --disadur dari majalah cinemags--
Alur Cerita
Dikisahkan, para kurcaci yang menghiasi taman itu ternyata bukan sekedar patung. Mereka ternyata hidup, tentu saja ini hanya terjadi saat para penghuni rumah, Mrs. Montague (Julie Walters) dan Mr. Capulet (Richard Wilson), dua orang tua yang saling membenci itu sudah pergi. Tak ada yang tahu memang. Bahkan tak ada yang tahu juga kalau di antara keceriaan para kurcaci ini ada sebuah permusuhan besar antara dua keluarga kurcaci.
Taman Montague diisi dengan gnomes warna biru, dan taman rumah Capulet diisi dengan gnomes warna merah. Setelah itu, para gnome biru dan gnome merah mengadakan balap mesin pemotong rumput, dimana gnomes biru diwakili oleh Gnomeo (James McAvoy) dan gnomes merah diwakili oleh Tybalt (Jason Statham). Selama perlombaan, kelihatan Gnomeo yang akan menang, namun Tybalt dapat menipunya dan memenangkan perlombaan tersebut dengan menghancurkan mesin pemotong rumput Gnomeo. Gnomeo dan sahabatnya, Benny (Matt Lucas) kemudian menghina Tybalt karena telah bermain curang, namun Tybalt mengabaikan mereka. Beberapa hari kemudian, Benny kecewa setelah mengetahui Mrs. Montague telah memesan mesin pemotong rumput baru yang murah.
Di malam itu, Gnomeo dan Benny menyusup ke taman gnomes merah menyamar dengan membawa kaleng semprot warna biru. Saat Benny menyemprot Tybalt, tak sengaja kaleng semprot- nya memicu lampu keamanan, yang mengakibatkan Tybalt memperingatkan gnomes merah untuk menyerang. Saat melarikan diri itulah, Gnomeo tak sengaja tiba di sebuah taman yang sudah terabaikan. Di taman itu dia juga tak sengaja bertemu Juliet (Emily Blunt), putri dari pemimpin gnome merah, Lord Redbrick (Michael Caine), dimana Juliet mencoba untuk mengambil bunga anggrek yang unik. Karena keduanya saling suka, mereka pun memperebutkan bunga itu dengan romantis. Mereka berdua kecebur di air dimana masing-masing menemukan diri mereka dalam warna berbeda sebelum melarikan diri dari taman. Ketika mereka berdua kembali ke taman mereka masing-masing, Juliet mengatakan kepada temannya, semprotan air berwujud katak bernama Nanette (Ashley Jensen), kalau dia sedang jatuh cinta kepada salah satu dari gnomes biru. Nanette menyatakan bahwa itu adalah hubungan romantis namun tragis.
Gnomeo dan Juliet kemudian diam-diam merencanakan pertemuan di sebuah taman rahasia, di mana mereka bertemu flamingo plastik warna pink bernama Featherstone (Jim Cummings), dimana dia mendukung cinta Gnomeo dan Juliet sehingga keduanya akan dapat bertemu secara teratur. Sebelum mereka berdua bersiap-siap untuk kencan, Lord Redbrick memperkenalkan Juliet dengan Paris (Stephen Merchant), gnome merah yang juga disukai Nanette, meskipun Juliet berhasil melarikan diri. Setelah keduanya kembali ke kebun mereka masing-masing, Gnomeo menemukan ibunya, Lady Blueberry (Maggie Smith), yang sedih setelah gnomes merah menyusup ke taman mereka dan menghancurkan tanaman yang ditanam oleh almarhum ayah Gnomeo. Para gnomes biru ingin Gnomeo segera membalasnya, dan Gnomeo sadar kalau dia tidak bisa menolaknya kecuali dia memberitahu rahasia cintanya. Gnomeo menggunakan terowongan di bawah tamannya untuk mencapai taman merah. Namun, hanya karena ia akan menyemprot bunga berharga dari taman merah, Juliet melihatnya. Segera saja Gnomeo kembali keluar, hanya karena Benny mengatakan bahwa mulut pada botol penyemprotnya macet.
Ketika Gnomeo dan Juliet bertemu lagi, mereka pun berdebat sampai Featherstone datang untuk menghentikan mereka, dan memberitahu mereka tentang dirinya, dimana kebencian orang lain telah menghancurkan cintanya. Dia dan kekasihnya telah dipisahkan ketika dua orang yang tinggal di rumah di mana taman mereka berada, telah bercerai. Setelah dia menjelaskan hal ini, mereka berdua saling minta maaf. Namun ketika mereka akan berciuman, Benny melihatnya dan mengalihkan perhatian mereka. Benny yang terkejut, kemudian berlari ke sebuah gang, di mana Tybalt sudah menunggunya dengan mesin pemotong rumput. Tybalt melaju menuju arah Benny dan memecahkan topinya dengan sekop. Mengetahui hal itu, Gnomeo marah dan segera berkelahi dengan Tybalt, yang membuat Tybalt hancur ketika tak sengaja menabrak sebuah dinding. Para gnomes merah mencoba untuk menyerang Gnomeo karena mengira telah membunuh Tybalt, dan segera saja Juliet mengejutkan ayahnya beserta gnomes merah lainnya ketika dia berusaha untuk membela Gnomeo, dan mengatakan kalau ia mencintainya. Seorang wanita tiba-tiba muncul diantara mereka, sehingga semua gnome menjadi diam sebagai patung. Gnomeo yang berakhir diam di tengah jalan, semua orang percaya kalau dia tertabrak oleh truk. Lord Redbrick akhirnya mengelem kaki Juliet di air mancur karena dia tidak ingin kehilangan dia seperti ibunya.
Teman kesayangan Gnomeo, sebuah jamur bernama Shroom, tertinggal sendirian dan menuju ke jalan di mana ia menyadari bahwa ternyata bukan Gnomeo yang tertabrak truk, tapi sebuah cangkir yang pecah, dan Shroom melihat bahwa Gnomeo masih hidup. Gnomeo akhirnya terjebak di taman, dan naik ke patung William Shakespeare (Patrick Stewart) yang menceritakan kepadanya kisahnya. Shakespeare mengatakan bahwa kisah Gnomeo sangat mirip dengan kisah yang dia karang; "Romeo & Juliet", dan kemungkinan kisah Gnomeo akan berakhir dengan menyedihkan juga. Shroom dan Featherstone pun akhirnya tiba menemukan Gnomeo.
Sementara itu, Benny telah membeli mesin pemotong rumput 'Terrafirminator' menggunakan komputer dengan menyelinap masuk kedalam rumah Mrs. Montague, dan membatalkan pembelian pemotong rumput yang Montague pesan sebelumnya untuk membalas dendam pada gnome merah, meskipun Shroom berusaha meyakinkannya bahwa Gnomeo masih hidup. Terrafirminator yang dikendarai Benny menghancurkan sebagian besar kedua taman. Gnomeo akhirnya tiba dan menghampiri Juliet yang mencoba untuk membebaskan kakinya dari lem, tapi ia tidak mampu. Dia mengatakan kepadanya untuk pergi, tapi dia menolak, dan berbagi ciuman saat mesin pemotong rumput menabrak menghancurkan air mancur. Semua percaya bahwa Gnomeo dan Juliet sudah mati. Lord Redbrick dan Lady Blueberry menyadari bahwa perseteruan mereka bertanggung jawab atas kejadian ini, dan mereka akhirnya berdamai. Tiba-tiba, Gnomeo dan Juliet keluar dari reruntuhan dan keduanya selamat.
Sunday, February 13, 2011
Just Go with It (2011)
Berbeda dengan tahun sebelumnya, di tahun 2011 Adam Sandler sedikit lebih aktif dengan merilis film terbarunya di awal tahun. Mungkin hal ini didasari oleh rencana Sandler yang juga akan memproduksi beberapa film lainnya selama tahun 2011. Rencananya dia akan bermain di tiga film lain seperti Zookeeper, Bucky Larson: Born to Be a Star dan Jack and Jill. Mengingat bulan Februari cukup identik dengan hari Valentine maka Sandler dipertemukan dengan teman baiknya Jennifer Aniston lewat film terbaru mereka berjudul Just Go with It yang mengangkat genre komedi romantis. Film ini sepertinya akan memiliki kesan yang berbeda karena selain dirilis bertepatan dengan hari kelahiran Aniston tetapi juga film pertama yang memasangkan antara Sandler dengan Aniston. Cukup menarik karena mereka sudah berteman dekat cukup lama bahkan sebelum mereka berdua sama-sama terkenal. Just Go with It juga merupakan film kedua hasil kerjasama antara sang sutradara Dennis Dugan dengan Sandler setelah Grown Ups (2010).
Memang tidak disebutkan secara langsung namun film ini merupakan remake dari film tahun 1969 yang menampilkan Walter Matthau, Ingrid Bergman dan Goldie Hawn berjudul Cactus Flower. Film tersebut sukses membantu Goldie meraih Oscar untuk kategori Best Actress in a Supporting Role. Di tahun 2005 juga ada film India berjudul Maine Pyaar Kyun Kiya? (Why did I fall in love?) yang memiliki tema serupa. Tentunya genre seperti ini sudah biasa untuk Adam Sandler yang juga menjabat sebagai salah satu produser di film ini bersama Jack Giarraputo dan Heather Parry. Terbukti dari film-film sebelumnya namun tetap memiliki peminat. Kredit lebih film ini adalah dipasangkannya Sandler dengan Aniston yang sudah akrab dengan film bertema komedi romantis. Akan menarik dan menghibur melihat keduanya berada dalam satu film.
Selain Sandler dan Aniston, film yang naskahnya ditulis oleh Allan Loeb bersama Timothy Dowling ini juga akan dibintangi oleh artis-artis lain yang namanya sudah tidak asing di ranah perfilman Hollywood. Di antaranya aktor yang bermain bersama Sandler dalam Grown Ups dan Jack and Jill; Dan Patrick, aktris yang akan berperan sebagai Sam Shane dalam Battleship (2012); Brooklyn Decker, aktor yang merupakan vokalis dari anggota Dave Matthews Band; Dave Matthews, aktor yang mengawali debut film layar lebarnya dalam Almost Famous (2000); Nick Swardson, serta aktris serba bisa peraih Oscar dalam The Hours (2002); Nicole Kidman. Dirilis pada tanggal 11 Februari 2011, film berbujet $80 juta ini berhasil meraup total pendapatan sebesar $214,918,407 dari peredarannya di seluruh dunia. --source: majalah cinemags--
Alur Cerita
Danny Maccabee (Adam Sandler), seorang dokter ahli bedah yang memiliki karir bagus dengan kehidupan percintaan yang rumit. Demi memiliki hubungan yang tidak memiliki ikatan, ia pun berpura-pura menjadi seorang pria menikah yang tidak bahagia sebagai cara untuk mendekati wanita. Tetapi pertemuannya dengan seorang wanita bernama Palmer (Brooklyn Decker), telah mengubah prinsipnya karena ia berpikir bahwa dialah wanita impiannya. Keesokan paginya, Palmer menemukan cincin palsunya dan mengasumsikan bahwa Danny menyembunyikan fakta kalau dia sudah beristri. Dia pun menolak untuk berkencan dengannya.
Danny kemudian mencoba merayunya kembali. Alih-alih berkata jujur, Danny mengatakan bahwa ia akan bercerai dengan istrinya bernama Devlin Adams, nama yang diambil dari cerita sahabatnya yang juga rekan kerjanya, Katherine Murphy (Jennifer Aniston), yang adalah nama musuhnya ketika di kampus. Danny juga memberitahu bahwa mereka bercerai karena istrinya telah berselingkuh dengan pria lain bernama Dolph Lundgren. Palmer pun bersikeras bertemu Devlin. Untuk mendapatkan Palmer, Danny pun mencoba cara yang berbeda dengan meminta bantuan Katherine, yang ternyata adalah orang tua tunggal dari kedua anaknya untuk menyamar sebagai istrinya yang akan di cerai.
Dengan menyamar sebagai Devlin, Katherine pun menemui Danny dan Palmer. Namun setelah mendengar Katherine berbicara di telepon dengan anak-anaknya, Palmer mengasumsikan bahwa mereka juga anak-anak Danny dan juga ingin menemui mereka. Danny kemudian bertemu secara pribadi dengan anak-anak Katherine, Maggie (Bailee Madison) dan Michael (Griffin Gluck), untuk menyuruh mereka berakting dengan menyamar sebagai anaknya. Awalnya, Katherine sangat marah Danny melibatkan anak-anaknya, namun ia terpaksa menyetujuinya.
Palmer kemudian bertemu anak-anak Maggie, di mana Michael memeras Danny di depannya untuk membawa mereka semua ke Hawaii. Saat di bandara, mereka semua terkejut dengan kedatangan sepupu Danny bernama Eddie (Nick Swardson), yang mencoba bergabung dengan mereka dalam perjalanan. Untuk mempertahankan kebohongannya, Danny dan Katherine terpaksa membawanya bersama dan menyuruhnya menyamar sebagai Dolph Lundgren.
Saat di sebuah resor di Hawaii, Katherine dan Danny bertemu dengan kehidupan nyata dari Devlin Adams (Nicole Kidman) dan suaminya Ian Maxtone-Jones (Dave Matthews). Karena sudah lama saling bersaing dengan Devlin dan untuk menjaga gengsi, Katherine terpaksa mengenalkan Danny sebagai suaminya. Danny dan Palmer pun menghabiskan waktu bersama anak-anak, di mana Michael tak sengaja mengatakan bahwa ayahnya (asli) tak pernah punya waktu untuknya, yang menyebabkan Palmer marah terhadap Danny. Palmer kemudian memutuskan untuk menghabiskan waktu bersama Katherine, agar Danny dapat menghabiskan waktu dengan anak-anak. Di saat itulah, Danny mengajarkan Michael berenang, yang membuat semuanya merasa kagum dengannya.
Katherine kemudian bertemu kembali dengan Devlin, yang mengundangnya bersama Danny keluar untuk makan malam, di mana Eddie setuju untuk membawa Palmer keluar untuk sementara. Saat itulah, Devlin meminta mereka saling mengatakan apa yang paling mereka kagumi diantara satu sama lain, karena percaya bahwa mereka suami istri. Tidak dapat membuat kebohongan dalam waktu sesingkat itu, mereka akhirnya mengatakan hal-hal yang jujur diantara satu sama lain, hingga Danny dan Katherine mulai merasa ada kecocokan. ketika Palmer dan Eddie kembali, Palmer mengatakan kepada Danny ingin segera menikah, yang membuatnya dan Katherine terkejut, namun dia akhirnya menyetujui hal itu. Danny kemudian menelepon Katherine tentang kebingungannya, di mana Katherine juga mengatakan bahwa dia akan mengambil pekerjaan barunya di New York City.
Di hari berikutnya, Palmer menghadapkan Katherine tentang pernikahannya, karena ia telah melihat perasaan Danny untuknya, namun Katherine mengelaknya. Katherine kemudian bertemu Devlin di sebuah bar dan mengatakan bahwa ia telah membohonginya tentang pernikahannya. Begitu juga Devlin, mengakui bahwa dia telah menceraikan Ian yang ternyata adalah gay. Katherine juga mengakui dengan mengatakan kepada Devlin bahwa dia jatuh cinta dengan Danny meskipun mereka tidak mungkin bersama-sama. Tanpa sepengetahuan Katherine, Danny muncul di belakangnya, dan mengatakan bahwa ia tidak jadi menikahi Palmer, karena dia juga mencintainya.
Memang tidak disebutkan secara langsung namun film ini merupakan remake dari film tahun 1969 yang menampilkan Walter Matthau, Ingrid Bergman dan Goldie Hawn berjudul Cactus Flower. Film tersebut sukses membantu Goldie meraih Oscar untuk kategori Best Actress in a Supporting Role. Di tahun 2005 juga ada film India berjudul Maine Pyaar Kyun Kiya? (Why did I fall in love?) yang memiliki tema serupa. Tentunya genre seperti ini sudah biasa untuk Adam Sandler yang juga menjabat sebagai salah satu produser di film ini bersama Jack Giarraputo dan Heather Parry. Terbukti dari film-film sebelumnya namun tetap memiliki peminat. Kredit lebih film ini adalah dipasangkannya Sandler dengan Aniston yang sudah akrab dengan film bertema komedi romantis. Akan menarik dan menghibur melihat keduanya berada dalam satu film.
Selain Sandler dan Aniston, film yang naskahnya ditulis oleh Allan Loeb bersama Timothy Dowling ini juga akan dibintangi oleh artis-artis lain yang namanya sudah tidak asing di ranah perfilman Hollywood. Di antaranya aktor yang bermain bersama Sandler dalam Grown Ups dan Jack and Jill; Dan Patrick, aktris yang akan berperan sebagai Sam Shane dalam Battleship (2012); Brooklyn Decker, aktor yang merupakan vokalis dari anggota Dave Matthews Band; Dave Matthews, aktor yang mengawali debut film layar lebarnya dalam Almost Famous (2000); Nick Swardson, serta aktris serba bisa peraih Oscar dalam The Hours (2002); Nicole Kidman. Dirilis pada tanggal 11 Februari 2011, film berbujet $80 juta ini berhasil meraup total pendapatan sebesar $214,918,407 dari peredarannya di seluruh dunia. --source: majalah cinemags--
Alur Cerita
Danny Maccabee (Adam Sandler), seorang dokter ahli bedah yang memiliki karir bagus dengan kehidupan percintaan yang rumit. Demi memiliki hubungan yang tidak memiliki ikatan, ia pun berpura-pura menjadi seorang pria menikah yang tidak bahagia sebagai cara untuk mendekati wanita. Tetapi pertemuannya dengan seorang wanita bernama Palmer (Brooklyn Decker), telah mengubah prinsipnya karena ia berpikir bahwa dialah wanita impiannya. Keesokan paginya, Palmer menemukan cincin palsunya dan mengasumsikan bahwa Danny menyembunyikan fakta kalau dia sudah beristri. Dia pun menolak untuk berkencan dengannya.
Danny kemudian mencoba merayunya kembali. Alih-alih berkata jujur, Danny mengatakan bahwa ia akan bercerai dengan istrinya bernama Devlin Adams, nama yang diambil dari cerita sahabatnya yang juga rekan kerjanya, Katherine Murphy (Jennifer Aniston), yang adalah nama musuhnya ketika di kampus. Danny juga memberitahu bahwa mereka bercerai karena istrinya telah berselingkuh dengan pria lain bernama Dolph Lundgren. Palmer pun bersikeras bertemu Devlin. Untuk mendapatkan Palmer, Danny pun mencoba cara yang berbeda dengan meminta bantuan Katherine, yang ternyata adalah orang tua tunggal dari kedua anaknya untuk menyamar sebagai istrinya yang akan di cerai.
Dengan menyamar sebagai Devlin, Katherine pun menemui Danny dan Palmer. Namun setelah mendengar Katherine berbicara di telepon dengan anak-anaknya, Palmer mengasumsikan bahwa mereka juga anak-anak Danny dan juga ingin menemui mereka. Danny kemudian bertemu secara pribadi dengan anak-anak Katherine, Maggie (Bailee Madison) dan Michael (Griffin Gluck), untuk menyuruh mereka berakting dengan menyamar sebagai anaknya. Awalnya, Katherine sangat marah Danny melibatkan anak-anaknya, namun ia terpaksa menyetujuinya.
Palmer kemudian bertemu anak-anak Maggie, di mana Michael memeras Danny di depannya untuk membawa mereka semua ke Hawaii. Saat di bandara, mereka semua terkejut dengan kedatangan sepupu Danny bernama Eddie (Nick Swardson), yang mencoba bergabung dengan mereka dalam perjalanan. Untuk mempertahankan kebohongannya, Danny dan Katherine terpaksa membawanya bersama dan menyuruhnya menyamar sebagai Dolph Lundgren.
Saat di sebuah resor di Hawaii, Katherine dan Danny bertemu dengan kehidupan nyata dari Devlin Adams (Nicole Kidman) dan suaminya Ian Maxtone-Jones (Dave Matthews). Karena sudah lama saling bersaing dengan Devlin dan untuk menjaga gengsi, Katherine terpaksa mengenalkan Danny sebagai suaminya. Danny dan Palmer pun menghabiskan waktu bersama anak-anak, di mana Michael tak sengaja mengatakan bahwa ayahnya (asli) tak pernah punya waktu untuknya, yang menyebabkan Palmer marah terhadap Danny. Palmer kemudian memutuskan untuk menghabiskan waktu bersama Katherine, agar Danny dapat menghabiskan waktu dengan anak-anak. Di saat itulah, Danny mengajarkan Michael berenang, yang membuat semuanya merasa kagum dengannya.
Katherine kemudian bertemu kembali dengan Devlin, yang mengundangnya bersama Danny keluar untuk makan malam, di mana Eddie setuju untuk membawa Palmer keluar untuk sementara. Saat itulah, Devlin meminta mereka saling mengatakan apa yang paling mereka kagumi diantara satu sama lain, karena percaya bahwa mereka suami istri. Tidak dapat membuat kebohongan dalam waktu sesingkat itu, mereka akhirnya mengatakan hal-hal yang jujur diantara satu sama lain, hingga Danny dan Katherine mulai merasa ada kecocokan. ketika Palmer dan Eddie kembali, Palmer mengatakan kepada Danny ingin segera menikah, yang membuatnya dan Katherine terkejut, namun dia akhirnya menyetujui hal itu. Danny kemudian menelepon Katherine tentang kebingungannya, di mana Katherine juga mengatakan bahwa dia akan mengambil pekerjaan barunya di New York City.
Di hari berikutnya, Palmer menghadapkan Katherine tentang pernikahannya, karena ia telah melihat perasaan Danny untuknya, namun Katherine mengelaknya. Katherine kemudian bertemu Devlin di sebuah bar dan mengatakan bahwa ia telah membohonginya tentang pernikahannya. Begitu juga Devlin, mengakui bahwa dia telah menceraikan Ian yang ternyata adalah gay. Katherine juga mengakui dengan mengatakan kepada Devlin bahwa dia jatuh cinta dengan Danny meskipun mereka tidak mungkin bersama-sama. Tanpa sepengetahuan Katherine, Danny muncul di belakangnya, dan mengatakan bahwa ia tidak jadi menikahi Palmer, karena dia juga mencintainya.
Tuesday, February 8, 2011
Sanctum (2011)
Jika Anda punya trauma dengan laut, atau pernah hampir tenggelam, atau punya problema dengan goa, atau menderita klaustrofobia (takut dengan tempat yang sempit), maka persiapkan mental saat menonton film ini. Sanctum adalah film yang disutradarai oleh Alister Grierson, sineas asal Australia yang pernah mengarahkan debutnya dalam Kokoda (2006). Film ini akan membawa penonton masuk ke dunia reka-percaya yang sebagian besar berada di dalam lorong-lorong gua di bawah laut.
Walaupun sang sutradara bersama sinematografer Jules O'Loughlin tak punya pengalaman dengan kamera 3D yang dikembangkan sejak Avatar (2009), namun mereka dapat menghasilkan karya yang bagus. Sayang sekali yang ditayangkan di Indonesia bukanlah versi 3D. Namun, selain aksi menegangkan serta sinematografi yang dibilang bagus, sepertinya hampir tidak ada lagi yang bisa dibanggakan dari film kedua sineas asal Australia ini.
Film drama petualangan yang naskahnya ditulis oleh John Garvin ini terinspirasi dari kisah nyata sang produser Andrew Wight yang memimpin ekspedisi menyelam ke dalam gua bawah air, kemudian harus mencari jalan keluar setelah badai jatuh pada pintu masuk gua. Pengambilan gambar filmnya pun dikerjakan di Gold Coast di Queensland, Australia, dengan menggunakan kamera khusus 3D yang dinamakan Fusion Camera System yang akan memberikan tontonan film aksi yang sama sekali berbeda, seperti halnya yang dilakukan oleh eksekutif produser James Cameron dalam film Avatar. Setelah itu, Universal Pictures dan Relativity Media mengeluarkan dana sebesar $12 juta untuk hak untuk mendistribusikan film di Amerika Serikat dan Kanada, dan di beberapa negara asing.
Untuk jajaran pemainnya, film yang menghabiskan biaya produksi sebesar $30 juta ini dibintangi oleh artis-artis yang mungkin sebagian besar berasal dari Australia. Diantaranya aktor yang pernah tampil sebagai The Duke dalam Moulin Rouge! (2001); Richard Roxburgh, aktor yang dikenal ketika memerankan karakter Thomas dalam The Black Balloon (2008); Rhys Wakefield, Aktor yang pertama kalinya tampil di film besar dalam Spotswoods (1992); Daniel Wyllie, serta aktor yang berperan sebagai Mister Fantastic dalam dua seri film Fantastic Four; Ioan Gruffudd. Dirilis pada tanggal 3 Februari 2011, film ini berhasil meraup pendapatan sebesar $108,609,310 dari peredarannya di seluruh dunia. --source: majalah cinemags--
Alur Cerita
Film dimulai ketika Josh McGuire (Rhys Wakefield) sedang memandu Carl Hurley (Ioan Gruffudd) dan kekasihnya, Victoria Elaine (Alice Parkinson) untuk membawa mereka ke lokasi ekspedisi di Goa Esa'Ala, sebuah gua bawah air yang ada di Papua Nugini. Ayah Josh, Frank McGuire (Richard Roxburgh), yang adalah seorang penyelam master, bersama dengan yang lainnya telah mendirikan sebuah BaseCamp jauh di dalam gua, di mana tim ini telah menjelajahi gua selama berminggu-minggu dan telah menyiapkan sebuah jaringan komunikasi yang sangat baik dengan orang-orang yang ada di kamp permukaan. Vic dan Josh kemudian rappelling ke BaseCamp sementara Carl yang suka bermain dengan caranya sendiri, turun ke dalam gua dengan menggunakan parasut.
Frank dan seorang penyelam lain bernama Judes (Allison Cratchley), menyelam ke dalam air di bagian bawah gua yang belum pernah terjelajahi, yang mereka sebut Pembatasan Setan. Mereka turun melalui lubang yang cukup sempit dan menemukan sebuah gua besar yang luas dengan langit-langit raksasa. Ketika mereka kembali ke BaseCamp, selang alat pernapasan Judes bocor. Karena mereka tidak memiliki tabung cadangan, mereka terpaksa berbagi udara saat mencoba untuk kembali. Setelah bergantian menggunakan masker beberapa kali, Judes panik dan menolak untuk kembali memberikan selang kepada Frank. Frank pun terpaksa merebut masker darinya dan mendorongnya ke bawah hingga meninggal tepat di depannya. Hal ini terungkap bahwa mereka telah menyelam tanpa tabung cadangan yang seharusnya Josh bawa turun.
Ketika Frank kembali, Josh menyalahkan ayahnya atas kematian Judes, namun Frank berbalik menyalahkan putranya tersebut karena tidak bisa membawa tabung cadangan yang seharusnya dia bawa ke BaseCamp. Dia juga mengatakan bahwa sebelumnya Judes sudah paham akan risikonya sebelum melakukan penyelaman. Sementara itu, badai besar sedang mengamuk di permukaan dan orang-orang di pangkalan atas tidak dapat memberi peringatan yang ada di dalam gua karena jalur komunikasi terputus. Josh yang tidak mengetahui hal itu, dia bersama penyelam lainnya; Luko (Cramer Cain), Liz (Nicole Downs), dan J.D. (Christopher Baker) berusaha untuk kembali ke permukaan ketika air telah mengaliri lorong-lorong gua. Sementara Liz dan J.D. kemungkinan dapat mencapai pangkalan atas, Josh dan Luko memutuskan untuk kembali dan air segera membanjiri BaseCamp mereka di bawah. Keduanya akhirnya berkumpul kembali dengan kelompok Frank di suatu tempat yang jauh di dalam gua-gua bawah yang relatif aman, namun mereka tetap tidak dapat menemukan cara untuk keluar.
Satu demi satu anggota tim mati. Luko terluka parah dan setelah banyak diskusi, Frank memutuskan untuk membunuhnya untuk membuatnya keluar dari penderitaannya. Sementara teman terbaik Frank, George (Dan Wyllie), yang memiliki penyakit dekompresi mengalami kesulitan untuk melanjutkan, dan dia sendiri meninggal setelah memutuskan untuk tinggal di belakang agar tidak memperlambat yang lainnya. Sedangkan Vic yang sebelumnya tidak memperdulikan saran Frank, terjebak dengan peralatan sendiri dan akhirnya juga menyebabkan kematiannya. Kelompok yang tersisa kini hanya Frank, Josh dan Carl, yang hanya memiliki satu alat pernapasan dan mereka memutuskan untuk istirahat sebentar. Frank mengatakan bahwa ia akan menggunakan alat pernapasan terakhir tersebut untuk menyelam dan mencoba menyelusuri lorong dalam air untuk menemukan cara untuk kembali.
Marah karena telah kehilangan kekasihnya, Carl mengambil alat pernapasan terakhir dan mencoba menyelam untuk mencari jalan keluar sendiri. Frank pun mengejarnya, namun dia kehilangan jejaknya ketika berada dalam labirin gua. Josh kemudian menemukan beberapa kotoran kelelawar dan menyimpulkan bahwa kemungkinan ada jalan keluar terdekat. Mereka pun membuat jalan melalui lorong-lorong dan menemukan lubang kecil yang mengarah ke permukaan. Mereka tidak menunggu untuk diselamatkan karena mungkin mereka bisa mati kelaparan dan dehidrasi sebelum itu terjadi, sehingga mereka memutuskan untuk mencari jalan lain melalui gua. Di sepanjang jalan, mereka menemukan Carl yang masih hidup namun menjadi paranoid, dan karena panik, Carl menyerang dan melukai Frank sampai mati. Putus asa, Carl menyelam kembali ke dalam air tanpa tabung pernapasan untuk mencari jalan keluar.
Josh sekarang memiliki satu-satunya tabung pernapasan terakhir yang ditinggalkan Carl dan memutuskan untuk kembali ke dalam air untuk mencari jalan keluar. Ketika lampu senternya mati, dia menyelam dengan hanya menggunakan sedikit cahaya yang berasal dari taring babi, sebuah hadiah ulang tahun pemberian ayahnya yang didapat ketika Frank melakukan ekspedisinya ke Kalimantan.
Tabung pernapasan Josh akhirnya kehabisan udara, yang membuatnya panik bahwa ia akan mati. Dia pun menenangkan diri ke bawah dan mengingat sesuatu yang pernah di ajarkan ayahnya, di mana dia menggunakan gelembung udara kecil yang terperangkap di langit-langit gua. Dia melakukan ini sebentar-sebentar ketika ia mencoba untuk berenang ke arah permukaan. Kelelahan dan hampir putus asa, Josh melihat sinar kecil yang kemungkinan berasal dari sinar matahari di depan dan dia terus menuju ke arah tersebut. Dia akhirnya dapat menembus permukaan yang ternyata adalah sebuah laut dan dia berhasil berenang menuju daratan.
Walaupun sang sutradara bersama sinematografer Jules O'Loughlin tak punya pengalaman dengan kamera 3D yang dikembangkan sejak Avatar (2009), namun mereka dapat menghasilkan karya yang bagus. Sayang sekali yang ditayangkan di Indonesia bukanlah versi 3D. Namun, selain aksi menegangkan serta sinematografi yang dibilang bagus, sepertinya hampir tidak ada lagi yang bisa dibanggakan dari film kedua sineas asal Australia ini.
Film drama petualangan yang naskahnya ditulis oleh John Garvin ini terinspirasi dari kisah nyata sang produser Andrew Wight yang memimpin ekspedisi menyelam ke dalam gua bawah air, kemudian harus mencari jalan keluar setelah badai jatuh pada pintu masuk gua. Pengambilan gambar filmnya pun dikerjakan di Gold Coast di Queensland, Australia, dengan menggunakan kamera khusus 3D yang dinamakan Fusion Camera System yang akan memberikan tontonan film aksi yang sama sekali berbeda, seperti halnya yang dilakukan oleh eksekutif produser James Cameron dalam film Avatar. Setelah itu, Universal Pictures dan Relativity Media mengeluarkan dana sebesar $12 juta untuk hak untuk mendistribusikan film di Amerika Serikat dan Kanada, dan di beberapa negara asing.
Untuk jajaran pemainnya, film yang menghabiskan biaya produksi sebesar $30 juta ini dibintangi oleh artis-artis yang mungkin sebagian besar berasal dari Australia. Diantaranya aktor yang pernah tampil sebagai The Duke dalam Moulin Rouge! (2001); Richard Roxburgh, aktor yang dikenal ketika memerankan karakter Thomas dalam The Black Balloon (2008); Rhys Wakefield, Aktor yang pertama kalinya tampil di film besar dalam Spotswoods (1992); Daniel Wyllie, serta aktor yang berperan sebagai Mister Fantastic dalam dua seri film Fantastic Four; Ioan Gruffudd. Dirilis pada tanggal 3 Februari 2011, film ini berhasil meraup pendapatan sebesar $108,609,310 dari peredarannya di seluruh dunia. --source: majalah cinemags--
Alur Cerita
Film dimulai ketika Josh McGuire (Rhys Wakefield) sedang memandu Carl Hurley (Ioan Gruffudd) dan kekasihnya, Victoria Elaine (Alice Parkinson) untuk membawa mereka ke lokasi ekspedisi di Goa Esa'Ala, sebuah gua bawah air yang ada di Papua Nugini. Ayah Josh, Frank McGuire (Richard Roxburgh), yang adalah seorang penyelam master, bersama dengan yang lainnya telah mendirikan sebuah BaseCamp jauh di dalam gua, di mana tim ini telah menjelajahi gua selama berminggu-minggu dan telah menyiapkan sebuah jaringan komunikasi yang sangat baik dengan orang-orang yang ada di kamp permukaan. Vic dan Josh kemudian rappelling ke BaseCamp sementara Carl yang suka bermain dengan caranya sendiri, turun ke dalam gua dengan menggunakan parasut.
Frank dan seorang penyelam lain bernama Judes (Allison Cratchley), menyelam ke dalam air di bagian bawah gua yang belum pernah terjelajahi, yang mereka sebut Pembatasan Setan. Mereka turun melalui lubang yang cukup sempit dan menemukan sebuah gua besar yang luas dengan langit-langit raksasa. Ketika mereka kembali ke BaseCamp, selang alat pernapasan Judes bocor. Karena mereka tidak memiliki tabung cadangan, mereka terpaksa berbagi udara saat mencoba untuk kembali. Setelah bergantian menggunakan masker beberapa kali, Judes panik dan menolak untuk kembali memberikan selang kepada Frank. Frank pun terpaksa merebut masker darinya dan mendorongnya ke bawah hingga meninggal tepat di depannya. Hal ini terungkap bahwa mereka telah menyelam tanpa tabung cadangan yang seharusnya Josh bawa turun.
Ketika Frank kembali, Josh menyalahkan ayahnya atas kematian Judes, namun Frank berbalik menyalahkan putranya tersebut karena tidak bisa membawa tabung cadangan yang seharusnya dia bawa ke BaseCamp. Dia juga mengatakan bahwa sebelumnya Judes sudah paham akan risikonya sebelum melakukan penyelaman. Sementara itu, badai besar sedang mengamuk di permukaan dan orang-orang di pangkalan atas tidak dapat memberi peringatan yang ada di dalam gua karena jalur komunikasi terputus. Josh yang tidak mengetahui hal itu, dia bersama penyelam lainnya; Luko (Cramer Cain), Liz (Nicole Downs), dan J.D. (Christopher Baker) berusaha untuk kembali ke permukaan ketika air telah mengaliri lorong-lorong gua. Sementara Liz dan J.D. kemungkinan dapat mencapai pangkalan atas, Josh dan Luko memutuskan untuk kembali dan air segera membanjiri BaseCamp mereka di bawah. Keduanya akhirnya berkumpul kembali dengan kelompok Frank di suatu tempat yang jauh di dalam gua-gua bawah yang relatif aman, namun mereka tetap tidak dapat menemukan cara untuk keluar.
Satu demi satu anggota tim mati. Luko terluka parah dan setelah banyak diskusi, Frank memutuskan untuk membunuhnya untuk membuatnya keluar dari penderitaannya. Sementara teman terbaik Frank, George (Dan Wyllie), yang memiliki penyakit dekompresi mengalami kesulitan untuk melanjutkan, dan dia sendiri meninggal setelah memutuskan untuk tinggal di belakang agar tidak memperlambat yang lainnya. Sedangkan Vic yang sebelumnya tidak memperdulikan saran Frank, terjebak dengan peralatan sendiri dan akhirnya juga menyebabkan kematiannya. Kelompok yang tersisa kini hanya Frank, Josh dan Carl, yang hanya memiliki satu alat pernapasan dan mereka memutuskan untuk istirahat sebentar. Frank mengatakan bahwa ia akan menggunakan alat pernapasan terakhir tersebut untuk menyelam dan mencoba menyelusuri lorong dalam air untuk menemukan cara untuk kembali.
Marah karena telah kehilangan kekasihnya, Carl mengambil alat pernapasan terakhir dan mencoba menyelam untuk mencari jalan keluar sendiri. Frank pun mengejarnya, namun dia kehilangan jejaknya ketika berada dalam labirin gua. Josh kemudian menemukan beberapa kotoran kelelawar dan menyimpulkan bahwa kemungkinan ada jalan keluar terdekat. Mereka pun membuat jalan melalui lorong-lorong dan menemukan lubang kecil yang mengarah ke permukaan. Mereka tidak menunggu untuk diselamatkan karena mungkin mereka bisa mati kelaparan dan dehidrasi sebelum itu terjadi, sehingga mereka memutuskan untuk mencari jalan lain melalui gua. Di sepanjang jalan, mereka menemukan Carl yang masih hidup namun menjadi paranoid, dan karena panik, Carl menyerang dan melukai Frank sampai mati. Putus asa, Carl menyelam kembali ke dalam air tanpa tabung pernapasan untuk mencari jalan keluar.
Josh sekarang memiliki satu-satunya tabung pernapasan terakhir yang ditinggalkan Carl dan memutuskan untuk kembali ke dalam air untuk mencari jalan keluar. Ketika lampu senternya mati, dia menyelam dengan hanya menggunakan sedikit cahaya yang berasal dari taring babi, sebuah hadiah ulang tahun pemberian ayahnya yang didapat ketika Frank melakukan ekspedisinya ke Kalimantan.
Tabung pernapasan Josh akhirnya kehabisan udara, yang membuatnya panik bahwa ia akan mati. Dia pun menenangkan diri ke bawah dan mengingat sesuatu yang pernah di ajarkan ayahnya, di mana dia menggunakan gelembung udara kecil yang terperangkap di langit-langit gua. Dia melakukan ini sebentar-sebentar ketika ia mencoba untuk berenang ke arah permukaan. Kelelahan dan hampir putus asa, Josh melihat sinar kecil yang kemungkinan berasal dari sinar matahari di depan dan dia terus menuju ke arah tersebut. Dia akhirnya dapat menembus permukaan yang ternyata adalah sebuah laut dan dia berhasil berenang menuju daratan.
Subscribe to:
Posts (Atom)