Tampaknya penonton tidak berkeberatan jika jaman Romawi dibuat filmnya dalam The Eagle dengan menggunakan bahasa Inggris jaman sekarang, walau terasa kurang otentik. Padahal kalau mau serius Mel Gibson berhasil menghadirkan keotentikan jaman dulu lewat bahasa asli dengan The Passion of the Christ (2004) dan Apocalypto (2006) yang terasa asli sebab memakai bahasa yang waktu itu dipakai. Mengembalikan kembali Romawi ke layar lebar bukan perkara baru, semenjak Gladiator (2000) menang Oscar genre sandal dan pedang seolah bangkit dan di layar kaca bahkan Spartacus (1960) dan jangan lupakan Clash of the Titans (2010) yang walaupun dicaci kritikus tapi lumayan sukses karena melakukan penipuan 3D.
Dilihat dari jajaran pemainnya tanpaknya yang memikat hanya aktor asal Inggris yang menjadi pengisi suara Tintin dalam The Adventures of Tintin (2011); Jamie Bell, sebab Chaning Tatum walau sudah bermain di banyak film termasuk G.I. Joe: The Rise of Cobra (2009) tapi sebenarnya kualitas aktingnya biasa-biasa saja. Selain dua aktor diatas, film ini juga dibintangi oleh aktor asal Kanada yang telah berkarir hampir selama 50 tahun; Donald Sutherland, dan juga aktor asal Inggris yang berperan sebagai Thaal Sinestro dalam Green Lantern (2011); Mark Strong.
Untuk sebuah film yang menggunakan bahasa Inggris bagi kaum Romawi nya, anehnya untuk suku Celtic sutradara Kevin McDonald mengusahakan agar suku Celtic itu memakai bahasa Gaelic, walau aslinya bahasa itu baru muncul menyebar di abad ke lima sesudah masehi. Ajaibnya lagi untuk mencari karakter yang bisa berbahasa Gaelic ia melakukan casting besar-besaran dan akhirnya menemukan seorang aktor cilik yang pernah belajar bahasa Gaelic, sayangnya bukan Scottish Gaelic melainkan Irish Gaelic. Intinya film yang diadaptasi dari sebuah novel berjudul 'The Eagle of the Ninth' karya Rosemary Sutcliff ini menjual petualangan, pergesekan budaya yang berbeda antara Romawi dan suku lokal serta nama Channing Tatum yang dianggap masih bisa menjual untuk pasar non-Amerika. Selain itu, film ini akan memuaskan rasa penasaran penonton. --disadur dari majalah cinemags--
Alur Cerita
Pada tahun 120 M, pasukan Romawi Legiun ke-9 yang dikomandani oleh Flavius Aquila (Aladár Laklóth), bergerak menuju daerah tak terjajah di utara Inggris. Mereka tak pernah terlihat lagi. 5000 serdadu menghilang beserta lambang legiun mereka, Pataka Rajawali. Malu karena kehilangan besar ini, Kaisar Hadrian memerintahkan mendirikan tembok besar untuk menghapus Inggris Utara dari peta selamanya. Tembok besar Hadrian menandai ujung dari dunia yang dikenal.
20 tahun kemudian, saat Romawi menduduki selatan Inggris, putra dari Flavius bernama Marcus Aquila (Channing Tatum), yang adalah seorang perwira muda Romawi, tiba di Inggris untuk tugas pertamanya sebagai komandan Legiun ke-2, di mana dia berharap untuk mengembalikan kehormatan keluarganya dengan berani melayani di Inggris. Tak lama setelah itu, berkat kewaspadaan dan ketegasannya, Marcus dapat menghemat para prajuritnya yang telah dikuasai oleh Suku Celtic. Dia mendapat penghargaan karena keberaniannya, namun diberhentikan dengan hormat karena cedera kaki parah yang ia dapatkan.
Marcus kemudian tinggal di rumah pamannya (Donald Sutherland) di kota Calleva di selatan Inggris, di mana Marcus harus mengatasi karir militernya yang hanya sebentar dan juga nama ayahnya yang masih dipandang buruk. Mendengar rumor bahwa Pataka Rajawali telah terlihat di wilayah utara Inggris, Marcus memutuskan untuk mengambilnya. Meskipun sudah diperingatkan pamannya yang percaya bahwa tidak ada prajurit Romawi yang bisa bertahan di utara tembok besar Hadrian, ia tetap melakukan perjalanan ke utara menuju wilayah Bangsa Picts di Skotlandia yang hanya ditemani oleh budak asal Inggris bernama Esca (Jamie Bell). Esca adalah anak dari kepala Suku Brigantes yang sangat membenci Romawi, namun ia juga menganggap dirinya terikat kepada tuannya yaitu Marcus, yang telah menyelamatkan hidupnya saat di pertunjukan berdarah amphitheatre.
Setelah melakukan perjalanan melalui lembah padang gurun utara, Esca dan Marcus bertemu dengan Guern (Mark Strong), salah satu prajurit yang selamat dari Legiun ke-9, yang melanjutkan hidupnya menjadi anggota Suku Selgovae. Guern ingat bahwa semuanya telah tewas kecuali sejumlah kecil prajurit dalam pembantaian suku-suku utara (termasuk Suku Brigante) dan mengatakan bahwa Pataka Rajawali telah dibawa oleh Suku Seal, para pejuang paling ganas diantara suku-suku. Keduanya segera melakukan perjalanan lebih jauh ke utara sampai mereka ditemukan oleh Pangeran dari Suku Seal (Tahar Rahim). Disana, Esca mengenalkan dirinya sebagai anak kepala suku yang kabur, dan mengatakan bahwa Marcus adalah budaknya dari Romawi. Setelah disambut dengan baik hingga membiarkan Suku Seal menganiaya Marcus, Esca mengungkapkan kepada tuannya bahwa tindakannya tersebut cuma tipuan untuk membantunya menemukan Pataka Rajawali. Ketika medapatkan lambang itu, mereka disergap oleh beberapa penduduk suku termasuk pemimpin suku, Horned One (Ned Dennehy). Namun keduanya berhasil membunuh mereka dan akhirnya melarikan diri dari wilayah itu dengan membawa lambang oleh bantuan seorang anak kecil (Thomas Henry), putra dari Pangeran.
Keduanya segera menuju ke selatan untuk mencapai Tembok Hadrian, namun para Suku Seal dengan marah mengejarnya. Marcus yang tak dapat melanjutkan pelariannya karena bekas cedera di kakinya, dia meminta Esca untuk membawa Pataka Rajawali ke Romawi, dan juga membebaskannya sebagai budak. Namun Esca menolak untuk meninggalkan temannya, dan dia segera pergi untuk mencari bantuan. Esca kembali dengan beberapa prajurit sisa dari Legiun ke-9, yang membantu karena ingin menebus kesalahannya terhadap ayah Marcus, di mana Suku Seal juga menemukan mereka. Sebagai contoh untuk mereka yang telah mengkhianati sukunya, Pangeran membunuh putranya di depan semua orang, hingga pertempuran terjadi di mana Pangeran beserta para pejuang sukunya tewas bersama dengan sebagian besar tentara legiun. Setelah mengubur para legiun yang mati (termasuk Guern), Marcus dan Esca menuju wilayah Romawi untuk memberikan Pataka Rajawali kepada Senator Claudius (Dakin Matthews) di Londinium. Untuk menghargai jasa Marcus tersebut, para senat berencana untuk membentuk kembali Legiun ke-9 dengan Marcus sebagai komandannya.