127 Hours merupakan sebuah film petualangan/ biografi di tahun 2010 yang disutradarai oleh Danny Boyle. Film ini dibintangi oleh James Franco yang berperan sebagai Aron Ralston, seorang pendaki gunung di kehidupan nyata, yang terjebak di sebuah batu besar di Robbers Roost, Utah selama lebih dari lima hari pada tahun 2003. Film yang diadaptasikan dari otobiografi Ralston berjudul Between a Rock and a Hard Place ini ditulis oleh Boyle dan Simon Beaufoy, dan dirilis terbatas di Amerika Serikat pada tanggal 12 November 2010, dan dirilis secara internasional pada tanggal 28 Januari 2011. Film ini diproduseri oleh Christian Colson, yang sebelumnya bekerja sama dengan John Smithson dalam film Slumdog Millionaire (2008).
Boyle ingin membuat film tentang cobaan yang dialami Ralston ini selama empat tahun. Boyle menyutradarai untuk film ini dan Simon Beaufoy menulis skenarionya.
Tabloid News of the World memberitakan pada bulan November 2009 bahwa awalnya Cillian Murphy adalah yang Boyle pilih untuk berperan sebagai Ralston. Tapi pada bulan Januari 2010, diberitakan Franco yang akan berperan sebagai Ralston. Boyle dan Fox Searchlight mengumumkan rencana untuk membuat film ini pada bulan November 2009. dimulai bulan Maret 2010 di Utah. Boyle dimaksudkan untuk suting film bagian pertama dari film ini tanpa dialog. Pada 17 Juni 2010, film ini mulai pasca-produksi.
Adegan amputasi adalah hasil karya efek fisual dari Tony Gardner dan timnya pada Alterian, Inc., dengan bantuan tenaga medis. Boyle saat suting seluruh adegan film ini dalam satu pengambilan dengan beberapa kamera agar setiap adegan dinilai seperti nyata.
Alur Cerita
Pada tanggal 25 April 2003, Aron Ralston (James Franco) mempersiapkan dirinya untuk melakukan perjalanan ke Canyonlands National Park di Utah, dan dia mengemudi di malam hari. Keesokan paginya, dia bersepeda melalui taman, yang bertujuan untuk menyingkat waktu dari perkiraan buku panduan untuk mencapai tujuannya. Lalu dia berjalan kaki, berlari pada bebatuan ketika ia menjumpai dua pejalan kaki di lembah itu, Kristi (Kate Mara) dan Megan (Amber Tamblyn), yang sedang tersesat untuk menuju ke kubah. Ralston meyakinkan pasangan bahwa ia bisa memandu jalan dan menawarkan untuk menunjukkan jalan yang lebih baik dan menyenangkan daripada yang telah mereka coba untuk menemukan. Ralston kemudian memimpin mereka melewati lembah yang sempit, termasuk melompat ke kolam bawah tanah, di mana ketiganya mengulanginya dengan terjun dan memfilmkannya menggunakan kamera video Ralston. Ketika mereka berpisah, Kristi dan Megan mengundang Ralston untuk datang ke pesta mereka di malam berikutnya, dan dia berjanji untuk hadir. Namun, mereka ragu Ralston akan datang.
Ralston melanjutkan perjalanannya menuju Tebing John Biru melalui lorong sempit di mana batu-batu yang dilewati terjepit di antara dinding-dinding batu. Saat ia turun, salah satu batu yang diinjak Ralston terlepas dan dia jatuh ke dasar ngarai dimana batu tersebut menghimpit lengannya pada dinding ngarai, yang membuatnya terjebak. Dia awalnya berteriak minta tolong, tapi tak seorang pun bisa mendengar karena jaraknya. Saat ia menyadari kenyataan bahwa ia sendiri, dia mulai merekam dirinya pada kamera video sebagai diary, dan peralatan multi-guna disakunya dikeluarkan mencoba dibuat untuk menyingkirkan batu. Dia juga mulai menghemat air dan makanan.
Saat dia menyadari upayanya untuk melepaskan lengannya pada batu sia-sia, dia mulai mencoba untuk memotong lengannya, tetapi dia menemukan pisau yang dibawanya terlalu tumpul untuk memotong kulitnya. Dia kemudian menusuk lengannya, namun ia sadar kalau pisaunya tak akan mampu menembus tulang. Ralston kemudian menemukan dirinya kehabisan air dan terpaksa dia harus minum air kencingnya sendiri. Ralston menjadi putus asa saat ia merasa dirinya sedang sekarat. Dia mulai mengingat tentang hubungan dan pengalaman masa lalunya, termasuk dengan mantan kekasihnya Rana (Clémence Poésy), adiknya Sonja (Lizzy Caplan), sang ayah Larry (Treat Williams), dan ibunya Donna (Kate Burton). Dan dia juga teringat dengan dua pendaki yang ia temui sebelum kecelakaan. Setelah merenungkan tentang nasibnya, dia menyadari bahwa segala yang telah ia lakukan telah membimbingnya untuk cobaan ini, dan bahwa dia ditakdirkan untuk mati sendirian di tempat itu.
Setelah lima hari, Ralston mendapatkan firasat tentang anaknya dikemudian hari. Dia akhirnya mengumpulkan kekuatan yang cukup sebelum mengamputasi lengannya dengan pisau tumpul, menyumbat pembuluh darahnya dengan isolasi dan menggunakan tali yang digunakan memanjat untuk mengencangkannya. Setelah pemotongan selesai, dia membungkus lengannya yang buntung. Dia kemudian berusaha keluar dari tempat itu, di mana Ralston dipaksa menuruni dan mendaki tebing yang berjarak beberapa mil. Kelelahan dan berlumuran darah, Ralston akhirnya menemukan tiga pejalan kaki yang memberi bantuan dan mengevakuasinya dengan memanggilkan sebuah helikopter.
Film berakhir dengan menampilkan kehidupan Aron Ralston yang asli, dimana firasatnya menjadi kenyataan. Tiga tahun kemudian dia bertemu istrinya, Jessica Ralston, dan putra mereka, Leo, lahir pada bulan Februari 2010. Namun, Ralston tetap menjadi pendaki dan pejelajah tebing. Dia selalu meninggalkan pesan ke mana tujuan perginya.