Monday, April 18, 2011

Battle: Los Angeles (2011)

Sebuah film sci-fi yang mengambil plot dari sebuah kejadian nyata yang terjadi tahun 1942 lalu tepatnya di Los Angeles saat Perang Dunia II. Insiden ini dikenal dengan The Battle of Los Angeles, sebuah kejadian yang membuka misteri makhluk luar angkasa yang berhadapan langsung dengan militer Amerika di daerah Long Beach. Apabila ini benar-benar terjadi didunia nyata, mungkin penduduk Amerika akan menyesal mereka menjadi bagian dari negara adikuasa tersebut. Bagaimana tidak, negara Paman Sam tersebut menjadi negara yang paling digemari oleh alien untuk disatroni. Dan kali ini, Amerika sekali lagi harus kedatangan tamu dari luar angkasa lewat film terbaru besutan sutradara Jonathan Liebesman dalam Battle: Los Angeles. Film yang menghabiskan dana sebesar $70 juta ini merupakan film panjang Hollywood keempat bagi sang sutradara. Sebelumnya, ia sukses menyutradarai tiga film bergenre horor/thriller, salah satunya The Texas Chainsaw Massacre: The Beginning (2006) yang diproduseri oleh sutradara kawakan, Michael Bay.

Dikenal pula dengan judul World Invasion: Battle Los Angeles, film yang melakukan proses pengambilan gambar pada September hingga Desember 2009 ini lebih memilih Louisiana sebagai lokasi syuting dibandingkan Los Angeles, yang dikarenakan alasan insentif pajak. Liebesman sendiri bermaksud menjadikan film ini sebagai gambaran realistis dari invasi asing dalam gaya sebuah film perang, yang mengambil inspirasi dari film Black Hawk Down (2001), Saving Private Ryan (1998), dan United 93 (2006) untuk gaya film dokumenter. Chris Bertolini, yang mulai dikenal ketika menjadi penulis naskah The General's Daughter (1999), didapuk untuk mengerjakan naskah dari film ini. Film ini akan dibintangi oleh Aaron Eckhart, Michelle Rodriguez, Ramon Rodriguez, Bridget Moynahan, Ne-Yo dan Michael Peña, dirilis pada tanggal 11 Maret 2011 dan didistribusikan oleh Columbia Pictures.

Alur Cerita

Pada bulan Agustus 2011, batu-batu besar yang dianggap sebagai meteor berjatuhan di lautan yang dekat dengan kota-kota besar. Benda-benda asing tersebut kemudian berubah menjadi pesawat ruang angkasa yang mengandung kekuatan-kekuatan asing yang berteknologi tinggi untuk ukuran Bumi. Dan mereka tidak datang dengan damai, melainkan bermaksud untuk menguasai planet ketiga dalam tata surya ini. Para marinir dari Kamp Pendleton kemudian tiba di Los Angeles, termasuk Staff Sersan dari Korps Marinir AS (USMC), Michael Nantz (Aaron Eckhart), seorang veteran yang sudah bertugas selama 20 tahun dan telah kehilangan pasukannya selama perang di Irak. Nantz sebenarnya akan pensiun, namun karena serangan alien tersebut, malah membuatnya beraksi lagi sebagai sersan untuk membantu peleton Kompi Echo, Batalyon Infanteri-5 Marinir.

Di bawah komando Letnan Dua USMC William Martinez (Ramón Rodríguez), seorang perwira yang baru lulus dari akademi militer satu bulan sebelumnya, peleton tiba di pangkalan operasi garis depan (FOB) di Bandara Santa Monica. Mengira pasukan alien tidak memiliki dukungan udara, militer pusat berencana untuk mengebom wilayah Santa Monica, sementara peleton berusaha menyelamatkan warga sipil dari kantor polisi sebelum pengeboman. Saat peleton tiba, mereka disergap oleh pesawat alien dan menderita korban. Mereka pun bekerjasama dengan Pasukan Garda Nasional dari Divisi Infanteri ke-40, termasuk intelijen USAF bernama Elena Santos (Michelle Rodriguez). Di kantor polisi, peleton menemukan lima warga sipil: Michele (Bridget Moynahan) beserta dua keponakannya; Kirsten (Joey King) dan Amy (Jadin Gould), dan juga Joe Rincon (Michael Peña) beserta putranya, Hector (Bryce Cass). Helikopter akhirnya tiba untuk mengevakuasi para marinir yang terluka, namun tidak dapat menyelamatkan warga sipil, yang hancur oleh pesawat alien yang tiba-tiba muncul ketika lepas landas.

Para marinir kemudian menyita sebuah bus kota untuk evakuasi menuju pangkalan. Mereka juga melakukan pembedahan terhadap alien yang terluka untuk penyelidikan, dan dengan bantuan Michele, mereka dapat menemukan titik kelemahan pada tubuh alien tersebut. Mereka juga belajar bahwa pesawat luar angkasa adalah jenis pesawat tak berawak dan sepenuhnya dikendalikan oleh komando pusat yang juga dapat melacak sinyal transmisi radio para marinir. Santos kemudian mengungkapkan bahwa misi aslinya adalah untuk mencari komando pusat alien, yang percaya bahwa penghancuran dapat menonaktifkan semua pesawat ruang angkasa. Di jalan bebas hambatan, para alien muncul untuk menyerang bus. Karena jalan keluarnya sudah hancur, peleton terpaksa melakukan rappelling bagi warga sipil dari jalan tol. Dalam proses itulah, beberapa orang terbunuh termasuk Kopral Nick Stavrou (Gino Anthony Pesi) dan Kopral Muda Steven Mottola (James Hiroyuki Liao), sementara Rincon dan Martinez terluka. Martinez kemudian mengorbankan dirinya untuk menghancurkan unit musuh dengan meledakkan bahan peledak C-4 di dalam bus sebelum meninggalkan perintah kepada Nantz.

Para marinir dan warga sipil yang masih hidup melarikan diri dari zona pengeboman. Sebuah laporan berita televisi berspekulasi bahwa alien ingin memakai air di Bumi untuk mereka gunakan sebagai bahan bakar. Tim pun menunggu waktu pemboman, namun itu tak terjadi. Di bandara, para marinir belajar bahwa alien telah menghancurkan FOB dan militer memutuskan mundur dari Los Angeles. Kompi Echo lalu berencana untuk mengawal warga sipil menuju penjemputan ke titik evakuasi alternatif. Sebelum mereka pergi, Rincon meninggal karena luka-lukanya dan mereka mencapai titik penjemputan dan pergi.

Ketika di udara, helikopter yang mengevakuasi mereka memiliki kesalahan daya dan Nantz berspekulasi bahwa lokasi pusat komando alien ada di sekitar. Dia pun memutuskan untuk menyelidiki daerah tersebut sendiri, namun timnya bersikeras menyertainya. Ketika memasuki ruang bawah tanah, mereka mengkonfirmasi kehadiran pesawat ruang alien besar yang dispekulasi sebagai pusat komando alien dan semuanya kembali ke permukaan. Kerns menghubungi pusat militer untuk mengirimkan peluru kendali, sementara Nantz akan memberitahu target melalui penanda laser. Namun Kerns terbunuh setelah menghubungi militer melalui transmisi radionya. Pusat komando alien menjadi rusak namun masih dapat lepas landas untuk melarikan diri. Berhasil membimbing rudal terakhir melalui laser, sisa marinir dari peleton Kompi Echo akhirnya dapat menghancurkan pusat komando alien tersebut. Bala bantuan pun tiba untuk mengevakuasi para marinir yang masih hidup.