Film Insidious ini sedikit mengingatkan kita pada gaya menakut-nakuti klasik di dalam rumah hantu. Kita sesungguhnya tahu bahwa hantu itu tidak ada, namun di dalam sana tetap saja perasaan tercekam begitu kuat dan membuat kita terus menahan napas sampai film usai. Semua itu berkat karakter yang kuat, alur cerita yang tak mudah ditebak, dan tentu saja suasana yang dibangun oleh sutradara film horor James Wan yang sudah terbukti sejak membuat Saw (2004), Dead Silence (2007) dan Death Sentence (2007). Formula di film ini sesuai pakem yang banyak dipakai film-film hantu. Rumah dengan banyak kamar, celah, koridor, tangga, lemari, bayangan, serta loteng tua berderit dan peluit. Karakter utama yang terlihat normal namun misterius, tanpa satu pun foto dari masa kecil. Dia juga sering pulang terlambat. Latar kisahnya juga tak jauh dari dunia supranatural yang membagi dunia atas alam nyata dan astral di mana roh-roh berdiam.
Tak heran jika selama 101 menit film ini meneror penonton dengan gambar-gambar mengerikan dan menakutkan, dilengkapi dengan adegan kekerasan yang penuh pekikan dan teriakan. Meskipun demikian, film ini tetap tersusun logis dengan hubungan sebab akibat yang jelas. Bumbu komedi dengan kehadiran hantu yang dimainkan membuat penonton sedikit menarik napas sebelum memasuki jeda ketegangan yang memuncak. Sebuah tontonan yang layak bagi mereka yang mengharapkan spirit ketakutan ala Poltergeist (1982) dan The Exorcist (1973).
Untuk jajaran para pemainnya, film ini dibintangi oleh aktor yang memulai debutnya ketika membintangi serial TV New Zealand dalam Rude Awakenings; Patrick Wilson, aktris Australia yang berperan sebagai Brieis dalam Troy (2004); Rose Byrne, aktor cilik yang sebelumnya bermain dalam The Next Three Days (2010); Ty Simpkins, aktris yang berperan sebagai Erica Sayers dalam Black Swan (2010); Barbara Hershey, aktris yang turut bergabung dalam Asylum (2008); Lin Shaye, serta aktor Australia yang juga menjabat sebagai penulis naskah film ini; Leigh Whannell.
Film ini mulai syuting awal 2010, dan sempat diberi judul The Further, kemudian berganti The Astral, sebelum akhirnya Insidious menjadi judul terakhir. Pertama kali diputar pada Toronto International Film Festival pada 14 September 2010, film yang hanya berbujet $1,5 juta ini berhasil meraup pendapatan sebesar $97,009,150 dari peredarannya di seluruh dunia.
Alur Cerita
Film dimulai dengan munculnya seorang wanita tua misterius (Philip Friedman), yang kelihatannya seperti hantu berada didekat sebuah jendela belakang rumah, sementara anak laki-laki sedang tidur di kamarnya.
Sepasang suami istri, Renai (Rose Byrne) dan Josh Lambert (Patrick Wilson), baru saja pindah ke rumah baru mereka bersama ketiga anak mereka; Dalton (Ty Simpkins), Foster (Andrew Astor), dan si bungsu yang masih balita, Cali. Di pagi hari, Renai mulai melihat-lihat album foto keluarganya bersama Dalton. Si anak bertanya mengapa tidak ada foto masa kecil ayahnya. Renai mengatakan kalau ayahnya tidak pernah menyimpan foto kecilnya (padahal sebenarnya Josh selalu takut kalau di foto).
Saat Renai turun dari kamar sebelumnya, dia menata rapi beberapa buku di rak terdekat. Sesaat kemudian, buku-buku tersebut tergeletak di lantai. Renai memberitahu Dalton untuk tidak meletakkan buku-buku ibunya di lantai, namun Dalton mengatakan kalau dia tidak menyentuh buku-buku tersebut sama sekali. Dalton kemudian mengatakan kepada ibunya kalau dia takut di kamar barunya. Beberapa waktu kemudian, Dalton seperti sedang dipermainkan, ia mendengar suara di loteng dan pergi untuk menyelidikinya. Dia melangkah untuk menyalakan lampu pada tangga yang sudah rusak, yang menyebabkan dia jatuh.
Di pagi hari berikutnya, Josh pergi untuk membangunkan Dalton, namun Dalton tidak bergerak. Mereka segera membawanya ke rumah sakit, disana Dokter Sercarz (Ruben Pla), mengatakan kalau dia tidak menemukan ada gangguan pada otak Dalton, namun secara teknis dia berada dalam keadaan koma.
Tiga bulan kemudian, Dalton masih dalam keadaan koma, mereka membawa pulang untuk merawatnya dirumah. Peristiwa mengganggu mulai terjadi. Renai percaya rumahnya berhantu ketika dia mulai mendengar suara orang-orang dari monitor bayi di kamar Cali. Beberapa hari berikutnya, peristiwa paranormal mulai terjadi. Foster mengatakan kepada ibunya kalau dia melihat kakaknya Dalton sedang berjalan dalam tidur. Beberapa malam kemudian, ada seseorang mengetuk pintu, dan ketika Josh menyelidiki, Renai menemukan Cali diawasi oleh seorang pria di jendela rumahnya. Alarm berbunyi dan Josh menemukan pintu depan rumahnya terbanting terbuka.
Suatu malam, setelah Josh pulang kerja dan tiba di rumah, dia dihadapkan oleh Renai tentang kejadian misterius di rumahnya, yang mengklaim bahwa rumahnya ini berhantu. Ketika Josh tidak mempercayainya, Renay menunjukkan kepadanya bercak darah di seprai kamar tidur Dalton. Tak lama kemudian, Renai hampir diserang oleh seorang pria misterius di kamar tidurnya. Josh bergegas ke kamarnya, tetapi menemukan tidak ada orang lain di kamar itu. Tidak dapat mengabaikan apa yang sedang terjadi, Josh setuju untuk pindah rumah. Tapi kepindahannya ke rumah baru membuat sia-sia keluarganya, karena peristiwa misterius mulai terjadi lagi dirumah barunya ini.
Ibu Josh, Lorraine (Barbara Hershey), percaya apa yang Renai katakan tentang keberadaan hantu, dia lalu memangil temannya, Elise Reiner (Lin Shaye), seorang paranormal. Kemudian Elise bersama dua asistennya; Specs (Leigh Whannell) dan Tucker (Angus Sampson) memasuki kamar Dalton. Di sana, Elise melihat sosok makhluk yang digambar oleh salah satu asistennya. Yang menarik, sosok makhluk tersebut berwarnah hitam dengan wajah merah dan mata cekung gelap pada langit-langit kamar Dalton.
Elise menjelaskan kepada Renai dan Josh bahwa Dalton memiliki kemampuan untuk proyeksi astral saat tidur, yaitu jiwa-nya dapat melakukan perjalanan diluar jasadnya, dan ia telah melakukan itu sejak ia masih kecil yang menurutnya hanya mimpi. Alasan dia dalam keadaan koma yang lama adalah bahwa ia telah meninggalkan tubuhnya terlalu jauh ke dunia spiritual dan menjadi tersesat di tempat yang tak boleh dimasuki orang hidup yaitu tempat untuk arwah-arwah penasaran. Dia juga mengungkapkan bahwa apa yang dilakukan Dalton ini menarik perhatian setan, dan setan berwajah merah yang ada dikamarnya tersebut telah tertarik kepada Dalton dan memisahkan dia dari tubuhnya, dengan harapan bahwa Dalton dapat mengambil alih untuk tujuan kejahatan setan tersebut.
Josh pada awalnya tidak percaya, dia kemudian mengalah ketika ia menemukan Dalton telah menggambar gambar-gambar yang menyerupai sosok makhluk yang Elise gambarkan. Lorraine kemudian mengungkapkan kepada kepada pasangan, bahwa Josh juga dapat memproyeksikan astral seperti apa yang Dalton alami, karena Josh saat masih kecil sempat diteror oleh roh penasaran.
Lorraine kemudian menunjukkan mereka foto-foto dari masa kecil Josh. Di setiap fotonya, bayangan seorang wanita tua sedang mengintai Josh. Elise menunjukkan bahwa Josh harus menggunakan kemampuannya untuk mencari dan membantu mengembalikan jiwa Dalton. Josh pun setuju.
Josh mulai memproyeksikan dirinya, menemukan dan membebaskan putranya yang telah diculik oleh iblis berwajah merah. Dalam mencari tubuh fisik mereka, Josh dan Dalton melarikan diri dari iblis yang mengejar mereka. Tepat sebelum keduanya terbangun, Josh meninggalkan anaknya dalam rangka menghadapi bayangan wanita tua yang tampaknya berada di dalam rumahnya, bersama dengan beberapa roh-roh lainnya. Saat ia berteriak untuk melepaskan dirinya dari sang iblis, dia mundur ke dalam kegelapan. Beberapa saat kemudian, Josh terbangun, seperti juga Dalton, bersamaan dengan semua roh yang lenyap.
Sekarang keluarga dapat bersatu kembali, Renai, Dalton dan Lorraine sangat bahagia dimana mereka ngobrol di dapur. Elise yang di dampingi oleh Josh, mulai berkemas dari malam panjangnya. Josh memberikan Elise foto dari masa kecilnya. Setelah itu, Elise mengambil gambar Josh dari kamera digital-nya. Josh kemudian marah, mengatakan kalau dia tidak suka difoto. Renai mendengar perkelahian mereka dan segera datang untuk menemukan Elise mati dan Josh menghilang. Dia mulai panik untuk mencari Josh di dalam rumah, dan mengambil kamera Elise. Ternyata gambar dalam kamera tersebut bukanlah Josh, tapi wanita tua. Tangan Josh kemudian ditempatkan di bahu Renai, dan ketika dia membalikkan mukanya, Renai menghadapi ketakutan dengan terengah-engah. --source: berbagai sumber--