Tuesday, April 5, 2011

Source Code (2011)

Source Code merupakan sebuah film fiksi ilmiah/ thriller ditahun 2011 yang disutradarai oleh Duncan Jones dan diproduseri oleh Mark Gordon bersama Jordan Wynn dan Philippe Rousselet. Film yang skenarionya ditulis oleh Ben Ripley ini dibintangi oleh Jake Gyllenhaal, Michelle Monaghan, Vera Farmiga dan Jeffrey Wright, dirilis pada tanggal 1 April 2011 dan didistribusikan oleh Summit Entertainment.

Tidak perlu format 3D dan efek CGI megah untuk menghasilkan film berkualitas. Yang paling penting adalah cerita yang kuat serta kemampuan berbagai elemen lain, seperti sutradara dan pemain, untuk melebur ke dalam cerita yang ada. Dan faktor-faktor tersebut berhasil disampaikan dengan baik oleh Duncan Jones dalam film ini.

Apabila Anda adalah orang yang menyaksikan trailer film berbujet US$32 juta ini, maka siap-siaplah untuk merasa 'ditipu' oleh orang-orang di belakang kamera, karena apa yang Anda perkirakan setelah menyaksikan trailer itu, hampir pasti salah. Bahkan, hipotesa-hipotesa yang ada selama menyaksikan pun tidak jarang dimentahkan dalam adegan berikutnya yang akhirnya menghadirkan sebuah kenikmatan tersendiri karena alam pikiran dipermainkan oleh alur cerita yang tak terduga. Kisahnya sendiri yang ada tidaklah serumit yang dibayangkan, bahkan bisa dibilang cukup ringan selama Anda tetap konsentrasi hingga menit terakhir. Drama cinta antara karakter Jake Gyllenhaal dengan karakter yang diperankan oleh Michelle Monaghan menjadi bumbu penyedap dalam berbagai potongan puzzle yang harus dipecahkan oleh Gyllenhaal.

Sayang, permainan emosi layaknya rollercoaster harus berakhir dengan sebuah ending yang sangat datar. Hal ini sebenarnya lebih disebabkan banyaknya kejutan yang didapatkan selama film berlangsung, namun saat kejutan lain menjadi cerita penutup, hal tersebut ternyata menjadi antiklimaks, karena terkesan Jones ingin membuat semua karakter yang ada mendapatkan impian mereka. Permainan emosi, kemistri menawan antar karakter yang ada, serta cerita yang kuat, berhasil menutupi kekurangan di akhir cerita. --source: majalah cinemags--

Alur Cerita

Seorang pilot helikopter untuk Pasukan A.S. bernama Kapten Colter Stevens (Jake Gyllenhaal), terbangun mendadak dan mendapati dirinya berada dalam sebuah kereta api menuju Chicago bersama dengan seorang wanita cantik yang duduk bersamanya bernama Christina Warren (Michelle Monaghan) yang tidak ia kenalnya. Lebih buruk lagi, ketika ia melihat ke cermin, bukan wajahnya yang ia lihat, tetapi orang lain. Dan ketika dia melihat kartu identitas di dompetnya, disitu tertera namanya adalah Sean Fentress (ditampilkan sejenak oleh Frédérick De Grandpré) yang adalah seorang guru sekolah. Tapi sebelum dia memahami apa yang terjadi, sebuah bom meledak, menghancurkan kereta tersebut dan membunuh semua penumpang di dalamnya.

Stevens kemudian terbangun di dalam ruangan, di mana dia disambut oleh sebuah layar komputer yang menampilkan Kapten Colleen Goodwin (Vera Farmiga), seorang perwira Angkatan Udara yang memberitahu Stevens bahwa ia berada dalam "Source Code", sebuah program yang dibuat oleh Dr. Rutledge (Jeffrey Wright), seorang ilmuwan yang menjalankan program tersebut di Beleaguered Castle, yang memungkinkan pengguna untuk menyeberang ke identitas orang lain dalam 8 menit terakhir hidupnya pada sebuah lintas-waktu alternatif. Stevens sedang diminta untuk menggunakan program ini adalah untuk menemukan lokasi bom, menemukan siapa yang meledakkannya, dan melaporkan kembali ke Goodwin sebelum pelaku dapat meledakkan bom keduanya di pusat kota Chicago yang bisa menyebabkan kematian jutaan orang. Meskipun tindakan Stevens tidak dapat mengubah masa lalu dan menyelamatkan jiwa orang-orang yang ada di kereta, menemukan pelakunya dalam lintas-waktu alternatif tersebut akan dapat mencegah kematian jutaan orang lebih dalam waktu berikutnya.

Stevens memasuki Source Code beberapa kali, dia menemukan bahwa dirinya selalu ditarik kembali keluar dari program setelah delapan menit berlalu, apakah ia berada dalam kereta api atau pun tidak, tapi dia terus mengurangi jumlah tersangka dalam kereta yang diduga sebagai pelaku bom serta hubungannya sendiri dengan Warren. Disitu Stevens mengetahui bahwa peristiwa ini terjadi dua bulan setelah insiden saat ia dalam misi terbang di Afganistan yang kabarnya membunuhnya. Setelah Stevens mengetahui hal ini, dia bertanya pada Goodwin untuk informasi lebih lanjut, dimana Rutledge kemudian menjelaskan bahwa sisa-sisa tubuhnya digunakan sebagai pendukung kehidupannya pada fasilitas program ini, sementara itu otaknya yang medan elektromagnetiknya sesaat tetap terisi setelah kematian dihubungkan ke sistem komputer, dan ruangan tempat tubuhnya menjadi proyeksi mental dari otak itu sendiri untuk mengatasi pengalamannya yang hanya sebuah manifestasi yaitu hanya bayangan Stevens saja kalau dia masih hidup. Marah akan hal ini, Stevens membuat kesepakatan untuk menyelesaikan misi ini, sebagai gantinya ia menuntut mereka membiarkannya mati setelah selesai, dan Rutledge setuju.

Kembali dalam program, Stevens akhirnya menemukan seorang pemuda bernama Derek Frost (Michael Arden) sebagai pelaku bom, dan dia mengendarai van putih yang didalamnya juga terdapat bom, informasi ini berhasil digunakan oleh pihak militer untuk menangkap Frost sebelum ia dapat memicu bom kedua. Stevens dipuji sebagai pahlawan, namun secara pribadi Rutledge mengatakan terhadap Goodwin untuk mengingkari kesepakatannya dengan Stevens, bukannya membiarkan dia mati, tapi akan menghapus memorinya agar dapat menggunakannya lagi dalam program berikutnya kalau ada insiden lagi. Saat berbicara dengan Goodwin sebelumnya, Stevens menyadari bahwa janji itu akan dilanggar oleh Rutledge, dan dia meyakinkan Goodwin untuk membiarkan dia kembali ke program tersebut sekali lagi, setelah itu Goodwin akan memutus peralatan penopang hidup Stevens melawan perintah Rutledge, dan Stevens tidak akan kembali.

Setelah kembali ke kereta api, Stevens menjamin bahwa bom itu akan dijinakkan dan membuat Frost tertangkap oleh pihak berwenang. Dia mengirim email kepada Goodwin, dan kemudian menelepon ayahnya dengan mengaku sebagai teman sesama tentaranya, memperbaiki jarak emosional dari masa lalu mereka. Akhirnya ia menarik Warren kesampingnya dan bersiap untuk menciumnya sebagai delapan menit terakhirnya. Seperti yang dijanjikan, Goodwin memutuskan untuk penopang hidupnya, dalam sebuah adegan yang mengungkapkan tubuh Stevens yang sebenarnya hanya tersisa tubuh dan kepalanya saja dalam keadaan koma. Di dalam program, Stevens terkejut dia dapat menyelesaikan ciumannya dan menemukan dirinya masih berada di kereta api dengan Warren jauh melampaui delapan menit terakhirnya, dan menyadari ia tetap dalam lintas-waktu alternatif. Kereta pun tiba dengan aman di Chicago, dan ia bersama Warren berjalan bersama membicarakan masa depan mereka bersama- sama.

Di hari itu juga, Goodwin menerima email dari lintas-waktu alternatif yang dikirim oleh Stevens sebelumnya untuk memberitahu tentang upaya Frost menghancurkan kereta yang gagal, dimana mereka berdua telah mencegah bom itu meledak. Email menjelaskan bahwa Source Code bekerja lebih baik daripada apa yang Goodwin dan Rutledge bayangkan, yang memungkinkan pengguna untuk mengubah nasib di dunia baru. Email Stevens berakhir dengan mengatakan kepadanya bahwa di suatu tempat di fasilitas Source Code, Goodwin dapat menggunakan dirinya lagi yang sedang menunggu untuk dikirim ke sebuah misi, dan berjanji padanya akan membantunya melakukan sesuatu untuknya. Stevens juga mengatakan kalau "semuanya akan baik-baik saja", seperti yang dia lakukan di lintas-waktu aslinya.