Monday, April 25, 2011

Sucker Punch (2011)

Akhirnya Zack Snyder mulai menikmati hasil jerih payahnya sejak melakukan debut penyutradaraan pada 2004. Bagaimana tidak, kini sutradara yang namanya langsung melambung berkat film perdananya; Dawn of the Dead (2004) ini memiliki jadwal yang tergolong padat sejak 2009 hingga 2012 nanti, di mana setiap tahunnya, film arahan Snyder meramaikan bioskop-biokop di seluruh dunia, di mulai dari Watchmen (2009), Legend of the Guardians: The Owls of Ga'Hoole (2010), Sucker Punch (2011), serta The Man of Steel (2012). Ini belum termasuk Xerxes; spin off dari 300 (2006), dan sekual Legend of the Guardians yang masih dalam tahap pengembangan dan belum ada jadwal pasti akan dirilisnya.

Seperti karyanya yang lain, baik yang telah dirilis, ataupun yang akan diproduksi, yang merupakan hasil dari adaptasi dari kisah yang telah ada, maka Sucker Punch merupakan film pertama dan satu-satunya, paling tidak hingga tahun 2012, yang merupakan karya orisinil Snyder. Untuk karya orisinil pertamanya ini, sang sutradara menggandeng orang-orang penting yang sebelumnya bekerjasama dengan dirinya dalam Watchmen. Sedangkan untuk pemerannya, Snyder merekrut beberapa bintang yang sudah tidak asing lagi bagi para pencinta film. Sebut saja aktris pemeran Violet Baudelaire dalam Lemony Snicket's A Series of Unfortunate Events (2004); Emily Browning, aktris pengisi suara si burung hantu Otulissa dalam Legend of the Guardians: The Owls of Ga'Hoole; Abbie Cornish, aktris yang tampil sebagai Cheery dalam The Soloist (2009); Jena Malone, aktris yang berperan sebagai Gabriella Montez dalam High School Musical 3: Senior Year (2008); Vanessa Hudgens, aktris pemeran Chi Chi dalam Dragonball Evolution (2009); Jamie Chung, aktris yang pernah menjadi superhero dalam Watchmen; Carla Gugino, serta aktor peraih Golden Globe Jon Hamm (Mad Men TV Series).

Sucker Punch merupakan film fantasi epik menegangkan yang membawa para penontonnya ke dalam sebuah imajinasi dari seorang gadis dalam upayanya untuk melarikan dari sebuah realita nan kelam. Dunia yang tidak dibatasi oleh waktu dan tempat, sehingga ia dapat pergi bebas ke tempat di mana pun pikirannya membawanya. Dan sebuah pertualangan luar biasa yang membuat batas antara dunia nyata dan dunia imajinasi menjadi bias.

Untuk membuat karya orisinilnya ini menjadi sebuah film, Zack Snyder membutuhkan waktu setidaknya lima tahun sejak 2002 dalam mengembangkan naskah bersama Steve Shibuya. Saat naskahnya selesai pada 2007, dibutuhkan tiga tahun lagi dalam berbagai persiapan hingga selesai diproduksi pada 2010, dan akhirnya dirilis pada 25 Maret 2011. Konsep yang diusung oleh Sucker Punch mungkin akan terdengar sedikit rumit apabila dirilis di awal 2010. Namun dengan perilisan film sutradara Christopher Nolan tahun lalu; Inception (2010), dunia berlapis kelihatannya bukan hal yang aneh lagi. Seperti halnya Inception, Sucker Punch juga akan dunia paralel sendiri. Apabila dalam film Nolan, dunia paralel tersebut adalah dunia mimpi dengan berbagai tingkatannya, maka dalam Sucker Punch, Snyder menempatkan imajinasi berlapis sebagai 'mainannya'.

Apabila melihat trailer yang telah dirilis oleh pihak studio, Snyder ternyata menerapkan strategi yang berbeda dengan Inception yang juga berada di bawah bendera Warner Bros. Pictures. Saat promosi, film yang digadang-gadang sebagai salah satu calon peraih Oscar tersebut mengusung konsep kerahasiaan terkait dunia mimpi yang memancing rasa penasaran para penonton, sedangkan Sucker Punch telah membeberkan dari awal bahwa berbagai 'kegilaan' yang terjadi hanyalah sebuah imajinasi dari salah seorang tokohnya. Dengan dukungan orang-orang yang kapabilitasnya tidak perlu diragukan lagi, Snyder terlihat sangat meyakinkan, kelihatannya Sucker Punch dapat memberikan sebuah 'pukulan telak' dan menjadi penanda yang manis bahwa musim panas akan segera dimulai.

Berbeda dengan kebanyakan film-film arahan Snyder sebelumnya, praktis Sucker Punch tidak terlalu mendapat sorotan dari media. Film yang sempat digadang-gadang akan dirilis dalam format 3D ini baru mulai menarik perhatian pada Maret 2007, tidak lama setelah perilisan 300. Namun karena sesuatu dan lain hal, Snyder akhirnya mengesampingkan Sucker Punch dan mulai konsentrasi dalam memproduksi Watchmen. Proyek ini mulai mendapatkan titik terang pada awal 2009 setelah Warner Bros. mengumumkan bahwa mereka akan mendistribusikan Sucker Punch. Hal ini tidak terlepas dari kesuksesan film Watchmen. Pada tahapan ini, Snyder sempat menyatakan bahwa ia akan membuat film yang diproduserinya bersama sang istri, Deborah Snyder, ini sebagai film dengan rating R, namun dalam berbagai wawancara terbaru, ia menegaskan bahwa rating PG-13 menjadi target dari film terbarunya ini.

Sebelum proses pemilihan pemain dimulai pada Maret 2009, Snyder mengungkapkan para pemain ideal yang ia inginkan, di mana ia memutuskan bahwa seluruhnya adalah wanita. Keinginan ini tidak terlepas dari fakta bahwa ia pernah melakukan hal sebaliknya dalam 300. Amanda Seyfried, Abbie Cornish, Evan Rachel Wood, Emma Stone, dan Vanessa Hudgens, merupakan aktris-aktris impian yang ia inginkan. Namun karena alasan masing-masing, Seyfried, Wood, dan Stone terpaksa meninggalkan Sucker Punch di mana posisi mereka kemudian digantikan oleh Emily Browning, Jean Malone dan Jamie Chung.

Pra-produksi dimulai pada Juni 2009 di Kanada. Dalam tahapan ini, Snyder masih terus membuat berbagai gambar konsep, serta mulai membuat beberapa adegan fantasi. Di saat yang bersamaan, di Los Angeles para aktris cantik ini mulai di karantina untuk melakukan berbagai latihan fisik selama 12 minggu, lima hari dalam seminggu, dan enam jam setiap harinya. Proses pelatihan dimulai tanpa kehadiran Hudgens yang saat itu masih disibukkan dengan syuting Beastly (2011). Hudgens baru bergabung dengan rekan-rekannya pada bulan berikutnya. Walaupun menjalani latihan fisik dan koreo yang sangat berat selama lima hari setiap minggunya, para pemain sepakat menyatakan bahwa aktifitas tersebut sangat menyiksa pada awalnya, namun menjadi menyenangkan tidak lama setelah itu. Seluruh latihan dan koreo berada di bawah pengawasan Damon Caro yang sebelumnya telah bekerjasama dengan Snyder dalam 300 dan Watchmen. Snyder ingin membuat sebuah film di mana tidak ada batasan bagi dirinya sama sekali. Hal ini tidak terlepas dari kenyataan bahwa film yang diperkirakan menghabiskan biaya produksi sebesar $82 juta ini merupakan karya orisinil pertama sang sutradara, dan ia menyatakan itulah bagian tersulitnya. Ia ingin Sucker Punch memiliki cerita yang bagus dan tidak seperti permainan di mana saat kalah, Anda menjadi 'gila'. Seperti halnya Watchmen, tidak seluruh set yang ada merupakan kreasi digital, melainkan gabungan dari set asli dan digital, sebut saja klub malam yang dibangun di sebelah parit untuk seting Perang Dunia I, maupun lorong-lorong suram dari Lennox House. --disadur dari majalah cinemags--

Alur Cerita

Bersetingkan tahun 1950an, gadis berusia 20 tahun yang dijuluki Babydoll (Emily Browning), dikurung secara paksa oleh ayah tirinya di Lennox House, yang merupakan sebuah Rumah Sakit Jiwa dengan pengamanan ketat setelah ia disalahkan atas kematian adiknya (Frederique De Raucourt). Blue Jones (Oscar Isaac), salah satu dokter yang disuap oleh ayah tirinya (Gerard Plunkett) untuk memalsukan tanda tangan dari psikiater, Dr. Vera Gorski (Carla Gugino), agar Babydoll dimasukkan ke RSJ, sehingga dia tidak dapat mengatakan keadaan sebenarnya yang menyebabkan kematian adiknya. Wanita muda yang mengalami pelecehan dari ayah tirinya ini akan menjalani proses lobotomi pada hari kelima ia di sana. Padahal di balik itu, sebenarnya tindakan lobotomi dimaksudkan agar Babydoll tidak dapat bersaksi di pengadilan terkait apa yang dilakukan oleh ayah tirinya kepada ibunya. Tidak ingin hal itu terjadi, Babydoll bertekad untuk keluar dari RSJ tersebut sebelum proses lobotomi dilaksanakan.

Pada hari-hari sebelum ia di Lobotomi, didorong keinginan yang kuat untuk bebas, dengan film ditampilkan dalam dunia fantasi; di mana ia baru saja tiba di sebuah rumah bordil yang dimiliki oleh Blue, yang ia bayangkan sebagai seorang mafia. Dia berteman dengan empat penari lainnya: Amber (Jamie Chung), Blondie (Vanessa Hudgens), Rocket (Jena Malone), dan adik dari Rocket; Sweet Pea (Abbie Cornish). Dr. Gorski dibayangkan sebagai instruktur tari para gadis. Blue mengatakan kepada Babydoll bahwa keperawanannya akan dijual kepada klien yang dikenal sebagai High Roller (Jon Hamm). Roller sebenarnya dokter yang dijadwalkan untuk melakukan Lobotomi tersebut. Setelah menyelamatkan Rocket dari serangan pemerkosaan dari si tukang masak (Malcolm Scott), Gorski menyuruh Babydoll untuk melakukan tarian erotis, selama Babydoll berfantasi berada di sejarah Jepang, dia bertemu Wise Man (Scott Glenn). Setelah ia mengungkapkan keinginannya untuk "melarikan diri", Wise Man memberikan Babydoll senjata. Dia mengatakan bahwa dia akan membutuhkan lima benda dalam perjalanan untuk kabur yaitu peta, api, sebilah pisau, anak kunci, dan benda kelima yaitu benda yang akan membutuhkan "pengorbanan besar" untuk kemenangan yang sempurna. Sebelum berpisah, ia dihadapkan oleh tiga raksasa iblis bersamurai, namun dapat dikalahkannya. Sebagai fantasi terakhirnya, dia menemukan dirinya kembali di rumah bordil, menari dengan membuat Blue dan lainnya yang sedang menontonnya terkesan.

Terinspirasi oleh visi dari Wise Man, Babydoll meyakinkan teman-temannya untuk merencanakan kabur dari tempat itu. Dia menggunakan tarian sebagai selingan, sementara gadis-gadis lain berusaha mendapatkan benda-benda yang dibutuhkan. Pada setiap tarian, dia membayangkan peristiwa petualangannya yang diam-diam sedang berlangsung. Episode ini termasuk mereka yang sedang mendatangi sebuah bunker yang dilindungi oleh tentara zombie bertenaga uap pada Perang Dunia I untuk mendapatkan peta (dicerminkan oleh Sweet Pea yang memasuki kantor Blue dan menyalin peta gedung bordil); menyerbu sebuah istana yang dipenuhi oleh Orc untuk menggorok leher seekor bayi naga yang menyimpan dua kristal dari lehernya (dicerminkan oleh Amber yang mencuri korek api di saku dada seorang kliennya); dan naik kereta untuk memerangi beberapa penjaga robot jago tembak untuk melucuti bom mereka (dicerminkan oleh Rocket yang berusaha mencuri pisau dapur dari sabuk tukang masak). Selama fantasi terakhirnya, Rocket mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan Sweet Pea dan meninggal ketika meledakan bom, yang bersamaan dengan perkelahian bersama tukang masak dimana ia tertusuk pisau saat berusaha melindungi Sweet Pea.

Blue sengaja mendengar Blondie menyampaikan rencana Babydoll tersebut kepada Gorski. Setelah mengetahui kejadian mengerikan di dapur, Blue mengunci Sweet Pea yang berduka atas kematian kakaknya dalam lemari pakaian dan menghadapi sisa gadis-gadis di belakang panggung, Blue pun melanjutkan dengan menembak Amber dan Blondie. Dia kemudian mencoba memperkosa Babydoll, namun ia tertusuk dengan pisau dapur dan Babydool mengambil kunci yang ada di lehernya. Babydoll lalu membebaskan Sweet Pea, dan keduanya menyalakan api sehingga mengakibatkan kebakaran. Saat alarm kebakaran berbunyi, pintu pos pemeriksaan lembaga terbuka. Keduanya berhasil melarikan diri ke halaman, di mana mereka menemukan jalan keluar telah diblokir oleh kerumunan pria. Babydoll menyimpulkan bahwa kelima benda yang diperlukan untuk melarikan diri sebenarnya adalah dirinya sendiri. Meskipun Sweet Pea tidak setuju, ia bersikeras mengorbankan dirinya dengan mengalihkan perhatian para pengunjung, sehingga memungkinkan Sweet Pea dapat menyelinap keluar.

Adegan film terpotong kembali ke RSJ di mana ahli bedah High Roller (Hamm) baru saja melakukan Lobotomi terhadap Babydoll. Dokter bedah bingung oleh ekspresi Babydoll dan mulai untuk pertanyaan kepada Gorski mengapa dia menyetujui prosedur tersebut. Hal ini juga mengungkapkan bahwa kejadian di dunia mimpinya juga terjadi di rumah sakit. Gorski menyadari Blue telah memalsukan tanda tangannya, dan memanggil polisi untuk menangkap Blue yang mencoba untuk memperkosa Babydoll setelah di Labotomi. Sementara dibawa pergi, Blue berteriak bahwa itu keinginan ayah tiri dari Babydool. Ketika Blue ditangkap, Babydoll menutup matanya dan membayangkan pelarian diri Sweet Pea. Adegan terakhir adalah di stasiun bus, di mana Sweet Pea dihentikan oleh polisi saat dia mencoba untuk naik bus ke Fort Wayne. Dia diselamatkan oleh sopir bus (Wise Man) dengan mengelabui dua polisi.