Scream 4 merupakan sebuah film slasher/horor ditahun 2011 yang juga merupakan sekuel film keempat dalam serial Scream. Film ini dirilis pada tanggal 15 April 2011 oleh Dimension Films. Angka empat di belakang judul film ini menandakan bahwa ini adalah film keempat dari franchise bunuh membunuh yang terkenal di awal tahun 2000-an ini. Mengambil kembali jajaran pemain di film pertamanya ajaibnya film keempat ini tidak berusaha untuk menipu penonton dengan memakai medium 3D atau setidaknya dikonversi ke 3D untuk meraup uang banyak. Film ini bahkan tidak menjual sensualitas dan erotika yang berlebih untuk memikat remaja, seolah percaya diri bahwa formula seperti ini akan tetap sukses dan memikat. Dari segi bujet juga tidak ada peningkatan drastis, hanya US$40 juta saja dan diperkirakan minimal balik modal.
Bedanya kini tahun 2011, dunia film sudah berubah drastis dan nama Neve Campbell serta Courtney Cox sudah terdengar kadaluwarsa bahkan tidak terkenal lagi di kalangan yang tahun 1996 dulu ketika film pertamanya rilis mungkin baru berusia 10 tahun, tapi benarkah mereka memang sudah kadaluwarsa dan dilupakan banyak orang? Wes Craven dan Kevin Williamson, penulis Scream (1996) dan Scream 2 (1997) kembali untuk film keempat ini dan tetap percaya diri dengan jajaran pemain yang namanya tidak dikenal remaja tapi diketahui orang dewasa. Sebenarnya slasher ini ditujukan hanya untuk dibuat trilogi saja tapi setelah bertahun-tahun produser Bob Weinstein mau membuat film barunya, dan merencanakan jika yang ini sukses akan dibuat dua sekuelnya. Craven sendiri mengungkapkan bahwa ia sangat senang bisa kembali di franchise Scream, apalagi bekerjasama dengan para pemain yang sebelumnya sudah ia kenal.
Dilaporkan bahwa para pemainnya sendiri hanya diberikan naskah sebanyak 75 halaman saja, alias tadak lengkap dengan ending ceritanya untuk melindungi twist dan identitas pembunuh sebenarnya. Selain itu Craven sangat tertutup mengenai detail film ini dengan berusaha mencegah paparazzi memotret lokasi dan keadaan syuting. Hal ini penting sebab jika spoiler sudah muncul sebelum filmnya rilis maka bisa mempengaruhi antusiasme mereka yang akan menonton film ini. Di era dimana slasher seperti ini sudah dianggap basi, akankah film ini sukses? Tampaknya sulit, apalagi memakai bintang-bintang yang bisa disebut sudah kurang bersinar popularitasnya lagi. Mungkin alasan kenapa film ini menarik ada dari segi penasaran. Penonton akan penasaran jenis pembunuhan seperti apa yang akan dimunculkan serta nasib akhir karakternya.
Kalau Anda sudah menonton tiga film sebelumnya tentu Anda akan hapal alur ceritanya dan twist yang mengejutkan yakni pembunuhnya adalah orang dekat para karakter utamanya sendiri. Sempat diisukan bahwa ada syuting ulang, sesuatu yang menandakan bahwa kualitas filmnya bisa jadi tidak baik karena adegan yang dianggap tidak cocok masuk di hasil akhir, tapi Craven membantah bahwa itu hanya untuk menyempurnakan yang ada dan karena adegannya dianggap penting dalam film. Craven sendiri menjanjikan bahwa endingnya akan sangat mengejutkan. Yang jelas film yang akan memacu rasa penasaran Anda ini tidak cocok untuk ditonton anak-anak.
Alur Cerita
Pada peringatan ke-15 tahun pembunuhan di kota Woodsboro oleh Billy Loomis dan Stu Macher, siswi SMU; Jenny (Aimee Teegarden) dan Marnie (Brittany Robertson) diserang dan dibunuh oleh Ghostface, seorang pembunuh bertopeng.
Keesokan harinya, Sidney (Neve Campbell), yang kini sudah menjadi penulis sukses serta sudah sembuh dari trauma atas kejadian mengerikan di masa lalu kembali ke Woodsboro untuk tur mempromosikan buku barunya bersama humasnya bernama Rebecca (Alison Brie). Sidney kemudian menjadi tersangka dalam pembunuhan tersebut, dengan bukti yang ada di mobil sewaannya, dan ia terpaksa harus tinggal di kota sampai kasus pembunuhan tersebut bisa dipecahkan. Sepupunya, Jill (Emma Roberts), yang ada sangkut pautnya dengan pengkhianatan mantan pacarnya, Trevor (Nico Tortorella), mendapat telepon ancaman dari Ghostface, seperti halnya temannya Olivia (Marielle Jaffe). Jill dan Olivia, bersama teman mereka, Kirby (Hayden Panettiere) kemudian mempertanyakan tentang ancaman telepon tersebut kepada Dewey (David Arquette), teman lama Sidney yang kini sudah menjadi sheriff kota, dan salah satu wakilnya, Deputi Judy (Marley Shelton). Sementara itu, istri Dewey bernama Gale (Courteney Cox), sekarang sedang menulis sebuah buku.
Sementara di kota ini, Sidney tinggal bersama bibinya Kate Roberts (Mary McDonnell) dan Jill. Di malam harinya, Olivia, yang tinggal di sebelah rumah Jill, diserang dan dibunuh oleh Ghostface disaat Jill dan Kirby menonton film horor. Sidney pun terganggu oleh teriakan Olivia, dia dan Jill akhirnya berusaha untuk menyelamatkannya, namun keduanya terluka dan dibawa ke rumah sakit, dimana setelah itu humasnya si Rebecca terbunuh juga di lapangan parkir. Gale mencoba untuk memecahkan kasus pembunuhan, dia meminta bantuan dua siswa cadangan yang menjalankan Klub Cinema di SMU; Charlie (Rory Culkin) dan Robbie (Erik Knudsen), yang menjelaskan bahwa pembunuhnya mungkin menggunakan aturan film horor ulangan. Charlie menyimpulkan bahwa si pembunuh mungkin akan menyerang di sebuah pesta yang diselenggarakan malam itu.
Gale pergi ke pesta untuk menyelidiki dengan menaruh 4 buah kamera tersembunyi ditempat pesta, namun dia diserang dan terluka oleh Ghostface, yang melarikan diri saat Dewey tiba, dan Gale segera dibawa ke rumah sakit. Tak lama kemudian di rumah Jill, dua polisi; Perkins (Anthony Anderson) dan Hoss (Adam Brody) ditemukan mati. Sidney menemukan bahwa Jill telah meninggalkan kamarnya dan pergi ke rumah Kirby. Sidney pun turun untuk memberitahu Kate, tapi si pembunuh datang dan mengejar mereka, Kate pun terbunuh. Setelah Judy tiba, Sidney bergegas ke rumah Kirby untuk menyelamatkan Jill sendiri.
Jill, Kirby, Charlie, Robbie dan Trevor berada di rumah Kirby ketika Ghostface muncul dan membunuh Robbie yang sedang mabuk, dimana setelah itu Sidney tiba. Kirby dipaksa oleh Ghostface untuk menjawab trivia film horor untuk menyelamatkan Charlie yang terikat di luar. Sidney pergi ke atas untuk menemukan Jill. Percaya bahwa dia telah memenangkan permainan itu, Kirby pergi keluar untuk melepaskan Charlie dari ikatan, namun Charlie menusuk perutnya dan mengungkapkan dirinya sebagai Ghostface. Charlie dan komplotannya menyerang Sidney, dan saat topengnya dibuka, ternyata itu adalah Jill. Jill menjelaskan bahwa dia ingin mendapat perhatian seperti Sidney dan ingin menjadi terkenal dengan berpura-pura menjadi korban pembunuhan dari Trevor. Jill kemudian mengeluarkan Trevor dari lemari dan mengeksekusi dia dengan tembakan ke kepalanya. Jill pun mengkhianati Charlie dan membunuhnya juga agar dia disangka sebagai kaki tangan Trevor, yang menjadikan dirinya satu-satunya korban yang selamat. Jill kemudian menusuk Sidney di perutnya dan menyiksa dirinya sendiri untuk membuatnya tampak seolah-olah Trevor yang menyerang. Sementara itu Dewey, Judy, dan sisanya dari kepolisian tersandung dalam pembantaian tersebut.
Jill kemudian dibawa ke rumah sakit. Setelah menemukan bahwa Sidney masih hidup, dia pergi ke kamar Sidney dan mencoba untuk membunuhnya. Tepat pada waktunya, Dewey, Gale, dan Judy tiba untuk membantunya. Sidney pun memiliki kesempatan untuk menyerang Jill dengan defibrilator dan kemudian menembak dadanya hingga mati. Dewey kemudian memanggil semua unit polisi, wartawan media luar, dan mengkonfirmasikan bahwa Jill adalah "pahlawan tunggal yang masih hidup".